Share

Kedua Kalinya

Angkasa tidak menjawab apa-apa.

Pemuda itu hanya terdiam dan menatap Kaila yang memakan mie buatannya. Kemudian dia juga ikut memakan mie buatannya dan mengangguk perlahan.

“Karena lo ngomong begitu, gue jadi pengen nanya,” balas Angkasa.

Kaila menatap Angkasa dengan mulutnya yang penuh. “Ya!” balasnya tapi terdengar tidak begitu jelas karena mulutnya sangat penuh dengan mie.

Angkasa tertawa lalu menggeleng.”Telen dulu itu,” ujarnya. “Gue cuma becanda,” lanjutnya dan terkekeh.

Kaila mengunyah makanannya dan melihat ke luar jendela, tirai balkon mereka terbuka, begitu pula dengan pintu kacanya yang membuat angin malam ikut masuk. Udaranya dingin tapi Kaila tidak keberatan, dia sudah sangat terbiasa dengan udara malam seperti ini.

Bukankah ada orang yang mengatakan kalau udara malam itu tidak sehat? Maka artinya Kaila tidak sehat. Dia sudah terlalu sering menghirup udara malam.

“Ah, pintunya terbuka karena tadi gue ngerjain tugas di luar.” Angkasa melihat arah tatapan Kaila dan m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status