Home / Rumah Tangga / Bertahan Hidup di Dunia Komik / Bab 7. Penyusup di kamar Istriku.

Share

Bab 7. Penyusup di kamar Istriku.

Author: Little Rubah
last update Last Updated: 2023-09-08 21:00:59

Ruang interogasi di kediaman Grand Duke Swiss.

 

Derick tengah menatap seorang wanita yang sedang bersujud di hadapannya, sorot matanya yang tajam menatap si wanita seolah ia ingin segera menerkam dan membunuhnya. Terlihat jelas amarah yang tercetak jelas di wajahnya yang putih namun kini terlihat memerah. Kepala pelayan Ash dan seorang ksatria pribadi Derick tengah berdiri di belakang si wanita, ikut menatap ke bawah dimana wanita itu bersujud.

“Tuan Muda, sebaiknya kita apakan wanita ini?”

Derick mengangkat kelopak matanya, menatap sejenak pria paruh baya yang barusan berbicara, lantas kembali menatap ke bawah, ke arah si wanita, “Katakan siapa yang menyuruh mu, jika kau tidak mau berbicara, aku sendiri yang akan mengeksekusi kau yang berani menjadi mata-mata di kediaman Swiss ini.”

“A-apakah jika saya mengatakan siapa orangnya, an-anda akan membebaskan saya? To-tolong jangan bunuh saya, saya masih harus menghidupi keluarga saya di kampung.”

Terdengar dengusan kasar yang berasal dari atas kepalanya, saat si wanita mendongak sedikit, ternyata Derick sudah berjongkok di depannya, “Apa kau bilang? Apakah menurutmu saat ini aku sedang bernegosiasi? Kau sedang tidak berada di situasi untuk tawar menawar denganku, katakan siapa orangnya? Ini adalah perintah terakhir untukmu di kediaman ini.”

Derick berdiri dari posisinya, lalu menoleh ke arah ksatria pribadinya, “Josh, jika kali ini dia tidak mau berbicara, potong kaki kanannya sampai batas mata kaki.”

Setelah berbicara seperti itu, Derick menyilangkan kedua tangannya di depan dada, kembali menatap si wanita yang semakin bergetar ketakutan.

“Baik, Tuan Muda.” balas Josh seraya menunduk sopan, ia juga segera mengeluarkan pedangnya.

“Tu-tuan Muda, mohon jangan lakukan itu, sa-saya akan mengatakannya. Beliau adalah pemimpin dari segala pemimpin di benua ini, jadi to-tolong selamatkan saya, karena saya hanya bisa mengatakannya sebatas itu saja.”

Kepala pelayan Ash dan Derick saling beradu pandang, lantas kepala pelayan Ash menganggukkan kepalanya, kemudian menarik si wanita untuk segera berdiri, “Cukup, terima kasih karena sudah mengatakannya.”

“Terima kasih Tuan Muda. Terima kasih karena sudah menyelamatkan saya,” ujar wanita itu seraya menunduk dengan sopan.

Setelah kepala pelayan Ash dan si wanita sudah pergi, Derick menatap Josh, “Ikuti wanita itu, jika kau mendapati dia berbohong atau menemui seseorang di luar sana, segera bereskan mereka.”

Josh menganggukkan kepalanya, “Baik, perintah di laksanakan. Kalau begitu, saya permisi, Tuan Muda.”

Setelah mendapat anggukan kepala dari Derick, Josh segera memasukkan kembali pedangnya kedalam selongsong yang tergantung di pinggangnya. Begitu Josh keluar dari ruangan tersebut, Derick segera menyusul keluar dan berjalan menuju ruang kerja ayahnya.

Pria itu berjalan dengan terburu-buru, namun saat berjalan di lorong menuju ruang kerja Grand Duke Swiss, ia melihat ajudan ayahnya berjalan dengan terburu-buru juga dari arah yang berlawanan. Raut wajahnya tampak gelisah, melihat hal itu Derick lantas semakin mempercepat langkahnya, begitu mereka bertemu di depan ruang kerja ayahnya, tampak kalau sang ajudan terlihat sedikit kaget saat melihat Derick di hadapannya.

“Tuan Muda, apakah ada yang bisa saya bantu?” tanya Grayson dengan sopan.

“Mana Ayahku?”

“Beliau sedang mengurus beberapa urusan di kediaman keluarga Duke Clark, saya di suruh kembali duluan karena ingin mengambil beberapa berkas yang di perlukan.”

Derick mengernyitkan keningnya, “Memang perintah apa yang di turunkan oleh Kaisar? Tidak biasanya Ayahku bertindak dengan begitu tergesa-gesa seperti ini.”

Grayson menghela nafas perlahan, kemudian menceritakan isi rapat yang berlangsung sangat alot dan banyak tentangan dari beberapa pemimpin wilayah.

Derick mengepalkan tangan kirinya, “Kaisar sangat egois, hanya memikirkan dirinya sendiri. Apakah dia berfikir kalau mengatur pasukan sekian puluh ribu dan mengirim ke wilayah yang jauh adalah hal yang mudah?”

Mendengar ucapan Derick, Grayson sampai menoleh beberapa kali ke sekeliling mereka untuk memastikan tidak ada yang mendengar ucapan Derick yang sangat rawan. Jika ada yang mendengar dan melaporkannya, maka keluarga Grand Duke bisa di hukum dengan berat karena sudah menghina kaisar.

“Tuan Muda, tolong jangan berkata seperti itu, sebaiknya kita masuk dulu ke dalam. Sangat bahaya apabila ada yang mendengar ucapan anda barusan.”

“Tidak perlu, aku kemari karena ingin membicarakan masalah darurat, jadi aku ingin kau menyampaikannya kepada Ayahku, agar beliau lekas kembali. Karena masalah ini memang sangat darurat, kalau bisa keluarga Mertuaku tau juga, karena memang bersangkutan dengan mereka juga. Kalau begitu, beri kabar padaku begitu Ayah sudah kembali, sekarang aku akan ke kamar. Sampaikan juga pada kepala pelayan Ash untuk jangan mengganggu kami kalau bukan urusan yang darurat.”

Setelah berkata seperti itu, Derick memutar tubuhnya dan berjalan menuju bangunan istana sayap kanan dimana itu adalah bangunan khusus ahli waris dan istrinya. Meninggalkan Grayson yang hanya menatap kepergian Derick, setelah Derick tidak kelihatan di persimpangan lorong, barulah pemuda itu lanjut untuk mengambil beberapa berkas dokumen yang di perlukan oleh sang majikan.

 

***

 

Ayesha sedang apa saat ini ya? Tadi aku memang menyuruh Roselia untuk menemaninya, apalagi setelah melihat raut wajahnya yang tampak pucat di karenakan sikap kejamku yang tidak sengaja aku perlihatkan di depannya tadi. Mungkin aku harus mempersiapkan diri kalau Istriku itu nantinya akan takut padaku, meskipun aku tidak memiliki niat demikian padanya.

Seharusnya saat ini kami tengah berbulan madu di tempat yang tenang dan Romantis, tapi apa ini? Dasar kekaisaran Dombraun sialan! Aku jadi tidak memiliki waktu untuk bersantai dengan Istriku.

Hm? Bukankah itu Roselia? Kenapa dia ada di sini? Lalu Ayesha dengan siapa di kamar? Apakah dia mengabaikan perintahku?

“Roselia, kenapa kamu ada di sini?” tanyaku saat sudah berdiri di belakangnya yang sedang mengatur beberapa pelayan wanita di dekat tangga istana sayap kanan.

Roselia membalikkan tubuhnya menghadap ke arahku, “Maafkan saya, Tuan Muda. Saat ini Nyonya Muda sedang tidur siang, saya sudah mengutus ksatria Jacob dan Atren untuk berjaga.”

Ayesha sedang tidur? Hm, mendadak aku jadi merasa mengantuk, apa aku tidur siang saja dengannya?

“Baiklah, kalau begitu. Jangan ada yang mengganggu kami jika tidak ada hal darurat, oh iya... Tolong kabari kalau Grand Duke sudah kembali.”

“Baik, Tuan Muda,” jawabnya sembari menunduk sopan.

Berjalan meninggalkan Roselia, aku kembali melanjutkan langkah menuju kamar kami yang ada di lantai dua. Tapi apa ini? Kenapa tidak ada ksatria yang berjaga di depan pintu kamar seperti apa yang di katakan oleh Roselia tadi? Tidak mungkin dia berbohong padaku. Seraya mempercepat langkah, aku berjalan dengan tergesa-gesa saat aku melihat adanya kejanggalan dalam situasi yang sedang terjadi sekarang.

Dimana aku melihat Atren sedang berbaring di balik pot bunga yang memang berukuran besar di sebelah pintu, aku mengecek denyut nadinya, ternyata dia masih hidup. Sepertinya dia pingsan, ku lihat juga kepalanya berdarah, mungkin dia di pukul oleh benda keras.

Perasaanku tidak enak, saat aku menoleh ke arah pintu, ternyata pintu sedikit terbuka dan membentuk sebuah celah kecil. Itu berarti ada yang masuk ke dalam kamar.

Tidak! Ayesha! Istriku!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 109. Delisha Roxycin Pytolarin [END]

    Sudah beberapa minggu berlalu, malam berdarah sudah berlalu. Namun beritanya masih hangat hingga saat ini. Terutama dengan kabar terbaru yang membuat para Rakyat dan Bangsawan bertanya-tanya perihal keputusan yang di ambil oleh Kaisar baru mereka. [Aku akan menunjuk Pewaris dari Grand Duke dan Grand Duchess Swiss sebagai ahli warisku. Aku harap, setelah membaca ini kalian berhenti mengirimkan surat lamaran ke Istana.] Selama masa kepemimpinan Zigea sebagai Kaisar beberapa minggu ini, masih belum terlihat adanya kemajuan. Karena sistem pemerintahan akan benar-benar di ubah sesuai dengan apa yang Zigea inginkan selama ini. Yang menjadi perdebatan adalah sistem kasta yang di hapus mulai dari Marquess ke bawah. Hanya menyisahkan dari gelar bangsawan Duke sampai ke Kaisar. Para Rakyat mendukung adanya perubahan tersebut, berbeda dengan para Bangsawan yang tidak terima. Hak mereka sebagai pemimpin wilayah bisa terancam jika mereka memiliki drajat yang sama dengan para rakyat yang mereka

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 108. Di dalam Goa buatan

    BAB 108.Semakin larut malam, seruan dari peperangan semakin mencekam. Di halaman Istana sudah banyak bergelimpangan jasad-jasad manusia. Begitu juga di dalam Istana, terutama di sekitar lorong menuju ke kamar Kaisar.Sementara di delam kamar Kaisar, Dean sudah tidak bernyawa. Mati di tangan anaknya sendiri, bahkan Lynea sama sekali tidak menyangka kalau putra yang amat mereka sayangi akan bertindak sejauh ini. “KENAPA?! ADA APA DENGAN MU ZIGEA?!” seruan untuk ke sekian kalinya Lynea jeritkan. Perempuan paruh baya itu sama sekali tidak berani menoleh ke arah dimana suaminya tadi duduk. Zigea masih menatap kosong ke arah jasad sang Ayah. Tangannya memang bergetar, namun itu bukan perasaan sedih melainkan amarah yang membuncah.Kejadian ini baru pertama kali terjadi. Berada di luar prediksi Zigea, banyak variabel yang berbeda dari kehidupan-kehidupan yang sudah ia lewati sebelumnya. ‘Mungkin banyaknya variabel yang terjadi karena adanya jiwa yang merasuk ke dalam tubuh Ayesha,’ batin

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 107. Malam Berdarah

    BAB 107 Seorang pelayan pria mengetuk pintu sebuah ruangan berpintu besar. Ketika terdengar seruan dari dalam yang mengizinkan pelayan tersebut masuk, barulah ia berani masuk ke dalam ruangan itu. Troli berisi makanan di dorong masuk, membuat lantai dan roda yang bergesakan menyebabkan bunyi decitan.Jibdrui membalikkan tubuhnya, menatap pelayan pria yang baru saja masuk. Mata abu-abu itu beralih ke sebuah gulungan kertas yang berada dekat dengan piring berisi makanan. Langkah kakinya berjalan mendekati ke arah pelayan tersebut.“Dari siapa?” tanyanya datar.Pelayan menundukkan kepalanya, “Dari Baginda Kaisar.”Kedua alis Jibdrui di tertaut, karena tidak biasanya Dean mengirimkan pesan dengan cara seperti itu. Ia perhatikan pelayan tadi, tapi tidak ada yang aneh.“Pergilah,” usirnya.Setelah pintu kembali di tutup, dan hanya tinggal dirinya sendiri di ruangan itu, Jibdrui lekas membuka gulungan sura

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 106. Paviliun Selatan

    BAB 106. Leonita dan Larry yang berdiri di pinggir bersama beberapa dayang lainnya merasa bangga dengan pembalasan yang di lakukan oleh majikan mereka. Diam-diam dua gadis itu melakukan tos, kalau saja sedang di rumah pasti mereka sudah berjingkrak-jingkrak.Karena sudah kenyang, Ayesha dan Daisy berniat untuk pulang. Ia sama sekali tidak memperdulikan Lyssa yang tengah gondok sambil berdiri di dekatnya.“Yang Mulia Permaisuri, maafkan atas sikap tidak sopan Saya. Sudah sewajarnya Saya membela diri karena Saya punya mulut. Saya bukan berniat menghina keluarga Kaisar, karena Saya tidak pernah menghina Permaisuri maupun Baginda Kaisar apalagi Yang Mulia Putra Mahkota. Meskipun Lyssa adalah adik perempuan Anda, tapi Anda tidak bisa menjadikannya keluarga Kaisar.”Kasak-kusuk terdengar, Ayesha menghela nafas lelah. Ia menoleh ke arah Larry yang sedang memegang sebuah kotak kayu mewah berwarna biru tua.“Yang Mulia, Saya membawakan

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   Bab 105. Ayesha kena mental?

     Ayesha merentangkan kedua tangannya, saat ini Larry dan Leonita tengah membantu sang nyonya berpakaian. Gaun dengan dominan Biru dan emas, cocok dengan warna mata dan rambutnya yang pirang pucat. Rambutnya juga di tata dengan elegan namun tidak membuatnya terlihat dewasa, justru ia terlihat seperti seorang Lady.“Leonita, tolong jangan terlalu ketat saat memasang korsetnya. Aku tidak bisa bernafas, bisa-bisa tulang rusukku patah,” keluhnya dengan nafas ngos-ngosan.“Baik Nyonya,” balas gadis itu.Setelah selesai, ia duduk sebentar untuk menunggu suaminya. “Nyonya, ada Serio yang ingin bertemu dengan Anda,” ucap Atren dengan menunduk sopan. Pria berseragam khas Ksatria pribadi itu hanya berdiri di dekat pintu.“Biarkan dia masuk.”Serio masuk ke dalam ruangan Ayesha, pria berkaca mata itu menundukkan kepalanya dengan sopan,  “Hari ini Anda harus hadir dalam Tea Party yang di buat oleh Permaisuri, ini untuk membung

  • Bertahan Hidup di Dunia Komik   BAB 104. Berjumpa kembali

     “Cepat panggilkan dokter!” teriak Serio. Raut wajahnya sangat gelisah dan khawatir.Secepat kilat, ia berlari ke arah meja kerjanya. Ia akan mengirimkan surat kepada Derick, karena pria itu sudah mewanti-wanti Serio untuk selalu mengabari keadaan genting yang menimpa istrinya.“Cepat kirimkan surat ini ke Yang Mulia Grand Duke!” ujarnya seraya memberikan sepucuk surat kepada petugas pengantar pesan. Ia menoleh ke arah salah satu Ksatria Elang Emas, “Antarkan dia, pastikan surat itu harus sampai ke tangan Yang Mulia Grand Duke langsung. Jangan sampai kabar ini bocor di luar sana, sangat berbahaya.”“Baik!” jawab mereka dengan kompak. ***  “Ini dimana?” ia melihat ke sekeliling, hanya ada ruangan tanpa batas. Ia juga merasa Familiar dengan situasi saat ini.[Kita bertemu kembali, Anakku.]Ayesha menatap sesosok entitas yang pernah ia temui sebelumnya. “Kenapa Anda menemui saya? Ap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status