Chapter: Bab 39. Putri Mahkota Merajuk, Yang Mulia!Di dalam kereta kuda berlapis emas yang melaju perlahan meninggalkan Istana Kekaisaran, suasana terasa jauh berbeda dari biasanya. Tirai sutra berwarna gelap bergoyang lembut mengikuti gerakan roda yang menghantam batu jalanan, sementara cahaya obor di luar hanya sesekali menyelinap masuk melalui celah kecil jendela.Diana duduk tegak di salah satu sisi kereta, berhadapan langsung dengan Arthur.Pria itu seperti biasa bersandar santai, kedua lengannya terlipat di dada, wajahnya setengah tertutup topeng emas yang berkilau samar. Kedua matanya terpejam, napasnya terdengar stabil dan tenang, seolah ia sama sekali tidak terganggu oleh apa pun yang baru saja terjadi di Aula Utama.Biasanya, Diana akan membuka percakapan lebih dulu.Entah dengan komentar ringan, sindiran halus, atau sekadar memastikan kondisi Arthur setelah pertarungan singkat namun brutal itu. Namun kali ini, wanita itu memilih diam.Sangat diam.Tatapannya tertuju ke luar jendela kereta, menyaksikan bangunan-bangunan i
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: Bab 38. Duri Di Balik Mawar Putih“Apa tanganmu baik-baik saja?”Suara Alon terdengar lembut, sarat kecemasan yang tampak tulus di permukaan. Matanya yang biasanya teduh kini tertuju penuh pada tangan kanan Diana yang dibalut kain sobekan milik Arthur. Warna merah darah masih merembes perlahan, kontras dengan kain gelap yang melilitnya, menandakan luka itu belum sepenuhnya berhenti berdarah.Diana menunduk sekilas, menatap tangannya sendiri. Sensasi perih masih terasa, namun jauh lebih ringan dibandingkan gejolak di dadanya. Ia lalu mengangkat wajahnya kembali, menatap Alon dengan ekspresi datar yang nyaris sopan.“Tangan saya baik-baik saja, Tuan Alon,” jawabnya tenang. “Terima kasih atas perhatiannya.”Ia hendak mengakhiri kalimat itu dengan anggukan singkat, berniat mengakhiri percakapan yang menurutnya sama sekali tidak perlu. Namun Alon bergerak lebih cepat.“Bagaimana jika aku bantu mengobatinya dulu?” ucap Alon sambil melangkah setengah langkah mendekat. Nada suaranya terdengar penuh niat baik. “Aku khawatir
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: Bab 37. Permintaan Maaf Sang Monster“Yang Mul—”Sai hendak melangkah maju dengan wajah penuh kecemasan. Namun tangan kanan Arthur terangkat perlahan, telapak tangannya menghadap ke samping—sebuah isyarat dingin yang jelas. Jangan mendekat. Ini bukan urusanmu.Sai membeku di tempat.Seluruh aula terdiam dalam ketegangan yang mencekik. Para bangsawan menahan napas. Para kasim menunduk lebih dalam. Bahkan prajurit yang masih berdiri tampak ragu untuk bergerak.Semua orang menunggu.Menunggu apakah Putra Mahkota Norvenia—monster berdarah dingin yang dikenal tak memiliki belas kasih—akan membunuh istrinya sendiri di depan umum setelah ditampar tak terduga.Raut wajah Arthur tetap datar di balik topeng emasnya. Tatapannya dingin seperti biasa, tak terbaca, tak menunjukkan emosi apa pun. Namun justru itulah yang membuat suasana semakin mengerikan.Diana masih berdiri di tempatnya.Telapak tangan kanannya meneteskan darah, merah pekat kontras dengan kulit pucatnya. Napasnya memburu, dadanya naik turun tak beraturan. Air
Last Updated: 2025-12-15
Chapter: Bab 36. Darah Di Aula Kekaisaran“Nona Rany? Ah… senang bertemu dengan Anda.”Diana menanggapi dengan senyum tipis yang terjaga rapi. Nada suaranya lembut, tetapi langkah kakinya sedikit bergeser—secara halus menempatkan tubuhnya agar Rany berada di antara dirinya dan Alon. Sebuah gerakan kecil, nyaris tak kentara, namun cukup jelas bagi mereka yang peka.Alon berdiri beberapa langkah di belakangnya.Pria itu terdiam.Tatapan matanya yang selama ini dikenal teduh dan hangat perlahan berubah. Sejenak saja—sangat singkat—namun cukup bagi Diana untuk menangkapnya. Dingin. Asing. Seperti seseorang yang kehilangan sesuatu yang seharusnya masih berada dalam genggamannya.Alon mengepalkan kedua tangannya. Rahangnya mengeras, tetapi ia tidak berkata apa pun. Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Diana begitu saja.Diana sempat menoleh singkat, memastikan pria itu benar-benar menjauh. Saat punggung Alon menghilang di balik kerumunan, Diana menghela napas lega tanpa suara.Tak
Last Updated: 2025-12-14
Chapter: Bab 35. Jejak Tatapan Yang Tak DiundangDiana mengalihkan pandangannya dari Harsa, lalu mengambil langkah mundur setengah tapak. Gerakannya tampak terukur, seolah setiap inci jarak yang ia ciptakan adalah tembok tak kasat mata yang sengaja ditegakkan. Ia mengatur napas, menenangkan degup jantungnya yang sempat terpaut tidak wajar oleh sikap Pangeran Kedua itu. Kemudian, sambil menjaga postur proporsionalnya, ia berkata dengan nada netral, “Saya tidak mengerti apa yang Pangeran Kedua katakan.”Harsa menaikkan satu alisnya, sedikit terlalu santai, sedikit terlalu percaya diri. Satu gerakan ringan dari pergelangan tangannya membuka kipas lipat berwarna gelap, suaranya lembut tetapi tajam, “Benarkah?”Diana mengepalkan kedua tangannya erat—gerakan kecil yang tersembunyi di balik lengan bajunya. Tidak, ia tidak boleh mengaku begitu saja. Meskipun pria itu jelas berada di garis keinginan yang berbeda dengan ibunya, meskipun tatapan Harsa seakan mengatakan ia tidak berniat menyakitinya, tetap saja… apakah Harsa itu baik atau
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: Bab 34. Bayangan Di Balik Pohon BesarKereta Diana berhenti tepat di pelataran depan Istana Kekaisaran, tempat para tamu terhormat diturunkan sebelum melangkah menuju Aula Utama. Sore telah turun perlahan, mengubah langit menjadi warna keemasan yang megah. Cahaya lampu-lampu lentera mulai dinyalakan, menggantung di sepanjang jalan menuju pintu masuk utama, memantulkan kilau hangat di permukaan batu marmer yang bersih.Bibi Erna dan Embun segera turun lebih dulu, lalu membantu Diana menyusul. Tangan Embun menopangnya perlahan, sementara Bibi Erna menahan bagian bawah hanfu putih keemasannya agar tidak menyentuh tanah.“Yang Mulia, tetap berhati-hati,” bisik Bibi Erna. “Keramaian malam ini… membuat saya tidak tenang.”Diana memberi anggukan kecil. “Aku tahu.”Setelah berdiri dengan stabil, ia menatap ke arah bangunan besar Istana yang megah menjulang. Namun sebelum ia bergerak, Embun berkata dengan sopan,“Kami akan menunggu di area pelayan, Yang Mulia. Tempatnya tidak jauh dari sini.”Diana mengangguk. “Jangan jauh-jau
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: •Nanad Velyns. Halo, pembaca setia yang terkasih. Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan rasa syukur untuk para pembaca setia Dalia. Akhirnya, kisah Dalia resmi tamat di bab 250 dan sempat memenangkan small writing contest sebagai Top Winner♡´・ᴗ・`♡. Tanpa dukungan kalian, Dalia mungkin hanya seonggok kisah balas dendam tanpa warna, karena warna dari Dalia adalah diri kalian sendiri, para pembaca yang selama ini membakar semangat penulis(๑'ᴗ')ゞ. Ada yang mau bocoran rahasia? Tapi diam-diam, ya. Jangan disebar(^・x・^). Tokoh Dalia, Gara, Cahya, Rangga, Aileen, adalah tokoh yang memiliki kehidupan nyata sehingga menginspirasi penulis. 50% cerita Dalia adalah pengalaman pribadi penulis, sementara 50% lainnya adalah fiksi sebagai kebutuhan kepenulisan. Dukung terus karya-karya penulis dengan mengunjungi profil GN penulis/sosial media pribadi penulis I*: @nadhirazahrak. Bahagia dan doa terbaik selalu untuk kalian(✿❛◡❛). •Rahasia #2: penulis minggu ini akan publish cerita kolosal-regresi rumah ta
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 250. Sumpah Langit & Darah PhoenixLangkah Dalia terasa begitu pelan, seolah dunia menahan napas saat ia turun dari kereta emas itu. Salju yang menempel di anak tangga mencair begitu menyentuh hanfu phoenix merahnya, menyisakan jejak uap tipis yang menghilang ke udara dingin. Tangannya menggenggam tangan Gara—erat, mantap, dan tanpa goyah sedikit pun. Telapak tangan Gara hangat, kontras dengan dinginnya musim yang membekukan seluruh daratan Kekaisaran Timur.Di depan mereka terbentang aula megah tempat ritual pernikahan leluhur dilaksanakan, ruang terbesar dan paling sakral yang dimiliki Kekaisaran. Pintu-pintu setinggi tujuh meter terbuat dari kayu cendana merah tua terbuka perlahan. Cahaya kuning keemasan dari ratusan lentera jatuh menerangi karpet merah panjang yang membentang dari pintu masuk hingga altar leluhur.Semua pejabat tingkat tinggi berdiri di kedua sisi aula. Para tamu terhormat dari luar negeri mengenakan pakaian adat mereka, membentuk lautan warna-warna asing yang bercampur dengan kemegahan Kekai
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 249. Upacara Merah di Musim SaljuSalju turun dengan pelan, membubuhkan lapisan putih tipis di sepanjang genting merah kediaman Ishraq. Musim dingin tahun ini tiba lebih cepat dari perkiraan, seolah langit ingin ikut merayakan hari besar keluarga bangsawan itu dengan memberikan keheningan yang suci. Di dalam kamar rias utama, cahaya lilin keemasan memantul pada permukaan perhiasan yang dikenakan Dalia, membuat seluruh ruangan tampak seperti dibungkus cahaya lembut—hangat, namun menggetarkan.Dalia duduk tenang di hadapan meja riasnya. Hanfu phoenix merah yang ia kenakan menjuntai seperti sayap api, mewah dan megah, sepenuhnya pantas untuk seorang wanita yang akan naik menjadi Permaisuri Agung. Rambutnya disanggul tinggi, dihiasi tusuk rambut emas bertatahkan batu garnet merah menyala, setiap gerakan kecil kepala membuat perhiasan itu berayun dan mengeluarkan suara halus yang terdengar seperti denting keemasan.Di tangannya, ia memegang kipas phoenix berlapis emas. Sementara itu, Hana berdiri di belakangnya, memak
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 248. Hati dan Cinta BaruKediaman Sudiro tampak begitu hangat siang itu. Aroma rempah Timur yang lembut menyatu dengan wangi kayu manis dari dapur utama, memenuhi aula depan dengan rasa nyaman yang tidak berlebihan, namun cukup untuk membuat siapa pun merasa diterima. Hiasan dinding dengan ukiran awan dan burung bangau menambah kesan damai yang jarang dimiliki kediaman keluarga bangsawan yang terkenal sibuk dengan perdagangan dua daratan ini.Cahya mempersilakan Adipati Felix masuk lebih dulu, sementara Aileen mengikuti di belakangnya. Gadis itu tampak sedikit gugup, meski senyum kecil tetap menghiasi wajahnya ketika melihat rumah yang begitu berbeda dengan tempat tinggalnya selama ini.Ibunda Cahya, seorang wanita lembut berwajah tenang dengan rambut hitam yang disanggul rapi, segera menyapa mereka. Ayah Cahya yang berwajah tegas namun berperawakan hangat juga memberi salam hormat kepada Adipati Felix. Kehadiran keduanya membuat suasana yang semula formal berubah lebih ringan.“Suatu kehormatan menyambu
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 247. Kehormatan SudiroDari kejauhan, gerbang utama Ibu Kota tampak megah berlapis cahaya keemasan matahari pagi. Debu halus di sepanjang jalan berterbangan pelan tertiup angin, namun tak satu pun dari semua itu mampu mengusik ketegangan yang menggantung di antara dua sosok yang berdiri di hadapan gerbang.Cahya berdiri tegap, jubah biru gelapnya berkibar lembut, sementara di sampingnya Aileen menggenggam kedua tangannya gugup. Mata gadis itu sejak tadi tak lepas dari arah jalan raya panjang, berharap—dan cemas—akan siapa yang sebentar lagi tiba.“Dia pasti datang sebentar lagi,” Cahya berkata lirih.Aileen mengangguk, meski ia tidak berhasil menyembunyikan kecemasan di mata beningnya. “Ayah pasti akan banyak bertanya….”“Kau takut?” tanya Cahya hati-hati, mengalihkan pandangannya.Aileen menggigit bibirnya. “Ayah… selalu keras soal masa depanku. Terutama—”“Terutama soal pria yang akan mendampingimu.” Cahya menyelesaikan kalimatnya dengan senyum tipis.Aileen menunduk. “Ya.”Hening sebentar. Langit tampa
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 246. Di Balik JerujiDua hari telah berlalu sejak insiden besar yang mengguncang seluruh Kekaisaran. Dua hari sejak mutiara langka itu menelanjangi kebusukan para pejabat dan membuka wajah asli Wina Boyen di hadapan ratusan orang. Dua hari sejak kaisar menyeret Wina dan Perdana Menteri Onam ke penjara tanpa ampun—sebuah tindakan yang membuat para bangsawan saling berbisik takut, menahan napas, dan memikirkan ulang setiap siasat politik yang pernah mereka rancang.Dua hari yang juga membuat nama Dalia menggema lebih keras dari sebelumnya.Namun hari ini, tidak ada sorakan, tidak ada pujian, tidak ada kerumunan.Hanya sepi.Koridor batu menuju penjara adalah tempat yang jarang dilalui. Lampu minyak yang digantungkan di dinding terasa redup dan bergetar oleh angin yang merayap masuk dari celah kecil di ujung lorong. Bau besi, debu lama, dan aroma lembap menyatu, menciptakan atmosfer yang menyesakkan.Dalia melangkah perlahan.Mantel putih panjang membalut tubuhnya. Tudungnya menutup sebagian wajah—mengh
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 274. Terlambat dan Sesal | TAMATSatu minggu tepat ajakan menikah Arjuna, pria itu benar-benar mewujudkannya. Naura berdiri dengan gaun pengantin putihnya, bibirnya tersenyum tipis menatap sosoknya sendiri di cermin. Mela dan Kate berdiri di kedua sisinya, mereka ikut tersenyum bahagia. "Selamat, anakku yang manis. Jika ayahmu melihat ini, pasti dia menangis bahagia," ucap Mela, kedua matanya berkaca-kaca saat mengatakan ini. Naura tersenyum dan memeluk Mela. "Semua ini terjadi karena doa ibu yang selalu membantuku."Setelah Naura melepas pelukannya, kini giliran Kate yang menangis. "Ada apa, Kate?" tanya Naura sambil tersenyum tipis. "Saya merasa terharu, karena akhirnya nyonya bisa bahagia tanpa banyak pihak yang mengganggu," jawab Kate cepat di tengah isak tangisnya. Naura terkekeh, lalu memeluk Kate. "Terima kasih banyak karena selalu setia padaku, Kate.""Sebuah kehormatan untuk saya, nyonya," jawab Kate sambil menahan air matanya agar tidak jatuh mengenai gaun pengantin Naura. "Kalau begitu ibu akan kel
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 273. Mari Menikah Minggu DepanZafir terbatuk keras sebelum akhirnya dia jatuh berlutut di lantai sambil menahan darah yang terus mengalir keluar melalui punggungnya. "Zafir..." ucap Naura, dia tetap mendekat meskipun Zafir menahannya. Kedua tangan Naura gemetar, matanya mulai menatap khawatir ke arahnya Zafir. "Kenapa kamu melakukan ini?""Karenamu, apa lagi?" jawab Zafir tanpa ragu di tengah kerumunan yang memperhatikan mereka. "CEPAT PANGGIL DOKTER! KENAPA KALIAN HANYA MELIHAT?!" Bentak Naura pada kerumunan yang hanya diam menonton. Sela tiba-tiba tertawa dari atas sana, kemudian dia berkata,"Aku tahu kamu akan dilindungin oleh siapapun itu."Naura kembali menatap Sela, kali ini tatapannya tajam. "Apa semua ini tidak cukup untukmu?""Berhenti menyakiti mereka, Sela! Bukankah aku yang ingin kamu hancurkan?!" Tiara mendekat ke arah Naura dan merentangkan tangannya untuk melindungi Naura dari bidikan pistol Sela. Sela hanya menatap datar Tiara, lalu tiba-tiba menarik pelatuk pistolnya kembali, namun kali ini b
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 272. Ulang Tahun Keluarga BaraSatu minggu setelah pertemuannya dengan Tiara, Mansion Tirta kedatangan surat undangan perayaan ulang tahun keluarga Bara. Naura tengah bersiap-siap, wanita itu duduk tenang di meja riasnya seperti biasa. "Apa belum ada kabar dari Arjuna?" tanya Naura, hari ini genap tiga minggu dirinya dan Arjuna tak bertemu. Kate menggeleng pelan. "Belum, nyonya. Saya juga sudah mencoba mencari kabar beliau melalui tuan Damian, tetapi masih belum ada kabar juga."Naura mengangguk mengerti, lalu memilih untuk segera menuju mobil di halaman depan. Sudah tiga hari Arjuna jarang memberinya kabar, entah kesibukan seperti apa yang menimpa pria itu. Naura jelas berbohong jika dirinya tidak khawatir, namun yang lebih jelas lagi adalah dia percaya pada Arjuna. Sampai di Mansion Bara, karpet merah menjuntai menyambut kedatangan Naura. Begitu sosoknya turun dari mobil, jepretan kamera secara cepat menyambarnya. Naura tetap tersenyum dan terus melangkah maju melewati lautan wartawan di sisi kanan dan ki
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 271. Wanita"Maaf karena sebelumnya saya sempat tiba-tiba menghilang dan membuat Anda khawatir," ucap Tiara dengan raut wajah cemas. Naura tersenyum tipis dan mengangguk. "Saya mengerti, nyonya Bara."Tak lama senyum halus Tiara hilang, pandangan matanya pun perlahan turun. "Situasinya sedang sangat tidak baik."Naura memilih untuk tetap mendengarkan, menunggu wanita itu selesai menjelaskan. "Presiden menekan saya menggunakan adik laki-laki saya yang sedang berkuliah di Amerika. Tak satupun kerabat internal Bara yang bersedia membantu, kami semua takut." "Apa tidak ada kerabat yang sebelumnya--""Tidak ada, nyonya. Saya benar-benar tidak berdaya, mereka menganggap saya tidak mampu melindungi keluarga Bara, jadi mereka tidak berani mengambil risiko." Potong Tiara, membuat Naura kembali terdiam. "Yang membuatnya semakin sakit bukan karena saya teringat fakta bahwa suami saya selingkuh, tetapi saat saya sadar setelah semua usaha yang saya lakukan, saya tetap tidak bisa membuat orang-orang yang s
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 270. Tirta-Bara"Apa yang membuat nyonya Tirta terhormat mengunjungi kediaman Bara kami?"Suara Jovan yang melayang dengan nada sarkas terdengar. Naura berdiri di hadapan mobil sedan hitam mewahnya, menatap dingin Jovan dan Sela yang 'menyambutnya'. "Di mana nyonya Bara?" tanya Naura langsung, tidak mengindahkan basa-basi Jovan. Jovan tersenyum dingin. "Istri saya kebetulan sedang ada perjalanan bisnis mendadak ke Mesir, nyonya. Sayang sekali, Anda--""Lalu mobil siapa yang terpakir di situ?" Potong Naura, lirikan matanya tertuju pada mobil limosin putih yang terpakir tak jauh dari mereka. Jovan sedikit tercekat, dia tidak tahu kalau Naura bahkan mengetahui mobil Tiara. "Istri saya--""Bisakah Anda tidak membuat waktu saya terbuang sia-sia? Cepat panggil nyonya Bara." Potong Naura saat Jovan hendak melontarkan alasan baru. Jovan menggeleng cepat. "Istri saya sedang tidak enak badan, nyonya Tirta. Tidak bisakah Anda berhenti ikut campur?" Tatapan dan nada bicara Jovan berubah lebih tajam. Naura
Last Updated: 2025-04-26
Chapter: Bab 269. Tawaran Zafir Naura tengah mendengarkan presentasi rapat di kantor utama Tirta, namun meskipun begitu tidak ada yang tahu kemana fokus pikirannya pergi. Sejak pagi dia hanya memikirkan Tiara, hatinya jelas merasa khawatir mengingat wanita itu tak memiliki dukungan apa pun dari internal maupun eksternal. "Bagaimana, nyonya Tirta?" tanya ketua divisi yang sedang melakukan presentasi tersebut, membuat Naura tersadar. "Iya, maaf? Oh... Bagus, teruskan." Setelah Naura menjawab, raut wajah puas dan bahagia segera terpancar dari para anggota divisi tersebut. Begitu rapat selesai, Naura dengan cepat bergegas keluar dan Kate seperti biasa mengikuti dari belakang. "Anda baik-baik saja, nyonya?" tanya Kate khawatir. Naura mengangguk singkat. "Iya, apa aku terlihat tidak fokus di rapat tadi?"Kate balas mengangguk juga. "Lumayan, nyonya. Anda ingin saya buatkan teh atau--""Nyonya Tirta!" Dari arah belakang muncul suara pria yang memanggilnya, membuat Naura dan Kate menoleh bersamaan. "Ada apa?" tanya
Last Updated: 2025-04-26
Chapter: Bab 100. Rumah Bernama KamuUdara musim semi membawa aroma bunga yang bermekaran, sementara lonceng-lonceng kecil gereja tua berdentang pelan, menciptakan ritme damai yang memeluk seluruh kota.Di halaman taman villa klasik yang disewa khusus untuk acara itu, kursi-kursi putih tersusun rapi. Taman mawar yang dipangkas indah membingkai altar marmer berbalut kain satin gading.Lalu Fiona datang.Ia berjalan keluar dari pintu villa dengan gaun putih sederhana yang jatuh anggun mengikuti lekuk tubuhnya. Gaun itu tidak mewah, tidak berkilau berlebihan—hanya elegan, lembut, dan memancarkan keindahan yang tidak bisa ditiru siapa pun.Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helai yang sengaja dibiarkan jatuh, dihiasi bunga peony putih. Matanya berkilau, bukan karena makeup, tetapi karena kebahagiaan yang hampir meluap.Jessica, sahabat setianya, berdiri di samping, hampir menitikkan air mata.“Kau cantik sekali… William pasti akan pingsan.”Fiona tertawa pelan, gugup namun bahagia.“Kalau dia pingsan, kau yang angka
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 99. Akhir RatoreUdara lembap membawa aroma tanah basah, sementara di dalam ruang kerja William, suasana begitu tenang—kontras dengan badai besar yang baru saja berlalu.Seminggu penuh dunia bisnis diguncang oleh kejatuhan Ratore Group.Laporan korupsi lintas negara, manipulasi dana, hingga skandal politik yang melibatkan pejabat tinggi—semuanya terbongkar satu per satu. Nama besar yang dulu disegani kini hanya tinggal sejarah kelam di headline surat kabar.William berdiri di depan jendela, memandangi hujan. Di belakangnya, Fiona duduk di sofa dengan secangkir teh hangat di tangan.“Sudah berakhir, kan?” tanyanya pelan.William menoleh, sorot matanya lembut namun tetap mengandung sisa kewaspadaan. “Ya. Elizabeth sudah diamankan di bawah pengawasan otoritas internasional. Tak ada lagi kekuatan Ratore yang bisa menyentuh Winston.”Fiona menunduk, menggenggam cangkirnya erat. “Aku tidak tahu apakah aku harus lega... atau kasihan.”William mendekat, berlutut di depannya, tangannya menggenggam jemari Fi
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 98. Kekaisaran RatoreLangit kota London tampak muram pagi itu. Awan menggumpal tebal di atas gedung-gedung tinggi, menandakan hujan akan turun lagi. Namun di balik jendela kaca kantor Winston Holdings, suasananya justru lebih mencekam daripada cuaca di luar.Di ruang rapat utama, William berdiri tegak di depan layar besar yang menampilkan grafik saham yang menukik tajam—bukan milik Winston, melainkan milik Ratore Group.“Ini baru permulaan,” katanya tenang, matanya tajam menatap setiap garis grafik yang jatuh ke bawah.James yang berdiri di sisi lain meja menatap dengan kagum. “Tuan, jika tren ini berlanjut, mereka kehilangan hampir dua puluh persen valuasi dalam dua minggu.”William mengangguk pelan. “Biarkan pasar bekerja. Dunia bisnis selalu punya caranya sendiri membalas keserakahan.”Sementara itu, jauh di seberang kota, di gedung tinggi milik keluarga Ratore, Elizabeth menatap layar tablet di tangannya dengan ekspresi murka.“Siapa yang berani menjual saham kita sebanyak ini?” teriaknya, membantin
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 97. RetakanFiona berdiri di depan perapian, memeluk lengannya sendiri, sementara William masih di tempat yang sama—berdiri di ambang pintu ruang tamu, dengan tatapan yang tak bisa ia baca.“Jawab, William.”Nada suara Fiona terdengar datar, tapi matanya bergetar menahan emosi.“Apakah kau masih berhubungan dengan keluarga Ratore?”William tidak langsung menjawab. Ia menghela napas panjang, menatap api yang menari di perapian. “Aku tidak bisa memutus hubungan bisnis begitu saja, Fiona. Tidak setelah semua yang mereka lakukan untuk mempertahankan Winston Holdings.”“Kau masih berutang pada mereka?”“Tidak secara uang.”“Lalu apa?”William mendekat perlahan, suaranya pelan tapi tegas.“Mereka menolong Winston dari kebangkrutan ketika aku kehilangan semua akses permodalan di Eropa. Tapi bantuan itu... berbalik menjadi belenggu. Setiap kali aku mencoba lepas, mereka menekan lewat cara lain—termasuk memakai Elizabeth.”Fiona menunduk, kedua tangannya mengepal. “Jadi semua yang selama ini dia katakan
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 96. Api Di Balik SenyumPagi itu, Mansion Winston diselimuti aroma kopi dan roti panggang. Dari balik jendela kaca besar, cahaya matahari masuk lembut, menerpa wajah Fiona yang sedang menyiapkan meja sarapan. Di dapur, suasana terasa hangat, tenang… dan nyaris sempurna.William baru turun dari tangga, masih mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung hingga siku. Rambutnya sedikit berantakan, dan senyum di wajahnya cukup untuk membuat Fiona berhenti menata sendok selama sepersekian detik.“Kau sudah bangun,” katanya lembut.William mendekat, memeluk Fiona dari belakang, dagunya bertumpu di bahu gadis itu. “Kau sudah menyiapkan semua ini untukku?”Fiona tersenyum kecil. “Untuk kita. Kau lupa hari ini rapat besar direksi, kan?”William tertawa pelan. “Aku tidak lupa. Aku hanya ingin sarapan yang dimasak oleh wanita yang paling membuatku kehilangan fokus di dunia ini.”“William…” Fiona menggeleng, tapi pipinya memerah.William memutar tubuhnya perlahan, memaksanya berhadapan. Tatapan mata mereka bertemu.
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 95. Sekutu Langit Jakarta sore itu memerah seperti bara yang tertahan. Dari lantai atas kantor Winston Holdings, siluet gedung-gedung tinggi terlihat samar di balik kaca, sementara langit tampak seperti menandakan sesuatu yang akan pecah.Mikhail berdiri di depan jendela besar ruangannya, menatap ke bawah—ke arah jalan yang ramai dengan mobil dan manusia yang bergerak tanpa henti. Namun pikirannya jauh dari semua itu. Ia memikirkan satu hal saja, Fiona.Wanita yang dulu ia ajari cara membaca laporan, yang ia bimbing saat gugup di hari pertama magang. Kini gadis itu sudah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar kenangan masa lalu. Fiona menjadi alasan aneh yang membuat dadanya sesak setiap kali mendengar namanya disebut.Dan kini, Fiona adalah kekasih William Winston.Pria yang selama ini menjadi atasan sekaligus sosok yang diam-diam Mikhail kagumi karena kejeniusannya. Ironis, pikir Mikhail.Ia menghela napas berat, memijit batang hidungnya. Seharusnya ia sudah melupakan semua ini. Tapi ny
Last Updated: 2025-11-25