Lahat ng Kabanata ng Berdamai dengan Takdir: Kabanata 1 - Kabanata 10
63 Kabanata
PROLOG
Tampa, Florida....."I bear witness that there is no God except Allah, and I bear witness that Muhammad is the messenger of Allah," ucap Dean mengakhiri syahadatnya, kini Dean resmi menjadi seorang muslim."Alhamdulillah!""Allaahu Akbar!""Baarakallaahu fiik!""MaasyaAllaah!"Berbagai ucapan rasa syukur menggema di ruang sekretariat Masjid Jama'atul Mukminin. Kevin menatap punggung bosnya yang tenggelam dalam pelukan Syaikh Ibrahim, seorang ulama berdarah Syria yang terkenal di komunitas muslim di kota Tampa."Selamat, Dean!" Kevin merangkul sosok tiga tahun lebih muda di bawahnya. Meski kini mereka berbeda keyakinan, namun Kevin sangat menghormati pilihan bosnya. Agama adalah bagian dari hak asasi manusia, begitu menurut Kevin."Tolong rahasiakan ini, Kevin!" pinta Dean pada asisten yang telah setia mendampinginya selama lima tahun."Dengan senang hati, Bos." Sebagai tangan kanan CEO Joos Corporation, Kevin tahu apa yang harus dilakukan. Tidak mungkin bagi Dean untuk mengumumkan sta
Magbasa pa
BAB 1
Tok! tok! tok!Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan seorang wanita yang sedang berendam di dalam bathtub. Dia tidak mengerti kenapa layanan kamar datang sepagi ini, bukankah itu akan mengganggu tamu hotel yang belum bangun?Tok! Tok! Tok!Lagi-lagi dia bisa mendengar suara pintu diketuk, yang memang lokasi pintu masuk tidak jauh dari pintu kamar mandi. Wanita itu mencebik, menunggu pria yang semalam tidur bersamanya bangun untuk membukakan pintu.Tok! Tok! Tok!"Dasar tuli!" geram wanita itu sambil menyentakkan tangannya di permukaan air.Akhirnya kesabaran wanita itu sudah di ambang batas. Dia bangkit dari dalam bathtub dengan tubuh penuh busa sabun. Kemudian membuka sedikit pintu kamar mandi agar kepalanya bisa menyembul keluar."ZACK!? Apa kamu tidak mendengar suara ketukan itu?" teriak wanita dengan rambut keemasan yang basah kuyup sambil memegangi daun pintu."Ya, aku datang, Laura. Tenanglah!"Mendengar jawaban Zachary Newman lantas wanita yang memiliki nama lengkap Laura Adam
Magbasa pa
BAB 2
Assalamu'alaikumDear Dave, how are you doing?Thank you for sending me letter. I'm glad to have you as my friend. My name is Hanna Kirana, you may call me Hanna. I'm 21 years old and I'm single. I'm a teacher at the kindergarten school. I love writing stories and reading some books.I'm the oldest child in my family. I have a young brother, his name is Rayyan. I live with Rayyan and our mother. My father passed away last year.Dave, would you mind to tell me your reason embraced Islam? It must be a wonderful story. And why did you choose Islam? Please, answer my questions.By the way, do you have an email? should we send letter each other? I think sending email is not a bad thing. But if you feel better by sending me letter, it's not a big deal.This is enough from me. Forgive me if my english is very bad. I'll be waiting for your reply.With loveHannaSenyum terukir di bibir tipis Dean ketika dia membaca surat yang ditulis Hanna. Dia mengambil selembar foto yang terselip di dalam am
Magbasa pa
BAB 3
'Ting'Suara denting botol wine beradu dengan gelas kristal yang digenggam Laura. Cairan berwarna merah pekat mengalir memenuhi setengah gelas kosong berkaki. Mungkin terlalu pagi bagi Laura yang hampir menghabiskan satu botol minuman beralkohol itu. Dia terpaksa membuat dirinya sedikit mabuk untuk mengumpulkan keberaniannya menggoda suami sedingin es yang sudah setahun dinikahinya.Selama menjalani pernikahan Dean tak pernah menyentuh raganya. Tak mendapatkan kehangatan di atas tempat tidur, sehingga Laura memilih mencari pelampiasan dengan pria lain. Dean tentu tahu kebiasaan buruk istrinya itu yang kerap kali melakukan one night stand atau check in bersama selingkuhannya.Setelah meneguk gelas terakhir, Laura yang berjalan sempoyongan menghampiri ruang kerja di dalam penthouse milik suaminya.Dia menerobos pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Hal itu membuat Dean menatapnya dengan tajam."Tak bisakah tanganmu mengetuk pintu?" tanya Dean sinis sambil menyipitkan kedua matanya."A
Magbasa pa
BAB 4
Langit mulai gelap ketika Al baru kembali dari perjalanannya ke Kalimantan. Sayup-sayup terdengar lantunan ayat suci Al Qur'an dari mulut seorang pria yang usianya menginjak tujuh puluh tahun. Meski di usianya yang sudah lanjut, tapi Sultan Syah Alam masih aktif mengawasi perusahaannya yang saat ini dipegang oleh putra sulungnya.Mendengar seseorang mengucap salam, Sultan lalu menghentikan bacaan Al Qur'an nya. Al menghampiri ayahnya yang sedang duduk di ruang tamu, dia mencium tangan ayahnya dengan penuh takzim.Sultan kemudian bertanya pada putra sulungnya, "Sudah salat Isya, Al?""Sudah tadi di bandara. Al pamit ke kamar dulu ya, Pa?"Sultan mengangguk lalu menjawab, "Kalau sudah rapi nanti kesini lagi, Papa mau bicara.""Iya, Pa," jawab Al kemudian meninggalkan ayahnya seorang diri.Al merasa segar setelah mandi dan mengenakan piyamanya. Dia tidak merasa lapar karena sudah makan malam di bandara. Kemudian dia menemui ayahnya kembali di ruang tamu."Usiamu sekarang berapa, Al?" tany
Magbasa pa
BAB 5
Mendapati dirinya sedang dilamar, Hanna merasa salah tingkah, dia malu tapi hatinya sangat bahagia. Jangan tanya bagaimana kondisi jantungnya saat itu, berisik tak karuan seperti marching band di acara karnaval. Tanpa dia sadari dari kejauhan sebuah drone melayang mendekati mereka untuk merekam momen itu."Hanna, dengarkan aku baik-baik. Di belakangmu ada meja dan ada kotak berwarna marun di atasnya," kata Al yang sedang memberikan instruksi untuk Hanna. Dia berharap semoga Hanna mengerti apa yang dikatakannya agar rencana berjalan dengan lancar. Tak dapat dipungkiri jika jantung Al pun sedang berdebar tak karuan.Hanna menoleh ke arah meja dan mendapati kotak itu teronggok di atasnya."Buka kotak itu, Hanna!"Dengan sangat hati-hati Hanna membuka kotak itu seolah-olah ada bom waktu di dalamnya. Namun ternyata di luar dugaan, dia justru menemukan dua tombol berwarna merah dan biru yang sudah tersetting di dalam kotak. Hanna memberitahu Al apa yang baru saja dilihatnya, kemudian Al memb
Magbasa pa
BAB 6
Laura memasuki gedung megah Joos Tower milik suaminya. Dia menemui resepsionis hendak menanyakan keberadaan Dean. Ternyata pria itu ada di ruangannya bersama Kevin.Tepat ketika Laura ingin melangkahkan kakinya menuju lift, seorang kurir mendatangi meja resepsionis. Dia melihat kurir membawa paket undangan untuk Dean dari Indonesia. Sebuah kebetulan yang tak disangka."Biar aku yang bawa ke atas," kata Laura pada resepsionis. Dia lalu menandatangani tanda terima paket itu dan mengembalikannya pada kurir.Laura membuka paket yang berisi undangan pernikahan, matanya terpaku pada kedua nama mempelai yang terukir dengan tinta emas. Tentu hal itu menarik perhatiannya.Bukannya menaiki lift, dia justru menuju sofa yang berada di pojok ruang tunggu. Membuka setiap lembar undangan kemudian mengambil gambar undangan itu dengan ponselnya. Dia mencari tahu nama familiar yang tertera di undangan itu dengan akun media sosialnya.Laura kemudian melipat kembali undangan dan merapikannya. Dia melangka
Magbasa pa
BAB 7
Hanna sejak sebelum subuh sudah bersiap bersama beberapa penata rias. Sebagian dari mereka menyiapkan kebaya akad dan aksesoris yang akan dikenakan Hanna. Semua kru wedding organizer sibuk dengan tugas mereka masing-masing.Tepat pukul tujuh pagi semua tamu undangan dari beberapa negara beserta keluarga inti bersiap di dalam ballroom untuk menyaksikan akad nikah. Hanya tamu khusus yang berada di sana untuk menyaksikan acara sakral itu.Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an serta untaian nasihat dari seorang ustaz. Tampak Al sedang duduk berhadapan dengan penghulu dan Rayyan yang akan menjadi wali nikah Hanna. Dua orang saksi duduk di sebelah kanan dan kiri meja, sebuah meja yang dirias dengan rangkaian bunga memisahkan mereka. Sedangkan Hanna menunggu di ruangan lain yang masih satu area dengan ballroom.Kevin melakukan panggilan video pada Dean sesaat sebelum akad dimulai, dia mengarahkan kamera ponselnya pada sosok Al yang sedang melaksanakan ijab kabul. Tak ada kata yan
Magbasa pa
BAB 8
Tania mengedarkan pandangannya di sekitar bandara, mencari keberadaan Vera yang akan menjemputnya. Namun sudah lewat satu jam Vera tak jua menampakkan batang hidungnya. Dia menyeret kopernya hingga ke ruang tunggu, ketika dia merogoh kantongnya untuk mengambil ponsel tiba-tiba sosok yang ditunggu akhirnya muncul juga."Lama banget sih, Kak. Udah cape, masih harus nunggu lama. Sebel!" ucap Tania dengan wajah yang ditekuk sambil bersungut-sungut. Dia mengembuskan napas berat, kekesalannya pada pernikahan Al membuat dirinya lebih sensitif. Terkadang marah pada karena masalah sepele yang dibesar-besarkan."Maaf ya, tadi ada tamu dari luar kota, kasihan kalau ditinggal." Masih dengan napas yang terengah-engah karena berlari di pintu masuk bandara Vera mengajak Tania menuju mobilnya.Di atas sofa dengan ukiran kayu Tania memandangi ruang tamu mewah milik kakaknya. Rumah tampak sepi karena kakak iparnya sedang keluar kota. Vera yang belum dikaruniai anak hanya tinggal bersama beberapa pelayan
Magbasa pa
BAB 9
Byurr!!"La-laura ... to-tolong ...." Dengan sekuat tenaga Hanna memukul-mukul tangannya di permukaan air, namun hal itu justru membuatnya semakin tenggelam. Laura bersedekap memandangi wajah panik Hanna yang mulai kewalahan karena dirinya tidak bisa berenang."LAURA!?" teriak Dean ketika mendengar kegaduhan di area kolam renang. Pria itu segera berlari ke arah kolam renang. Laura sangat terkejut dengan kedatangan Dean. Susah payah dia berusaha menahan lengan Dean agar tidak mendekat ke tepi kolam.Melihat gaun Hanna melayang di dalam air, Dean tahu siapa sosok yang baru saja tercebur ke dalam kolam. Sudah tidak ada pergerakan di dalam kolam, mungkin Hanna sudah hilang kesadarannya. Tanpa pikir panjang Dean menceburkan dirinya lalu menggapai tubuh Hanna yang nyaris tenggelam di dasar kolam.Setelah berhasil mendapatkan tubuh Hanna, dengan susah payah Dean menariknya hingga ke permukaan. Kemudian dengan segenap tenaga yang dimilikinya dia mengangkat tubuh Hanna keluar dari kolam.Dean k
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status