Share

Terbiasa Akan Penolakan

Jam sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam.

Kaila, Yansa, dan juga Popi berberes-beres kafe. Kafe tutup memang jam sepuluh, tapi bagi tiga pegawai ini, mereka tetap pulang jam sebelas karena harus membereskan ini-itu terlebih dahulu. Kaila harus mencuci piring, Popi akan mengelap meja dan mengepel lantai, Yansa akan menyiapkan kopi-kopi untuk besok serta membersihkan peralatan kopi mereka.

Ketiganya masih saja sibuk, tapi ada satu orang yang hanya bersantai dan memainkan ponselnya di sana.

Bumi.

Pemuda itu masih belum pulang. Popi dan Yansa tahu, dia pasti akan mencoba untuk mengantar Kaila pulang. Mereka berdua juga tahu sepertinya keduanya mengenal satu sama lain sebelum bertemu di kafe ini.

“Lo udah ngomong ke Kaila?” tanya Yansa mendekat.

Bumi menggeleng. “Nanti aja deh, pas mau pulang,” jawabnya.

“Kata gue mah pasti ditolak lagi,” sahut Popi yang memegang gagang pel. Ia tertawa mengejek.

Ini bukan kali pertama Bumi mengajak Kaila pulang bareng, ini sudah kedua kalinya. Wakt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status