Share

Pernikahan Kontrak

“Kamu gila!!! Kenapa kamu tidak bilang kalau aku disuruh pura-pura menjadi tunanganmu,” seru Mina kesal.

Mereka sudah menjauh dari pesta dan kini berada di kamar Alby. Alby memang sengaja mengajak Mina ke sana untuk berbicara secara pribadi. Alby hanya duduk di sofa dalam kamar itu dengan tenang sementara Mina tampak marah dan terlihat sedang berapi-api. Berulang kali gadis itu jalan mondar mandir sambil meremas tangannya. Alby hanya diam memperhatikan semua ekspresi yang ditunjukkan gadis itu.

“Aku berusaha menjelaskannya tadi, tapi kebingungan untuk memulainya. Semua kejadian hari ini seakan tak terduga saja.”

Mina berdecak sambil menoleh ke arah Alby. Alby membalas tatapannya kemudian menarik tangan Mina agar duduk di sampingnya. Mina menurut dan duduk dengan tenang di sebelah Alby.

“Aku sama dengan dirimu, Mina. Aku dijodohkan dengan orang yang tidak aku sukai. Itu sebabnya aku minta bantuanmu. Bukankah kita impas sekarang?”

Mina menghela napas panjang kemudian menggelengkan kepala. “Lalu tentang pernikahan itu? Kamu bilang bulan depan kita akan menikah.”

Alby kini yang menghela napas panjang sambil menatap Mina dengan tajam. “Bukankah kamu membutuhkan pertolonganku juga untuk mengungkap kejahatan ibu tirimu dan anteknya itu. Jadi bagaimana kalau kita buat perjanjian?”

Mina mengernyitkan alisnya menatap dengan bingung ke arah Alby. “Perjanjian? Perjanjian apa?”

“Kita lakukan pernikahan kontrak dan aku akan membantumu untuk mengungkap semuanya. Aku janji.”

Mina terdiam sambil menatap pria tampan di depannya ini, dadanya kembang kempis seraya melihat tanpa kedip ke arah Alby.

“Aku tidak mencintaimu bahkan baru mengenalmu. Aku tidak mungkin melakukan semuanya dengan orang asing, Alby.”

Alby tersenyum sambil menatap Mina. “Namanya nikah kontrak tentu saja hanya pura-pura, Mina. Aku tidak akan menyentuhmu dan kalau kamu mau, kita tidur terpisah selama nikah. Namun, jika di depan publik aku harap kamu bisa bermain drama dengan bersikap mesra sedikit. Aku hanya butuh kamu untuk menemaniku di setiap kesempatan dan tidak membuat keluargaku curiga.”

Mina terdiam dan tampak mencerna penjelasan Alby. “Lalu apa yang aku dapatkan?”

Alby tersenyum. “Aku janji akan melakukan apa saja untuk membantumu mengungkap kejahatan ibu tirimu.”

“Lalu sampai kapan pernikahan kontrak kita ini?”

Alby terdiam sejenak. “Entah, mungkin tiga atau empat tahun?”

Mina menggeleng. “Tidak. Cukup dua tahun saja. Setelah dua tahun, kita bercerai. Deal?”

Alby terdiam sesaat kemudian sudah menganggukkan kepala sambil mengulurkan tangan menjabat tangan Mina.

“Baik, sekarang saatnya kita menemui orang tuamu?”

Mina terbelalak kaget sambil mengernyitkan alis. “Orang tuaku?”

“Iya. Kamu tidak dengar apa kata mamaku tadi?” Mina terdiam kemudian menganggukkan kepala.

Akhirnya malam itu juga Mina dan Alby menemui Tuan Yuka Namari. Tuan Yuka sangat terkejut dengan kehadiran Mina yang tiba-tiba apalagi kali ini bersama seorang pria yang tidak ia kenal.

“Jadi pria ini yang membuatmu lari dari pernikahan tadi pagi?” tanya Tuan Yuka. Pria paruh baya itu tampak marah dan terus menatap Mina dengan tajam. Alby yang berdiri di sampingnya hanya terdiam sambil melihat Tuan Yuka dengan datar.

“Iya, Pa. Aku mencintainya dan aku hanya ingin menikah dengannya. Bukan dengan Bruno.” Mina terpaksa berbohong kembali kali ini.

“Kenapa kamu baru bilang sekarang, Mina?”

“Aku takut, Pa. Aku takut mengecewakan Papa.” Tuan Yuka langsung tersenyum dan berdiri lalu berhambur memeluk Mina.

“Mina, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan Papa juga. Kalau kamu lebih mencintai dia. Papa restui hubungan kalian.” Mina tersenyum, hal yang sama juga dilakukan Alby.

Kemudian Tuan Yuka menoleh ke arah Alby.”Kapan kamu bawa orang tuamu kemari, Nak?”

“Besok, Tuan. Saya akan mengajak keluarga saya datang kemari.”

Tuan Yuka tersenyum sambil menganggukkan kepala. Kini dia berjalan menghampiri Alby.

“Oh ya, aku belum tahu siapa namamu?”

Alby tersenyum kembali. Kemudian dengan sopan dia menyebutkan namanya. “Nama saya Alby Allister, Tuan.”

Sontak Tuan Yuka terkejut dan menatap Alby tak percaya. “Kamu putra Tuan Alvin Allister?”

Alby mengangguk dan kembali Tuan Yuka terperangah dibuatnya. Tuan Yuka tahu siapa keluarga Allister. Mereka adalah keluarga konglomerat yang kekayaannya tersebar hampir di seluruh negeri ini. Bahkan hampir setiap segi perekonomian dikuasai oleh keluarga Allister.

Keesokan harinya, Alby menepati janji. Dia datang bersama keluarganya melamar Mina. Bahkan tanggal pernikahan juga ditentukan satu bulan setelahnya. Semua persiapan pernikahan dibuat sangat cepat. Mungkin karena mereka keluarga kaya sehingga bisa dengan mudah melakukan apa saja.

Nyonya Jesica yang tahu kalau Mina akan menikah dengan keluarga konglomerat terkaya di negeri ini sangat terkejut. Padahal dia sudah merencanakan pernikahan Mina dengan Bruno. Namun, batal dan gara-gara hal ini juga Nyonya Jesica harus mengganti rencananya.

Hari pernikahan yang ditunggu-tunggu tiba. Mina sudah bersiap dan sedang menunggu saatnya dia keluar. Pernikahannya kali ini hampir sama dengan yang lalu. Bedanya Mina tahu pernikahannya yang dulu berakhir dengan penderitaan dan kesedihan. Sedangkan yang ini, meski hanya pernikahan kontrak. Mina berharap bisa membalaskan dendamnya. Anggap saja ini adalah balas dendam pernikahan yang sempurna.

“Mina, kamu sudah siap, Sayang?” Tuan Yuka menghampiri Mina di kamarnya.

Ia tersenyum melihat pria paruh baya itu tampak bahagia. Ini adalah hal yang paling diinginkan Mina. Melihat ayahnya bahagia dan tetap hidup.

“Iya, Pa. Aku sudah siap.”

“Mari kita keluar, Alby sudah menunggumu di depan.”

Mina menggangguk kemudian dengan anggun diiringi lagu khas pernikahan, Mina berjalan keluar bersama sang Papa. Keluarga Allister sengaja menyewa sebuah resort di puncak sebagai tempat pernikahan mereka. Kini Mina sedang berjalan di area taman bagian belakang yang sudah disulap menjadi tempat dia dan Alby mengikat janji.

Semuanya sangat indah dan tertata rapi. Di ujung sana Mina melihat Alby sedang berdiri menunggunya. Pria tampan itu tengah mengenakan tuxedo warna putih, rambutnya tersisir klemis, jambangnya juga tampak rapi ditambah kumis tipis yang manis. Semua tampak menawan dipandang mata. Mina berharap andai saja ini bukan pernikahan kontrak pasti dia akan bahagia.

Mina menghentikan langkah tepat di depan Alby. Tuan Yuka langsung menyerahkan tangan Mina ke Alby dan Alby menerimanya dengan suka cita. Selanjutnya mereka sudah memulai prosesi pengucapan janji nikah hingga akhirnya sang Pendeta meresmikan status mereka menjadi suami istri.

“Kamu boleh mencium mempelai wanitanya,” pinta pendeta itu ke Alby.

Alby tersenyum sambil mengangguk kemudian perlahan membuka veil penutup wajah Mina. Mata mereka bertemu dan saling terdiam satu sama lain. Satu hal yang mereka lupakan kali ini adalah tidak berlatih cara akting ciuman dengan benar.

Alby masih tertegun menatap Mina, sepertinya pria itu sedang mengagumi kecantikan istrinya. Sedangkan Mina hanya diam di posisinya. Kemudian perlahan Alby mendekatkan bibirnya ke telinga Mina.

“Kamu siap berakting dengan baik, Sayang. Kita lakukan ciuman pertama kita.”

Tanpa menunggu jawaban dari Mina, Alby langsung mendekatkan bibirnya dan menyapu dengan lembut bibir Mina kemudian mengulumnya dalam pagutan yang lama. Mina terdiam sesaat dan tak bisa melakukan pembalasan. Ini sangat beda dengan saat dia bersama Bruno dulu. Setelah beberapa saat Alby mengurai kecupannya dan tersenyum ke arah Mina.

Mina membalasnya dengan canggung dan buru-buru menundukkan kepala. Ada yang sedang berdebar hebat di dalam dadanya. Mina berusaha mengatur napas untuk menyembunyikan debaran itu. Sementara benaknya sudah sibuk mengumpat dalam hati.

“Ini hanya pernikahan kontrak dan debaran itu tak seharusnya ada. Ingat Mina!!”   

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status