Share

Mas Pras 42.a

42. Pamer Istri

“Apa mau naik sepeda? Mas yang goes aku duduk di belakang.”

Boleh juga idenya, minimalnya lebih cepat dari pada jalan kaki.

"Yaudah, mana?" Aku meraih sepeda. Duduk mantap di atasnya. Vivian duduk menyamping di belakang.

"Siap?"

"Cuuusss." Ia melingkarkan tangan di pinggang. Terdengar riang sekali.

Pernah kukatakan bukan, kalau jalanan di sini bukan jalanan aspal. Namun, jalan coran dua jalur yang lebarnya tak lebih dari satu meter. Untuk berada di satu jalur ini lumayan susah kalau boncengan, karena membawa beban cukup berat, kadang terlalu ke kanan, kadang terlalu ke kiri.

Aku fokus melihat jalan, sementara Vivian di belakang bercerita riang.

"Di sini tuh enak, suasananya masih asri, udaranya sejuk, banyak pohon-pohon. Coba kalo deket, aku balik tiap bulan. Eh, iya. Kenapa dari tadi tiap lewat depan rumah orang Mas nunduk sambil bicara apa itu?"

"Nuwun sewu nderek langkung."

"Artinya?"

"Permisi numpang lewat."

"Emang harus gitu, tiap lewat di depan rumah orang lain,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status