Share

Gagal Bertemu

"Hei Ar, gimana nih kabar penganten baru kita, hehehe ... Masih hot kayaknya yah!" goda Reno teman satu divisinya, saat Arman baru masuk kerja.

"Yaaah ... Gak tahu deh, Ren!" jawab Arman terlihat lesu.

"Kok jawabnya gak semangat gitu sih, Man?" Reno heran mendengar jawaban Arman.

"Aku mau curhat sama kamu, tapi kamu jangan berisik yah!" ucap Arman sambil berbisik di telinga Reno.

"Aku belum nyentuh istriku sama sekali, Ren!"

"Apaaaa ...! Kamu belum ..." mulut Reno langsung dibekap oleh Arman karena terlalu keras berbicara.

"Kamu jangan teriak! Nanti kedengeran orang lain, aku malu!" bisiknya belum melepas bekapan tangannya.

Reno hanya menganggukkan kepalanya, karena mulutnya tak dapat bicara.

Perlahan Arman melepaskan tangannya dari mulut Reno.

"Aku ... sampai saat ini, belum menikmati indahnya surga dunia," jawabnya lemas.

"Loooh ... kenapa? Kalian kan udah menikah hampir dua bulan, masa iya kamu belum ehem ehem ...!" Reno terkesiap rasanya tak percaya.

"Beneran Ren, mungkin karena dia memang terpaksa menerima lamaranku, Ren. Jadi dia belum menerimaku seutuhnya jadi suaminya, Ren!"

"Haaa ...? Terpaksa? Maksud kamu dia gak sungguh-sungguh cinta sama kamu, Man?" Penuturan jujur seorang Arman, membuat Reno kembali terkejut.

"Dia sendiri yang bilang kalau dia menerima lamaranku karena desakan orang tuanya, dia gak mau mengecewakan mereka," Arman menunduk lesu.

"Aku gak sangka loh Man, aku kira kalian tuh saling cinta makanya kalian menikah."

"Jadi menurut kamu, aku harus bagaimana agar istriku bisa mencintaiku?"

"Menurutku, kamu harus kasih lebih perhatian sama dia, Man. Buat dia merasa diperhatikan sama kamu, misalnya ajak dia makan siang, atau antar jemput dia kerja."

"Kalau makan siang mungkin bisa, tapi kalau antar jemput kayaknya gak mungkin, dia kan bawa mobil sendiri."

"Yaah ... coba saja dari hal sekecil itu, ajak dia makan siang sambil bawain dia bunga, aku yakin dia pasti merasa tersentuh."

"Oke, aku akan coba Ren, makasih yah sarannya!"

"Sama-sama Man."

*****

Dari tadi pagi, wajah Jelita terus saja dtekuk.

"Kenapa Jel?" tanya Hanny, kepala kasir yang memperhatikan Jelita.

"Aku lagi BT sama mertua aku, Han. Pagi-pagi sudah kena omel!" dengus Jelita.

"Kamu tinggal sama mertua kamu sekarang?"

"Baru kemarin pindah, Han. Dan aku sama sekali gak betah, Han."

"Baru satu hari, Jel. Aku aja udah satu tahun tinggal bareng sama mertua, kamu yang sabar, asal kamu gak bikin dia kesal, semua akan baik-baik aja."

"Iya satu hari berasa satu tahun Han."

"Heeeei ... Kalian di sini! Tuh semua dipanggil sama Pak Derry ke ruang rapat," ucap Mila yang baru datang dan disuruh mengumpulkan semua karyawan.

"Ada apa Mil?"

"Kayaknya Pak Derry mau pamitan, dia jadi dimutasinya," jawab Mila terlihat sendu.

*****

"Makasih buat semuanya yah, selama ini telah menjadi partner kerja yang baik selama saya menjabat manager toko di sini. Mungkin hari ini hari terakhir saya di sini, mulai besok akan ada yang menggantikan saya." Pak Derry memberikan salam perpisahan pada para karyawan dengan mata berkaca-kaca beliau menyampaikan ucapan itu.

"Paaak ... Kami juga senang bisa bekerja dengan Bapak! Semoga Bapak betah kerja di tempat yang baru, kami akan merindukan sosok Pak Derry yang baik dan ramah!" Jelita memberikan sambutan sebagai perwakilan dari para karyawan.

"Makasih yah Jelita, saya juga akan merindukan semua suasana di sini, menyenangkan bisa bekerja dengan kalian!" Satu persatu para karyawan menyalami Pak Derry ikut bersedih mereka akan kehilangan manager yang sangat baik, entah seperti apa orang yang akan menggantikannya.

"Selamat tinggal semuanya, semoga kalian juga bisa kerjasama dengan baik dengan Pak Revan yah!" kata-kata terakhir dari Pak Derry mengejutkan Jelita.

'Revan? Gak mungkin dia, di dunia ini kan banyak nama Revan, gak mungkin dia!' Jelita menepis pikirannya.

******

Keesokan harinya ...

"Aku benar-benar penasaran, siapa yah pengganti Pak Derry? Mudah-mudahan dia juga baik!"

"Mudah-mudahan aja orangnya baik yah, kayak Pak Derry!" ucap beberapa karyawan yang kasak-kusuk di belakang menantikan siapa pengganti Pak Derry.

Semua pegawai sangat tegang menunggu manager toko mereka yang baru, kabar mengenai kedatangannya hari ini telah tersebar diantara semua karyawan.

"Han, kok belum datang yah?" tanya Jelita sambil terus melihat ke pintu masuk.

"Kamu udah gak sabar yah, pengen cepat-cepat ketemu!" sindir Hanny.

"Iya, aku penasaran banget nih, sampai-sampai aku nahan pipis nih!" Jelita terlihat tidak nyaman tubuhnya tidak bisa diam karena menahan keinginan untuk buang air kecil.

"Sana pipis dulu, ntar ngompol di sini bisa berabe urusannya!" desak Hanny dia pun rasanya tidak enak melihat sikap Jelita yang tidak nyaman seperti itu.

"Iya deh, aku ke belakang dulu yah! Kamu panggil aku yah kalau manager yang baru sudah datang!" Jelita bergegas ke toilet, dia sudah tidak bisa menahan lagi keinginannya untuk buang air kecil.

"Iyaaa ...!"

Tak lama seorang pria tampan dengan postur tubuh tinggi, tegap dan berpakaian rapih dengan kemeja yang pas di badan nya yang atletis, berjalan memasuki supermarket itu.

Para karyawan memandang kagum pada pengunjung pria itu, "Waaaw ... ganteng banget yah!" bisik salah satu karyawan.

Para karyawan itu sampai tidak fokus bekerja hanya melihat ke arah pria itu.

Pria itu mendekati salah satu karyawan yang sedang berada di meja kasir, dia menggantikan anak buahnya yang sakit.

"Maaf Mbak, bisa kasih tahu saya di mana kantornya?" tanya pria itu.

Hanny terdiam sejenak, dia merasa terpesona dengan penampilan pria itu, Hanny tak berkedip sedikit pun melihat ada pria yang sangat tampan tengah berdiri di hadapannya.

'Ya Tuhaaan ... Ini Pangeran dari kerajaan mana bisa nyasar di mari?'

"Mbak ...!" Pria itu memanggilnya sedikit keras karena Hanny tak segera menjawabnya.

"Eeeh ... iya Pak! Ada apa?" jawab Hanny merasa malu dia ketahuan melihat pria itu sampai tidak fokus dengan pertanyaan yang dilontarkan pria itu.

"Saya tanya, di mana kantornya?" tanyanya sekali lagi.

"Kantor? Bapak mau ketemu siapa?" Hanny merasa heran ada pengunjung yang menanyakan letak kantor.

"Perkenalkan saya, Revan. Saya manager yang akan menggantikan Pak Derry." Revan mengulurkan tangannya.

"Haa ... Bapak manager yang baru!" Hanny terkejut tak pernah menyangka pria tampan di hadapannya itu adalah manager tokonya yang baru.

"Ma-maaf Pak, saya gak tahu, saya Hanny Pak, kepala kasir di sini!" Hanny tiba-tiba menjadi gugup, dia pun menyambut uluran tangan Revan dengan sedikit gemetar.

"Ooh ... Kepala kasir, sekarang bisa antarkan saya ke kantor!" jawabnya dingin.

'Ya Ampun kalau tahu dia itu manager yang baru aku gak akan berani lihatin dia kayak tadi, mati aku!' gerutu Hanny.

"I-iya Pak, saya akan antarkan Bapak ke dalam." Kegugupan masih melanda Hanny dia mengantarkan Revan ke dalam kantor yang berada di ujung supermarket itu.

Hanny menunjukkan letak kantor dan ruangan manager. Para staf sudah berkumpul di depan kantor.

"Ini sudah semua?" tanya Revan pada salah satu staf.

"Belum Pak, ada bagian keuangan kasir belum ada," jawab salah satu staf counter food.

"Memangnya ke mana?" tanya Revan.

'Si Jelita ke mana? Tadi katanya ingin cepet ketemu manager baru, sekarang malah menghilang!' gumam Hanny sambil mengedarkan pandangannya tak ditemukan keberadaannya.

"Yang satu shift siang, yang satunya sedang ke apotek Pak."

"Ya udah, kalau begitu saya hanya akan memperkenalkan diri pada kalian, mulai saat ini saya yang akan menjadi manager toko di sini menggantikan Pak Derry. Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik!" ucap Revan dengan wajah yang datar.

"Iya Pak Revan, kami siap bekerja dengan baik!"

"Ingat yah, kedisplinan bagi saya nomor satu, tidak ada kata terlambat! Kalau diantara kalian ada yang terlambat akan mendapatkan sanksi!" tegas Revan.

"Iya Pak, kami siap!" sahut para karyawan.

"Terima kasih, kalian boleh kembali bekerja!"

Para staf dan karyawan pun membubarkan diri dengan tertib, sedangkan Revan memasuki ruangannya dan batang hidung Jelita tidak terlihat sampai breefing itu selesai.

*****

"Jel, kamu dari mana sih? Katanya mau lihat manager yang baru?" tanya Hanny melihat Jelita baru datang.

"Iya nih, tadi maag aku kambuh, jadi aku ke apotek dulu! Tapi kan tadi aku udah bilang sama Pak Wahyu. Oh iya gimana, manager yang baru masih muda atau sudah tua?" tanya Jelita penasaran.

"Masih muda seumuran kita kayaknya, ganteeeng ... banget, Jel! Kalau aku masih single aku udah deketin tuh Pak Revan!" tutur Hanny sambil tersenyum-senyum.

"Ngehalu aja kamu Han, inget suami sama anak kamu tuh di rumah!" sindir Jelita.

'Aku jadi penasaran sama sosok Pak Revan ini, Hanny mujinya sampai segitunya! Apa dia memang bener-bener ganteng?' Jelita jadi tambah penasaran.

-Bersambung-

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status