Beranda / Rumah Tangga / Berhasil Usai Bercerai / Bab 5 - Panggilan Kerja

Share

Bab 5 - Panggilan Kerja

Penulis: Rini Lim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 15:14:03

“Ayo Rania, kita berangkat sekarang?”, ajak Fahmi.

Rania menoleh dengan sedikit terkejut dengan ponsel masih menempel di telinga.

“Oops maaf. Lanjutkan saja dulu”, Fahmi mempersilahkan. Ia membetulkan posisi jas biru tuanya yang padahal memang sudah benar. Hanya untuk mengusir ketegangan sesaat.

“Sudah selesai. Mari pak”, ajak Rania tersenyum sambil berjalan ke pintu. Fahmi mengekor di belakang Rania.

Tatapannya berhenti pada seorang laki-laki yang tengah duduk menunggu di lobby sambil memandangi ponsel. Tubuhnya kurus dan kelihatan lebih tua. Tak lama terdengar reseptionist memanggil, “Pak Aldi Pratama silahkan menuju ruang meeting untuk bertemu Pak Heri”. Aldi mengangguk lantas berdiri. Cepat juga kerjanya Heri, Rania membatin.

Rania mengalihkan pandangan dan berjalan sejajar dengan Fahmi ke arah mobil.

“Kita mau makan siang dimana?”, tanya Fahmi membuka orolan.

“Dimana saja Pak”, jawab Rania singkat.

Fahmi kemudian mempersilahkan Rania untuk naik ke mobil sedan mewahnya.

**

Sementara Aldi menunggu di ruang meeting dengan canggung. Ia tak menyangka Ia akan dipanggil bekerja di perusahaan sebonafit ini. Ia ingat dulu pernah menyuruh mantan istrinya untuk keluar dari perusahaan ini karena takut tersaingi. Ia juga tak rela bila Rania akan didekati oleh pria lain bila terus membiarkan Rania bekerja saat itu. Memang secara jabatan Ia seperti downgrade karena posisinya di kantor sebelumnya adalah kepala divisi penjualan, namun jika melihat skala perusahaan tentu saja kantor Rania ini jauh lebih besar dari kantor tempat Aldi bekerja dulu. Dan lagi memang Ia dipecat secara tidak hormat karena terbukti mempergunakan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi. Dan hal itu memang secara sadar dilakukannya demi untuk meluluskan segala permintaan istri barunya, Angela yang membuatnya mabuk kepayang hingga melupakan janjinya pada ayah Rania kala itu untuk menjaga dan mencintai Rania hingga maut memisahkan. Jangankan sampai maut, bercerai saja tidak cukup buat Aldi kala itu, karena Angela masih tetap memaksa Aldi untuk mengusir Rania malam itu juga, dan demi cintanya pada sang pujaan hati Aldi melakukannya dengan lantang dan tanpa rasa bersalah Ia menghina dan mengusir Rania.

Sebenarnya ada setitik penyesalan di dalam hati membiarkan sang mantan istri pergi, tapi apa boleh buat, Angela memintanya untuk menceraikan dan mengusir Rania malam itu juga, dan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain mengabulkan permintaan wanita yang telah mencuri hatinya itu. Awalnya Ia pikir Rania tidak akan ada arti apa-apa untuknya, tapi baru saja Rania keluar rumah kala itu, rasanya separuh hatinya ikut pergi bersama Rania. Bagaimanapun juga dirinya tak bisa begitu saja menampik jasa dan pengabdian Rania padanya, karena kesabaran dan dukungan dari wanita itulah Ia sampai di posisi sebagai kepala divisi saat itu. Aldi mendesah lemas, dulu Ia pernah berdoa supaya keputusan membuang Rania dan menggantikan dengan Angela tidak salah, tapi ternyata hidup Aldi malah tidak setenang saat bersama Rania dulu. Selalu banyak tuntutan dari Angela sehingga Aldi kewalahan sampai harus korupsi di kantor yang berujung pada pemecatan.

Tiba-tiba Ia jadi mengingat Rania dan membandingkan hidupnya dulu saat bersama Rania dan sekarang saat bersama Angela yang kemudian mengkhianatinya dan tidur dengan lelaki lain. Belum lagi penyakit kelamin yang dideritanya kini membuat ketahanan tubuhnya menurun drastis, berat badannya pun perlahan-lahan turun. Ia memang tak setampan dan segagah dulu. Ini semua karena Angela yang ternyata berhati ular, gemar bermain cinta kesana kemari, mengobral tubuh demi mengejar lelaki kaya tak perduli apakah memiliki istri atau tidak, yang penting bisa dikuras hartanya seperti yang dilakukannya pada Aldi dulu. Hingga seluruh hartanya habis tak bersisa, semua asset dibalik atas nama Angela barulah Ia ditinggalkan tanpa sisa, hanya penyakit kelamin yang disisakan Angela. Keadaan Angela pun tak kalah parah saat ini, hanya terkapar tak berdaya di rumah mereka yang semakin berantakan karena tak ada yang mengurus dan membersihkan. Angela sakit dan hanya bisa berbaring, untuk mandi saja terkadang harus dibantu oleh Aldi karena Aldi tidak mampu membayar asisten rumah tangga untuk membantunya. Rumah yang didapat dari hasil menjual rumah yang pernah ditempati Rania dulu kini terlihat kotor dan bau menyengat. Belum lagi penggerebekan yang dilakukan warga bersama ketua RT dulu saat Angela tinggal di rumah itu sementara mereka belum resmi menikah, rasanya Aldi sudah tak punya muka mengingatnya lagi. Makanya Ia segera pindah dari situ dan membeli rumah yang jauh dari rumahnya yang dulu.

Bagaimana kabarmu sekarang Rania? Aldi mendesah pelan.

Aldi memijit pelipisnya yang terasa tegang, saat ini Ia tak bisa melakukan apa-apa, jika meninggalkan Angela maka Ia tak akan punya tempat tinggal karena rumah itu sudah dibalik nama ke Angela, juga begitu dengan mobil. Semua prestasi dan harta yang didapat sejak awal menikah dengan Rania benar-benar hilang tak bersisa di tangan Angela, dan Aldi tidak dapat berbuat apa-apa sekarang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 72 - Akhir Yang Bahagia (Tamat)

    Pagi itu Fahmi berangkat kerja seperti biasa, sementara Rania mulai menikmati hari-harinya sebagai istri dan seorang ibu rumah tangga. Setelah menikah, Rania memang mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya dan Fahmi bekerja karena alasan profesionalitas. Fahmi setuju karena tak mungkin bagi mereka bekerja pada perusahaan yang sama dan di lokasi yang sama pula. Meskipun divisi Rania berbeda dengan Fahmi, tapi sebagai direktur penjualan Rania secara struktur melapor kepada direktur utama yaitu Fahmi. Oleh karenanya Rania memutuskan mencari pekerjaan lain.Rania mulai merasakan pusing dan mual setiap pagi hingga Fahmi berinisitatif membawanya ke dokter. Tak ingin Rania menunggu lama karena wajahnya yang terlihat semakin pucat, Fahmi lalu membawanya ke ruang IGD agar segera mendapat penanganan yang cepat dan intensif. Tak lama didatangkan dokter spesialis yang memeriksa dan melakukan USG pada Rania.“Selamat Pak, istri anda sedang hamil, sudah jalan 6 minggu, saya akan berikan obat-obat

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 71 - Menikah

    Pernikahan Rania dan Fahmi digelar dengan mewah di salah satu hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan. Hadir orang-orang terkasih Rania disana, Ibu kandung yang telah melahirkannya, Ibu RT yang dulu membantunya melewati masa sulit pasca diusir oleh Aldi, juga Bi Inah mantan asisten rumah tangga Aldi yang kemudian memilih keluar bekerja dan menganggur daripada harus membantu Aldi dan istri barunya kala itu. Walau pada akhirnya Rania meminta Bi Inah untuk bekerja kembali padanya setelah kehidupannya mulai berangsur membaik. Mereka bertiga adalah wanita hebat di belakang Rania. Di tengah rasa bahagia itu, muncul pula kekhawatiran dalam diri Rania tentang sulitnya memiliki anak bagi wanita berumur seperti dirinya, 40 tahun bukanlah usia muda untuk bisa hamil tetapi ketulusan sikap Fahmi yang nerimo membuat hatinya tenang dan mulai ikhlas menerima apapun kehendak Allah.“InshaAllah kita diberi kesempatan untuk memiliki anak dari rahim kamu, Rania, jikapun tidak, pastilah itu yang ter

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 70 - Rapat

    Rania benar-benar merasa tak nyaman satu kantor dengan Aldi. Untungnya memang setelah menikah dengan Fahmi nanti dia berencana untuk resign dan mencari pekerjaan lain demi menjaga profesionalitas keduanya. Karena Rania dan Fahmi sama-sama memegang jabatan tinggi di perusahaan itu.Saat tak sengaja akan berpapasan, Rania selalu berputar arah demi menghindari pertemuan dengan mantan suaminya itu. Sungguh ia tak ingin melihat Aldi lagi, walau seluruh perasaan cinta dan benci mungkin sudah hilang, tapi rasa trauma akan kesakitan yang pernah Aldi tumpahkan padanya sangat membekas di hati wanita itu. Meskipun ia telah memaafkan Aldi dan Angela tapi ia tak ingin benar-benar memiliki urusan dengannya lagi.Rapat bulanan yang rutin diadakan di divisi penjualan yang dipimpin Rania membuatnya tak bisa sepenuhnya menarik diri dari Aldi. Karena dirinya merupakan orang nomor satu di divisi itu yang mengharuskannya memimpin rapat dan memastikan strategi tim penjualan berjalan sesuai target perusahaa

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 69 - Kebingungan Rania

    Beberapa hari kemudian di kantor.Pagi itu Rania tengah berjalan ke arah pantry untuk membuat teh manis hangat favoritnya saat langkahnya tiba-tiba terhenti karena tanpa sengaja ia melihat Aldi lewat di depannya. Rania hampir saja oleng jika tidak dengan cepat menguasai keadaan. Aldi tengah diajak berkenalan dengan departemen-departemen lain di kantor oleh staf HRD.Dengan cepat Rania berbalik badan demi menghindari pertemuan itu, dia ingin mendengar langsung dari Fahmi sendiri apa yang sebenarnya terjadi.Rania membatalkan keinginannya meminum teh di pagi hari ini, dia memilih melanjutkan langkahnya lurus ke depan ke arah ruangan Fahmi. "Pagi Rona", sapa Rania sambil tersenyum."Pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?", jawab sekretaris Fahmi sopan sambil berdiri membetulkan rok pendeknya. Rania hanya tersenyum melihatnya."Apa jadwal bapak kosong sekarang? atau beliau ada meeting pagi ini?", tanya Rania datar."Saat ini kosong, Bu. Tapi setengah jam lagi ada meeting dengan komisaris PT

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 68 - Melamar

    Senin pagi di kantor, pintu ruangan Fahmi diketuk."Masuk", kata Fahmi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar notebook.Aldi masuk bersama sekretaris Fahmi."Ini Pak Aldi, Pak, ada yang bisa saya bantu lagi?", tanya Rona, sang sekretaris dengan sopan."Tidak perlu, terima kasih, Ron", jawab Fahmi. Janda satu anak itu mengangguk lalu meninggalkan ruangan.Fahmi dan Aldi saling bersalaman lalu mempersilahkan Aldi duduk di sofa untuk menunggu."Tunggu sebentar ya, Aldi, ada yang harus saya selesaikan dahulu", terang Fahmi.Aldi menurut. Ia mengitari pandangannya ke sekitar ruangan, betapa besar dan mewahnya ruangan ini, Aldi membatin. Dirinya saja bahkan belum sempat sampai di posisi ini dulu, tapi sudah sombong sekali dengan mantan istrinya waktu itu. Sekarang, dunia berputar. Orang yang akan ia mintai pekerjaan adalah calon suami dari mantan istri yang dibuangnya dulu. Aldi memejamkan matanya berusaha mengusir galau yang melanda. Duh, aku harus fokus, jangan memikirkan Rania terus, A

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 67 - Aldi?

    Rania terkejut."Aldi! itu Aldi", tunjuk Rania spontan ke arah pintu pagar rumahnya. Fahmi ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Rania. Ia bergegas menghampiri pagar dengan langkah tergesa. Rania mengikutinya di belakang."Untuk apa dia datang kesini, mas? Apa mas mengundangnya datang?", tanya Rania sedikit panik, ia memandang Fahmi dengan bingung, begitu pun Fahmi menatap Rania dengan kebingungan."Apa yang sedang kamu pikirkan, Rania? Disini tak ada siapa-siapa, tidak ada Aldi", terang Fahmi."Nggak mungkin, mas, tadi aku melihat dengan jelas dia ada disini", balas Rania dengan nada sedikit meninggi."Aku tidak mengundangnya, Rania. Lagian buat apa juga aku mengundang dia?", Fahmi balik bertanya. Rania tak menjawab. Ia pun bingung.Pak RT yang mengikuti Rania dan Fahmi sejak tadi juga berada di depan pagar rumah Rania memperhatikan sekeliling, dia tak menemukan siapa-siapa disini, apalagi Aldi yang dimaksud Rania. Rasanya tak masuk akal jika Aldi masih mempunyai muka bertemu Rania."Tad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status