Share

16. Luka Memar

"Demi burung golden pheasant. Kau pucat sekali. Kau tidak punya warna." Mortimer ternganga melihat penampilan Penelope yang kusut, tanpa make up, dan pakaian longgar sederhana yang dia kenakan sore itu.

Penelope melepas trench coat-nya. Menyampirkan jubah luar itu ke punggung kursi. Dia lalu duduk, mengedarkan pandang ke sekeliling sebelum memusatkan perhatiannya pada Mortimer, kondisi kafe yang sepi membuat suasana hati Penelope jadi lebih baik.

"Apa kau sakit?" Mortimer memajukan dadanya ke pinggir meja, mendekati Penelope, meraih tangan kanan Penelope untuk dia pegang.

"Aku baik-baik saja," kilahnya sambil menepis kasar tangan Mortimer.

"Ke mana selera fesyenmu pergi? Apa pernikahan sudah membuatmu kehilangan minat untuk merawat diri? Maaf, Penelope, tetapi kau mengerikan." Mortimer mengusap pergelangan tangannya.

Penelope mengabaikan Mortimer. Dia melambai pada pelayan dan memesan satu cangkir kopi. Setelah pelayan itu meninggalkan mereka, Penelope menggaruk asal kepalanya dan mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status