Pertemuan tidak direncanakan antara Mili dan Angela di dalam ruang pijat, membuat kedua anggota club mamah muda itu menceritakan rencana masing-masing terhadap berondong yang sengaja mereka bawa ke salon.
“Aku sih cuma mau pamer aja sama orang-orang di sini, Sis, walaupun aku sudah disebut tante-tante kenyataannya aku bisa kok membawa berondong muda yang wajahnya manis dan badannya berotot,” ungkap Angela yang sudah mengganti pakaiannya dengan handuk piyama yang sudah disediakan terapis.
“Aku sih masih dalam tahap menjinakkan sopir ganteng itu, soalnya dia ini bukan tipe cowok gampangan, jadi perlu waktu untuk bikin dia jinak,” ungkap Mili yang sudah tertelungkup di meja pijat.
“Kalau soal jinak-menjinakkan kasih aja ke aku, Sis, gampanglah itu,” ucap Angela mulai menghampiri meja pijatnya di samping Mili, lalu dia tertelungkup di sana. Angela pun, mengutarakan idenya agar si sopir ganteng menjadi bagian acara dinner nanti malam. Mili pun berterus terang, memang sebenarnya itu yang dia rencanakan.
Setelah satu jam masih di massage room and sauna
Ketika sedang asyik berbincang-bincang, seorang terapis wanita menyuruh Firzan dan Ray masuk ke dalam massage room and sauna secara bersamaan. Keduanya tanpa komentar menurut saja masuk ke dalam ruangan yang tak tampak bagian dalamnya karena ditutupi dengan gorden berwarna gold.
Di dalam ruangan itu ternyata ada beberapa ruangan lagi, kata petugas yang lain yang memberi handuk putih polos kepada Firzan dan Ray, mereka ditunggu oleh Mili dan Angela di ruangan sauna.
Ray tampak tidak ada masalah sama sekali, saat itu juga dia menanggalkan seluruh pakaiannya dan menutupi wilayah sensitifnya dengan handuk. Berbeda dengan Firzan, dia hanya terdiam mematung sambil berperang melawan batinnya untuk memutuskan “ya” atau “tidak” ikut masuk ke dalam perangkap Mili yang pasti ini semua sudah direncanakannya.
“Come on, Bro! Let’s we have fun inside...” ajak Ray yang kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan sauna meninggalkan Firzan yang masih ragu-ragu dengan keputusannya.
Selepas melakukan pijat seluruh badan, mengendorkan urat syaraf yang tegang, dan menghilangkan rasa capek di seluruh badan, Mili dan Angela memutuskan untuk bersantai dengan mandi sauna.
Ruangan sauna itu berukuran tidak terlalu besar, tidak juga terlalu kecil, dikhususkan untuk 6 hingga 8 orang. Dinding-dinding ruangan beruap hangat dan beraroma terapi ini terbuat dari kayu-kayu alam. Demikian juga tempat duduknya yang membentuk huruf L terbuat dari bahan kayu, hingga membuat ruangan ini berkesan alami.
Angela yang mempunyai ide untuk mengajak dua berondong ikut memanaskan tubuh bersama mereka di dalam private sauna yang dibookingnya.
Si big boy yang pertama datang, tubuhnya yang besar dan berotot membuat Mili langsung terpesona saat melihat lelaki itu masuk ke dalam ruang Sauna.
“Ray, this is Miliana, you just call her Mili...” Angela memperkenalkan si big boy kepada Mili.
“Hai, Mili... nice to meet you,” sapa Ray kepada Mili yang berbikini merah.
“Hai, nice to meet you too. Wow, your body is gorgeous!” puji Mili tampak terpesona dengan tubuh cokelat dan berototnya Ray.
“You also look beautiful, aku suka matamu,” puji Ray.
“Hahaha... thank you, Ray...”
Ray membuka handuk putih yang dikenakannya, lalu digantungkan handuk itu di tempat yang sudah disiapkan di pojok ruangan. Tubuh besar Ray kini hanya berbalut boxer sekali pakai berwarna biru yang diberikan oleh petugas sebelum dia masuk ke ruangan sauna.
“Dimana Firzan?” tanya Angela kepada Ray yang kini duduk di sebelah kiri Angela di tengah-tengah wanita berbikini itu.
“Firzan?” Ray mengernyitkan keningnya.
“Mili’s friend... lelaki yang tadi bersama you di lobi,” jelas Angela.
“Oh, i see... Ya, dia masih di ruang ganti, aku tak tahu dia mau ke sini atau tidak, dia diam saja waktu aku ajak masuk,” jelas Ray.
Saat di ruang ganti, setelah cukup lama ragu untuk mengikuti ajakan Mili mandi sauna, Firzan akhirnya sampai pada satu keputusan untuk menerimanya sebagai sebuah pengalaman baru yang perlu dicobanya. “Toh bukan hanya aku berdua dengan Mili, sepertinya berlebihan kalau aku khawatir Mili mengambil kesempatan kepadaku,” batin Firzan yakin dengan keputusannya.
Firzan berbuat seperti yang dilakukan si cowok berotot yang sudah terlebih dahulu keluar dari ruang ganti. Dia menanggalkan seluruh pakaiannya dan menutup bagian bawahnya dengan handuk putih…
Gunawan baru saja menelepon istrinya, menanyakan keadaan di rumah, dan memberitahu bahwa dia belum bisa pulang ke Jakarta. Di obrolan via whatsapp tadi Mili mengutarakan keinginannya.“Pah, tadi di jalan Mama hampir nabrak lho, Pah,” ucap Mili mengarang cerita untuk mendapatkan keinginannya.“Makanya Mama dicarikan supir pribadi dong, Pah, biar kalau pergi ke mall juga Mama enggak repot-repot harus cari parkiran sendiri, kan bete, Pah!” “Kayaknya Baskoro aja sudah cukup, Mah, dia juga kan bisa nganter Mama.”“Dia kan supir pribadi Papa, lebih sering nganter Papa kemana-mana. Enggak mau, Pah, pokoknya Mama pengin punya supir pribadi juga!”“Ya, udah nanti kita bicarakan lagi kalau Papa sudah sampai Jakarta ya?” putus Gun. Mili di sana sudah berencana menjadikan Firzan sebagai supir pribadi. Selain membujuk suaminya, dia juga akan minta bantuan Baskoro, agar adiknya mau menjadi supir pribadinya. Cinta akan tumbuh jika kita selalu bersama, begitu yang ada di pikiran Mili terhadapa Firz
Di rumah kontrakan, sudah tiga hari Baskoro sakit, Tini tanpa mengeluh merawat suaminya dengan telaten. Begitu juga Farel anak semata wayangnya tidak rewel dari biasanya karena tahu ayahnya sedang sakit. Tapi pagi ini anak kecil yang gigi tengahnya ompong itu jadi berisik ingin segera mandi dan berpakaian karena Om Firzan akan membawanya pergi makan ke restoran fast food yang memiliki arena bermain. Saat melihat Firzan muncul dari balik pintu depan dia langsung mendekati dan memeluk tubuh om-nya. Firzan pun mendaratkan beberapa ciuman di pipi Farel untuk menunjukan rasa sayangnya kepada keponakannya itu. Bukan hanya kepada Farel, Firzan memang menyukai anak-anak kecil.Baskoro yang sedang duduk di kursi, mengecilkan volume TV saat sebuah panggilan masuk ke dalam handphone-nya. “Ya halo, Pagi Pak Gun...” sapa Baskoro kepada boss-nya di sana.“Pagi Bas. Oh iya kamu masih sakit, Bas?” tanya Pak Gun.“Sudah baikan Pak, besok sudah mulai kerja. Bapak nanti sore ya balik dari Surabaya,
Keluar dari suite room, Firzan ingin menghirup oksigen sebanyak-banyak untuk menghilangkan rasa sesak dan gemuruh di dadanya atas kejadian yang baru saja dia alami. Dia telah berperang melawan batinnya yang cukup sulit dia putuskan. Antara takut mengecewakan Mili dan merasa direndahkan oleh perempuan itu. Firzan yakin, semuanya sudah diatur untuk menjebaknya dalam situasi tersebut. Menyuruhnya mengembalikan tas Angela ke kamarnya, sangat jelas itu sudah terencana. Walaupun naluri lelakinya begitu bergelora saat melihat orang bercinta di depan matanya, ditambah dipaksa meraba dada seorang wanita, adalah sebuah godaan yang sukar ditolak oleh lelaki normal manapun di dunia ini, tapi Firzan berhasil mengambil keputusan yang terbaik yang harus dia pilih.Firzan mengingat kebaikan Pak Gun yang telah menghidupi keluarga abangnya selama bertahun-tahun menjadi sopir pribadinya, dia merasa sangat lancang sampai berani mengambil kesempatan pada istri orang yang telah menanamkan budi baik bagi k
Pintu Suite room yang dituju Firzan sudah berada di hadapannya, lalu dia mengirim pesan whatsapp kepada Mili sudah berada di depan pintu. Mili menyuruh Firzan masuk karena pintu tidak dikunci. “Sini tasnya, kamu duduk dulu di sofa sebentar, nanti kita turun bareng sebentar lagi ya,” ucap Mili saat Firzan sudah berada di dalam kamar yang luas itu. Mili mengambil tas dari tangan Firzan lalu menuju ke kamar Angela, meninggalkan Firzan sendiri duduk di atas sofa di bagian depan suite room.“Firzan...” ucap Mili berdiri di ambang pintu kamar, “Ke sini sebentar, aku ingin menunjukkan kamu sesuatu...” tambah Mili sambil melambaikan tangannya.“Ada apa, Tante?” tanya Firzan perasaannya semakin tidak nyaman.Mili meraih tangan kanan Firzan yang terasa dingin, lalu mengajaknya masuk ke dalam kamar.“Apa-apaan ini, Tante...” ucap Firzan kaget, sambil menarik tangannya dari pegangan Mili dan mundur dua langkah saat melihat di dalam kamar itu Ray sedang bergumul bersama tiga orang wanita di atas
Di akhir acara makan malam yang menghebohkan, Ray memilih Salsa sebagai pemenang games menjilat es krim. Bersama Angela dan Vira dia berhak merenggut keperjakaan berondong berotot dari Bali yang mengaku belum pernah berhubungan intim dengan wanita mana pun.Ray segera menggiring ketiga teman kencannya ke dalam suite room yang sudah dibooking. “Selamat bersenang-senang ya, ladies...” ucap anggota Mamih Rumpi dan Mamah Muda yang malam itu tidak kebagian jatah kencan, tapi mereka merasa bahagia bisa hadir ke acara dinner itu, terutama karena kehadiran si tampan Firzan yang tidak tahu kalau di akhir acara itu ada sesi bobo bareng,Di dalam kamar mewah itu, ada sebuah ranjang yang berukuran super king yang empuk dan sangat nyaman untuk ditiduri. Ray dan ketiga wanitanya malam ini akan menikmatinya.“Ladies, all of you sit down please!” Ray meminta ketiga teman kencannya duduk di kursi empuk yang ada di dalam kamar itu. “First, Vira, come here... open my clothes, please...”Vira pun denga
Masih di ruang VIP restoran Shangri-La hotel, permainan memasukan pisang ke dalam mulut dimenangi oleh Vira dan Angela. Dua wanita itu berpelukan untuk meluapkan rasa senangnya, wanita yang lain ikut memberi selamat kepada mereka. Salsa tampak kecewa, karena dia sangat berharap bisa bermesraan dengan berondong berotot dengan warna kulit cokelat yang eksotis dari Bali itu. Acara dinner dilanjutkan, para wanita sudah duduk kembali ke meja masing-masing untuk menyantap main course yang mulai dihidangkan. Ray pun ikut duduk bersama di samping Angela untuk menikmati makan malam dengan berbagai menu yang sudah dipesan Mili, mulai dari steak, BBQ chicken, pasta, thai steam fish, dan ada juga menu tradisional Indonesia. Selesai menyantap hidangan utama, Mili memberi pengumuman bahwa Ray ingin menambah satu slot lagi untuk diajak bermesra dengannya di kamar hotel, untuk menemani Angela dan Vira.“Mauuu...” teriak para wanita kompak. Ray hanya tersenyum melihat keseruan di hadapannya.Kalau