Beranda / Rumah Tangga / Biar Kutanggung Dosa Malam Itu / Membawa Suami Orang? (POV Nina)

Share

Membawa Suami Orang? (POV Nina)

last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-05 11:39:02

‘’Aku nggak peduli itu, Ndre.’’

‘’Sekarang juga kamu bawa bayimu ke dalam. Biar kita bisa bicara berduaan,’’ pintaku kemudian karena risih memandangi bayinya.

‘’Kamu keberatan? Atau aku sendiri yang bawain bayimu ke dalam? Aku kasih ke Mamanya sekalian dan nanti aku juga mau bilang kalau kamu udah janji untuk menikahiku,’’ kataku sembari tersenyum sinis. Membuat dia terkesiap.

‘’Astaga! Kamu udah gila ya, Nin?’’ Dia menggeleng dan bergegas melangkah sembari menggendong bayinya itu. Tak pernah dia mengatakan bahwa aku ini gila, baru sekarang aku dengar dari mulutnya itu. Kenapa dia begini? Apa karena si Monik itu dia jadi begini? Ah, aku tak peduli. Aku akan lakukan segala cara.

‘’Gila karena kamu, Sayang.’’

Ya, aku akan melakukan berbagai cara supaya lelaki itu jadi milikku. Tak ada yang bisa menghalangiku untuk mendapatkan lelaki yang kucintai itu. Biarpun harus menggadaikan kebahagiaan orang lain, aku tak peduli. Kebahagiaanku yang paling penting saat ini. Tak berselang lama, dia su
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Biar Kutanggung Dosa Malam Itu   Tempatku Kembali

    ‘’Nggak, Ma. Mama dan Papa nggak salah kok, malahan sesibuk apapun selalu menyempatkan diri untuk menasehati aku, akulah yang nggak mendengarkan nasihat Papa dan Mama. Aku yang terlalu keras kepala.’’ Tanganku terangkat menyeka buliran air mata Mama.‘’Maafkan aku, Ma. Aku banyak dosa sama Mama dan Papa,’’ lanjutku. Buliran air mata tak hentinya berjatuhan di pipiku. Orang tua adalah tempat kembali, apapun yang terjadi ketika berumah tangga pasti akan kembali ke orang tua. Aku beruntung sekali memiliki orang tua seperti Mama dan Papaku. ‘’Mama dan Papa sudah memaafkanmu, bahkan sebelum kamu minta maaf. Monik belum terlambat bertobat kok, Allah Maha Pengampun asalkan jangan diulangi lagi yang sudah diperbuat."‘’Alhamdulillah, makasih banyak, Ma. Bantu dan bimbing aku agar bisa jadi yang lebih baik lagi ya.’’ Ada rasa lega di hatiku. Mama tampak mengangguk dan tersenyum. ‘’Sama-sama, Mama akan selalu bimbing kamu semampu Mama.’’‘’Kamu harus tetap kuat, tabah, dan tetap semangat ya,

  • Biar Kutanggung Dosa Malam Itu   Terpaksa Cerita

    ‘’Ma,’’ Hanya kata itu yang terucap di bibirku, di sela isakan tangis. Mama tampak semakin cemas, bayiku yang tengah terbangun pun ikut menangis. ‘’Nak, ayo masuk dulu ke dalam. Kasihan bayimu dan malu kalo tetangga ngeliat kita,’’ lirih Mama. Aku mengangguk dan berusaha untuk menyeka buliran air mataku, namun tetap saja mengalir. Mama mengambil Rafi dari gendonganku lantas membawa ke dalam rumah, aku mengikuti langkah mama yang masih terisak-isak. Rumah baru yang ditempati kedua orang tuaku tampak begitu luas hingga untuk menuju ke ruang keluarga pun cukup lama. Mama membawa Rafi ke kamar dan aku menghenyak di sofa ruang keluarga. Mama melangkah ke tempatku lantas duduk di sampingku. Aku kembali memeluk Mama tangisanku kembali pecah.‘’Ya Allah, ada apa sebenarnya, Nak? Cerita ya, kalo kayak gini Mama nggak akan tahu apa yang terjadi denganmu,’’ lirih Mama mengelus punggungku. Aku tidak tahan lagi, terpaksa aku harus cerita semuanya ke Mama. ‘’Andre men.. menceraikanku,’’ ucapku

  • Biar Kutanggung Dosa Malam Itu   Kenangan

    Aku berusaha menahan air mataku, mencoba untuk tetap tersenyum walaupun hambar.Bibi mengangguk dan mengecup kening Rafi.‘’Monik, Bapak sudah menunggu kamu di luar,’’ panggil Mama kemudian yang baru datang dari luar.‘’Iya, Ma. Aku pamit dulu ya.’’‘’Ya udah, Bi. Aku dan Rafi pamit dulu. Jaga Ibu ya, Bi. Asalamualaikum.’’ Kuraih tangan bibi untuk takzdim. Air mata yang kutahan sejak tadi tumpah begitu saja. Tampak bibi juga meneteskan air mata.‘’Hati-hati, Monik,’’ ucap bibi. Aku melangkah ke luar rumah. Setibanya di garasi kulihat bapak sopir pribadi Mama sudah menungguku. Aku menghela napas berat. ‘’Monik, kita berangkat?’’ tanya Bapak sopir yang masih berdiri di samping mobil. ‘’Sebentar, Pak,’’ sahutku. Mama pun datang menghampiriku.‘’Hati-hati ya, Nak. Jaga kesehatanmu, jaga Rafi dan jangan lupa hubungi Mama ya.’’‘’Sering-sering main ke sini bawa cucu Mama,’’ imbuh Mama sambil mengecup kening Rafi kembali. ‘’Iya, Ma. Mama jaga kesehatan ya.’’ Hanya kata itu yang keluar da

  • Biar Kutanggung Dosa Malam Itu   Aku Harus Pergi

    ‘’Mungkin ini cara Allah, agar aku kembali ke jalan-Nya.’’ Kuseka air mata kembali, bergegas bangkit. Walau terasa berat dan sulit bagiku. Aku harus kuat dan sabar demi bayiku. Lekas kumpulkan semua pakaianku dan juga pakaian Rafi, merapikannya ke dalam koper. Ketika tengah beberes Mama Karni datang menghampiriku.‘’Nak, ini untukmu.’’ Mama menyodorkan amplop ukuran besar. Yang kukira isinya adalah uang untuk Rafi.‘’Nggak usah, Ma,’’ tolakku pelan, masih sibuk merapikan isi koperku.‘’Ambil-lah, Mama tahu kamu pasti butuh ini. Mama ikhlas kok. Apa kamu nggak kasihan sama Rafi? Nanti kamu malah nggak punya uang untuk mengontrak sementara.’’ Mama kembali menyodorkan amplop itu.Mama ada benarnya juga. Sebenarnya aku pun sangat membutuhkan uang itu. Apalagi aku saat ini sudah punya anak. Tentu butuh uang untuk membeli keperluannya sehari-hari. ‘’Makasih banyak, Ma. Aku ambil ya.’’ Mama mengangguk dan tersenyum. Aku meraihnya, lalu menyimpan di koperku. Mama kembali merangkulku erat.‘’

  • Biar Kutanggung Dosa Malam Itu   Kita Harus Pergi dari Sini, Nak!

    ‘’Nak, kamu di sini aja. Walaupun kamu bukan menantu Mama lagi, tapi Mama udah menganggap kamu sebagai anak kandung Mama sendiri.’’ Buliran air mata Mama kembali menetes di pipinya yang mulai tampak berkerut. Begitu pun dengan bibi yang tak hentinya meneteskan air mata. Aku menghela napas pelan, lalu menyeka air mataku.‘’Ma, makasih banyak ya. Tapi aku nggak mau merepotkan Mama, apalagi statusku sekarang bukan istrinya Andre lagi. Mama jangan khawatir, aku akan ke sini lagi kalo Mama kangen sama Rafi dan aku. Aku janji, Ma.’’ ‘’Baiklah, kalo begitu kata kamu. Tapi izinkan Mama memberikan hadiah untuk cucu Mama.’’ Aku kaget seketika. Hadiah?‘’Mama mohon kamu bisa menerimanya, hanya ini yang bisa Mama bantu untuk cucu Mama.’’‘’Makasih banyak, Ma. Sekali lagi makasih,’’ ucapku lirih, memegang jemari Mama.‘’Sama-sama, Sayang. Kamu mau menerimanya kan?’’ Beliau mengelus pucuk kepalaku yang dibalut kerudung. Aku bergegas mengangguk. Mama tersenyum sambil menyeka buliran air matanya, la

  • Biar Kutanggung Dosa Malam Itu   Talak Tiga?

    ‘’Ndre, kamu nggak boleh ninggalin aku dan Rafi,’’ teriakku dengan deraian air mata, aku mencoba merebut pakaian yang dimasukkan Andre ke kopernya. Semakin kuat aku berusaha merebut semakin kuat pula tangannya melepaskan tanganku. Karena tangan kekarnya lebih kuat dari tanganku membuat aku terhuyung ke belakang, semua pakaiannya pun sudah masuk ke koper. Dengan pelan aku bangkit.‘’Aku salah apa? Apa salahku? Kamu jangan kayak gini dong. Anak kamu butuh kasih sayang dari Papanya.’’ ‘’Udahh! Cukup!’’ bentaknya, aku kaget bukan main. Ya Allah kenapa dia bisa seperti ini? Sudah lima hari dia tak pulang ke rumah, kini dia kembali lagi ke rumah dengan sikap yang jauh berubah.‘’Monika Putri, sekarang juga aku talak kamu dengan talak tiga. Mulai detik ini, kamu bukan istriku lagi.’’ Jleb! Allah tubuhku lemas tak berdaya mendengar kata-kata yang ke luar dari mulutnya. Tubuhku luruh seketika, deraian air mata membasahi pipiku. Aku memegangi kakinya, bergelayut di kakinya membuat dia susah u

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status