Share

Guru Honorer Disuruh Tahu Diri

Sepertinya setelah aku menyahut si suami meresahkan di halaman rumah sakit cukup tegas. Semua yang aku lontarkan di ujung mulutku benar-benar terluapkan. Tak tahan jika menahan diri untuk selalu mengalah dalam berucap.

Ya, itu semua demi mentalku tetap berada dalam posisi aman. Aku dan dua anak menemaniku di rumah setelah perjalanan pulang tadi begitu malam.

Anak-anak merebahkan tubuhnya masing-masing ke atas tempat tidur tanpa rengekan. Fathan yang berusaha sebaik mungkin mendiamkan diri sambil memeluk guling kesayangaan. Mereka terjaga di waktu malam. Kemudian, tinggallah diriku yang harus mendengar omelan sang suami ketika pulang nanti.

“Wuaaah, aku kok jadi ikut ngantuk.”

Tanganku menutup luasnya mulut ternganga lebar. Mataku mulai melirik perlahan ke arah jarum jam dinding yang sudah menunjukkan waktu setengah sepuluh.

Masih tidak terlalu malam, tetapi inilah waktu yang pas untuk tidur.

“Baiknya tidur aja, daripada besok aku nggak bisa kerja.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status