Share

04. Mengagumkan

Author: Emma Shu
last update Last Updated: 2025-01-21 12:50:39

“Maharnya apa, Viza?” tanya wali hakim.

Viza menggeleng. Ia tak tahu mahar apa yang dia mau. Tak pernah terlintas sedikit pun perihal mahar di hari pernikahan ini. Membayangkan menikah saja tidak, apa lagi kepikiran mahar.

“Mahar itu bisa berupa uang, cincin, atau apa saja yang penting berfaedah.  Nak Vikram sanggupnya kasih mahar apa?” tanya wali hakim.

“Dengkul. Hi hi hi…” Runa berbisik dan terkekeh kecil, bahagia sekali saat bisa mengejek orang lain. Namun suaranya tetap kedengaran di telinga Viza.

“Saya bisa kasih mahar ini.” Vikram melepas kalung hitam miliknya yang terbuat dari karet.

Seisi ruangan dan orang-orang yang berjubel memadati pintu pun tertawa. 

“Nak Viza, apakah kamu ridha dinikahi dengan mahar ini?” tanya wali hakim.

Beberapa detik Viza menatap kalung itu, kemudian ia berkata, “Maharnya surat Al Kahfi saja.”

Tak tahu mengapa, lidah Viza berkata begitu. Setelahnya, ia tersadar bahwa bisa saja ia mempermalukan Vikram bila ternyata pria itu tak hafal surat tersebut. Seharusnya ia tidak berkata begitu, tapi sudah terlambat. Menarik ucapannya di depan banyak orang begini pun tak mungkin. 

“Nak Vikram, bisa baca ayat-ayat suci?” tanya wali hakim.

Vikram menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Bisa baca surat Al Kahfi?”

“Bismillahirahmanirrahiim…  Al-hamdu lillaahillaziii angzala 'alaa 'abdihil-kitaaba wa lam yaj'al lahuu 'iwajaa….” 

Vikram membacakan ayat itu.  Viza terkesiap, ia membeku menikmati lantunan ayat suci yang dibacakan dengan sangat merdu.  Lafaznya tepat, bacaannya fasih, dan iramanya bagus sekali.  Kulit Viza sampai merinding mendengarnya, hatinya pun basah.

Ruangan yang sejak tadi ramai, mendadak sunyi, hanya irama lantunan ayat suci dari Vikram saja yang terdengar.  Semua orang menyimak.

Jika saja seorang ustad yang membaca surat Al Kahfi dengan suara indah, tentu tak seorang pun merasa heran.  Tapi ini pria yang kelihatan berandal justru mampu membaca ayat suci dengan suara merdu.  Tak kalah syahdu dari irama murotal yang kerap menggetarkan kalbu saat diputar.

Seusai menyetor bacaan itu, Wali hakim menanyakan nama lengkap Vikram serta nama ayahnya.

“Sudah belajar baca ijab?  Coba baca dulu supaya nanti tidak salah pas ngucap!” sebut wali hakim.

Viza teringat sesuatu, dia belum menyebutkan nama lengkapnya kepada Vikram, bahkan belum menyebutkan nama lengkap ayahnya pula, lalu bagaimana Vikram bisa mengucapkannya?  Baru saja dia membuka mulut hendak menyebutkan nama lengkap, Vikram sudah duluan bersuara.

“Saya terima nikahnya dan kawinnya Viza Shanum Azalia binti Johan Al Kahfi dengan mas kawin yang tersebut, tunai.”  Vikram mengucapkannya tegas.

Dari mana Vikram bisa tahu nama panjang Viza, lengkap dengan nama ayahnya pula?  Bahkan Vikram menyebut nama Johan Al Kahfi, nama yang sama seperti yang disebutkan Mulan. Bukankah Viza belum sempat menyebutkan kedua nama itu? 

Wali hakim mengangguk.  Ia meminta Vikram mengulang qabul untuk kedua kalinya sebelum akhirnya ia bersalaman dengan pemuda itu, bersiap mengucap ijab qabul.

 “Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Vikram Husan Al Din bin Muhammad Fatah dengan pinanganmu yang bernama Viza Shanum Azalia dengan mas kawinnya berupa ayat suci Al Qur'an surah Al Kahfi tunai.”

“Saya terima nikahnya dan kawinnya Viza Shanum Azalia binti Johan Al Kahfi dengan mas kawin yang tersebut, tunai.”  

“Saah.”

Viza memaku.  Dia tak tahu harus berbuat apa.  ketika punggung tangannya disentuh, barulah dia mengangkat wajah dan menatap mata teduh.  Genggaman tangan Vikram terasa hangat.

“Terima kasih,” lembut Vikram.

***

Viza duduk di sisi kasur. Bingung harus berbuat apa. Ini adalah malam pertamanya dengan sang suami. 

Apakah ia harus melayani pria asing itu? Bagaimana jika Vikram meminta haknya? Viza benar-benar belum siap.

Viza terkejut saat pintu kamar dibuka dan Vikram menyembul masuk. Jantung Viza rasanya berlarian. 

“Aku ke dapur dulu, Mas. Mau beresin dapur.” Viza beranjak pergi melewati Vikram dengan kepala menunduk.

Vikram mengangguk sambil mengawasi Viza yang tertunduk melewatinya.

Viza lega sudah keluar kamar. Dia langsung ke dapur.

Tuhan, kenapa hidup Viza jadi begini? Masih sulit dipercaya jika ia harus diperistri lelaki asing.

Viza berdiri menghadap meja, memegangi talenan, ada tomat di atas talenan. Ia sedang ingin memotong tomat untuk membuat jus.

“Buatin jus dua! Buat ibu dan Runa. Cepetan! Langsung bawa ke depan!” Mulan muncul sebentar kemudian berlalu pergi.

Selalu begini. Viza nyaris seperti pembantu yang melayani keluarganya sendiri, bahkan sampai saat ia sudah menikah pun masih diperbudak.

Setelah sekian tahun hidupnya tertekan oleh keluarganya sendiri, yang seolah menganggapnya seperti pembantu, dianak tirikan, kerap diperlakukan tidak adil, kini penderitaannya belum berakhir. Ia harus menikah dengan lelaki asing. 

Harapannya selama ini tenggelam begitu saja. Hidupnya penuh dengan intimidasi dan paksaan. Bahkan dalam hal pernikahan pun ia tak bisa memilih pasangan hidup.

Ini perkara masa depan, bukan perkara kecil. Tidak puaskah bapak, ibu dan Runa menyudutkan hidupnya?

Satu-satunya keinginan untuk dijemput lelaki yang dicintai pun tidak terwujud. Lalu bagaimana kehidupannya kelak bersama dengan lelaki asing ini? Viza takut, takut justru nestapa menjemputnya.

Air mata Viza akhirnya tumpah dengan deras. Tak sanggup lagi ia menahannya. Hatinya terlalu sakit. Bebannya terasa berat.

Tubuhnya ambruk, jatuh ke lantai. Beberapa menit melepas tangis, masih saja hatinya sesak. Sampai akhirnya ia bangkit kembali, mengambil pisau dan mengangkat ke udara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
akhirnya sah juga viza dan vikram menjadi suami istri semoga vikram bersikap baik terhadap viza dan tidak pernah menyakiti viza
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 127

    “Rejeki itu Allah hadirkan nggak hanya melalui tangan Vikram saja, ada banyak cara untuk kamu bisa bertahan hidup tanpa melibatkan Vikram maupun Viza,” sahut Fairuz. “Aku hanya tidak ingin berurusan dengan keluarga Bu Mulan lagi. Hubungan yang tidak baik maka lebih baik disudahi atau dijauhi, ini sama dengan menjauhi mudharat. Jadi inilah keputusanku!” Vikram lalu melenggang pergi. “Mbak Viza, kamu nggak kasian sama Bapak? Bapak lagi sakit. Ibu dan bapak nggak punya rumah hingga menumpang di rumahnya Mas Leo. Kami bahkan sekarang nggak punya penghasilan. Aku pun sedang hamil. Tolong bantu kami!” Runa memohon pada Viza, takut hidupnya akana sengsara jika tanpa pendapatan. “Mbak Viza diam-diam bisa kirimin aku uang, tolonglah Mbak. Bantu bapak berobat juga.” “Aku taat sama suamiku. Aku nggak berani berkhianat di belakangnya,” sahut Viza. “Mbak, tapi keadaan kami benar-benar down.” Wajah Runa memelas. “Kamu punya suami yang sempurna secara fisik, dia juga sehat walafiat. Insyaa

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 126

    Viza ikutan membaca tulisan itu. (Teruntuk Viza tersayang, Saat kamu membaca tulisan ini, mungkin aku sudah tiada. Atau mungkin aku telah celaka dan dalam keadaan kritis. Atau bisa saja baik-baik saja. Kemungkinan buruk itu bisa saja terjadi padaku saat aku menabrak suamimu, biarkan dia m4ti. Aku pun tak masalah jka harus meregang nyaw4 untuk kematirn Vikram. Jika bukan aku yang memilikimu, maka orang lain pun tidak boleh. Sudah sangat lama aku rencanakan kematiannya, biarlah aku ikut m4ti jika memang dikehendaki m4ti. Viza, aku sudah sangat lama memendam rasa cintaku kepadamu. Bagaimana mungkin aku merelakanmu dimiliki lelaki lain? Hidupmu hanyalah untukku. Itulah cita-citaku selama ini. Surat kaleng itu kiriman dariku. Tujuanku hanya satu, memberikan kebahagiaan untukmu. Leo telah memberikan informasi akurat untukku bisa menuliskan surat itu. Tentu saja dengan bertukar keuntungan. Aku ijinkan Leo menikahi wanita yang diam-diam dia cintai, yaitu Runa. Aku pun mendapatkan keuntun

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 125

    “Mas Vikram!” Viza menghambur dan memeluk erat suaminya. Tangisnya kembali pecah.Tubuhnya gemetar hebat dalam pelukan sang suami. Ia tak menyangka masih bisa bertemu dengan Vikram setelah mengira sang suami tak akan pernah kembali lagi.Dan kini, Viza bahkan masih bisa memegang suaminya, memeluk pria itu dengan erat.Tak lama Viza merasakan elusan di punggungnya. Deraian air mata Viza semakin deras merasakan elusan lembut itu. Artinya sang suami masih mau menerimanya dengan baik.“Mas, kupikir kita nggak akan ketemu lagi. Kupikir kamu pergi meninggalkan aku. Kamu udah janji mau menjagaku. Aku nggak mau kamu pergi. Kamu harus tepati janjiku.” Viza sesenggukan.“Tidak. Aku tidak pergi. Aku di sini,” lembut Vikram.Hati Viza basah mendengar suara lembut itu.“Mas Vikram masih sayang sama aku kan?” tanya Viza.Tak menjawab, Vikram malah mengerang. “Aaargggkh….”Viza mengernyit. Ia melepas pelukan dan memundurkan wajah, menatap sang suami bingung. “Sakit? Mana yang sakit?”“Punggung dan

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 124

    Viza memegang kepalanya, jantungnya berdetak sangat kencang. Takut sekali. Kemungkinan buruk itu sudah bertengger di kepala Viza. Tangannya gemetar saat menggeser tombol hijau. “Ha haloo…” Suara Viza lirih. “Nyonya, sebaiknya Anda segera ke rumah sakit sekarang. Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik, tapi….” Mendengar kalimat yang diucapkan dokter, Viza sudah tahu sambungannya. Dia menjauhkan hp dari telinga. Menurunkan benda pipih itu ke bawah. Ia tak perlu mendengar sambungan kalimat dari dokter. Dengan langkah gemetar, Viza menuju ke kamar yang dituju. Tubuhnya mendadak terasa dingin. Ia menerobos masuk ke kamar sesaat setelah mendorong pintu. Suster menutup bagian wajah pasien dengan kain. Dokter melepas handscoon dan bersiap hendak keluar kamar. Dokter menunjuk Viza dan berkata, “Anda…” “Istri korban,” lirih Viza menatap sayu. “Maaf, kami sudah melakukan semaksimal mungkin, tapi sudah terlalu jauh dari kata selamat. Nyawa suami Anda tidak bisa diselamatkan. Tuhan b

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 123

    “Semua kesalahan masih bisa dimaafkan.” Fairuz berusaha menenangkan putrinya. “Vikram memang kecewa berat sama kamu, tapi pasti dia akan kembali kepadamu. Jangan khawatir ya. Ibu tahu kok bagaimana Vikram. Dia anak yang baik.” “Bagaimana kalau Mas Vikram membatalkan pesta pernikahan kami? Dia pasti nggak peduli meskipun uang milyaran yang dia gunakan untuk pesta pernikahan terbuang sia-sia.” “Nanti bisa kamu bicarakan baik-baik dengannya. Kalau hati Vikram sudah lega, dia pasti bisa diajak bicara secara dewasa kok. Ini hanya karena dia lagi emosi aja.” Viza menghela napas. “Sebenarnya, yang paling aku takutkan itu satu hal, bagaimana kalau rasa sayangnya ke aku jadi hilang gara-gara ini?” “Nggak semudah itu.” Fairuz mengusap punggung tangan putrinya dengan senyum. Perkataan Fairuz berhasil mengurangi sedikit kecemasan Viza. Meski itu hanyalah kata-kata sekedar menghibur saja, atau memang sungguhan pendapat Fairuz benar, yang jelas Viza merasa mendapat support. Brrrt brrrrt…

  • Berandal Misterius Itu Suamiku   Part 122

    Cekrek cekrek. Kilatan kamera memotret wajahnya dari berbagai sisi dan berbagai gaya pula. Bibir dibikin manyun, dibikin tersenyum, jari membingkai wajah, dan berbagai macam gaya. Viza memilih beberapa gambar dan mengirimkannya ke nomer Vikram. Tak mengapa nakal sedikit sama suami. Halal. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Caption di gambar juga dibikin nakal. ‘Mas gk pingin ketemu nih?’ ‘Aku salah, tapi aku kangen. Gimana dong?’ ‘Maafin aku ya, sayang. Pulang dong. Mau peluk.’ ‘Kalau Mas Vikram di sini, aku lepas semuanya deh.’ Pesan terkirim. Centang dua. Tapi tidak dilihat juga. Lama menunggu, bolak balik mengecek, tetap saja tidak dibaca. Duh, kok jadi cemas ya? *** Viza menggeliat di atas kasur empuk. Kasur ini memang nyaman sekali. Bikin betah berguling bebas di sini. Eh, tunggu dulu. Kok Viza sudah berada di atas kasur? Seingatnya, tadi malam ia ketiduran di kursi dekat jendela. Lalu siapa yang mengangkat badannya ke kasur dan bahkan menyelimuti dengan bed co

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status