Share

Bertemu Mantan

“Selamat atas pernikahannya, Tuan. Semoga selalu bahagia dan lekas diberi momongan,” ucap salah satu tamu malam itu.

Alby hanya tersenyum membalas jabat tangan pria di depannya. Hal yang sama juga dilakukan Mina. Gadis itu terus menampilkan senyum termanisnya sedari tadi membuat giginya kering saja. Seharian ini dia harus memainkan perannya menjadi wanita paling bahagia. Ini adalah kesepakatannya dengan Alby dan Mina tidak akan mengingkari.

“Sampai kapan kita akan begini, Alby,” bisik Mina lirih. Ia mengatakan hal itu saat sudah tidak ada tamu yang naik ke pelaminan memberi ucapan selamat.

Alby menoleh ke arah Mina dan tersenyum dengan sangat manis. Mina hanya menghela napas panjang melihat reaksinya. Mengapa juga pria tampan ini seakan senang memainkan perannya kali ini?

“Kenapa, Sayang? Kamu sudah bosan? Bukankah kita belum sehari menikah, jadi nikmatilah!!”

Alby mengatakannya dengan santai dan senyum lebar. Bahkan gestur tubuh Alby terlihat sedang menggoda Mina saja. Mungkin bagi tamu yang melihat, mengira kalau mereka sudah tidak sabar menunggu malam pertama. Mina berdecak sambil menghela napas panjang dan kembali menampilkan senyum paling manis begitu ada tamu yang kembali mendekat.

Cukup lama pesta resepsi itu digelar, apalagi pesta pernikahan Mina dan Alby kali ini dihadiri banyak pesohor negeri. Mina bahkan tidak menyangka kalau nama suaminya sangat terkenal. Aneka hiburan dan atraksi juga ditampilkan bahkan artis paling ngetop seantero negeri ini ikut datang merayakan kebahagiaannya.

Mina hanya diam mengamati tamu-tamu yang hadir. Dia bahkan hampir tidak mengenali mereka, hanya beberapa saja temannya yang hadir. Mungkin mereka sedikit kecewa usai pembatalan pesta pernikahan Mina sebelumnya. Mina masih terdiam sambil terus menampilkan senyum manisnya saat seorang pria tiba-tiba mendekat dan naik ke atas pelaminan.

Ekspresi terkejut terlihat sekali di wajah Mina meski dia berusaha mati-matian menutupinya.

“Selamat atas pernikahanmu, Mina,” ucap pria itu sambil menjabat tangan Mina.

Mina mengangguk sambil tersenyum. “Iya, terima kasih, Bruno.”

Bruno tersenyum sambil menatap Mina dengan sendu. Mina hanya diam dan membalas tatapannya. Ia masih ingat, tatapan mata Bruno terakhir kali padanya saat itu. Mata yang jahat dan penuh keserakahan, Mina juga masih ingat apa yang dilakukan Bruno padanya. Pria ini yang menyuntikkan sesuatu ke dalam infusnya hingga dia tak bernyawa.

Seketika rasa amarah, emosi dan dendam campur aduk menyeruak di dadanya. Ingin sekali Mina langsung menerjang dan menyerang Bruno. Namun, tentu saja itu tidak mungkin ia lakukan. Yang ada Mina hanya terdiam sambil menatapnya dengan tajam.

“Maaf, Anda telalu lama menggenggam tangannya.” Suara Alby menginterupsi lamunan Mina. Bahkan tangan Alby kini menarik tangan Mina dari genggaman tangan Bruno.

Bruno hanya tersenyum sambil menatap Alby dengan sinis.

“Iya, maaf, Tuan. Aku ucapkan selamat sekali lagi untuk kalian.”

Alby hanya manggut-manggut sambil membalas tatapan Bruno. Tanpa berkata apa-apa lagi, Bruno segera berlalu pergi turun dari pelaminan. Kemudian ia langsung menghilang di antara kerumunan para tamu.

“Siapa dia?” tanya Alby pelan.

Kali ini sudah tidak ada tamu yang mendekat. Mina hanya terdiam sambil berulang menarik napas panjang. Dia masih belum bisa menguasai emosinya beberapa saat lalu. Kemudian Mina menoleh ke arah Alby.

“Dia. Dia orangnya. Dia yang membunuhku,” lirih Mina bertutur.

Alby terkejut mendengar ucapan Mina dan menatap Mina dengan seksama. Netra pekat Alby membola seakan mencoba mencari jawaban di mata Mina. Mina terdiam sesaat dan tahu kalau ucapannya membuat Alby bingung.

“Maksudku ... dia yang hendak membunuhku. Orang yang seharusnya aku nikahi tempo hari. Namanya Bruno Fernandes.”

“Bruno Fernandes. Aku tandai dia!!!”

Sontak Mina menoleh lagi ke arah Alby. Alby tampak tidak bereaksi dan sama sekali tidak berkata apa-apa lagi. Wajah pria tampan itu kembali tersenyum sambil mengedarkan pandangan mengamati setiap tamu yang datang. Alis Mina mengernyit seakan sedang mencari tahu apa maksud ucapan Alby menandai Bruno tadi. Apa dia akan mulai membalaskan dendamnya kali ini?

Selang beberapa saat, para tamu sudah berangsur pulang. Pesta sudah berakhir hanya tinggal beberapa orang yang masih tinggal dan kebanyakan hanya anggota keluarga. Mina sengaja meninggalkan tempat pesta lebih dulu. Ia ingin menuntaskan panggilan alamnya. Karena letak kamar pengantinnya di lokasi berbeda, Mina memutuskan menggunakan toilet tamu di area terdekat.

Dia baru saja usai menggunakan bilik toilet dan sedang membasuh tangannya di wastafel saat seorang gadis yang usianya sebaya masuk dan langsung berdiri di sisinya.

“Jadi kamu di sini rupanya, Kak,” ucap sosok itu.

Mina terkejut, mendongakkan kepala dan melihat sosok di sampingnya ini melalui pantulan cermin di depannya. Mina menarik napas panjang sambil melihat gadis di sebelahnya dengan sudut matanya.

“Ada apa mencariku, Melan?”

Gadis di samping Mina yang tak lain Melan, adik tirinya itu hanya tersenyum.

“Aku hanya ingin mengucapkan selamat atas pernikahanmu. Aku belum sempat naik ke atas pelaminan tadi.”

Mina hanya mengangguk sambil mengeringkan tangannya di bawah hand dryer. Melan masih menunggu di sebelahnya.

“Aku heran, kenapa kamu tiba-tiba menikah dengan Tuan Alby Allister? Padahal sebelumnya kamu tidak menolak pertunanganmu dengan Bruno. Selain itu aku tidak tahu kalau kamu berpacaran dengan Tuan Alby Allister.”

Mina hanya diam dan melihat Melan dengan sudut matanya. Dia masih ingat apa yang dilakukan Melan saat itu. Gadis itu dengan gemulainya duduk di pangkuan suaminya dan melakukan hal yang tak sepantasnya dilakukan. Lagi-lagi ingatan di kehidupan yang beda terlintas di benak Mina. Tentu saja hal itu memacu amarah Mina dan dia berusaha keras meredamnya.

Mina menoleh ke arah Melan dan tersenyum.

“Apa aku harus menceritakan semuanya kepadamu, Melan? Aku harus melindungi privasi Alby saat itu. Kamu tentunya tahu siapa dia dan aku tidak menolak pertunangan itu untuk menghormati Papa.”

Melan berdecak sambil melipat tangannya di depan dada.

“Oh ya? Lalu apa yang kamu lakukan pada kami tempo hari? Kamu mempermalukan kami dan juga Papa. Untung saja aku dan Mama bisa menenangkannya. Kalau tidak ---“

“Kalau tidak apa?” Mina memotong ucapan Melan dan kini menatap tajam ke arah Melan. Melan hanya diam dan tak berani bersuara.

“Kalau kamu ingin memperbaiki keadaan, kenapa tidak kamu saja yang menggantikan aku menikah dengan Bruno kemarin? Bukankah kamu juga mencintainya.”

Melan tampak terkejut dan membelalakkan mata melihat ke arah Mina. Mina hanya tersenyum sambil menyeringai penuh kemenangan. Gadis cantik itu berjalan mendekat ke arah Melan sambil mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telinga Melan.

“Aku tahu ada hubungan apa antara kamu dan Bruno, Melan. Aku tahu ... .”  

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status