Share

Bab 8 - Fantasi Liar

Penulis: Jezlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-27 13:00:35

Kaila dan Melviano memasuki rumah yang sederhana. Kaila mengetuk pintu dan tak berapa lama pintu terbuka menampilkan sesosok Rania.

"Eh pengantin baru ... kalian sudah pulang? Bukannya masih nginap disana?" tanya Rania bingung.

"Sudah cek out Mah, lagian saya harus urus beberapa dokumen," balas Melviano dengan sopan.

"Tau tuh Mah, ngeselin." Kaila seperti biasa, suka menggerutu.

"Hust kamu nggak boleh bilang seperti itu sama suami kamu," ucap Rania memperingatkan Kaila yang sering blong kalau berbicara.

"Nak Melvin, jangan diambil hati ya kalau Kaila ngomong. Dia emang begitu anaknya suka ceplas-ceplos sembarangan," ujar Rania tidak enak.

Sedangkan Kaila hanya menatap mamahnya dengan kesal. Lagian disini yang jadi anaknya itu siapa sih? Kenapa mamahnya sekarang membela Melviano terus? Kalau begini terusan berasa jadi anak tiri.

" Yasudah Mah sampai kapan kita berdiri depan pintu begini kaya orang minta-minta," keluh Kaila yang sudah merasa capek juga pegal-pegal.

"Eh iya mamah lupa, silakan masuk nak Melvin," ujar Rania lembut.

Kaila langsung ngeluyur masuk dan melengos saat melihat mamahnya bisa super super lembut sama orang asing! Eh orang asing bukan sih? Ya intinya itulah.

Kaila dengan cepat duduk dan menyetel televisi. Ia akan mencari chanel yang menayangkan sinetron favoritenya itu. Sinetron anak-anak kucing. Yang digemari para remaja karena pemainnya masih muda-muda.

Rania langsung mencubit Kaila dengan keras.

"Awww, sakit ih," adu Kaila sambil mengusap pahanya yang dicubit.

"Buatin minum buat suami kamu." Rania tak habis pikir dengan anak keduanya ini. Bisa ndableg banget pokoknya. Berbeda sekali dengan Nasya. Meski begitu tapi Rania tetap menyayangi keduanya.

"Suruh buat sendiri aja Mah," balas Kaila masa bodoh.

"Kamu ini. Cepat sana," titah Rania dengan sudah memposisikan tangan untuk mencubit kembali.

Kaila menatap Melviano yang hanya sibuk dengan macbooknya itu. 

'Dasar sok sibuk' dumel Kaila yang langsung beranjak menuju dapur.

Saat di dapur ada keniatan ingin mengerjain Melviano. Bikin kopi rasa garam saja. Wkwkwk, cakep dah.

Dengan senyum licik Kaila memberikan kopi kepada Melviano yang terlihat masih sibuk itu. Kalau dipikir-pikir suaminya ini ganteng banget sumpah. 

Kaila menatap jakun Melviano yang sedang naik turun itu, pasti itu sedang nelan ludah. Kaila langsung beralih melihat bibirnya yang seksi, astaga itu kalau buat nyipok kayaknya bikin nagih. Wkwkwk. Kaila terkikik sendiri membayangkan tubuh suaminya itu.

"Kamu kenapa senyam-senyum sendiri?" tanya Melviano heran saat melihat Kaila terkikik seperti orang sinting.

Kaila terkesiap disaat fantasinya dikagetkan.

"Ah, enggak kok," elak Kaila dengan cepat. Pokoknya Melviano jangan sampai tahu kalau dirinya sedang ngfantasi dia. Bisa ge'er tujuh hari tujuh malam, tujuh turunan. Hahaha.

Melihat Melviano kembali sibuk. Kaila merasa bosan dan lihat sekarang mamahnya sedang mengusai remot tv di ruang tengah. Sedangkan Kaila sama Melviano berada di ruang tamu.

"Kamu lagi ngapain sih?!" tanya Kaila sedikit kesal karena merasa ditelantarkan oleh suami dan mamahnya sendiri.

"Kerja."

"Masih lama?" 

"Lumayan."

"Gue tidur dulu ya, ngantuk banget nih," adu Kaila sambil menguap. Dia itu tidak kuat buat begadang.

Melviano menghentikan sejenak menatap macbooknya. Ia menatap Kaila dan mengeryit.

"Language."

Kaila manyun saat dikoreksi seperti itu. Panggilan aja ribet banget dah. Dasar bulepotan.

"Iya, aku tidur dulu ya."

"Hmmm."

Lah kampret dijawab pake dehaman doang. Emang benar-benar minta disleding nih orang.

Kaila langsung melangkah masuk kamar, ia malas menemani mamahnya yang nonton acara horor yang setannya kocak banget itu. Yang ada penjual ketoprak sama tukang ojeknya itu, kalian pasti tahu dong.

Kaila langsung merebahkan diri dikasur. Tadinya ngantuk tapi sekarang malahan nggak bisa tidur. Lah kampret!

Kaila berpikir sejenak, enaknya ngapain nih ya. Dengan berpikir sedikit keras akhirnya Kaila menemukan ide untuk menghilangkan kebosanan yang haqiqi ini.

Dengan lihai tangan Kaila menscroll hape dan membuka room chat dengan Debi. Ia mengklik sebuah link yang dikirim oleh Debi.

Saat tautan link itu terbuka berbagai macam video muncul.

"Anjir! Bangke banget si Debi. Bukan cerdas akademik aja itu orang, tapi cerdas segala aspek. Hahahah."

Kaila berdeham sebelum mengklik salah satu video yang berjejer banyak disana.

Ya Tuhan, kenapa jadi merinding begini sih lihat video ini. Dengan cepat Kaila langsung keluar tautan.

Kampret Debi!

Dengan cepat Kaila menelepon Debi.

Tut ... tut ... tut.

"Halo Beb," sapa Debi berisik.

"Aaaaah," lanjut Debi.

Kaila mengeryit bingung. Itu bocah lagi ngapain coba.

"Lo lagi sama donat?" tanya Kaila.

"I-iya aaaah, na-pa aaah, Ka-i? tanya Debi disela-sela kegiatannya itu.

"Lo lagi bercinta ya?" tanya Kaila to the poin.

"Hehehe, aah, pelan-pelan," ucap Debi sedikit mendesah.

Kaila yang mendengar langsung bergindik merinding. Kampret! Salah jam telepon.

"Yaudah Deb, bye. Bilangin sama donat jangan kasar mainnya. Wkwkwkkw"

Nit.

Kampret, sialan Debi.

Kaila kembali merenung, ia berpikir. Kenapa Debi rutin banget melakukan itu dah, apa nggak takut hamil? Iya sih, donat orangnya cinta mati gitu, bucin lah pokoknya. Tapi 'kan nggak ada yang tahu ke depannya nanti. Kalau nasibnya kaya kak Nasya gimana? Amit-amit deh.

Dengan terpaksa Kaila kembali membuka tautan link itu lagi. Ia akan memilih yang rada halusan dikit. Tadi yang dibuka itu rada brutal soalnya, ada adegan diikat-ikat segala. Kaila yang masih suci ini 'kan jadi takut. 

Kaila membuka yang pemainnya orang asia pokoknya. Ada rasa ngilu, merinding, penasaran dan berdenyut. Semua perasaan itu campur jadi satu.

Seketika Kaila langsung membayangkan dirinya yang berada diposisi si cewek itu.

Apa muat ya? Kan itu gede banget punya si cowok. Wah sinting nih!

"Ehemm," deham Melviano.

Kaila dengan sangat terkejut langsung terlonjak hingga hapenya terpental ke bawah. Lebih parah lagi hapenya berada di depan kaki Melviano.

Please, jangan diambil. Bisa malu semalu-malunya nanti.

"Kamu katanya ngantuk malahan main handpone mulu," oceh Melviano.

"Emmm ... tadi lagi lihat drama korea. Soalnya yang main Ji Chang Wook," jawab Kaila mencari alibi. Kan emang benar Ji Chang Wook oppa paling ganteng-ganteng-ganteng banget. Gantengnya kebangetan malah.

Melviano mengeryit. Ia memperhatikan Kaila yang terlihat gusar, matanya melihat arah bawah terusan. Dan itu membuat Melviano makin curiga.

Melviano mengikuti gerak-gerik mata Kaila. Dan benar saja, hape Kaila ada di bawah, tepat di depannya.

Dengan seperti gerakan slow motion, Melviano akan mengambil hape namun dengan cekatan Kaila langsung loncat dengan brutal sehingga tubuh Melviano terdorong ke arah tembok.

"Jangaaaaaaan," teriak Kaila yang melihat tangan Melviano akan mengambil hapenya.

Derrr.

"Gila kamu ya," omel Melviano saat tubuhnya terbentur tembok.

Dengan cepat Kaila mengambil hape dan mengembalikan ke menu utama. Ahh, lega rasanya.

"Eh maaf," ucap Kaila tidak enak.

"Lagian aku nggak bakal curi hape kamu itu, hape murahan." Melviano mengucapkan itu dengan sinis bercampur kesal. Ia langsung keluar kamar kembali. Lebih baik ia tidur di sofa saja. Daripada tidur sama hulk.

Kaila melongo tercengang saat hapenya dikatain murahan. Songong banget nih orang.

Kaila menatap hapenya, ini tuh hape mahal. Yang ada logo buah digigit sebelah begini kok. Enak aja dikatakan murahan. Bilang aja itu Melviano syirik.

Melihat tak ada tanda-tanda Melviano akan kembali ke kamar. Kaila akan memutuskan tidur saja. Terserah dah itu suami mau tidur dimana, kolong jembatan juga bodoh amat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta   Bab 429 - Extra Part - Akhir Kisah Bahagia [TAMAT]

    Setelah mendengar kabar bahagia dari sang istri. Kini Melviano memutuskan untuk tak jadi berangkat ke kantor. Ia memilih untuk menemani sang istri di mansion. Menghabiskan bersama dengan keluarga kecil mereka.Matheo pun sudah terbangun dari tidurnya, kini mereka bertiga memutuskan untuk menghabiskan untuk berenang bersama. Melviano benar-benar sangat bahagia sekali. Apalagi ini kehamilan Kaila kedua, kehamilan yang tak meliputi permasalahan di dalamnya. Benar-benar kehamilan yang Melviano sambut suka cita sejak awal. Meski Matheo pun sama, tapi kehamilan Matheo penuh dengan ujian dan cobaan yang begitu berat. Bahkan jika mengingatnya saja Melviano rasanya malu bahkan ikut nyesak.“Dadadadada,” oceh Matheo.“Mamat, ciluk ba,” seru Kaila yang mengajak Matheo bermain.Melviano sendiri mengajarkan Matheo berenang meski masih dipegangi dirinya. Momen kecil seperti ini sangat membuat hati Melviano sangat senang. Ternyata bahagia i

  • Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta   Bab 428 - Extra Part - Dua Garis Merah

    Pagi-pagi sekali Kaila sengaja sudah bangun terlebih dulu. Ia sangat penasaran dengan sikap suaminya itu. Apalagi kata orang tuh, ada suami yang ngidam jika istrinya hamil. Kaila ingin memastikan kata orang.Kaila menunggu hasilnya saat ini. Untung saja kemarin ia sudah membeli tespack di apotek. Apalagi ia juga sudah tidak mendapatkan tamu hampir dua bulan. Kaila merasa wajar jika tamu bulanannya tak lancar. Apalagi sehabis melahirkan sering terjadi seperti itu.“Huft,” Kaila menghela napasnya. Ia mengangkat tespack dengan matanya yang terpejam. Perlahan-lahan Kaila membuka matanya dan mengintip hasil pada Tespack tersebut.“Garis satu,” ujar Kaila sedikit rasa kecewa. Dengan cepat matanya terbuka lebar hingga menatap dengan jelas dua garis merah yang tertera pada tes kehamilan. Mulut Kaila menganga dengan lebar. Ia tak menyangka. Kaila menepuk-nepuk pipinya sendiri.“Gila, ini seriusan?” tanya Kaila bermonolog.

  • Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta   Bab 427 - Extra Part - Sikap Aneh Melviano

    Melviano kini sedang meeting dengan klien yang sangat penting. Ia merasa tak nyaman dengan perutnya. Perasaan ia belum makan apa-apa pagi ini, ia hanya minum teh mint saja tadi.Selesai dengan pertemuan meeting, Melviano segera berjalan cepat menuju ke arah toilet yang berada di kantor dari klien yang baru saja ia temui.“Lho, Tuan.”Melviano melambaikan tangan agar Mike setop bertanya. Ia langsung memuntahkan semua yang mengganjal perutnya. Rasanya tak enak sekali.“Tuan.” Mike tetap saja masuk ke toilet, ia melihat bosnya seperti orang kurang sehat. Apalagi wajah Melviano sangatlah pucat sekali.“Tidak apa-apa, sepertinya saya akan langsung pulang. Kau bisa kembali ke kantor sendirian kan?”“Bisa, tapi seriusan kalau Tuan tidak masalah jika pulang sendirian? Atau saya bantu sampai mansion baru saya kembali ke kantor?”“Tidak usah, sepertinya saya kelelahan akibat pesta ulang tahu

  • Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta   Bab 426 - Extra Part - Birthday Matheo

    DUA BULAN KEMUDIAN.Hari ini tepat ulang tahun seorang Matheo Demonte Azekiel yang satu tahun. Matheo pun saat ini sudah bisa berjalan dengan lancar. Matheo juga sudah bisa memanggil Mommy juga Daddy meski kata-kata lainnya masih sedikit tidak jelas.“Happy birtday, Matheo,” ucap Mom Margaret yang tengah mengucapkan sekaligus membawa sebuah kado mobil-mobilan yang menggunakan aki.“Thank you, Oma,” kata Kaila mengajarkan Matheo agar bisa selalu mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang memberikan sesuatu kepadanya.“Selamat ulang tahun, Matheo. Semoga kelak menjadi pribadi yang baik jangan seperti Daddymu. Jangan lupakan Aunty, oke?” Mikaila menaik turunkan alisnya di depan Matheo.“Apa-apaan sih, aku sudah tobat.” Melviano merasa tak terima jika masa lalunya yang kelam diungkit kembali. Bukan kelam sih, lebih tepatnya bangsul lah.“Happy birtday keponakan uncle, nanti ki

  • Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta   Bab 425 - Extra Part - Goyangan Untuk Baby Girls

    Setelah melakukan hompimpa gambreng ternyata nasib naas jatuh kepada Addison. Kini seorang Addison tengah menahan rasa tak sedap pada hidungnya. Apalagi ia sekarang sendirian di toilet untuk membersihkan bocah bayi ini.“Kalau saja tidak ingat dengan Daddymu yang laknat itu sudah aku jeburkan kau,” gerutu Addison. Addison terpaksa menatap tangan mulusnya menjadi korban. Sedangkan Matheo hanya tersenyam senyum saja tanpa merasa bersalah dan berdosa sedikitpun.“Akhirnya selesai juga, huuuuftt.”Addison membawa Matheo kembali ke ruangan Melviano. Ia melihat dua sahabatnya yang sama-sama sok sibuk. Ia langsung melangkahkan kakinya sambil mendengkus kesal.“Dam, sekarang kau pakaikan Matheo pampers, bajuku basah.”“Kau itu sekalian mandi atau bagaimana sih?” tanya Melviano menatap penampilan Addison yang cukup mengenaskan.“Ck, sudahlah. Ini semua juga ulah anakmu. Kau yang menanam benih aku

  • Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta   Bab 424 - Extra Part - Nasib Para Bangsul

    Cafe Katulistiwa, Los Angeles."Hahahha, nggak menyangka sekarang kau sudah suami takut istri," ledek Addison yang sangat tertawa ngakak sekaligus seperti mengejek."Shit, bukan seperti itu. Tapi kalian tahu lah kalau tidak dituruti pasti Kaila selalu mengancam tidak akan menjatahku.""Sewa jalang saja, susah banget."Damian langsung menimpiling kepala Addison, sebab sahabat satunya ini jika berbicara sangat asal-asalan. Tapi ada betulnya juga sih mulut lemes Addison.Melviano menggeleng kuat. "Tidak akan.""Kenapa?" tanya Addison menyeruput kopinya."Aku sudah melihat perjuangan dia saat melahirkan Matheo. Itu sangat luar biasa sekali, lagipula aku sudah berjanji pada diriku untuk menua bersama Kaila. Meski sering bikin darah tinggi juga sih.""Hahaha, kau maklum saja lah. Istrimu kan manusia langka. Jadi begitu kelakuan dia, pasti lain dari pada wanita lainnya.""Hmmm."Kini semuanya langsung menyeruput kopi mer

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status