Home / Rumah Tangga / Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita / 45 (Kunjungan yang Tak Diharapkan)

Share

45 (Kunjungan yang Tak Diharapkan)

Author: Elysian
last update Last Updated: 2025-05-21 22:58:48

Saat taksi yang kupesan tiba, aku berbalik pada Shane yang berdiri di belakangku. "Aku pulang ya."

Shane mengangguk singkat. "Hati-hati."

Aku membuka pintu taksi dan masuk. Selagi taksi mulai bergerak, pandanganku masih tertuju pada Shane yang juga masih berdiri di tempatnya dan menatap ke arah taksi yang kutumpangi.

Tiga puluh menit kemudian, aku tiba di mansion orang tuaku. Aku berjalan ke pintu utama. Biasanya aku tak menghiraukan parkiran mobil. Hanya saja karena Papa sudah menjual beberapa mobil dan menyisakan dua, kehadiran mobil lain menjadi begitu terlihat. Aku mendapati dua mobil asing yang terparkir di sana, menandakan ada tamu yang sedang berkunjung ke kediaman kami.

Aku mengecek jam tanganku. Waktu makan malam hampir tiba. Bisa jadi orang tuaku lah yang mengundang para tamu itu untuk makan malam. Ini berarti aku akan makan malam sendiri saja di lantai dua.

Ketika menapakkan kakiku di ruang utama, kedua orang tuaku serta ketiga tamunya langsung menoleh ke arahku. Rupan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   101

    "Selamat siang, Aluna. Masih ingat dengan saya?" Aluna menatap pria yang sedang menyambutnya begitu ia memasuki ruangan. "Selamat siang, dokter Raka." Raka tersenyum. "Ternyata masih ingat. Silahkan duduk." Aluna duduk di kursi yang berhadapan dengan Raka. Aluna sedikit canggung. Dia masih ingat, Raka adalah dokter yang menanganinya pasca kecelakaan satu tahun yang lalu. Kala itu Raka sudah menjalankan berbagai pemeriksaan pada tubuh Aluna untuk memastikan tidak ada cedera fisik yang Aluna alami pasca kecelakaan. Raka pula yang pertama kali mendiagnosis bahwa Aluna kehilangan ingatannya. Akan tetapi saat Raka membuat rujukan agar Aluna bertemu dengan seorang psikolog, Aluna malah menolak dan memilih untuk tidak melanjutkan pengobatannya. Shane lah yang bertanya pada Bu Ratna mengenai siapa dokter yang pertama kali menangani Aluna. Shane tahu Aluna yang sedari awal memang tidak ingin melakukan sesi terapi pastilah enggan kalau disuruh mengulang seluruh pemeriksaan dari awal. Setid

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   100

    Aluna naik ke atas ranjang sambil masih mengamati Shane dalam diam. Pria itu tampak seperti sedang bertukar pesan dengan seseorang. Tanpa sengaja ketika Shane mengubah posisi menjadi tidur menyamping dan membelakangi Aluna, Aluna bisa melihat layar ponsel pria itu yang menampilkan jendela pesan dengan seseorang. Aluna tidak bisa membaca isi pesan itu karena jarak mereka tidak begitu dekat, tetapi Aluna bisa melihat ada foto-foto bayi yang terlampir di sana. Aluna mendengus. Dia merasa dipermainkan oleh Shane. Aluna terlalu terbawa akan suasana yang mengakibatkan mereka berciuman tanpa Aluna tahu bahwa Shane sudah memiliki anak. Itu berarti pria itu sudah berkeluarga 'kan? Seketika itu juga Aluna merasa benci pada dirinya sendiri. "Brengsek," umpat Aluna pelan. Shane rupanya mendengar suara Aluna. Ia segera menoleh ke arah Aluna. "Kamu ngomong sesuatu?" tanyanya polos. Aluna segera berbaring di ranjang dan menutup tubuhnya dengan selimut. "Gak. Cuma nguap," jawabnya berbohong. Sh

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   99

    Shane mengusap wajahnya dengan satu tangan lalu memijat pelipisnya seakan mencari sisa-sisa kesabaran untuk menghadapi Aluna. "Gak ada yang bilang kamu gila. Kamu hanya butuh mengkonsultasikan keadaanmu ke dokter, itu saja."Bibir Aluna sedikit mengerucut. Shane mengenali respon tubuh itu sebagai bentuk kekesalan Aluna yang sejak dulu selalu terlihat menggemaskan.Lama mereka sama-sama terdiam hingga akhirnya Aluna melirik Shane, masih dengan raut cemberut. "Kalau aku nurutin permintaan kamu, kamu janji gak bakal ngasih tahu Bu Ratna tentang pekerjaanku 'kan?""Bukan cuma ke dokter. Aku juga mau kamu berhenti dari pekerjaan itu. Baru setelah itu aku akan janji untuk tidak memberitahu Bu Ratna tentang kebohonganmu."Ekspresi Aluna semakin masam. "Kok kamu semakin demanding gini? Lagian juga apa salahnya pekerjaanku? Aku gak disentuh sama sekali oleh orang-orang yang menontonku."Rahang Shane mengeras, bibirnya tertarik membentuk garis lurus. Ia menarik nafas panjang, mencoba menahan d

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   98

    Aluna memijat keningnya, tak habis pikir dengan kelakuan Shane yang menurutnya tidak masuk akal. Mereka tidak saling kenal, tapi pria ini bertingkah seolah-olah mereka adalah keluarga. Meski tidak akan mengakuinya di depan siapapun, Aluna akui ada desiran asing di hatinya tiap kali melihat Shane bahkan di saat pertama kali Aluna melihat wajah pria itu di majalah. Dan sekarang sifat Shane yang aneh ini berhasil membuat Alena hilang rasa. "Aku gak merasa punya kewajiban untuk menjelaskan apapun pada Pak Shane," ucap Aluna untuk memperjelas batas di antara mereka. Shane menghunuskan tatapan tajam Pada Aluna. "Bu Ratna membiarkan kamu melakukan pekerjaan itu?" Mendengar nama Bu Ratna disebut, nyali Aluna seketika digambarkan seperti gulali yang disiram air. Dia hampir lupa bahwa Shane bisa saja mengadukan yang dilihatnya pada Bu Ratna. "Bu Ratna gak tahu dan jangan sampai dia tahu," sahut Aluna. Dia memberanikan diri membalas tatapan nyalang Shane. "Pak Shane lebih baik gak usah iku

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   97

    Berbekal informasi dari Bu Ratna yang mengatakan bahwa Melody setiap harinya berangkat ke tempat kerja pukul tujuh malam, Shane pun akhirnya mendatangi hotel Alaris. Hotel ini merupakan hotel bintang tiga. Di kota Lindara, belum terdapat hotel tingkat mewah. Shane sendiri hanya menginap di hotel lain yang termasuk kategori hotel tingkat menengah.Kalau perlu, Shane akan pindah ke hotel Alaris agar dia bisa memantau kegiatan Melody. Shane penasaran jenis posisi apa yang didapatkan Melody di sebuah hotel sedangkan dalam kondisi masih mengingat semuanya seperti dulu saja Melody tidak pernah mengerjakan pekerjaan apapun di rumah.Shane duduk cukup lama di lobby. Para pegawai hotel mulai menatapnya penuh curiga karena sedari tadi mereka sudah berkali-kali menanyakan apa yang Shane butuhkan, tapi Shane selalu menjawab dengan 'saya sedang menunggu seseorang'.Akhirnya, sang manajer hotel berinisiatif menghampiri Shane. Si manajer hotel memiliki pengelihatan cukup tajam dalam menilai seseoran

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   96

    Aluna baru saja selesai mandi dan bersiap-siap hendak pergi bekerja ketika Bu Ratna muncul di depan pintu kamar yang dibiarkan terbuka. Sambil mengeringkan rambutnya, Aluna menghampiri Bu Ratna."Gimana tadi pembicaraannya dengan Pak Shane?" tanyanya.Bu Ratna terdiam selama beberapa detik sembari memperhatikan wajah Aluna dengan seksama seakan sedang menilai kebenaran dari informasi yang disampaikan Shane mengenai Aluna. Atau yang kemungkinan besar adalah benar Melody."Bu? Kok malah melamun sih?" tegur Aluna bingung.Bu Ratna sedikit tersentak lalu berusaha tersenyum. "Pak Shane ternyata baik banget orangnya. Beliau setuju untuk membiarkan kita untuk tinggal di sini selagi perusahaannya melakukan persiapan pembangunan dan renovasi."Alih-alih senang, Aluna malah merasa ragu. "Segampang itu? Kok rasanya aneh ya?"Bu Ratna buru-buru mengalihkan pembicaraan sebelum Aluna berpikir terlalu jauh. "Lun, kamu udah mau berangkat kerja? Kalau masih ada waktu, Ibu mau ngobrol sebentar. Bisa?"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status