Mag-log inMasih di ruang VIP restoran Shangri-La hotel, permainan memasukan pisang ke dalam mulut dimenangi oleh Vira dan Angela. Dua wanita itu berpelukan untuk meluapkan rasa senangnya, wanita yang lain ikut memberi selamat kepada mereka. Salsa tampak kecewa, karena dia sangat berharap bisa bermesraan dengan berondong berotot dengan warna kulit cokelat yang eksotis dari Bali itu.
Acara dinner dilanjutkan, para wanita sudah duduk kembali ke meja masing-masing untuk menyantap main course yang mulai dihidangkan. Ray pun ikut duduk bersama di samping Angela untuk menikmati makan malam dengan berbagai menu yang sudah dipesan Mili, mulai dari steak, BBQ chicken, pasta, thai steam fish, dan ada juga menu tradisional Indonesia.
Selesai menyantap hidangan utama, Mili memberi pengumuman bahwa Ray ingin menambah satu slot lagi untuk diajak bermesra dengannya di kamar hotel, untuk menemani Angela dan Vira.
“Mauuu...” teriak para wanita kompak. Ray hanya tersenyum melihat keseruan di hadapannya.
Kalau tadi Ray meminta para wanita memasukan pisang ke dalam mulutnya, kali ini Ray akan memilih wanita yang akan diajak bobo bareng dengan cara yang lebih simple. Setiap wanita diberi cone ice cream cokelat, lalu mereka diminta memakan es krim tersebut dengan cara yang paling seksi dan hot.
Kecuali Angela dan Vira, setiap wanita telah memegang es krim di tangannya, lalu lidah-lidah mereka mulai menjulur-julurkan menjilati es krim tersebut dengan cara paling nakal yang mampu mereka lakukan.
Salsa yang berharap terpilih jadi pemenang, sampai mengeluarkan suara mendesah-desah sambil terus menjilati cone ice cream di tangannya. Pricilia malah melakukan gerakan oral es krim di tangannya.
Melihat yang dilakukan para wanita, Ray mulai merasa gerah, apalagi mereka semua menjilati es krimnya sambil menatap mesum ke arah Ray, membuat Ray pun tak bisa lagi menahan berahinya, dan perlahan-lahan bagian bawahnya pun kini telah menegang.
Sesuai rencana yang dibuat Angela dan Mili, saat anggota mamih rumpi dan mamah muda sedang menikmati es krim, kini giliran Firzan yang akan masuk ke dalam ruangan untuk memberi kejutan kepada mereka.
Setelah menerima pesan w******p dari Mili, Firzan akhirnya diminta keluar dari kamar hotel tempatnya beristirahat menuju ruang VIP resto. Dia terus memompa rasa percaya dirinya agar bisa tenang di hadapan para wanita. Ray sudah mengajarkannya sedikit cara berjalan yang benar dan cara menatap yang menggoda. Kini, saatnya Firzan mempraktikannya meskipun dia merasa masih sedikit berdebar.
“Tenang Firzan, kamu bisa melakukannya!” ucap Firzan menyemangati dirinya sambil terus berjalan menuju hotel resto.
Pelayan yang berjaga di depan pintu VIP room membukakan pintu mempersilakan Firzan masuk. Setelah mengempaskan napas sebentar, Firzan dengan tenang masuk ke dalam ruangan itu.
“Halo semua...” ucap Firzan sambil mengangkat tangan kanannya menyapa semua orang yang ada di sana.
Melihat kehadiran Firzan, wanita-wanita yang sedang menikmati es krim seketika itu juga berhenti dan terdiam. Mulut mereka terbuka dengan bola mata membesar memandang lekat ke arah lelaki rupawan yang sedang memamerkan senyumnya di depan mereka.
Mili tersenyum puas melihat pemandangan di depannya, terlebih lagi melihat Pricilia yang melotot dengan ice cream menyumbat mulutnya yang menganga.
Nanda bahkan sampai tak sadar menjatuhkan ice cream ke bajunya, hingga belepotan terkena cokelat ice cream. Demikian juga dengan Salsa, ice cream yang sedang dijilatinya meleber ke pipinya karena terpukau melihat lelaki tertampan yang pernah dilihatnya seumur hidup.
Saat Firzan mulai melangkah, mendekati satu persatu wanita di hadapannya, mereka masih terpukau memandang lekat wajah Firzan tanpa suara.
“Hai, kenalkan saya Firzan...” sapa Firzan kepada Vira yang sedari terkagum-kagum melihat ketampanan lelaki di depannya.
“OMG... indah sekali...” ucap Vira memandang wajah Firzan yang begitu dekat di depan matanya. Firzan hanya tersenyum, dan seyumnya itu makin meruntuhkan hati karena menambah ketampanan wajahnya.
Firzan terus berjalan mendekati satu persatu wanita yang sedang terpukau dengan ketampanannya, bahkan Shela salah satu anggota mamih rumpi sampai meneteskan air mata mengungkapkan rasa bahagianya bisa melihat ada lelaki setampan ini di dunia.
“Aku tak perlu menyentuhmu, memandangmu saja aku sangat bahagia,” ucap Shela saat Firzan coba menyalaminya.
“Makasih, ya...” balas Firzan dengan senyum terus lekat di bibirnya.
“Saya merasa senang sekali berkenalan dengan kalian, terima kasih atas sambutannya,” ucap Firzan saat kembali ke tempat dia berdiri semula.
“We love you, Firzan!” teriak Vira sambil mmebil memberi isyarat love di tangannya.
“Do you want him to open his cloth, ladies...” ucap Ray yang masih berada di ruangan itu, duduk di samping Angela.
“No...!!”
“Tidak-tidak...!
“Jangan, kami bisa gila melihatnya!”
“Kamu tak pelu melakukan itu Firzan, kami tak menginginkan apa-apa lagi darimu, berdiri saja di situ sudah cukup, biarkan kami memandang keindahan di wajahmu itu...”
Mata Mili berkaca-kaca menyaksikan yang sedang terjadi, teman-temannya telah tersentuh hatinya dengan ketampanan Firzan. Mili seperti tak mengenal mereka, wanita-wanita yang nakal, yang memiliki hasrat meluap-luap, kini jadi luluh saat melihat Firzan. Dia sungguh sangat terharu sampai meneteskan air mata.
“Can you tell to us about your life story, Firzan! Mungkin kisah hidup yang tidak pernah kamu lupakan hingga kini,” ucap Ray coba mengendalikan keadaan.
“Iya, ada. Aku ingin cerita pengalaman terpahit dengan teman wanitaku,” balas Firzan sambil memandang ke Ray.
“Aku berteman dengan seorang gadis bernama Maya, kami berteman sejak sekolah dasar hingga kelas 2 SMP. Kami saling menyukai, tapi tak pernah menyatakan perasaan masing-masing. Suatu hari dia tidak masuk sekolah, lalu aku pergi ke rumah kontrakannya, ternyata menurut tetangga tadi pagi dia sudah pindah tak tahu kemana. Saat itu aku merasa sangat sedih, karena tidak tahu harus mencarinya kemana. Setelah hari itu, rasa sedih dan kehilanganku ternyata tidak bisa kubuang dari dalam hatiku, aku selalu mengingat dan merindukannya setiap hari.
“Sampai dua tahun kemudian, aku melihat seorang gadis yang mirip Maya sedang berjalan di tepi jalan menggendong seorang anak kecil. Aku pun menghampiri dan menyapanya. Dia terkejut melihatku dan menangis tersedu-sedu. Aku bertanya, mengapa dia pergi begitu saja tanpa memberitahuku? Dia tidak langsung menjawab, hanya menangis terisak-isak.
“Akhirnya dia menceritakan semua kenapa dia meninggalkan aku. Ternyata anak kecil yang sedang digendongnya adalah alasannya. Saat pindah rumah itu ternyata dia sedang hamil karena diperkosa oleh ayah tirinya yang tinggal serumah dengannya. Hatiku langsung hancur mendengarnya, di depannya aku sampai menangis saat mengatakan bahwa selama dua tahun ini aku tidak pernah melupakannya dan ingin bertemu.
“Dia pun mengaku sama, sangat rindu denganku, sampai menamai anaknya itu dengan nama Firzan, katanya agar merasa selalu dekat denganku. Begitulah ceritanya...”
Setelah mengakhiri ceritanya, wanita-wanita di depan Firzan semua menangis mengelap air mata mereka dengan tisu, termasuk Mili dan Angela.
“True love,”
“Sangat menyentuh ya...”
“I love you, Firzan...”
Wanita-wanita itu bergumam sambil tidak lepas memandang keindahan wajah Firzan di depannya...
Chantika hanya tersenyum melihat Firzan merem-melek menikmati sensasi sentuhannya yang kembali mengelus-elus lagi bulu dada Firzan yang halus. Merasa gemas melihat jenggot Firzan yang baru tumbuh beberapa helai, tangan Chantika pun tak luput mengelus-elus dagu Firzan, memainkan lembar-lembar jenggotnya yang pendek dan tipis itu. Kumis tipis Firzan pun tak ketinggalan diraba-rabanya dan juga kedua alisnya tak. Firzan yang masih memejamkan mata tidak lagi merasakan lagi sentuhan tangan Chantika di wajahnya, tapi tiba-tiba dia merasakan bibirnya disentuh benda lembut yang basah. Saat Firzan membuka mata, mata Chantika berada begitu dekat di atasnya, dan sentuhan benda lembut itu perlahan mulai melumat bibirnya. “Thank you, Sayang...” ucap Firzan saat Chantika menghentikan ciumannya, Chantika hanya menutup mulutnya dan duduk membelakangi Firzan karena malu. Firzan pun beranjak dari tidurnya lalu duduk di tepi ranjang bersebelahan dengan Chantika, lalu menarik bahu Chantika agar kepalany
Setelah makan malam Chantika naik ke atas, Firzan bilang dia menunggunya di ruang depan untuk melanjutkan ngobrol, seperti biasa di kursi yang kayunya penuh ukiran. Saat Chantika turun, Firzan heran melihat dia mengenakan jaket dan leging berwarna hitam sambil menenteng tas tangan berukuran kecil.“Mau kemana?” tanya Firzan setelah Chantika berdiri di hadapannya.“Mau ke tempat teman, ayo antar...” pinta Chantika sambil menarik lengan Firzan. “Sudah bilang sama Nenek?” tanya Firzan, Chantika mengiyakan.“Aku kekenyangan, malas bergerak,” ujar Firzan saat sudah berdiri di hadapan Chantika.“Kalau habis makan, jangan tidur-tiduran, nanti bikin gemuk,” ucap Chantika mencubit perut Firzan yang volumenya bertambah karena banyak makan lauk yang dibuat Nek Las, kemudian dia menggandeng Firzan keluar rumah.Di tembalangChantika memberitahu kalau temannya indekos di Tembalang, tidak jauh dari kosan Firzan. Saat Chantika menunjukkan jalan lurus setelah perempatan, tentu saja Firzan langsung
Firzan menghapus bercak air di matanya, dia tidak mau kelihatan cengeng di mata Chantika, karena sebenarnya dia memiliki hati yang mellow dan gampang tersentuh. Walaupun dia sudah tahu rahasia yang direncanakan Chantika, dia akan berpura-pura tak tahu semuanya.“Hayo, lagi ngelamunin apa?” tiba-tiba Chantika datang mengejutkan Firzan yang sedang duduk bersandar di kursi dengan tatapan ke langit-langit ruangan.“Aduh, bikin kaget aja, sih?” ucap Firzan lalu menarik lengan Chantika hingga rambutnya yang basah menyentuh wajah Firzan.“Aku suka wangi shampo-mu, urang-aring, kan?” tanya Firzan sambil menerka bau yang menguar dari rambut Chantika yang baru saja keramas. “Iya, sejak kecil aku gak pernah ganti shampo, mencium baunya aku akan selalu merasa dekat dengan mamaku, karena sejak kecil pun Mama memakai shampo yang sama,” jelas Chantika.“Itu artinya kamu orang yang setia, dan tidak mudah melupakan masa lalu,” ucap Firzan sambil memain-mainkan rambut Chantika yang bersandar di dadany
Menjelang sore Firzan bermaksud menjemput Chantika pulang dari Kantor, tapi Chantika lebih dulu mengirimi pesan tidak perlu menjemputnya karena balik kerja dia ada keperluan mendadak yang akan diantar oleh Lintar. Mengapa harus diantar Lintar, mengapa bukan sama aku aja, batin Firzan saat membaca pesan whatsapp dari Chantika.“Chantika mau pergi ke mana ya, Nek?” tanya Firzan kepada Nek Las yang mulai masak untuk makan malam.“Enggak bilang tuh sama Nenek. Kenapa, bosan ya seharian di rumah?” tanya Nek Las.“Iya juga sih, Nek, cuma kalau berpergian, aku kan bisa antar, nggak harus ngerepotin Lintar,” jelas Firzan.“Kalau Nak Firzan memang pengin keluar, bisa tolong Nenek ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan dapur, itu juga kalau Nak Firzan enggak malu, ganteng-ganteng kok beli minyak goreng... hehehe...” ucap Nek Las sambil tertawa.“Enggak apa-apa, Nek, aku mau, tapi dibuatkan daftar belanjanya ya, Nek, aku takut ada yang lupa,” ucap Firzan lalu mencatat yang akan dibeli
Setelah puas saling berciuman, Anthony mengaku kangen dengan masakan istrinya, maka untuk menyenangkan hati suaminya yang baru kembali setelah lama berpisah, Angela pun dengan senang hati akan memasak makanan kesukaan suaminya yang tidak bisa didapat di luar negeri, yaitu sambal tempe dan ikan asin. “Aku tinggal sebentar ke supermarket di bawah ya, atau kamu mau ikut?” tanya Angela yang sudah menenteng tas tangannya dengan berpakaian seadanya tanpa harus berdandan.“Aku di rumah saja, masih kangen nih sama suasana rumah,” jawab Anthony sambil memamerkan senyumnya kepada Angela.Saat Angela pergi, ternyata Anthony sudah merencanakan sesuatu untuk melihat-lihat seisi ruang di apartemennya dengan penuh kecurigaan. Anthony mengakui kalau dirinya tidak setia saat tinggal di luar negeri, dan dia juga merasakan kalau Angela melakukan hal yang sama. Keanehan pertama waktu dia datang, melihat ada beberapa pasang sepatu pria (lebih dari dua pasang) di rak sepatu sedangkan tadi hanya ada 2 ora
Angela tentu saja kaget, bercampur cemas saat mengetahui Anthony tiba-tiba sudah berada di dalam kamar, saat ia keluar dari kamar mandi. “Sayang..., kamu pulang?” ucap Angela melihat suaminya sudah duduk di tepi ranjang, sambil melepaskan seragamnya.“I miss you, Honey...” ucap Anthony langsung memeluk Angela yang masih terbalut handuk putih, lalu mereka berciuman. Tapi bukan hanya untuk melepas rindu, melainkan Anthony menciumi Angela dengan sepenuh hasratnya yang sudah lama terpendam.“Angela...” ucap Mili tiba-tiba masuk ke dalam kamar membuat Angela dan Anthoy menghentikan aksinya, “Uppss.. Sorry...!” desis Mili kaget melihat Angela bersama suaminya. “Hai, Mili... kamu ada di sini juga?” tanya Anthony yang memang sudah mengenal Mili sebagai kawan baik Angela sejak mereka belum menikah.“I-iya... aku bersama personal trainerku, kebetulan aku ikut fitness, dan hari ini baru pulang nge-gym aku mampir ke sini, sampai numpang mandi segala. Sekalian aku bawa personal trainerku dan te







