Share

Bab 21. Phobia Gelap

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-20 17:59:16

Guncangan kasar dari lift membuat Arjuna berusaha lumayan keras untuk mengeluarkan ponsel dari sakunya. Naura merasakan itu dari gerakannya yang bergetar dan patah-patah.

"Kau di mana?"

Suara Arjuna terdengar tenang. Dari suara dan nada bicaranya, Naura tahu kalau Arjuna sedang mengubungi Damian.

Sebab, hanya dengan pria itu Naura bisa melihat ekspresi natural dari Arjuna yang jarang pria itu perlihatkan.

"Lobby utama. Ada apa?" suara Damian terdengar di balik telepon.

"Lift rusak dan aku terjebak di dalam. Jika dalam tiga puluh menit masalah ini tidak teratasi, gajimu akan kupotong sampai tahun depan," jawab Arjuna cepat.

"Apa?! Astaga! Sungguh? Jangan mati dulu Arjuna, aku masih tidak bisa hidup tanpamu!" suara Damian yang terkejut terdengar kencang membuat Naura mengernyitkan dahi.

Sepertinya pria itu tahu bahwa Arjuna takut kegelapan. Sebab, sedetik kemudian sambungan telepon dengan cepat mati dan Arjuna kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku.

Sementara itu, tangan kiri
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 22. Nyonya Besar Wajendra

    "Naura."Suara mangkuk sup yang diletakkan di atas meja membuat Naura tersadar dan segera mengangkat pandangannya. "Ibu?" Kening Naura terlipat dalam dan matanya membelalak, karena ibu mertuanya, Malini, tiba-tiba duduk di depannya. Tanpa mempedulikan ekspresi bingung Naura, Malini duduk dengan tenang di kursinya. "Astaga, kamu terlihat kurus sekali sekarang. Menantu Wajendra tidak bisa dibiarkan seperti ini. Aku–""Ibu sudah tahu apa yang terjadi pada pernikahan kami, bukan?" Naura memotong kalimat Malini, membuat ekspresi khawatir wanita itu menghilang. "Pertengkaran di sebuah rumah tangga adalah hal yang biasa, Naura. Dulu aku juga sering merasakannya. Kalian juga sudah saling mengenal lama, apa susahnya kembali berdiskusi tanpa melibatkan perceraian?" Naura tersenyum tipis. “Aku tidak bisa, Bu. Kehadiran Evelyn dan perubahan sikap Zafir membuatku tak mampu menerimanya."Malini menghela napas tipis, "Tetapi bukankah kamu sudah terbiasa dengan pernikahan yang memiliki lebih dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 23. Gunakan Aku, Naura.

    Malini memberontak keras begitu petugas keamanan maju menyeretnya keluar setelah diperintah oleh Arjuna. Pria itu lalu menggenggam tangan Naura erat dan bisa ia rasakan tangan Naura yang bergetar dan air mata yang mengalir dari mata wanita itu."Kita akan pergi dari sini. Berpeganglah padaku, karena kakimu yang lemas hanya akan membuatmu terjatuh." Setelah itu, Naura dipapah pergi bersama dengan Damian yang mengekor di belakangnya. Sebelum benar-benar pergi, Arjuna menggratiskan sarapan pagi itu kepada semua pengunjung sebagai bentuk kompensasi atas ketidaknyamanan yang terjadi.Arjuna membawa Naura ke area yang tak pernah dikunjungi oleh tamu hotel lainnya, yakni sebuah balkon khusus yang biasa digunakan untuk menjamu keluarga Kerajaan. Pria itu menyodorkan sebotol air mineral ke arah Naura agar Naura bisa menghilangkan rasa syok yang sempat ia alami. "Tenangkan dirimu. Apa maksud ucapan Nyonya Besar Wajendra sebelumnya?" tanya Arjuna. Pria itu menatap dalam wajah lemas Naura, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 24. Pengadilan Agama

    Setelah menandatangani surat cerai yang dikirim oleh Zafir, Naura berbegas pulang ke Indonesia dan menempati rumahnya yang baru. Wanita itu sengaja tidak pulang ke Mansion Wajendra dan memilih untuk tinggal secara mandiri demi menghindari pertengkaran yang tidak perlu.Selain itu, Naura juga membutuhkan tempat untuk mempersiapkan diri dan mentalnya demi menjalani sidang terbuka yang dijadwalkan secara oleh Malini dengan baik.Naura sempat menolak keras keputusan Malini dengan jenis sidang yang dilakukan, tapi Mantan Ibu Mertuanya itu terus gigih untuk menunggangi traffic demi membersihkan nama Zafir.Oleh karena itu, tak ada hal lain yang bisa dilakukan Naura selain mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang bisa terjadi.Di hari sidang, kondisi pengadilan agama tampak ramai karena perceraian Naura Tirta dan Zafir Wajendra yang selalu harmonis memang tengah menjadi trending topik di media sosial.Seturunnya Naura dari mobil, wanita itu dengan cepat melangkahkan kakinya masuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 25. Evelyn Terekspos

    “Benar begitu, Tuan Wajendra?”Suara berat itu memaksa Zafir yang awalnya menatap lurus ke depan untuk mendongak ke arah hakim yang kini memandangnya. Zafir lalu kembali menatap ke arah samping hingga pandangannya dan Naura kembali bertemu. Saat ini, Naura sudah sangat siap apabila Zafir melontarkan kalimat penuh duri untuknya seperti Malini. Namun, alih-alih mengikuti tindakan ibunya, pengakuan Zafir membuatnya terkejut.“Benar, Yang Mulia. Rumor mengenai perselingkuhannya dengan Tuan Renjana itu memang tidak benar. Alasan sesungguhnya kami bercerai memang hanya hubungan yang tidak lagi selaras dan faktor keturunan."Pria itu justru bertindak sebaliknya. Bahkan Zafir sama sekali tak menatap ke arah Malini yang mulai menampilkan wajah masam.Setelah berbagai macam saksi dan pengakuan dari terduga, sidang pun ditutup. Zafir dan Naura, mereka resmi bercerai. "Kamu seharusnya membahas Arjuna, Zafir. Wanita itu harus diberi pelajaran untuk hancur!" Suara Malini yang berkata marah ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 26. Pasangan yang Berbeda

    "Aku sudah katakan untuk tidak meninggalkan Mansion, bukan? Kenapa tiba-tiba muncul di hadapan banyak wartawan?" ujar Zafir terlihat sangat kesal. Mereka sekarang sudah berada di dalam mobil menuju Mansion. Evelyn mengerutkan keningnya, raut wajahnya mengatakan bahwa dia tidak mengerti mengapa Zafir sangat marah padanya. "Aku hanya ingin menjemputmu, Zafir. Aku–"Zafir menghela napas gusar dan berkata dengan suara kencang, "Tapi itu tidak perlu, Evelyn!! Tidak bisakah kamu mengerti situasi?" "Tindakanmu yang muncul tiba-tiba dengan perut besar setelah perceraianku telah menghancurkan citra yang berusaha kupertahankan!" lanjutnya pria itu lagi.Kedua mata Evelyn berkaca-kaca. Bukan itu niatnya. "Namun, bukankah kamu yang mengatakan bahwa aku adalah calon Nyonya Wajendra? Sebagai Nyonya Wajendra, harus percaya diri dan tidak perlu takut pada apa pun. Jadi aku hanya ingin mendampingi–""Sekarang bukan waktu yang tepat! Paham tidak?!" Zafir memotong keras kalimat Evelyn dan membuat wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 27. Jegalan Wajendra

    Dua minggu setelah perceraian Naura dan Zafir, publik masih membahas tentang mereka meski intensitas pemberitaan media sudah menghilang sepenuhnya.Ini mengapa Naura tidak ingin begitu peduli. Sebab, dia yakin kalau pihak internal Wajendra pasti akan menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk membungkam media yang terus bersuara.Bahkan, humas Wajendra juga pasti telah menyewa buzzer untuk memancing opini sebaliknya yang lebih netral. Sebab, beberapa kali Naura ataupun Kate menemukan komentar seperti itu di sosial media.Setelah mematikan ponsel yang dia gunakan untuk mengecek berita, Naura bangun dengan nyaman dan segera ia menyiapkan diri untuk melaksanakan aktivitas barunya. Di luar, Kate sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan atasannya dengan selalu tersenyum dan menyapa hangat. Tidak pernah berubah, yang berubah hanya panggilan yang ia gunakan."Selamat pagi, Nona."Wanita itu memang turut mengundurkan diri dari Wajendra untuk terus mengabdi pada Naura. Sebab, Kate merasa,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 28. Kembalilah Menjadi Nyonya Wajendra

    Masalah terkait tanah lapak semakin runyam karena pihak Wajendra tidak mau mengalah, sedangkan Naura masih ingin terus bertahan. Sebab, bagaimanapun juga dia adalah orang yang membayar uang muka lebih dulu. Naura berusaha menghubungi Stave bahkan Zafir, tapi tidak ada jawaban sedikitpun. Bahkan pesan dan telepon pribadinya kepada kedua orang itu sama sekali tidak dibalas.Namun, setelah berhari-hari, sebuah email masuk ke pesannya. Ternyata, pihak Wajendra mengundang dirinya untuk bertemu dan membahas masalah ini lebih lanjut secara resmi.Tanpa pikir panjang, Naura langsung menyetujuinya dan menyetujui jadwal temu. Hingga kemudian, dia sudah berada di ruangan yang sama dengan Zafir. Mereka duduk berhadapan dalam hening. Pertemuan ini mengatasnamakan bisnis, tapi Naura tak melihat siapapun di ruangan itu kecuali mereka. Bahkan Stave tak terlihat di mana pun, padahal seharusnya pria itu harus selalu bersama-sama dengan Zafir."Di mana bawahan Anda yang lain, Tuan Wajendra?" tanya Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 29. Undangan Pernikahan

    Mata Naura melebar saat melihat Evelyn berdiri di depannya. Ia terkejut, apalagi saat melihat sosok bayi mungil yang ada di pelukan wanita itu. Ternyata, waktu sudah berjalan begitu cepat hingga Naura tak sadar kalau sudah waktunya bagi Evelyn untuk melahirkan."Oh, ada Kak Naura di sini? Maaf, aku baru saja tiba. Kalau tahu, aku–""Sudah berapa lama kamu berdiri di situ, Evelyn?"Perkataan Zafir memotong pembicaraan Evelyn dengan Naura. Membuat wanita itu tersenyum, tapi kemudian memasang wajah bingung yang polos."Baru saja. Ada apa, Sayang?" Mendengar jawaban Evelyn, Zafir terlihat lega. Sedangkan Naura hanya diam dan tidak mengatakan apapun, tersenyum pun tidak. Bahkan ia sudah melangkah pergi saat Evelyn menggapai lengannya dan menariknya kembali. "Ayo masuk dulu!" "Lain kali saja. Aku memiliki urusan penting yang menunggu," jawab Naura. Ia kembali ingin melangkah, tapi Evelyn kembali menahan lengannya. "Ayolah, Kak Naura. Hanya sebentar, Kok. Bagaimanapun juga kita pernah t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 274. Terlambat dan Sesal | TAMAT

    Satu minggu tepat ajakan menikah Arjuna, pria itu benar-benar mewujudkannya. Naura berdiri dengan gaun pengantin putihnya, bibirnya tersenyum tipis menatap sosoknya sendiri di cermin. Mela dan Kate berdiri di kedua sisinya, mereka ikut tersenyum bahagia. "Selamat, anakku yang manis. Jika ayahmu melihat ini, pasti dia menangis bahagia," ucap Mela, kedua matanya berkaca-kaca saat mengatakan ini. Naura tersenyum dan memeluk Mela. "Semua ini terjadi karena doa ibu yang selalu membantuku."Setelah Naura melepas pelukannya, kini giliran Kate yang menangis. "Ada apa, Kate?" tanya Naura sambil tersenyum tipis. "Saya merasa terharu, karena akhirnya nyonya bisa bahagia tanpa banyak pihak yang mengganggu," jawab Kate cepat di tengah isak tangisnya. Naura terkekeh, lalu memeluk Kate. "Terima kasih banyak karena selalu setia padaku, Kate.""Sebuah kehormatan untuk saya, nyonya," jawab Kate sambil menahan air matanya agar tidak jatuh mengenai gaun pengantin Naura. "Kalau begitu ibu akan kel

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 273. Mari Menikah Minggu Depan

    Zafir terbatuk keras sebelum akhirnya dia jatuh berlutut di lantai sambil menahan darah yang terus mengalir keluar melalui punggungnya. "Zafir..." ucap Naura, dia tetap mendekat meskipun Zafir menahannya. Kedua tangan Naura gemetar, matanya mulai menatap khawatir ke arahnya Zafir. "Kenapa kamu melakukan ini?""Karenamu, apa lagi?" jawab Zafir tanpa ragu di tengah kerumunan yang memperhatikan mereka. "CEPAT PANGGIL DOKTER! KENAPA KALIAN HANYA MELIHAT?!" Bentak Naura pada kerumunan yang hanya diam menonton. Sela tiba-tiba tertawa dari atas sana, kemudian dia berkata,"Aku tahu kamu akan dilindungin oleh siapapun itu."Naura kembali menatap Sela, kali ini tatapannya tajam. "Apa semua ini tidak cukup untukmu?""Berhenti menyakiti mereka, Sela! Bukankah aku yang ingin kamu hancurkan?!" Tiara mendekat ke arah Naura dan merentangkan tangannya untuk melindungi Naura dari bidikan pistol Sela. Sela hanya menatap datar Tiara, lalu tiba-tiba menarik pelatuk pistolnya kembali, namun kali ini b

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 272. Ulang Tahun Keluarga Bara

    Satu minggu setelah pertemuannya dengan Tiara, Mansion Tirta kedatangan surat undangan perayaan ulang tahun keluarga Bara. Naura tengah bersiap-siap, wanita itu duduk tenang di meja riasnya seperti biasa. "Apa belum ada kabar dari Arjuna?" tanya Naura, hari ini genap tiga minggu dirinya dan Arjuna tak bertemu. Kate menggeleng pelan. "Belum, nyonya. Saya juga sudah mencoba mencari kabar beliau melalui tuan Damian, tetapi masih belum ada kabar juga."Naura mengangguk mengerti, lalu memilih untuk segera menuju mobil di halaman depan. Sudah tiga hari Arjuna jarang memberinya kabar, entah kesibukan seperti apa yang menimpa pria itu. Naura jelas berbohong jika dirinya tidak khawatir, namun yang lebih jelas lagi adalah dia percaya pada Arjuna. Sampai di Mansion Bara, karpet merah menjuntai menyambut kedatangan Naura. Begitu sosoknya turun dari mobil, jepretan kamera secara cepat menyambarnya. Naura tetap tersenyum dan terus melangkah maju melewati lautan wartawan di sisi kanan dan ki

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 271. Wanita

    "Maaf karena sebelumnya saya sempat tiba-tiba menghilang dan membuat Anda khawatir," ucap Tiara dengan raut wajah cemas. Naura tersenyum tipis dan mengangguk. "Saya mengerti, nyonya Bara."Tak lama senyum halus Tiara hilang, pandangan matanya pun perlahan turun. "Situasinya sedang sangat tidak baik."Naura memilih untuk tetap mendengarkan, menunggu wanita itu selesai menjelaskan. "Presiden menekan saya menggunakan adik laki-laki saya yang sedang berkuliah di Amerika. Tak satupun kerabat internal Bara yang bersedia membantu, kami semua takut." "Apa tidak ada kerabat yang sebelumnya--""Tidak ada, nyonya. Saya benar-benar tidak berdaya, mereka menganggap saya tidak mampu melindungi keluarga Bara, jadi mereka tidak berani mengambil risiko." Potong Tiara, membuat Naura kembali terdiam. "Yang membuatnya semakin sakit bukan karena saya teringat fakta bahwa suami saya selingkuh, tetapi saat saya sadar setelah semua usaha yang saya lakukan, saya tetap tidak bisa membuat orang-orang yang s

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 270. Tirta-Bara

    "Apa yang membuat nyonya Tirta terhormat mengunjungi kediaman Bara kami?"Suara Jovan yang melayang dengan nada sarkas terdengar. Naura berdiri di hadapan mobil sedan hitam mewahnya, menatap dingin Jovan dan Sela yang 'menyambutnya'. "Di mana nyonya Bara?" tanya Naura langsung, tidak mengindahkan basa-basi Jovan. Jovan tersenyum dingin. "Istri saya kebetulan sedang ada perjalanan bisnis mendadak ke Mesir, nyonya. Sayang sekali, Anda--""Lalu mobil siapa yang terpakir di situ?" Potong Naura, lirikan matanya tertuju pada mobil limosin putih yang terpakir tak jauh dari mereka. Jovan sedikit tercekat, dia tidak tahu kalau Naura bahkan mengetahui mobil Tiara. "Istri saya--""Bisakah Anda tidak membuat waktu saya terbuang sia-sia? Cepat panggil nyonya Bara." Potong Naura saat Jovan hendak melontarkan alasan baru. Jovan menggeleng cepat. "Istri saya sedang tidak enak badan, nyonya Tirta. Tidak bisakah Anda berhenti ikut campur?" Tatapan dan nada bicara Jovan berubah lebih tajam. Naura

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 269. Tawaran Zafir

    Naura tengah mendengarkan presentasi rapat di kantor utama Tirta, namun meskipun begitu tidak ada yang tahu kemana fokus pikirannya pergi. Sejak pagi dia hanya memikirkan Tiara, hatinya jelas merasa khawatir mengingat wanita itu tak memiliki dukungan apa pun dari internal maupun eksternal. "Bagaimana, nyonya Tirta?" tanya ketua divisi yang sedang melakukan presentasi tersebut, membuat Naura tersadar. "Iya, maaf? Oh... Bagus, teruskan." Setelah Naura menjawab, raut wajah puas dan bahagia segera terpancar dari para anggota divisi tersebut. Begitu rapat selesai, Naura dengan cepat bergegas keluar dan Kate seperti biasa mengikuti dari belakang. "Anda baik-baik saja, nyonya?" tanya Kate khawatir. Naura mengangguk singkat. "Iya, apa aku terlihat tidak fokus di rapat tadi?"Kate balas mengangguk juga. "Lumayan, nyonya. Anda ingin saya buatkan teh atau--""Nyonya Tirta!" Dari arah belakang muncul suara pria yang memanggilnya, membuat Naura dan Kate menoleh bersamaan. "Ada apa?" tanya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 268. Bukan Kamu Atau Ayah, Tapi Aku

    Pagi ini, sejak awal bangun, sarapan, hingga ketika dirinya hendak mulai bekerja, orang suruhan presiden selalu mengikutinya. Tidak peduli berapa kali Tiara mencegahnya, perempuan itu akan kembali atau bahkan tidak beranjak sedikitpun dari posisinya. Tiara duduk sambil memeriksa dokumen yang telah dipilah oleh Vivi, lalu tak lama suara ketukan pintu terdengar. Tanpa diperintah apa pun, Vivi bergegas beranjak berdiri menuju pintu. Ketika Tiara mengangkat pandangannya, sosok ibunya yang melangkah masuk terlihat. "Tiara, ibu perlu bicara." Pandangan mata Tiara tetap datar seperti sebelumnya, hubungan ibu dan anak mereka memang tidak terlalu dekat. "Apa?" tanya Tiara dingin. Tak menjawab Tiara, sang ibu justru melirik ke arah orang presiden, membuat Tiara ikut menatapnya. Wanita itu sadar akan tatapan dua nyonya Bara tersebut, oleh karena itu dia sedikit menundukkan kepalanya. "Mohon maaf, para nyonya. Tetapi, atas perintah--""Kamu hanya ditugaskan untuk mengawasiku agar tidak

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 267. Ada Yang Tidak Mengerti

    Setelah menolak permintaan Tiara untuk bercerai, sang presiden pun meninggalkan kediaman Bara. Asisten pribadi Tiara, Vivi, dengan cepat berlarian ke arah atasannya dan membantu wanita itu berdiri. Vivi menangis deras, sejak awal dia dilarang masuk oleh penjaga pintu dan langsung syok begitu pintu terbuka melihat Tiara yang terkapar lemas penuh darah di lantai. "Nyonya, hati-hati..." Vivi berusaha menahan air matanya agar tidak menangis lagi. Tiara tersenyum tipis ke arah Vivi, saat menyadari bawahannya itu menangis, Tiara dengan cepat berkata,"Aku belum mati."Vivi tidak menjawab, dia tahu hal itu. Tetapi melihat sosok Tiara yang terkapar lemas dengan darah tentu saja dia sangat cemas. Ketika hendak melangkah keluar, tiba-tiba saja Sela mendekat ke arahnya. "Nyonya, Anda baik-baik saja?" tanya Sela dengan raut wajah polos. "Sela, kemari. Tidak perlu mempedulikan wanita itu, dia sudah berbuat jahat padamu," ujar Jovan yang berdiri tak jauh dari mereka. Sela menggeleng cepat. "

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 266. Sang Bapak Presiden

    Keringat dingin menetes di lantai kediaman keluarga Bara.Tiara berlutut denga kepala tertunduk dalam, di depannya duduk seorang pria paruh baya dengan badan gempal yang memegang cambuk. Di sebelahnya terdapat Jovan yang duduk di sofa, Sela ikut duduk di sana sambil memeluk erat lengan suaminya dengan wajah ketakutan. Jovan tersenyum puas melihat Tiara yang berlutut tak berkutik, inilah akibat dari melawan kata-katanya. "Aku sudah pernah memberi peringatan padamu sebelumnya, bukan? Mengapa kamu melanggar perintah ku?" ucap presiden dengan nada bicara yang dingin. Tak pernah ada yang tahu sosok mengerikan kepala negara yang satu ini. Dia selalu tersenyum ramah di hadapan para rakyat, bahkan jika Tiara berteriak lari keluar untuk meminta pertolongan tak akan ada yang percaya. "Saya tidak mengerti maksud Anda, bapak Presiden." CTAK!Presiden mengayuhkan kasar cambuk itu ke lantai, membuat Tiara mengepalkan kedua tangannya dengan mata terpejam. "Tidak tahu malu!" ucap presiden sam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status