Share

Mas Pras 22.a

Part 22. Keributan Di Atas Pelaminan

Kupindai wajah ibuku, garis kerutannya tersamarkan oleh makeup tebal. Tak nampak kesedihan di wajah tua itu. Mamak menatap ke arah pelaminan, ikut tersenyum menyaksikan Desi. Ibuku mungkin tidak pernah benar-benar makan hati atas semua ucapan hinaan dari keluarganya itu. Tapi di sini, di hatiku yang paling dalam. Aku tidak terima, dan tidak akan pernah menerima.

Beberapa dari mereka tahu. Usahaku sedang melejit sekarang. Aku mulai dianggap ‘ada’. Tapi tidak dengan Mamak. Semua masih sama.

“Mamak tidak apa-apa?” tanyaku. Mengingat tadi Mamak dan Bulik Retno bersama, aku takut Bulik menghina yang lebih jelek dari yang kudengar.

“Ora po-po, Pras. Mamak sudah biasa. Wes kebal hati Mamak.” Ringan sekali Mamak bicara. ‘Kebal’ katanya. Ya, memang dari dulu begitu. Semakin kebal hati Mamak, semakin sakit hati aku mendengarnya.

“Suatu hari mereka pasti mohon-mohon sama Mamak, ingin diakui Mamak. Catat perkataan, Pras.”

Mamak menepuk pipiku dua kali. “Kamu s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status