Hanna sejak sebelum subuh sudah bersiap bersama beberapa penata rias. Sebagian dari mereka menyiapkan kebaya akad dan aksesoris yang akan dikenakan Hanna. Semua kru wedding organizer sibuk dengan tugas mereka masing-masing.Tepat pukul tujuh pagi semua tamu undangan dari beberapa negara beserta keluarga inti bersiap di dalam ballroom untuk menyaksikan akad nikah. Hanya tamu khusus yang berada di sana untuk menyaksikan acara sakral itu.Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an serta untaian nasihat dari seorang ustaz. Tampak Al sedang duduk berhadapan dengan penghulu dan Rayyan yang akan menjadi wali nikah Hanna. Dua orang saksi duduk di sebelah kanan dan kiri meja, sebuah meja yang dirias dengan rangkaian bunga memisahkan mereka. Sedangkan Hanna menunggu di ruangan lain yang masih satu area dengan ballroom.Kevin melakukan panggilan video pada Dean sesaat sebelum akad dimulai, dia mengarahkan kamera ponselnya pada sosok Al yang sedang melaksanakan ijab kabul. Tak ada kata yan
Tania mengedarkan pandangannya di sekitar bandara, mencari keberadaan Vera yang akan menjemputnya. Namun sudah lewat satu jam Vera tak jua menampakkan batang hidungnya. Dia menyeret kopernya hingga ke ruang tunggu, ketika dia merogoh kantongnya untuk mengambil ponsel tiba-tiba sosok yang ditunggu akhirnya muncul juga."Lama banget sih, Kak. Udah cape, masih harus nunggu lama. Sebel!" ucap Tania dengan wajah yang ditekuk sambil bersungut-sungut. Dia mengembuskan napas berat, kekesalannya pada pernikahan Al membuat dirinya lebih sensitif. Terkadang marah pada karena masalah sepele yang dibesar-besarkan."Maaf ya, tadi ada tamu dari luar kota, kasihan kalau ditinggal." Masih dengan napas yang terengah-engah karena berlari di pintu masuk bandara Vera mengajak Tania menuju mobilnya.Di atas sofa dengan ukiran kayu Tania memandangi ruang tamu mewah milik kakaknya. Rumah tampak sepi karena kakak iparnya sedang keluar kota. Vera yang belum dikaruniai anak hanya tinggal bersama beberapa pelayan
Byurr!!"La-laura ... to-tolong ...." Dengan sekuat tenaga Hanna memukul-mukul tangannya di permukaan air, namun hal itu justru membuatnya semakin tenggelam. Laura bersedekap memandangi wajah panik Hanna yang mulai kewalahan karena dirinya tidak bisa berenang."LAURA!?" teriak Dean ketika mendengar kegaduhan di area kolam renang. Pria itu segera berlari ke arah kolam renang. Laura sangat terkejut dengan kedatangan Dean. Susah payah dia berusaha menahan lengan Dean agar tidak mendekat ke tepi kolam.Melihat gaun Hanna melayang di dalam air, Dean tahu siapa sosok yang baru saja tercebur ke dalam kolam. Sudah tidak ada pergerakan di dalam kolam, mungkin Hanna sudah hilang kesadarannya. Tanpa pikir panjang Dean menceburkan dirinya lalu menggapai tubuh Hanna yang nyaris tenggelam di dasar kolam.Setelah berhasil mendapatkan tubuh Hanna, dengan susah payah Dean menariknya hingga ke permukaan. Kemudian dengan segenap tenaga yang dimilikinya dia mengangkat tubuh Hanna keluar dari kolam.Dean k
Al mengerjapkan matanya ketika mendapati ponselnya bergetar di atas nakas, seingatnya dia tidak pernah mengganti dering ponsel dengan mode getar. Dia lalu berusaha bangkit untuk meraih ponselnya, namun sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya menyulitkan dia bergerak.Merasa ada yang ganjil lantas Al membalikkan badannya, dia mendapati Tania tidur tanpa sehelai benang di tubuhnya. Jantung Al semakin berpacu ketika mendapati dirinya yang juga tanpa busana.Al segera bangkit dari tempat tidur lalu meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Ponselnya kembali bergetar dan dia segera mengangkatnya."Hanna, maaf aku ketiduran di kantor," kata Al yang dengan terpaksa berbohong pada istrinya.Tania membuka matanya ketika mendengar suara Al yang sedang menelepon seseorang. Dia bangkit lalu duduk sambil menutupi tubuhnya dengan selimut sampai batas dada.Setelah menutup ponselnya kemudian Al berbalik menatap Tania. Dia mendapati Tania masih membeku di atas tempat tidur dengan sprei yang ber
Di lantai dua balkon rumahnya, Hanna sedang menjemur selembar sprei miliknya. Tiba-tiba angin berembus kencang menerbangkan sprei itu hingga terjatuh ke ke bawah. Seseorang yang tidak diketahui rupanya segera memungut sprei yang tergeletak di tanah kemudian membawanya pergi. Hanna ingin berteriak tapi tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, dia justru tergelincir lalu terjun dari lantai dua rumahnya."Aaarrrggghhh ...."BUKK!?Hanna merasakan sakit di sekujur tubuh. Selimut masih membelit sebagian kakinya, sedangkan kepala dan badannya terkapar di atas lantai. Dia meringis mendapati dirinya baru saja terjun bebas dari atas tempat tidur.Dia mengusap lengannya yang memar karena terbentur kaki nakas, ini bukan kali pertama Hanna mengalami mimpi buruk. Anehnya, mimpi itu selalu datang berulang, tentang seseorang yang membawa lari sprei miliknya. Bahkan yang lebih parahnya lagi, di dalam mimpinya seseorang mengambil sprei pengantin di hari pernikahannya.Hanna bangkit lalu duduk di pingg
Setelah sampai di ruangan Al, kemudian petugas keamanan melerai pertikaian Ryan dengan sepupu yang selama ini menjadi bosnya itu. Melihat Al yang babak belur lantas Tania bangkit dan membantu Al berdiri lalu mendudukannya di kursi. Tak tahan melihat pemandangan itu, Hanna yang masih terisak lalu memalingkan wajahnya kemudian bergegas meninggalkan ruangan.Baik Al ataupun Ryan tak ada satupun yang menyadari kepergian Hanna. Bahkan Ryan hampir lupa jika dia datang bersama istri dari sepupunya yang baru saja dia pukuli.Melihat Hanna pergi lantas Kevin diam-diam mengikutinya. Tak jauh di belakang Hanna, dia melajukan mobilnya dengan sangat lambat.Wanita itu jauh-jauh datang ke Kalimantan untuk menemui suaminya, tapi dia justru memergoki suaminya selingkuh bersama perempuan lain. Sungguh ironis!Awalnya Kevin ingin menghubungi Dean, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia takut Dean akan melakukan hal gila demi membela wanita pujaan hatinya itu. Bagi Kevin tak ada gunanya mencampur adukkan uru
Di salah satu meja restoran, masih di dalam gedung hotel tempatnya menginap, Hanna memandangi wajah suaminya yang duduk di hadapannya. Memar di wajah Al cukup parah, nampaknya Ryan sungguh-sungguh memukuli orang yang masih ada hubungan darah dengannya. Ingin sekali Hanna membelai wajah itu, tetapi dia teringat dengan Tania yang lebih dahulu menyentuhnya ketika pertikaian itu terjadi."Luka di wajahmu cukup parah, Mas," Hanna menyelisik wajah Al."Ya, aku pantas mendapatkannya," jawab Al lantas memandang kepada istrinya."Ada yang perlu kamu jelaskan, Mas? Aku siap mendengarkannya. Kita akan menyelesaikan masalah ini sebelum aku kembali ke Jakarta," tegas Hanna yang tak ingin berlama-lama di Kalimantan. Setiap kali dia mengingat kejadian kemarin hatinya terasa perih, dia ingin sekali melupakannya. Bahkan jika bisa, dia berharap menjadi amnesia."Hanna, maafkan aku. Sebenarnya aku sudah menikah dengan Tania sejak beberapa bulan yang lalu," ucap Al dengan tatapan penuh penyesalan. Sebenar
Dua bulan berlalu, akan tetapi Al tidak juga datang menemui Hanna, bahkan Al juga tidak menghadiri persidangan perceraian mereka. Hanna menganggap Al benar-benar tidak ingin kembali padanya. Sungguh pahit luar biasa, Hanna harus menyandang status janda di usianya yang masih muda. Siapa sangka pernikahan pertamanya harus kandas begitu saja.Kevin menatap sosok Hanna yang sedang memandangi pesawat. Dia turut prihatin atas permasalahan yang dihadapi wanita itu. Namun di sisi lain Kevin merasa senang karena akhirnya dia bisa membawa Hanna ke Amerika. Dia merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki hubungan Hanna dengan Dean. Suatu saat mereka harus bertemu, entah kapan karena untuk saat ini Hanna ingin Kevin merahasiakan kedatangannya dari Dean.Hanna dan Kevin sedang menunggu pesawat di ruang VIP yang akan membawa mereka ke Amerika. Langit di bandara tampak cerah dan Hanna mengambil sejumlah gambar dengan ponselnya. Dia memilih gambar yang paling bagus lalu mempostingnya ke media sosial.P