Home / Urban / Bertanggung Jawablah, Bos Arogan! / PERTEMUAN TAK DISENGAJA

Share

PERTEMUAN TAK DISENGAJA

Author: Ema Ryosa
last update Last Updated: 2025-02-10 07:43:19

Samantha-pun kembali mencium anaknya sambil tak hentinya bersyukur dalam hati karena dia tetap memakai penyamarannya.

Dia tidak mengira akan kembali bertemu dengan Chase Navarell.

Delapan bulan yang lalu Chase mengusirnya dan dia pergi dengan hati lega karena dia sudah berusaha melakukan tugasnya mencari ayah kandung Tristan, kalau Chase menolak berarti tugasnya sudah selesai, dia akan merawat dan membesarkan anak Tina seperti janjinya pada almarhum sahabatnya itu.

Walaupun dengan adanya Tristan dia harus mengurangi jadwal show-nya.

Tadinya sebelum naik pesawat, dia sempat berpikir hanya memakai kacamata hitam saja, tapi dia mengurungkan niatnya karena saat dalam penyamaran jadi gadis kedodoran yang sederhana dengan wig dan kacamata vintagenya, dia bisa lebih leluasa karena tidak ada fans dan para paparazi yang membuntutinya.

Untunglah nalurinya membantu menyelamatkan dirinya dari keadaan yang lebih rumit karena ternyata dia bertemu dengan Chase Navarell, penguasa arogan yang mengh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
sebastianpierce06
sumpah menarik poll
goodnovel comment avatar
sebastianpierce06
yu k lamjutannya yang banyak thor
goodnovel comment avatar
Valentinus Johanadyatma
mantap thor lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   KALIAN MEMUAKKAN

    "Ya, dulu kau butuh istri untuk memuluskan rencanamu!" Gumam Samantha. Samantha bisa melihat Chase memahami maksudnya, tapi tidak ada kalimat tanggapan yang keluar dari mulut pria tampan arogan itu.Saat itu mulai terdengar bel dari mobil yang mengantri di belakang mereka. "Naiklah!" Samantha melirik antrian mobil yang makin panjang, dengan terpaksa Samantha masuk diikuti oleh Mrs Barbara. Chase menatap Samantha dan Tristan yang sudah merebahkan kepalanya karena lelah."Aku bisa menggantikanmu menggendongnya." Chase menawarkan diri untuk menggendong Tristan.Samantha terdiam lalu menggeleng.Tiba-tiba Tristan mengangkat kepalanya dan memandang Chase lalu tersenyum.Samantha terkejut melihat Tristan yang biasanya tidak mudah dekat dengan orang baru, selama apa mereka berdua berkomunikasi sebelum Samantha tiba? Tristan memandang Mommy-nya, lalu memandang Chase sambil membuka mulut mungilnya. "Dada..da." Raut wajah Chase berubah

    Last Updated : 2025-02-11
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   RUMIT

    Chase sangat heran karena tubuh Samantha begitu ringan, rasanya seperti sedang menggendong Tristan. “Apa saja yang dia lakukan sampai tubuhnya sangat ringan seperti seorang bayi?”batin Chase penuh dengan rasa penasaran.Karena sulit dipahami bagi nalar Chase, tubuh Samantha yang terlihat besar beratnya terlalu ringan. Sambil menggendong, Chase berusaha menekan rasa herannya.Selama dalam perjalanan Samantha masih tetap tertidur, tidak terbangun sama sekali, akan tetapi saat Chase membaringkannya Samantha segera terbangun dan keheranan melihat Chase sedang bersamanya...di dalam kamar tidurnya."Kau belum ... belum pulang?” tanya Samantha sambil mulai menutup mata, dia berusaha menunggu jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan. Sepertinya jawaban paling sederhana pun tidak bisa langsung Samantha cerna, karena begitu payah tubuhnya."Aku akan tinggal." "Tinggal?""Aku tidak akan pulang, aku tetap di sini!" ucap Chase dengan sangat yakin."Kau tidak bisa tinggal ... di sini,”

    Last Updated : 2025-02-13
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TERPANA

    Pagi tiba dengan cepat, alarm alam yang membangunkan Samantha, membuatnya spontan terduduk. Samantha pun bangun, masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah lima menit, Samantha keluar hanya dengan selembar handuk yang melilit tubuhnya dengan rambut yang masih basah.Setelah mengeringkan rambutnya, Samantha pun memakai pakaian favoritnya jika sedang di rumah saja yaitu dress rumah yang tipis tanpa menggunakan bra, baginya seakan menanggalkan segala kekangan, melepaskan segala kerumitan. Setelah menyisir rambut dan memakai krim wajah Samantha pun siap melaksanakan tugasnya sebagai seorang ibu full time. Tidak ada konser.Tidak ada wawancara.Tidak ada show apapun.Bahkan Samantha telah menginstruksikan manajernya bahwa hari ini ponselnya mati!Dia ingin bermain dan mengurus Tristan, setelah tiga hari meninggalkan Tristan dengan pengasuh.Dengan berjingkat Samantha keluar dari kamarnya dan akan pergi ke kamar Tristan, akan tetapi sampai di ruang tengah, langkahnya t

    Last Updated : 2025-02-14
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   Bukan Pagi Biasa

    Hal yang langka!Bukannya terpukau akan kecantikan Bianca, Chase hanya mengangguk lalu kembali memusatkan perhatian pada Samantha.Bianca aktris papan atas yang sedang naik daun, tapi Chase seakan tidak mengenalnya sama sekali!“Oh My Godness," gumam Bianca lirih.Samantha merasa geli melihat reaksi Bianca, biasanya para pria yang akan jatuh bangun mengejar Bianca, akan tetapi pagi ini memang bukan pagi yang biasa. Dalam hati Samantha yakin sebentar lagi saat kesadarannya sudah pulih, Chase akan ganti mengejar Bianca.Bianca berjalan mendekat dengan mengulurkan tangannya, tatapannya memuja Chase, sorot matanya begitu kagum. Sebaliknya Chase menatapnya formal lalu menyambut uluran tangan Bianca yang langsung menjerit tanpa suara. Samantha berpikir mungkin Bianca merasakan besarnya tangan Chase yang begitu maskulin dan kasar.Bianca maju lagi, Chase spontan memundurkan sedikit tubuhnya, seolah menghindar.'Hmm...baru bangun tidur jadi nggak sadar ada wanita cantik dihadapannya,' b

    Last Updated : 2025-02-15
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TEMPAT DAN WAKTU YANG SALAH

    Bukannya menebar pesona, Bianca malah mengikuti Samantha ke kamar Tristan.Samantha sedang merapikan box baby di kamar Tristan ketika Bianca tiba di belakangnya."Sebenarnya, diantara kalian ada hubungan apa, Tha?" Samantha hanya mengangkat alisnya tanpa menjawab lalu dia kembali fokus membersihkan kamar anaknya.Melihat hal itu maka Bianca makin penasaran. "Tha, ayolah bantu otakku agar tidak bekerja terlalu keras.""Kau dan dia saudara?" Tanya Samantha."Tentu tidak, kenapa?""Karena kalian memiliki rumpun pertanyaan yang sama.""Ada ada aja. Katakan saja bahwa dulu aku merasa apa yang kau lakukan butuh pengorbanan yang besar, kau akan melaksanakan surat wasiat Tina dengan benar yaitu membawa Tristan mengenal ayahnya, tapi itu dulu.""Lanjutkan!""Kini aku tahu, kalau melihat ayah Tristan, banyak orang akan menggadaikan cintanya!" "Apa maksudmu?" Tanya Samantha."Begitu nalarku kembali, aku langsung melihat kemiripan

    Last Updated : 2025-02-16
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERCINTAAN SUPER PANASSSS

    Chase sampai di penthouse-nya dalam keadaan kacau. Semua kejadian-kejadian delapan bulan yang lalu kembali berkelebat di benaknya. Moment saat dia mengejek Samantha, menghina dan puncaknya dia melemparkan cek di wajah Samantha. Dia ingat kalimat-kalimat yang dia ucapkan. "....bahkan jika kau wanita terakhir yang tersedia.." dan masih banyak lagi kalimatnya yang luar biasa kejam. Itu bukan dirinya yang biasa, hanya saja saat itu Chase merasa Samantha 100 persen hanya ingin menjebaknya, terlalu banyak kebetulan yang tidak mendukung cerita Samantha. Akan tetapi kini keadaan berbalik, dia melihat Tristan dan mulai mempertimbangkan cerita Samantha, tapi sebaliknya Samantha sudah menarik diri dan malah menentang usahanya. Satu hal yang lebih membuat gusar hatinya adalah sampai saat ini, walau sudah satu jam meninggalkan rumah Samantha, dia masih bergairah! Shittttt! Kembali Chase mengumpat dal

    Last Updated : 2025-02-17
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   KEHARUAN MEREBAK

    Sepeninggal si gadis model Chanel, Chase segera berpakaian lengkap kemudian dia berangkat. Di jalan Chase mengira-ngira apakah rencananya akan berhasil? Mengingat kakeknya sudah hampir delapan bulan mendiamkannya. Sejak Chase menyuruh Samantha menghilang sejak itu pula kakeknya marah dan tak lagi mau bicara. Tak lama Chase sampai di rumah besar dengan pohon-pohon rindang yang teduh. Nasib baik berpihak padanya, karena kakeknya sedang duduk di luar dengan koran di tangan, jadi walau pun tidak ingin menemuinya kakeknya tidak lagi punya kesempatan menghindar. "Morning, Kek." Chase mendekat, mencium dahi kakeknya lalu duduk dengan tenang di sebelah kakeknya. Kakek hanya menurunkan korannya sejenak lalu kembali membaca tanpa menghiraukan cucu kesayangannya. "Kakek sudah makan pagi?" Chase mulai membuka percakapan. Lama tidak ada jawaban, lalu kakek menurunkan korannya dan dengan dagu menunjuk ke arah piring kosong di tengah meja. Cha

    Last Updated : 2025-02-18
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   BERLIDAH TAJAM, BERHATI LEMBUT

    Seharian Chase berusaha membereskan segala urusan dengan lebih cepat hingga akhirnya sore hari dia bisa kembali ke rumah Samantha.Setelah menekan bel, Chase menunggu. Perlahan pintu terbuka dan wajah jelita Bianca terlihat."Hai, kau kembali..." "Iya, ada yang harus diurus, di mana...anakku dan mommy-nya?" tanya Chase lambat, sepertinya dia kebingungan mengucapkan kalimat itu.Chase menunggu lalu mengangkat sebelah alisnya karena Bianca tidak segera menjawab pertanyaannya. Bianca melipat kedua tangannya di depan dada, lalu dengan bahunya dia menunjuk ke lorong menuju kamar Tristan.“Oke, thanks,” ucap Chase dan segera menuju ke kamar Tristan. “Menyebalkan, kenapa dia begitu perhatian pada Samantha? Padahal baru saja Samantha bilang dia tidak tertarik pada Chase!” gumam Bianca.Bianca tahu bahwa Chase adalah pria lajang yang kaya raya, dan Samantha telah memberi lampu hijau, jadi Bianca pun dengan bebas berusaha menarik perhatian Chase, aka

    Last Updated : 2025-02-19

Latest chapter

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERJANJIAN BERAKHIR

    Sepanjang hari irama Chase melambat, dia menghitung sisa waktu sampai ke pukul 12 malam, saat perjanjian berakhir."Bos, ada tawaran besar dari klien kita, line satu." "Bereskan." Chase langsung memberikan instruksi lisan kepada wakilnya. "Bro, nggak nanya sebesar apa?" "Bereskan, Lim." "Oke." Kembali Chase melihat dokumen di hadapannya, akan tetapi fokusnya sudah bercabang. Dia merencanakan untuk memberi perhatian dan waktu sepenuhnya bagi Samantha saat mereka telah bertemu dan menemukan kata sepakat nanti. Giliran Chase yang menelepon Salim. "Lim, kemari." Hanya selang sesaat Salim sudah mengetuk pintu ruangan Chase. "Gitu lah, Bro! Top! Apapun yang terjadi bisnis is number one! Aku sambungkan langsung dengan klien kita, ok?" Chase langsung mengangkat wajahnya. "Kau belum bereskan?" Giliran Salim yang bingung."Sudah, tapi nggak tuntas karena dia minta bertemu langsung dengan decision maker." "Kan aku udah kasih kamu wewenang khusus, Lim. Kamu tinggal bilang kan kalau

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISE

    Chase bersama Salim sedang menghadiri gala dinner dari perusahaan rekanan yang cukup besar yang diselenggarakan di sebuah hotel berbintang lima. Chase mengupayakan datang karena mereka telah mengirim undangan sudah lama sekali. Mereka sedang duduk di meja undangan VVIP ketika sang pembawa acara mulai membuka rangkaian acara."Salim, kenapa acara baru dimulai?" Gumam Chase heran. Salim yang mendengar kalimat Chase hanya diam saja, memang Chase tidak tahu karena undangan Salim yang pegang. "Kau akan terhibur malam ini, duduk santai sajalah, Bos." "Tiga puluh menit lagi aku akan pergi.""Lhaaa, belum juga pegang tangan dengan Mr Ramji." "Kau saja yang tinggal, bilang mendadak aku ada urusan penting." Chase berusaha menahan diri, sebenarnya jangankan tiga puluh menit lagi, sebenarnya tadi Chase enggan untuk datang. Sejak Samantha pergi, hari hari hidupnya hanya dihabiskan dikantor, sendiri dengan dokumen, dikelilingi dinding-dinding kantor yang membisu, menghitung detik demi de

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MERINDUKANMU...SANGAT!

    Bianca menatap wajah jelita sahabatnya yang sedang memandang dengan tanda tanya besar di matanya. Melihat temannya hanya diam saja, Bianca berinisiatif untuk mengorek isi hati Samantha. "Gimana pendapatmu setelah mendengar ceritaku?" Nampak Samantha menggigit bibirnya."Mungkin apa yang dilakukannya terdorong oleh tanggung jawab yang besar terhadap Tristan." "Wrong answer, pilih jawaban lain." Nampak Samantha sedang berpikir mencari jawaban lain. "Mungkin dia takut kakeknya marah?""Kau yang lebih mengenalnya, menurutmu dia takut?" Samantha menggeleng. "Kalau kau lihat wajahnya kau akan tahu seberapa dalam kesedihannya, itu yang mendorong dia melintasi samudra secepatnya." Samantha tidak menjawab, tapi anehnya kondisinya sudah jauh lebih baik dibanding saat Bianca datang."Kalau kau tanya apa yang memicu kesedihannya, hanya kalian berdua yang bisa jawab? Urusan ranjang terpanas? Gaya terheboh? Atau_""Bi, memangnya besok kamu nggak ada shooting film?" Samantha memotong untuk

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   (BUKAN) PUNGGUK MERINDUKAN BULAN

    "Kenapa? Apa Tristan sakit?" tanya Chase mengingat kebiasaan Samantha yang sangat cemas saat Tristan sakit. "Tristan sehat," jawab Arnold. "Istriku..apakah dia baik-baik saja?" Arnold tidak menjawab, dia memandang Chase dengan tajam."Tadinya tidak, tapi sekarang dia sudah baik-baik saja, aku katakan padanya di bumi ada berjuta-juta pria yang mau mati bagi dia."Chase maju dan langsung mengangkat kerah leher Arnold. "Samantha istriku, selamanya dia istriku!" "Kalau itu yang ada di benakmu, seharusnya yang keluar dari mulutmu bukan hal yang menyakitkan hatinya." Chase menggertakkan giginya menahan rasa marah, bukan kepada Arnold, lebih kepada diri sendiri karena kalimat Arnold seketika mengingatkan dia akan kebodohannya menyuruh Samantha pulang! "Kalian apa-apaan sih?" teriakan Bianca membuyarkan lamunan Chase.Segera Chase melepaskan cengkeramannya lalu berlalu meninggalkan kedua sahabat Samantha, dia berjalan dengan posisi bahu turu

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SELAMANYA KAU ISTRIKU!

    Dokumen? Chase ngeri mendengar kalimat Bianca. Seketika Chase mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Samantha. Chase memandang layar, dia sangat gelisah. Dia ingin sekali mendengar suara istrinya. 'Pleaseeee Sam! Please angkat, Sam.' Waktu terus berputar.... Detik demi detik terasa sangat lama hingga akhirnya telepon diangkat. Ada yang berdesir di dada Chase saat menunggu suara lembut yang dirindukannya. Chase senang sekaligus sedih, banyak sekali yang ingin dia katakan namun lidahnya kelu. "Chase?" Chase sampai tidak bisa berkata-kata, lehernya tersumbat. Bahkan iya kesulitan untuk menelan salivanya, pikirannya tiba-tiba kosong seolah ada sesuatu yang membuatnya takut, sebuah kata yang tak ingin ia dengar keluar dari bibir Samantha. "Chase?" kembali Samantha bertanya. Chase menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan istrinya. "Sayang....kamu di mana?" "Maaf aku sudah jauh, tapi kalau kamu mau mengirim dokumen perc_" "CUKUP, SAM! Tidak akan ada percera

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   COMPLICATED

    "Mom?" "Hai, Sayang." Mereka saling berpelukan, lalu Chase mempersilahkan ibunya masuk, sebaliknya Chase turun dari teras menuju mobil ibunya. Chase membuka pintu..lKosong... Chase terdiam dalam posisi kepala tertunduk sambil memegang pintu dalam waktu yang cukup lama. Lalu dia berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di hadapan ibunya. Sambil menangkupkan kedua tangannya, Chase bertanya. "Samantha yang mengirim Mom ke sini?" Nampak raut keheranan di wajah ibunda Chase. "Mom, Samantha pasti marah karena kejadian kemarin, sampai dia mengirim Mom ke sini." Tidak terdengar jawaban apapun dari ibunya membuat Chase menegakkan badannya dan memandang ibundanya. "Betul kan, Mom?" Ibunda Chase menggelengkan kepala perlahan. Chase mengernyit melihat gelengan ibunya. "Istriku tidak pergi menemui, Mom?" tanya Chase dengan kecemasan yang kental mewarnai suaranya. Siapapun pasti bisa menangkap nada saya

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PENYESALAN YANG DALAM

    Deg!Samantha kebingungan, nge-blank...'Aku yakin banget kan menuju rumah Mama, tadi aku punya alasan masuk akal, kenapa sekarang jadi nggak ada?' Samantha menarik nafas panjang...lalu ingat. "Oh, kan Samantha baru pulang dari Aussie, Ma." "Oh iya, Mama sampai lupa, ini langsung dari bandara ya, maklum Mama udah tua, Sam." Samantha diam saja, tidak membenarkan kalimat ibu mertuanya. "Maafkan Sam, Ma.' batin Samantha, dia merasa bersalah karena tidak bercerita secara utuh tentang apa yang terjadi. "Ma, Sam jemput Tristan dulu ya." "Yukkk.." Sedang mereka berjalan menuju kamar Tristan, Samantha mendadak teringat sesuatu. "Oh ya Ma, boleh Samantha titip ini, Ma?" Ibu mertuanya berbalik dan menatap apa yang Samantha pegang.Jam tangan! "Ini jam tangan siapa?" "Ini jam tangan ayahnya Tristan, Mam. Sejauh ini kami belum berhasil menemukan siapa pemilik jam tangan ini, jadi boleh titip dulu di Mama, mungkin Mama punya cara lain untuk menemukan siapa pemilik jam tangan ini, Ma."

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PRECIOUS

    Lebih baik dia akhiri sampai di sini saja paling tidak dia masih bisa pergi dengan kepala tegak tidak sampai hancur habis-habisan walau kenyataannya jauh di dalam hatinya kesedihannya begitu nyata menikam jantungnya menimbulkan kerusakan luka yang dalam. Samantha berdiri di samping Chase. "Chase..." Chase memandangnya dengan sorot yang tidak menampilkan apa yang ada di hatinya. Datar.... Samantha berusaha menebak apa yang sedang Chase pikirkan. Marah? Sedih? Kecewa? Benci? Dia bingung yang dia tahu hanyalah Chase tidak bereaksi atas semua pengakuan dan penjelasannya yang disertai permintaan maaf. Samantha memberanikan diri berjinjit lalu menempelkan bibirnya ke bibir suaminya. Dingin! Bibir Chase sangat dingin. Samantha perlahan bermain dengan bibir Chase, seakan ingin menghantar kehangatan. Selang berapa lama, Samantha berhenti mencium walau tidak.mundur. "Aku ingin meminta maaf, aku ingin kau tahu bahwa kau...berharga bagiku." Chase meneg

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PENOLAKAN

    "Apa yang nggak bisa terus?" "Ngomongnya." Terdengar helaan nafas lega dari sisi Chase. "Baguslah, harusnya memang bukan waktunya ngomong!" "Chaseeee." Teriakan Samantha tak bertahan lama karena dengan segera bibirnya mendapat serangan dari sang suami pura-pura. Tak berapa Chase menarik bibirnya dengan tubuh masih melekat. "Aku sudah kasih waktu lima menit, bahkan Dewa pun tidak akan tahan menunggu lama-lama dengan tubuh saling melekat begini, bicaralah dengan cepat, Sam." "Aku bukan mau bicara, aku mau mengakui sesuatu, aku ingin mengatakan bahwa selama ini aku telah.... kamu.........aku."Chase menegakkan badannya karena mendengar kalimat istrinya yang kacau balau kenapa Samantha sampai sebegitu nervous nya?"Hai santai, katakan ada apa?" Samantha segera melepaskan tangan Chase dari pinggangnya lalu dengan perlahan mundur. Saat kakinya menyentuh dinding, Samantha tahu itu sudah jarak terjauh yang bisa diupayakannya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status