Share

Bab 6 Memanfaatkannya dengan baik pula.

“Nyonya muda, salam kenal sebelumnya, saya adalah Roselia. Kepala Dayang di sini sejak setahun lalu, saya menggantikan ibu saya. Saya sudah di persiapkan untuk meneruskan jabatan ibu saya sejak masih kecil, jadi jika Nyonya muda memiliki keluhan dan keperluan, silahkan Nyonya panggil saya, maka saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melayani Nyonya muda.”

Ah, jadi dia ini adalah perempuan yang tadi di katakan oleh Derick. Wajahnya kelihatan sangat manis dengan tahi lalat kecil di pipi kirinya, dia juga kelihatan muda, mungkin memang seumuran denganku.

Tapi, sepertinya Roselia tidak pernah ada di sebutkan di dalam komiknya, mungkin karena perannya yang tidak begitu mencolok, bahkan kisah Ayesha hanya di bahas dalam dua episode saja, itu pun saat pemeran utama pria yang sengaja menyinggung Derick dengan kalakuannya yang seperti iblis, yang dengan tega sampai membunuh istrinya. Tapi, sepertinya aku banyak melupakan kejadian yang akan terjadi ke depannya ya? Padahal aku yakin sudah membaca sampai tamat komik itu.

“Nyonya Muda? Apakah anda mendengar yang saya jelaskan barusan?” tanya Roselia.

‘Duh, kebiasaan ku suka hilang fokus saat berbicara dengan orang lain gak bisa hilang apa ya?’

“Maaf, kamu tadi berbicara apa?”

“Tidak apa, Nyonya Muda. Jangan berbicara dengan formal begitu pada saya yang hanya seorang kepala dayang ini,” jawabnya dengan menunduk sopan.

“Ya baiklah, kau tadi sedang bicara apa? Sepertinya aku sedikit lelah, jadi gak bisa fokus mendengar ucapanmu.”

“Baik, saya akan menjelaskan dengan cepat agar anda bisa istirahat siang. Sore nanti saya akan memberikan daftar kandidat untuk menjadi dayang pribadi anda, anda harus memilih setidaknya tiga orang untuk pelayanan dalam beraktifitas. Saya sudah menyeleksi beberapa orang selama sebulan terakhir melalui beberapa pertimbangan Yang Mulia Grand Duke dan Tuan Muda. Mungkin besok saya sudah bisa membantu anda berkeliling untuk lebih mengenal tempat-tempat di kediaman ini yang sangat luas, saya khawatir anda akan tersesat apabila berjalan-jalan di tempat yang asing. Untuk sekarang mungkin hanya itu saja, anda bisa mulai beristirahat, saya akan memanggil ksatria untuk berjaga di depan pintu kamar untuk menjaga keselamatan anda.”

“Baiklah, mohon bantuannya Roselia untuk ke depannya ya.”

Roselia menganggukkan kepalanya, setelahnya dia membantuku melepas perhiasan dan mengganti pakaian karena belum adanya dayang yang membantuku. Tadi pagi saja, yang membantuku bersiap hanya pelayan biasa yang memang kebetulan pernah bekerja sebagai dayang seorang Visscountes di perbatasan wilayah.

Saat Roselia sudah keluar, aku sedikit mendengar suaranya di luar kamar yang sepertinya sedang berbicara dengan ksatria yang tengah berjaga di depan kamar, agak sedikit risih sebenarnya karena tiba-tiba kehidupan yang berubah hanya dalam waktu singkat, seperti semudah membalik telapak tangan. Padahal beberapa hari yang lalu aku masih bekerja di balik kubikel sebagai budak korporat, tapi siapa yang menyangka kini aku malah menjadi tokoh sampingan dalam sebuah komik yang akan bernasib sial karena akan mati di tangan sang suaminya sendiri.

Seolah hidupku menjadi candaan takdir, bahkan di dunia yang sangat asing ini, aku hanya bisa berpegangan dengan alur komik yang ku baca. Namun, kenapa sikap Derick sangat berbeda dengan alur yang seharusnya?

Apakah ini ada hubungannya dengan jiwaku yang merasuk ke dalam tubuh Ayesha? Tapi itu kan bukan keinginanku berada di dunia yang tidak ada internet dan gadget ini, dunia yang teramat sangat tidak aku sukai ini karena kebersihan yang sangat buruk dan kehidupan yang sangat tidak nyaman ini. Yang jelas aku harus bisa menjauhi kematian yang sudah di takdirkan untuk Ayesha, jika bercerai dengan Derick adalah caranya, maka akan ku lakukan.

Tapi untuk sekarang aku harus fokus terlebih dahulu untuk mencegah peperangan yang akan terjadi, sebab perang itulah yang merubah sikap Derick pada Ayesha, dan entah apa yang membuat pria itu berubah jadi begitu dingin pada Ayesha.

Karena sekarang Derick masih bisa di bilang bersikap baik padaku, maka aku akan memanfaatkannya dengan baik pula, kalau bisa aku harus membuat Derick berada di pihakku agar semua rencanaku bercerai dengannya bisa terealisasikan dengan sempurna.

***

Di saat yang bersamaan di Ruang Rapat Istana Pytolarin

“Baginda, keputusan anda itu terlalu beresiko untuk wilayah tengah yang memiliki keterbatasan dalam militer, dan untuk segera mengirimkan pasukan ke wilayah tengah dalam kurun waktu satu bulan juga sepertinya bukanlah keputusan yang bijak, karena kami juga harus mengatur koordinasi pasukan, hal itu dapat...”

“Duke Muda Clark, apakah saat ini kau sedang berusaha membantah perintahku?”

“Tidak, bukan begitu maksud saya, Baginda. Hanya saja...”

“Aku akan menganggap kau tidak pernah mengatakan hal tersebut. Jadi nanti begitu kalian sampai di wilayah kalian, segera atur pasukan untuk di kirim ke Duchy Bren, sekertarisku juga akan mengirimkan pesan ke beberapa pemimpin wilayah yang tidak dapat hadir di rapat kali ini karena lokasinya yang sangat jauh. Jadi begitu pasukan kalian tiba di Duchy Bren, segera untuk membangun beberapa pos darurat di jalan-jalan yang sekiranya akan di lalui oleh pasukan Kekaisaran Dombraun.”

‘Sialan, kalau tau lokasinya jauh, kenapa tetap menyuruh kami mengirim pasukan dalam waktu sesingkat itu?’ batin Yustas yang merasa sangat jengkel dengan sikap semena-mena Kaisar.

“Baginda, mohon maaf karena saya menginterupsi, tapi saya selaku pemimpin Duchy Bren merasa kalau keputusan itu sangat gegabah, saya juga harus mengungsikan penduduk yang tidak bisa ikut berperang ke daerah yang aman, sementara saat ini saya belum menemukan daerah yang sekiranya cukup untuk menampung penduduk saya. Dan juga, untuk menampung sekian banyak pasukan, wilayah saya adalah wilayah yang memiliki banyak tambang, tidak mungkin untuk mendirikan barak di dekat tambang karena hal itu akan sangat berbahaya untuk pasukan kita.”

Tak! Tak! Tak!

Suara ketukan Dean Roxycin Pytolarin di atas meja seolah menjadi Sound yang cukup mencekam di dalam ruang rapat yang memiliki suhu rendah.

“Kirimkan pendudukmu ke ibukota kekaisaran, biar ksatria istana menebang hutan di bagian barat daya Istana, gunakan lahan itu untuk mendirikan pemukiman sementara untuk mereka. Jadi begitu penduduk tiba di ibukota, pasukan kiriman juga akan tiba di wilayah Duchy Bren. Untuk masalah barak, mungkin bisa menggunakan rumah penduduk sana yang sedang kosong.” ucapnya tanpa beban.

‘Apa kata pak tua sialan ini?!’ batin Yustas, kalau tidak ingat yang barusan berbicara adalah seorang kaisar, mungkin Yustas sudah melemparkan dokumen yang sedang ada di hadapannya ke wajah sang kaisar yang terlihat sangat menyebalkan baginya.

“Tidak bisa Baginda! Jika menggunakan rumah penduduk sebagai barak, itu akan menyebabkan kerugian yang sangat besar, mengingat lokasi barak yang harus berdekatan dengan lokasi berperang, sudah pasti kerusakannya akan sangat merugikan pihak kita, kasihan juga para penduduk yang hanya memiliki aset rumah sebagai harta mereka.”

***

Duchy : adalah wilayah kekuasaan yang di pegang oleh seorang bangsawan dengan gelar Duke.

Begitu juga dengan Grand Duchy yang di pegang oleh penguasa wilayah dengan gelar bangsawan Grand Duke.

Gelar Grand Duke berada satu tingkat di atas gelar Duke, dan berada satu tingkat di bawah gelar Kaisar.

Kira-kira seperti ini susunannya :

Kaisar – Grand Duke – Duke – Marquess – Count/Earl – Visscount – Baron

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status