Saat keluar ruang ganti, rupanya ada seorang petugas yang menawarkan boxer sekali pakai jika ingin mengenakannya. Tentu saja, Firzan menerima tawaran itu. Ketakutannya bagian sensitifnya akan mengeras karena tidak menggunakan celana dalam saat mandi sauna nanti tidak lagi dia risaukan.
“Akhirnya si ganteng datang juga,” ucap Angela menyambut kehadiran Firzan yang akhirnya masuk ke dalam ruang Sauna.
“Aku pikir kamu enggak akan masuk. Jangan takut, sauna itu tempat bersantai, bukan tempat mesum... hehehe...” tambah Mili sambil mencandai Firzan.
“Sit down here, Bro!” ucap Ray menyuruh Firzan duduk di samping kirinya.
Melihat sendiri secara langsung wajah Firzan, barulah Angela mengerti mengapa Mili begitu berhasrat ingin mendapatkannya. Berondong satu ini memang berwajah tampan luar biasa, batin Angela sambil mencuri-curi pandang ke arah Firzan yang kemudian menanggalkan handuknya dan menaruh di tempatnya.
Demikian halnya Mili, matanya mengekori gerak-gerik Firzan. Selain memiliki wajah yang tampan, lelaki yang duduk di samping kanannya juga memiliki tubuh yang indah. Kulit yang puitih bersih. Dada yang bidang. Lengan yang berisi, meskipun tidak berotot. Sepasang kakiknya yang kokoh ditumbuhi bulu-bulu halus. Bahkan Mili sampai memperhatikan jari-jari kakinya. Belum pernah aku melihat jari kaki lelaki sebagus itu, batin Angela.
Firzan coba bersikap santai duduk bersebelahan dengan Mili yang hanya berpakaian bikini. Ini pertama kali dia duduk sedekat itu dengan wanita yang dalam keadaan telanjang. Sekilas dia dapat melihat kemolekan tubuh Mili. Terutama bagian dadanya yang begitu dominan. Dia langsung teringat kejadian di mobil saat mengantar Pak Gun ke bandara. Lelaki itu begitu rakus menempelkan wajahnya pada dada istrinya itu. Suara lumatannya yang begitu rakus masih membekas di pikiran Firzan.
“Gimana rasanya, Firzan?” tanya Mili memecah kebisuan Firzan.
“Gerah ya, Tante, aku sudah mulai berkeringat ini,” jawab Firzan mengelap bagian dadanya dengan handuk kecil basah yang juga disediakan di ruangan itu.
“Do you need a Fan?” canda Ray yang mendengar ucapan Firzan.
Firzan hanya tertawa, demikian pula Mili dan Angela ikut tertawa mendengarnya.
“Sauna ini bagus untuk melebarkan pembuluh darah dan juga melancarkan sirkulasi darah,” jelas Angela kepada Firzan dan Ray.
“Oh, i see...” ucap Ray, Firzan hanya mengangguk-angguk.
“Tapi sebaiknya lelaki jangan terlalu sering mandi sauna,” ucap Mili ikut nimbrung obrolan mereka.
“Kenapa Tante?” tanya Firzan.
“Suhu tubuh yang panas bagi lelaki katanya bisa menurunkan produksi sperma,” jelas Mili sambil tersenyum.
“Oh begitu,” ucap Firzan yang baru mendengar ada riset seperti itu.
Berbeda dengan Firzan, Ray tampak begitu nyaman berada di samping Angela. Dia duduk tanpa ada jarak dengan Angela. Ray tidak canggung mengelap keringat di tubuh leher dan lengan Angela. Obrolan mereka berdua pun mengalir, seperti pasangan yang sudah lama bersama.
Melihat kedekatan Ray dan Angela, Mili merasa iri. Kuda jantan di sampingnya masih kelihatan kaku, dan berusaha menjaga jarak dengannya. Tentu saja hal ini membuatnya sedikit gusar, namun tak dia tunjukan. Aku harus bersabar, batin Mili.
Setelah berkeringat selama sejam di Sauna, Firzan diajak berendam di jacuzzi untuk membersihkan badan. Bentuknya yang melingkar, membuat mereka saling berhadap-hadapan.
“Nanti malam Firzan ikut kan ke acara dinner?” tanya Angela. Firzan malah menoleh ke arah Mili.
“Aku sih penginnya kamu ikut, tapi terserah kamu aja, Firzan,” ucap Mili kepada Firzan yang duduk di samping kirinya. Firzan terlihat bingung.
“Ayo ikut, Bro, let’s we have fun tonight,” Ray ikut memberi saran.
“Iya, Fir, temani Ray, masak nanti dia cowok sendiri,” tambah Angela coba mempengaruhi keputusan Firzan agar mau ikut datang ke acara nanti malam.
“Aku enggak tahu, belum biasa, belum pernah...” ucap Firzan belum bisa membuat keputusan.
“Udah Firzan ikut aja! Mil, nanti habis ini kita shoping ya, belanja pakaian buat Firzan dan Ray, seru kayaknya Firzan kita make over. Oke ya, Firzan?”
“Oke, terserah aja kalau tidak merepotkan...” putus Firzan.
“Yeaaah... i have a friend!” teriak Ray gembira kemudian mengajak Firzan tos tangan. Mili pun tersenyum lebar, Angela hanya menjelingkan mata penuh isyarat kepada Mili.
Ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan, tidak lama lagi aku akan mereguk pesonamu, Firzan! Batin Mili dengan senyum tak lepas dari bibirnya.
Kedekatan antara Angela dan Ray kembali membuat Mili cemburu, dia ingin seperti mereka dengan Firzan, tapi dia harus bersabar, karena Firzan masih terasa dingin.
Angela sengaja menunjukan kemesraan dengan Ray, tidak lain tujuannya agar hasrat dalam diri Firzan terusik. Dia percaya, setiap lelaki kelemahannya pada bagian bawahnya, kalau kau mampu menegangkannya, maka kau akan bisa meruntuhkan hatinya.
Angela mulai beraksi, dia merebahkan kepalanya di dada berotot Ray, kemudian dia mendongak ke wajah Ray. “Kiss me,” gumamnya pelan. Ray pun detik itu juga melumat bibirnya.
Menyaksikan pemandangan di depannya Firzan menoleh ke arah Mili di sampingnya, pandangan mereka bertemu, saling bertatapan, Mili terlihat mengigit kecil bibir tipisnya yang merah merona coba menggoda Firzan...
Gunawan baru saja menelepon istrinya, menanyakan keadaan di rumah, dan memberitahu bahwa dia belum bisa pulang ke Jakarta. Di obrolan via whatsapp tadi Mili mengutarakan keinginannya.“Pah, tadi di jalan Mama hampir nabrak lho, Pah,” ucap Mili mengarang cerita untuk mendapatkan keinginannya.“Makanya Mama dicarikan supir pribadi dong, Pah, biar kalau pergi ke mall juga Mama enggak repot-repot harus cari parkiran sendiri, kan bete, Pah!” “Kayaknya Baskoro aja sudah cukup, Mah, dia juga kan bisa nganter Mama.”“Dia kan supir pribadi Papa, lebih sering nganter Papa kemana-mana. Enggak mau, Pah, pokoknya Mama pengin punya supir pribadi juga!”“Ya, udah nanti kita bicarakan lagi kalau Papa sudah sampai Jakarta ya?” putus Gun. Mili di sana sudah berencana menjadikan Firzan sebagai supir pribadi. Selain membujuk suaminya, dia juga akan minta bantuan Baskoro, agar adiknya mau menjadi supir pribadinya. Cinta akan tumbuh jika kita selalu bersama, begitu yang ada di pikiran Mili terhadapa Firz
Di rumah kontrakan, sudah tiga hari Baskoro sakit, Tini tanpa mengeluh merawat suaminya dengan telaten. Begitu juga Farel anak semata wayangnya tidak rewel dari biasanya karena tahu ayahnya sedang sakit. Tapi pagi ini anak kecil yang gigi tengahnya ompong itu jadi berisik ingin segera mandi dan berpakaian karena Om Firzan akan membawanya pergi makan ke restoran fast food yang memiliki arena bermain. Saat melihat Firzan muncul dari balik pintu depan dia langsung mendekati dan memeluk tubuh om-nya. Firzan pun mendaratkan beberapa ciuman di pipi Farel untuk menunjukan rasa sayangnya kepada keponakannya itu. Bukan hanya kepada Farel, Firzan memang menyukai anak-anak kecil.Baskoro yang sedang duduk di kursi, mengecilkan volume TV saat sebuah panggilan masuk ke dalam handphone-nya. “Ya halo, Pagi Pak Gun...” sapa Baskoro kepada boss-nya di sana.“Pagi Bas. Oh iya kamu masih sakit, Bas?” tanya Pak Gun.“Sudah baikan Pak, besok sudah mulai kerja. Bapak nanti sore ya balik dari Surabaya,
Keluar dari suite room, Firzan ingin menghirup oksigen sebanyak-banyak untuk menghilangkan rasa sesak dan gemuruh di dadanya atas kejadian yang baru saja dia alami. Dia telah berperang melawan batinnya yang cukup sulit dia putuskan. Antara takut mengecewakan Mili dan merasa direndahkan oleh perempuan itu. Firzan yakin, semuanya sudah diatur untuk menjebaknya dalam situasi tersebut. Menyuruhnya mengembalikan tas Angela ke kamarnya, sangat jelas itu sudah terencana. Walaupun naluri lelakinya begitu bergelora saat melihat orang bercinta di depan matanya, ditambah dipaksa meraba dada seorang wanita, adalah sebuah godaan yang sukar ditolak oleh lelaki normal manapun di dunia ini, tapi Firzan berhasil mengambil keputusan yang terbaik yang harus dia pilih.Firzan mengingat kebaikan Pak Gun yang telah menghidupi keluarga abangnya selama bertahun-tahun menjadi sopir pribadinya, dia merasa sangat lancang sampai berani mengambil kesempatan pada istri orang yang telah menanamkan budi baik bagi k
Pintu Suite room yang dituju Firzan sudah berada di hadapannya, lalu dia mengirim pesan whatsapp kepada Mili sudah berada di depan pintu. Mili menyuruh Firzan masuk karena pintu tidak dikunci. “Sini tasnya, kamu duduk dulu di sofa sebentar, nanti kita turun bareng sebentar lagi ya,” ucap Mili saat Firzan sudah berada di dalam kamar yang luas itu. Mili mengambil tas dari tangan Firzan lalu menuju ke kamar Angela, meninggalkan Firzan sendiri duduk di atas sofa di bagian depan suite room.“Firzan...” ucap Mili berdiri di ambang pintu kamar, “Ke sini sebentar, aku ingin menunjukkan kamu sesuatu...” tambah Mili sambil melambaikan tangannya.“Ada apa, Tante?” tanya Firzan perasaannya semakin tidak nyaman.Mili meraih tangan kanan Firzan yang terasa dingin, lalu mengajaknya masuk ke dalam kamar.“Apa-apaan ini, Tante...” ucap Firzan kaget, sambil menarik tangannya dari pegangan Mili dan mundur dua langkah saat melihat di dalam kamar itu Ray sedang bergumul bersama tiga orang wanita di atas
Di akhir acara makan malam yang menghebohkan, Ray memilih Salsa sebagai pemenang games menjilat es krim. Bersama Angela dan Vira dia berhak merenggut keperjakaan berondong berotot dari Bali yang mengaku belum pernah berhubungan intim dengan wanita mana pun.Ray segera menggiring ketiga teman kencannya ke dalam suite room yang sudah dibooking. “Selamat bersenang-senang ya, ladies...” ucap anggota Mamih Rumpi dan Mamah Muda yang malam itu tidak kebagian jatah kencan, tapi mereka merasa bahagia bisa hadir ke acara dinner itu, terutama karena kehadiran si tampan Firzan yang tidak tahu kalau di akhir acara itu ada sesi bobo bareng,Di dalam kamar mewah itu, ada sebuah ranjang yang berukuran super king yang empuk dan sangat nyaman untuk ditiduri. Ray dan ketiga wanitanya malam ini akan menikmatinya.“Ladies, all of you sit down please!” Ray meminta ketiga teman kencannya duduk di kursi empuk yang ada di dalam kamar itu. “First, Vira, come here... open my clothes, please...”Vira pun denga
Masih di ruang VIP restoran Shangri-La hotel, permainan memasukan pisang ke dalam mulut dimenangi oleh Vira dan Angela. Dua wanita itu berpelukan untuk meluapkan rasa senangnya, wanita yang lain ikut memberi selamat kepada mereka. Salsa tampak kecewa, karena dia sangat berharap bisa bermesraan dengan berondong berotot dengan warna kulit cokelat yang eksotis dari Bali itu. Acara dinner dilanjutkan, para wanita sudah duduk kembali ke meja masing-masing untuk menyantap main course yang mulai dihidangkan. Ray pun ikut duduk bersama di samping Angela untuk menikmati makan malam dengan berbagai menu yang sudah dipesan Mili, mulai dari steak, BBQ chicken, pasta, thai steam fish, dan ada juga menu tradisional Indonesia. Selesai menyantap hidangan utama, Mili memberi pengumuman bahwa Ray ingin menambah satu slot lagi untuk diajak bermesra dengannya di kamar hotel, untuk menemani Angela dan Vira.“Mauuu...” teriak para wanita kompak. Ray hanya tersenyum melihat keseruan di hadapannya.Kalau