Share

Menantu Keluarga Allister

“APA???!!!” seru Mina dengan mata terbelalak.

Alby tidak berkomentar, pura-pura tidak mendengar dan fokus menjalankan mobilnya.

“Turunkan aku!! Turunkan aku di sini!!!” pinta Mina tiba-tiba.

Alby menoleh ke arah gadis cantik itu kemudian melambatkan mobilnya dan menepi. Ia sudah menghentikan mobilnya.

“Kamu mau turun? Silakan!! Kebetulan mobil yang mengikuti kita masih di belakang, jadi mereka bisa langsung membawamu ke pernikahan itu dan kamu menikah dengan pria yang tidak kamu sukai. Selamat!!!”

Mina mendengus kesal mendengar ucapan Alby. “Ternyata kamu orang yang menyebalkan. Padahal sebelumnya aku berpikir kamu orang baik, tapi nyatanya kamu sama saja. Kamu menolong dengan pamrih dan menginginkan bayaran beda pula. Dasar mesum!!!”

Sontak Alby memelotot usai mendengar ucapan Mina. “Apa katamu? Mesum? Siapa yang mesum?”

“Kamu. Kenapa kamu menyuruhku melepas baju?”

Alby mengatupkan bibirnya kemudian tampak menahan tawa seraya melihat ke arah Mina. Mina tentu saja bingung melihat reaksi Alby.

“Kenapa kamu malah tertawa? Kamu pikir ini lelucon. Memanfaatkan kesempatan saat orang sedang kesusahan.”

“Aku tidak memanfaatkan kesempatan. Aku hanya minta kamu membantuku. Aku pikir kamu salah sangka tentang ucapanku tadi. Aku menyuruhmu melepas baju karena aku tidak suka bajumu. Apalagi bajumu itu tidak cocok dengan tempat yang harus kita datangi.”

Mina tercengang mendengar ucapan Alby. Gadis cantik itu semakin bingung saat ini. Alby seperti tahu kebingungan Mina. Dia menghela napas panjang kemudian melihat dengan seksama ke arah Mina.

“Aku harus menghadiri sebuah acara dan aku butuh seorang pasangan untuk datang ke sana. Itu sebabnya aku minta tolong padamu. Jadi apa kamu mau membantuku?”

Mina terdiam, setelah beberapa saat akhirnya menganggukkan kepala menjawab permintaan Alby.

“Baik. Sebelum itu kita harus ke suatu tempat dulu.”

Alby kembali menjalankan mobilnya, Mina sedikit lega dan menoleh ke belakang mobil. Dia tidak melihat mobil sedan hitam yang mengikuti mereka tadi. Mina tidak tahu mobil sedan hitam yang mengikuti mereka tadi hanya akal-akalan Alby saja.

Selang beberapa saat mereka sudah tiba di sebuah butik. Mina langsung diminta masuk dan dalam sekejap sudah disulap tampil dengan elegan dan cantik. Hal yang sama juga terjadi pada Alby. Pria tampan itu tampil sangat menawan kali ini. Tuxedo hitam membalut tubuh porposionalnya dengan sempurna. Rambutnya tersisir klemis, jambangnya terlihat rapi dan kumis tipis itu mempermanis penampilannya.

Mereka sudah keluar dari butik dan jalan beriringan menuju mobil. Mina tampil cantik berjalan di samping Alby kemudian langsung masuk ke dalam mobil. Alby kembali menyalakan mobilnya siap melaju pergi.

“Boleh aku tahu, ke mana kita pergi?” tanya Mina.

“Ke ulang tahun kakekku. Bukankah kamu sudah mengenalnya tadi.”

Mina langsung terbelalak mendengar jawaban Alby. Bibirnya kembali terkatup rapat dan tak berani bertutur sepatah kata pun. Mobil yang mereka naiki terus melaju membelah pergantian hari yang beranjak temaram. Sepanjang perjalanan itu, Mina hanya terdiam.

Dia masih tidak percaya dengan kejadian hari ini semua bagai berlalu begitu cepat dan Mina hampir tidak mempercayainya. Kembalinya dia di dua tahun sebelum kematiannya adalah mukjizat. Itu artinya Tuhan memberi kesempatan untuk mengubah takdirnya. Hanya saja mengapa Tuhan malah mempertemukan Mina dengan Alby, pria yang ia lihat sesaat sebelum kematiannya.

Apa memang hanya Alby yang bisa membantu Mina membalaskan dendamnya? Dendam atas kematian di kehidupan yang beda? Dendam atas perlakuan suami, ibu tiri dan adik tirinya?

“Kita sudah sampai!!” ucap Alby membuyarkan lamunan Mina.

Mina terperanjat saat melihat bangunan di depannya. Matanya langsung terbelalak saat melihat rumah bak istana sudah berada di depannya. Rumah itu berdiri megah di tengah lahan yang luas. Bentuknya menyerupai istana dan bergaya Eropa. Beberapa pilar berdiri tegak menyangga rumah mewah itu. Balkon dan jendela besar dengan warna putih adalah salah satu hal yang paling menonjol ditampilkan pada rumah bergaya Eropa tersebut.

Mina mematung di depan mobil sambil menatap tak berkedip rumah di depannya ini. Mina memang sudah terbiasa melihat rumah mewah bahkan rumahnya sendiri tergolong rumah mewah, tapi yang satu ini benar-benar di luar perkiraannya.

“Ayo, kita masuk!!” Alby langsung menyambar tangan Mina dan meletakkan di lengannya. Berdua mereka jalan beriringan masuk ke dalam rumah.

Suasana ramai dan hingar bingar pesta langsung menyambut kedatangan Mina. Semua orang kini menoleh ke arah Mina dan menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mina ketakutan melihat tatapan para tamu itu. Apa mungkin salah satu dari mereka mengenali Mina? Jangan-jangan mereka teman Bruno atau teman Nyonya Jesica atau bisa jadi teman ayahnya.

Mina menunduk dan tak berani mengangkat sedikit pun kepalanya. Dia takut pelariannya tadi ketahuan dan akan berakhir di sini. Sepertinya Alby melihat ekspresi Mina. Perlahan Alby mendekatkan bibirnya ke telinga Mina dan berbisik lirih.

“Angkat kepalamu!!! Jangan menunduk dan terus tersenyum!!!”

Mina menoleh ke arah Alby dan mengelengkan kepala seakan menolak permintaan Alby. Sepertinya Alby tidak suka jawaban Mina dan malah menatapnya tajam. Mina mengalah kemudian dengan helaan napas panjang perlahan mengangkat kepala kemudian tersenyum ke setiap orang yang hadir.

“Alby, akhirnya kamu datang juga, Sayang. Mama pikir kamu tidak akan datang,” seru seorang wanita cantik menyambut Alby.

Alby tersenyum lalu menyapa wanita itu sambil memeluk dan mengecup pipinya. Kemudian tak lama seorang pria paruh baya yang wajahnya mirip dengan Alby juga ikut mendekat. Alby kembali melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada wanita cantik tadi. Terakhir Mina melihat seorang pria tua mengenakan tongkat sedang tersenyum lebar menyambut mereka.

“Alby, cucu kesayangan kakek. Akhirnya kamu datang juga.”

Mina tertegun melihat pria tua di depannya ini. “Jadi ini kakeknya,” gumam Mina dalam hati.

Mina mengulum senyum, menertawakan kebodohannya. Kenapa juga dia bilang mengenal kakeknya Alby padahal wajah orangnya saja baru dia lihat saat ini.

“Alby!!! Kenapa tidak kamu kenalkan gadis cantik ini? Siapa dia?” suara Tuan Mike Allister, kakek Alby mengejutkan Mina.

Padahal Mina berharap tidak satu pun keluarga Alby yang ingin mengenal dirinya, tapi nyatanya mereka kini melihat ke arah Mina semua. Mina mematung di tempatnya dan hanya bisa tersenyum. Alby berjalan mendekat, menghampiri Mina lalu membimbing Mina menemui ayah, ibu dan kakeknya.

“Namanya Mina Namari. Dia ... dia calon istriku.”

Sontak seluruh anggota keluarga Alby terkejut apalagi Mina. Seketika Mina memelotot ke arah Alby. Sementara Alby hanya diam, pura-pura tidak melihat ekpsresi Mina. Sementara Tuan Alvin Allister dan Nyonya Lisa Allister tampak tersenyum lebar mendengar penjelasan putranya.

“Jadi itu alasanmu tidak mau menerima tawaran perjodohan yang diberikan Kakek saat itu?”

Alby tersenyum sambil mengangguk. “Iya, Kek. Karena dia, karena Mina.”

Mina kembali menoleh ke arah Alby. Padahal dia belum sempat mendapat penjelasan tentang pernyataan Alby tadi kenapa malah membuat rumit keadaannya. Nyonya Lisa dan Tuan Alvin langsung mendekat menghampiri Mina. Mina tampak canggung dan gugup.

Alby sama sekali tidak memberitahu dia tentang hal ini, tentu saja Mina kebingungan harus berkata apa.

“Jadi Mina, kapan kami boleh bertandang ke rumahmu?” ucap Nyonya Lisa Allister.

Mina terdiam dan mengangkat kepala kemudian melirik ke arah Alby. Alby tahu isyarat Mina. Ia mendekat ke arah Mina sambil merengkuh tubuhnya merapat.

“Sayang ... maksud pertanyaan Mama, kapan kita meresmikan hubungan kita? Kapan kita menikah?”

Mina tidak menjawab malah membelalakkan mata melihat ke arah Alby. Kenapa Tuhan banyak memberinya kejutan hari ini? Apa memang ini karma yang harus dia terima karena mengulang kehidupannya?

“Ma, Pa ... aku dan Mina sudah sepakat akan menikah bulan depan.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status