“Assalamualaikum, selamat pagi jagoannya umma,” ucapnya Elma ketika menyadari kalau putranya sudah bangun dari tidurnya pagi ini.Baby Athalla memainkan kedua kakinya ketika mendengar suara ummanya. Elma menggendong putranya sambil menimangnya.“Putranya Umma pasti sudah capek bobo terus kan? Jadi pagi ini kita akan berangkat ke rumah sakit. Baby Athalla mau diimunisasi, jangan nangis yah,” Elma berjalan ke arah balkon kamarnya yang cahaya matahari langsung mengenai wajahnya ketika pintunya terbuka lebar.Elma selalu melakukan kegiatan seperti ini setiap harinya. Dia akan mengenalkan putranya kepada alam langsung agar baby Athalla fisiknya lebih siap untuk beraktifitas di luar ruangan.Tanpa disadarinya apa yang dilakukannya ternyata, diam-diam ada yang mengambil gambar ibu dan anak itu.Berselang beberapa menit kemudian..“Sudah cukup berjemurnya pagi ini, kita lanjut besok pagi. Baby Athalla harus mandi, sudah mandi Umma berikan asi agar kenyang cepat gede,” ucapnya Elma yang selalu
“Stop Pak,” Erina menepuk-nepuk punggung lebar suaminya sambil sedikit berteriak seolah sedang memakai jasa ojek pengkolan.Arshaka mengehentikan laju kendaraannya kemudian menoleh ke belakang sambil tersenyum.“Ongkosnya cuma 15 ribu, bayarnya pake sayang dan cinta yang tulus hingga kakek nenek,” ucapnya Arshaka bercanda.Erina menutup mulutnya berpura-pura terkejut mendengar perkataan suaminya.“Pak, kenapa bayarannya mehong banget!?” Protesnya Erina.“Lah kalau mahal jalan kaki saja Bu,” balasnya Arshaka bergurau.Erina seakan-akan berfikir lama,”Kalau gitu, aku setuju dengan penawarannya. Tapi, nggak apa-apa aku ikhlas dan ridho bayarnya,” Erina mengecup pipinya Arshaka. “Aku panjar dulu yah, Pak!”Arshaka geleng-geleng kepala sambil mengambil beberapa kantong plastik belanjaannya dengan belanjaannya sendiri.“Istriku ada-ada saja,” ucapnya Arshaka terkekeh.“Mas, dari supermarket?” Tanyanya ketika melihat beberapa kantong kresek.“Belum sempat, rencananya pengen barengan sama ist
Hatinya Arshaka berbunga-bunga karena berhasil membelikan hadiah untuk istrinya dari hasil jerih payahnya sendiri selama sebulan. Arshaka menyimpan barang belanjaannya dengan sangat hati-hati. Karena ia tidak ingin barang belanjaannya rusak.“Alhamdulillah, makasih banyak ya Allah aku bisa beliin istriku hadiah kecil. Moga saja Erina menyukainya meski hanya pakaian murah,” gumamnya sebelum menggeber tunggangannya menuju jalan raya.Sedangkan di tempat lain…Erina berjalan ke arah dapur karena ingin membuat susu khusus ibu hamil. Dia melirik ke arah jam dinding. Jam dinding menunjukkan pukul empat sore lewat beberapa menit.Erina membuka lemari kabinetya dan memeriksa beberapa makanan cemilan yang biasanya dibelikan oleh suaminya,tapi ternyata sudah kosong melompong.“Yah, wafer, biskuit sama kripiknya habis,” gumamnya Erina sambil satu persatu mengecek laci lemari kabinetya.Erina berjalan ke arah kamarnya ingin mengganti pakaian rumahannya dengan pakaian yang lebih tertutup. Erina me
Semua orang tampak panik hingga berteriak histeris dan seketika heboh karena melihat perkelahian dua pria dewasa di sekitar area parkiran. Termasuk Esra yang sangat terkejut, ketika tiba-tiba Rian datang dan tanpa ba bi bu langsung menghajar Dhanis.Rian menarik paksa tangannya Dhanis yang memeluk tubuhnya Esra dengan kuat kemudian memukulnya.Bugh!!“Dasar brengsek! Berani-beraninya memeluk calon istriku!” geramnya RianRian kembali melayangkan kepalan tinjunya untuk kedua kalinya tepat di wajahnya Dhanis yang tidak sanggup menghindar.“Bulshit! Kamu memang pria gila! Kamu akan aku hajar agar ngerti dengan apa yang sudah kamu perbuat,” murka Rian.“Stop!” Esra menjerit menahan tubuhnya Rian untuk berhenti bertindak brutal dan kriminal.Esra memeluk kuat-kuat tubuh tinggi tegapnya Rian yang terus berontak ingin memukul Dhanis yang sudah terjatuh terduduk ke atas aspal.“Dia harus diberikan pelajaran agar tahu diri dan paham posisinya ada dimana!” geramnya.Rian yang berusaha untuk men
“Biarlah waktu menjawab segala kebenaran yang ada dan kalaupun mereka menyalahkanku nggak apa-apa, gue siap bertanggung jawab atas segala kesalahan yang terjadi,” batinnya Rian.Rian ingin secepatnya mereka menyadari kalau baby Athalla adalah putranya Ebrahim, tetapi ia juga enggan untuk berterus terang kepada mereka semua apa yang sebenarnya terjadi.Semua orang terdiam mendengarkan ucapan Pak Kharis abinya Ebrahim yang memang anti Clara.“Umma barengan kamu saja, aku banyak kerjaan soalnya,” usulnya Rian sambil menghabiskan sisa makanannya.“Kenapa kali ini Lo nolak bertemu dengan calon istrimu, bukannya Lo selalu gercep mau ketemuan dengan Bu guru cantik,” sindirnya Ebrahim.“Kalau bukan karena Lo yang harus kerja di rumah sakit, gue nggak bakalan repot-repot menggantikan posisi Lo,” balasnya Rian sambil meraih punggung tangan Bu Aisyah.Alisnya Ebrahim terangkat mendengar ucapannya Rian, “Jadi Lo ceritanya nggak ikhlas?”Rian cekikan melihat raut wajahnya Ebrahim yang seperti tida
Kedua pasutri itu selalu terlihat mesra kapanpun dan dimanapun. Panah asmara cinta sudah tertancap indah dan paten di dalam sanubari keduanya yang setiap saat selalu membara dan hangat diantara keduanya.Meskipun awalnya pernikahan mereka terjadi karena paksaan dan desakan dari orang-orang yang menganggap mereka sedang berbuat tak senonoh.Erina terkagum-kagum melihat penampilan Arshaka yang memakai atasan kemeja dan celana jeans biru tua. Lengannya sedikit gulung ke atas.“Masya Allah, pengen ngarungin Mas Shaka kalau gini,” pujinya Erina yang selalu terpana dengan penampilan suami brondongnya.Arshaka tersenyum lembut sambil mengusap perutnya Erina yang semakin membuncit.“Kalau kamu ngarungin suamimu ini, gimana caranya bisa beli sebongkah berlian?” candanya Arshaka.“Haha! Iya yah nggak bisa beli mobil Lamborghini juga kalau Mas Shaka nggak kerja,” balasnya Erina yang bercanda pula.Arshaka mengecup sekilas bibirnya Erina,” kamu tenang saja jangan banyak pikiran. Suamimu ini akan
Ada perasaan aneh yang tiba-tiba bergelayut dalam relung hatinya bu Aisyah ketika mendekap hangat baby Athalla. Air matanya seketika terjatuh membasahi pipinya tanpa disadarinya. “Ya Allah, mungkin perasaan seperti ini yang kelak akan aku rasakan jika aku memiliki cucu,” lirihnya Bu Aisyah. Baby Athalla sontak terdiam dan berhenti menangis setelah digendong oleh Bu Aisyah. Esra dan Elma saling pandang melihat kejadian yang terjadi di depannya. Bu Aisyah buru-buru menyeka air matanya yang terharu bahagia melihat baby Athalla. “Sayang… sayang anak ganteng jangan nangis yah ada Oma cantik di sini,” Bu Aisyah mengecup pipi gemoy baby Athalla yang baru berusia sebulan itu. Elma ingin mengambil anaknya tapi dicegah oleh Esra,” tungguin saja, biarkan Tante Aisyah yang menidurkan baby Athalla.” Aisyah menidurkan baby Athalla kedalam box bayinya. Hatinya seketika menghangat selama menggendong bayinya Elma. “Ya Allah, kebetulan apa ini kenapa wajahnya bayi lucu ini mengingatkan aku pada pu
Rian dan Esra sama-sama tanpa mereka sadari posisi mereka cukup intim. Wajang mereka hanya terpisah beberapa centimeter saja. Andaikan salah satu dari mereka ada yang bergerak sudah pasti bibir keduanya akan menempel.“Masya Allah gantengnya Pak Rian, berasa lagi bersama dengan Oppa Ji Chang Wook,” batinnya Esra yang tanpa disadarinya mengagumi sosok pria berdarah campuran Tionghoa yang ada di depannya.“Subhanallah, betapa bahagianya dan beruntungnya diriku jika kami berdua bisa menikah,” Rian pun membatin.“Esra, apa yang kalian lakukan?” Tanyanya Erina.“Kayaknya sudah move-on melupakan cintanya yang harus kandas karena tak ada restu dari kedua orang tua sang mantan,” celetuknya Arshaka.Esra mendorong kuat-kuat tubuhnya Rian ketika kedua orang tuanya dan saudaranya sudah berdiri di depannya hingga terjengkang ke belakang.“Arghh!” Pekik Rian yang terduduk ke atas lantai.Semua orang menganga lebar melihat apa yang diperbuat oleh Esra.“Pak Rian,” cicitnya Liana yang menahan tawany
Suara gelas jatuh ke atas lantai mengagetkan dua orang insan manusia yang sedang meresapi rasa bibir masing-masing.Belva dan Dhanis buru-buru melepaskan pagutan bibirnya. Mereka salah tingkah dengan kedatangan orang itu yang melihat mereka sedang bermesraan.“Pak Dhanis, sebaiknya bapak cepat-cepat melamar Belva takutnya kalian berdua lepas kendali dan berbuat hal-hal yang melebihi dari sekadar ciuman,” ucapnya Esra yang menohok hati keduanya.Belva dan Dhanis mencelos mendengar kalimat nasehat bijak yang bernada sindiran dari Esra.Esra tidak memungkiri jika hatinya sedih, kecewa dan sakit melihat pria yang sampai detik ini masih dicintainya dan disayanginya setulus hati meski dia sudah berjuang untuk menghapus segala kenangan indah dari hati dan pikirannya.Esra berjuang keras untuk move on dan terlihat baik-baik saja ketika tanpa sengaja mantan kekasihnya dan sepupunya kepergok berciuman.Belva tertunduk malu karena dia ketahuan membalas ciuman pria yang pernah menjadi kekasih kak