Share

3. Menuju Charles de Gaulle Paris

Jarak bukanlah suatu penghalang untuk menjalin persahabatan, dan persahabatan yang dipisahkan oleh jarak, bukanlah tidak mungkin untuk saling bertemu.

****

Chrystal segera bersiap-siap. Ia membuka lemari pakaiannya, dan mulai mencari map berwarna cokelat yang berisi dokumen-dokumen pentingnya.

Chrystal pun menemukan paspornya, ia ingat terakhir ia menggunakan paspor itu saat liburan akhir tahun yang lalu ketika dia diajak tantenya pergi berlibur ke Guangzhou, China. Mereka jalan-jalan mengunjungi Canton Tower, yang sebagian orang bilang Cantik Tower sebagai Menara Eiffelnya Guangzhou. Sangat senang menikmati musim dingin di Guangzhou dan bisa pergi ke Canton Tower yang megah menjulang tinggi yang merupakan landmarknya Kota Guangzhou.

Menjelajahi keindahan Pearl River dengan kapal wisata untuk melihat indahnya perpaduan keindahan alam pedesaan dan perkotaan Guangzhou yang modern, tapi semua itu tetap tidak bisa menghapus impiannya untuk suatu hari nanti bisa pergi ke Paris mengunjungi Menara Eiffel, dan menyusuri Sungai Seine yang membelah Kota Paris, menikmati wisata Cruise mengelilingi Kota Paris melihat pemandangan romantis Kota Paris di malam hari.

Chrystal membolak-balikkan lembaran paspornya dan ia sangat senang saat tahu paspornya masih berlaku dan belum kedaluwarsa, jadi aman. Tinggal memesan tiket dan mengurus visa. Chrystal akan minta bantuan jasa tour and travel untuk mengurus semuanya.

Chrystal mulai mengingat dan menghitung jumlah uang yang ada dalam tabungannya, untung saja jumlah tabungannya masih lumayan, dan rasanya cukuplah untuk bisa berlibur ke Prancis, walaupun hanya untuk beberapa hari saja.

Lalu Chrystal mengambil koper dari atas lemari, pilihannya jatuh pada koper berukuran sedang berwarna putih bergambar Menara Eiffel di depannya.

Yang ini cukup, tidak perlu membawa koper yang besar, kan hanya pergi beberapa hari saja. Ya, koper ini pasti cukup, gumam Chrystal.

Lalu ia membuka lemari pakaiannya dan mulai memilih baju yang akan dibawanya.

Bawa baju yang mana ya? Yang ini atau yang itu ya?

Chrystal mulai berpikir-pikir dan memilih- milih baju yang tergantung dan tersusun rapi di dalam lemari bajunya.

Nanti di sana ia akan bertemu dengan Ares, dan ini adalah pertemuan pertamanya dengan Ares. Chrystal sebenarnya sangat grogi, tapi dia harus bisa menghilangkan rasa grogi ini terutama saat bertemu Ares nanti.

Ia sangat bingung baju mana yang akan dibawanya, baju yang dapat membuatnya terlihat lebih cantik dan menarik. Chrystal ingin pada saat bertemu Ares nanti, ia akan terlihat cantik di hadapan Ares.

Chrystal pun mulai membayangkan lembut nya butiran-butiran salju yang akan menyentuh kulitnya nanti. Butiran-butiran salju yang halus lembut berwarna putih bagaikan kapas itu, bahkan lebih lembut daripada kapas itu akan dapat disentuhnya kembali. Seberkas senyuman indah terukir di bibirnya.

Chrystal juga membayangkan, nanti dia akan melangkahkan kakinya berdua bersama Ares melewati jalanan yang penuh dengan hamparan salju yang lembut itu atau mungkin mereka berdua akan bersama-sama membuat patung boneka salju seperti yang pernah dilakukannya dulu bersama tantenya waktu musim salju tahun lalu di Guangzhou, China atau mungkin mereka juga akan bermain bola salju bersama. Mungkin Ares akan melemparnya dengan bola-bola salju itu, dan Chrystal pasti akan membalas melempar Ares dengan bola-bola salju yang lebih besar lagi. Tanpa disadarinya seketika senyum bahagia pun mengembang di bibirnya.

Akhirnya Chrystal memasukkan beberapa celana panjang, kaos, sweater juga coat dan scarf. Tak lupa pula ia memasukkan longjohn, topi musim dingin dan sarung tangan yang akan dipakainya nanti saat musim dingin di sana.

Saat ini di sana sedang musim dingin, dan suhu di sana saat ini sudah 4 derajat celsius. Di sana pasti sangat dingin, apalagi saat turun salju nanti suhu di sana bisa saja turun menjadi 0 derajat atau bahkan minus 5 derajat atau mungkin bisa juga menjadi lebih dingin lagi.

Untung Chrystal masih menyimpan longjohn hitam yang dulu pernah dibelikan mama untuknya saat dia akan berlibur ke Guangzhou, China bersama tantenya. Chrystal juga memasukkan sebuah gaun ke dalam kopernya, gaun terbaik yang ia miliki. Mungkin nanti dia membutuhkan gaun itu saat akan pergi ke gereja bersama Ares, sebaiknya ke gereja memakai gaun saja supaya terlihat anggun.

Debar-debar di dadanya muncul kembali, membayangkan dirinya akan pergi beribadah di Katedral Notre Dame de Fourviere bersama Ares. Bunga-bunga indah pun bermekaran bahagia di dalam lubuk hatinya.

Lalu Chrystal memasukkan beberapa peralatan mandi dan beberapa kosmetik, scrub pencuci muka, hand body lotion, bedak, lip gloss dan lipstik. Tak lupa juga ia membawa lip balm untuk melembabkan bibirnya agar tidak kering dan pecah-pecah akibat suhu yang dingin nanti saat winter di sana. Ia juga memasukkan body lotion untuk menjaga kulitnya agar tetap lembab.

Chrystal terus asyik packing perlengkapan yang akan dibawanya nanti saat berangkat ke Prancis. Sayup-sayup terdengar alunan lagu 'A noite' dari hpnya. Lagu yang dikirimkan Ares khusus untuk dirinya. Chrystal sangat menyukai lagu itu, lagu berbahasa Portugis pertama yang pernah dipelajarinya dan lagu berbahasa Portugis pertama yang dapat dinyanyikannya, tanpa kesalahan dalam pengucapan bahasanya. Menurut pendapat Ares waktu itu.

Tak sadar Chrystal pun bersenandung mengikuti suara merdu Tie penyanyi asal Brazil tersebut yang menyanyikan lagu 'A Noite' yang sangat indah itu.

Palavras não bastam, não pra entender

E esse medo que cresce e não para

É uma história que se complicou, eu sei bem o porquê

Qual é o peso da culpa que eu carrego nos braços?

Me entorta as costas e um cansaço

A maldade do tempo fez eu me afastar de você

E quando chega a noite eu não consigo dormir

Meu coração acelera e eu sozinha aqui

Eu mudo o lado da cama, eu ligo a televisão

Olhos nos olhos no espelho e o telefone na mão

Pro tanto que eu te queria, o perto nunca bastava

E essa proximidade não dava

Me perdi no que era real e no que eu inventei

Reescrevi as memórias, deixei o cabelo crescer

E te dedico uma linda estória confessa

Nem a maldade do tempo consegue me afastar de você

Te contei tantos segredos que não eram meus

Rimas de um velho diário que nunca me pertenceu

Entre palavras não ditas, tantas palavras de amor

Essa paixão é antiga e o tempo nunca passou

E quando chega a noite e eu não consigo dormir

Meu coração acelera e eu sozinha aqui

Eu mudo o lado da cama, eu ligo a televisão

Olhos nos olhos no espelho e o telefone na mão

E quando chega a noite e eu não consigo dormir

Meu coração acelera e eu sozinha aqui

Eu mudo o lado da cama, eu ligo a televisão

Olhos nos olhos no espelho e o telefone na mão

Na minha mão

Lagu 'A Noite' dari Tie masih terus mengalun merdu, sayup-sayup dalam keheningan malam. Chrystal pun terus bersenandung menyanyikan lagu itu yang terdengar begitu merdu mengalun memenuhi seisi ruangan kamarnya berpadu dengan suara tetes-tetes air hujan yang jatuh di teras depan kamarnya.

Palavras não bastam, não pra entender

E esse medo que cresce e não para

É uma história que se complicou, eu sei bem o porquê

Hari yang ditunggu-tunggu Chrystal pun tiba, Chrystal sudah bersiap-siap. Ia mengenakan celana jeans dan kaos berwarna putih dipadukan dengan cardigan merah, sepatu sneakers berwarna putih dan kaos kaki tebal berwarna merah.

Setelah memoles pipinya dengan bedak tipis dan memakai lip gloss, ia pun tak lupa memakai sedikit parfum, lalu melihat penampilannya sekali lagi di depan cermin untuk memastikan apakah ia sekarang sudah terlihat cantik atau belum.

Ia pun segera bergegas berangkat. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Perjalanan dari rumahnya menuju ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta bisa membutuhkan waktu sekitar dua jam, belum lagi kalau jalanan Jakarta yang biasanya macet, apalagi saat sore hari seperti ini dimana waktu jam kantor berakhir, mungkin bisa menjadi lebih lama untuk bisa tiba di Bandara Soetta.

Ia harus tiba di Bandara Soekarno-Hatta sebelum jam delapan malam untuk check in, dan jam pada jam satu malam tepat pesawat Air France akan membawanya terbang melintasi angkasa menuju Bandara Charles de Gaulle di Kota Paris, Prancis, setelah transit sesaat di Kota Singapura.

Chrystal merasa sangat beruntung bisa mendapatkan tiket penerbangan dari maskapai Air France karena maskapai ini biasanya hanya transit satu kali saja di Singapura. Chrystal tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktunya hanya untuk duduk-duduk di dalam pesawat, ia ingin bisa segera tiba di Paris kota impiannya. Maskapai penerbangan lain biasanya bisa transit beberapa kali, seperti di Kuala lumpur, di China hingga di Jerman sebelum bisa sampai di bandara Charles de Gaulle. Jadi, bisa menghabiskan waktu sangat lama untuk bisa tiba di Bandara Internasional Charles de Gaulle, Paris.

Chrystal membayangkan besok malam jam delapan lewat dua puluh menit, ia akan tiba di Bandara Internasional Charles de Gaulle di Kota Paris, berarti ia akan tiba pada malam hari. Jantung Chrystal seketika berdegup kencang lagi membayangkan hal itu. Ia akan melihat Kota Paris dari ketinggian di dalam pesawat, memandang kota yang gemerlapan bertabur berjuta cahaya lampu yang berwarna-warni. Chrystal tak bisa membayangkan betapa indahnya semuanya itu nanti.

Pemandangan Kota Paris dengan Menara Eiffel yang akan dilihatnya besok dari atas saat berada di dalam pesawat sebelum landing di Bandara Charles de Gaulle Paris. Jantung Chrystal kembali berdegup kencang namun degup-degup di jantung nya itu mengalunkan nada-nada yang membuatnya merasa begitu bahagia, sangat bahagia. Tak sabar ia menunggu detik-detik saat penerbangan Air France nanti tiba di sana, penerbangan yang akan membawanya terbang menuju Bandara Charles de Gaulle, pintu gerbang menuju kota impian nya Paris di Prancis.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status