Share

Tentang Maya

Author: NaoMiura
last update Last Updated: 2025-12-18 20:00:30

Mata Flora fokus ke arah lain. Dia melihat ke segerombolan orang. Dia kemudian melambaikan tangannya.

"Oh, itu Leon!"

Naomi pun menoleh ke arah yang dilihat Flora. Benar saja. Itu Leon bersama beberapa orang, termasuk Maya. Sepertinya mereka tengah berkumpul untuk acara makan bersama.

Melihat Leon membalas lambaian tangan Flora, Naomi juga ikut melambaikan tangan, senyumnya turut mengembang. Leon terlihat berjalan buru-buru menjauh dari kerumunannya. Dia masuk ke toko untuk menghampiri Naomi dan Flora. Hal yang dilakukan Leon begitu sampai di hadapan mereka berdua adalah mencium kening Naomi. Sebenarnya ini rutinitas manis yang tak pernah mereka lewatkan setiap kali bertemu.

"Kenapa kalian di sini?" Tanya Naomi.

"Seseorang berulang tahun" jawab Leon sambil merapikan rambut Naomi yang sedikit berantakan. "Jadi, kami ada acara makan-makan dan karaoke nanti." Jawab Leon.

"Enaknya..." celetuk Flora, wajahnya menunjukkan ekspresi iri yang dibuat-

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bilur Bulir Bertaut   Gathering

    Pagi itu, suasana di kantor sudah riuh. Para karyawan yang ikut gathering sudah berkumpul di lobi. Naomi dan Flora bergabung dengan sekelompok rekan kerja yang tampak bersemangat. Ada kelompok dari tim lain juga. Beberapa bus sudah menunggu untuk membawa para karyawan."Mareeq dan Claudia tidak ikut bus?" tanya seseorang dari tim mereka terdengar."Mereka akan menyusul karena ada urusan." Jawab seseorang yang lain lagi.Naomi menyadari akan ada dua bangku kosong di dalam bus yang terasa begitu nyata. Mareeq dan Claudia tidak ada. Mareeq akan duduk di mobil yang sama nanti. Membayangkannya membuat Naomi sedikit cemburu.Saat Naomi melihat sekeliling, matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang berdiri agak jauh dari kerumunan. Itu adalah Rahaal, berada di dekat pilar. Ia berdiri tegak, mengenakan jaket kasual yang rapi. Pandangannya terarah lurus ke kerumunan, tetapi entah mengapa, Naomi merasa dia sedang melihat ke arahnya.Naomi menangkap tatapan i

  • Bilur Bulir Bertaut   Tentang Maya

    Mata Flora fokus ke arah lain. Dia melihat ke segerombolan orang. Dia kemudian melambaikan tangannya."Oh, itu Leon!"Naomi pun menoleh ke arah yang dilihat Flora. Benar saja. Itu Leon bersama beberapa orang, termasuk Maya. Sepertinya mereka tengah berkumpul untuk acara makan bersama.Melihat Leon membalas lambaian tangan Flora, Naomi juga ikut melambaikan tangan, senyumnya turut mengembang. Leon terlihat berjalan buru-buru menjauh dari kerumunannya. Dia masuk ke toko untuk menghampiri Naomi dan Flora. Hal yang dilakukan Leon begitu sampai di hadapan mereka berdua adalah mencium kening Naomi. Sebenarnya ini rutinitas manis yang tak pernah mereka lewatkan setiap kali bertemu."Kenapa kalian di sini?" Tanya Naomi."Seseorang berulang tahun" jawab Leon sambil merapikan rambut Naomi yang sedikit berantakan. "Jadi, kami ada acara makan-makan dan karaoke nanti." Jawab Leon."Enaknya..." celetuk Flora, wajahnya menunjukkan ekspresi iri yang dibuat-

  • Bilur Bulir Bertaut   Tentang Claudia

    Wajah Naomi seketika memanas, rona merah menjalari pipinya hingga ke pangkal telinga. Serangan balik yang dilancarkan Mareeq, begitu terus terang dan berani. Mata Naomi sedikit melebar, mencari-cari kata yang tepat untuk membalas, tetapi otaknya terasa kosong.Naomi tidak sanggup lagi menahan intensitas dan kejujuran di mata Mareeq. Kekuatan pengakuan itu terlalu besar. Dia melepaskan genggaman tangan mereka, menarik badannya menjauh dari Mareeq. Punggungnya ia sandarkan kuat-kuat pada jok kursi, seolah mencari perlindungan dan berusaha menarik diri dari jarak fisik yang sudah ia langgar. Dia menghirup matcha di tangannya, tenggorokannya entah kenapa menjadi kering."Aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan Flor tempo hari. Jadi aku meminta HRD untuk menukar dengan tim lain." Terang Mareeq."Di sana ada Claudia juga. Dia pasti akan membuat gathering menyenangkan meskipun tanpaku." suara Naomi mencoba terdengar ceria."Dia ada pemeriksaan

  • Bilur Bulir Bertaut   Di Tempat Parkir

    Pagi itu kantor hiruk pikuk seperti biasanya. Naomi fokus dengan tugasnya, begitu pun rekan yang lain. Kemudian, Claudia berdiri dari kursinya dan menepuk tangannya dua kali untuk meminta perhatian."Guys, rundown acara gathering Jumat ini sudah ada. Silakan cek di Slack ya."Naomi memperhatikan Claudia sebentar lalu membuka slacknya. Naomi memindai bacaan itu sebentar. Jadwalnya benar-benar Jumat ini. Dia menggigit tangannya karena masih penasaran siapa yang mengubah jadwal itu. Kelompok mereka benar-benar menjadi kloter terakhir yang mengadakan gathering.Di sampingnya, Flora, dengan rambut sebahu yang selalu terlihat sempurna, mencondongkan tubuhnya ke dekat Naomi, matanya berbinar penuh semangat."Bagaimana kalau kita pakai baju yang samaan?" Pintanya.Naomi mengangkat alisnya. "Kita sudah punya kaus seragam, kan?"Flora mendengus. "Ya, tapi aku ingin kita memakai baju kembar di sesi lain." Ia me

  • Bilur Bulir Bertaut   Makan Malam Keluarga

    Pertanyaan itu menggantung di udara, penuh beban penyesalan dan harapan yang memaksa Naomi untuk memilih. Jawaban Naomi sudah jelas. Sudah sangat terlambat di usia mereka yang sudah dewasa. Pengharapan mamanya yang sia-sia.***Malam minggu, Naomi sudah siap-siap berdandan karena ada makan malam keluarga. Dia tidak mengajak Leon karena dia harus mengunjungi keluarganya juga. Jadi, tidak ada menghabiskan waktu bersama.Naomi menunggu di halte depan apartemen. Begitu sebuah mobil mendekat, dia tidak ragu untuk membuka pintu dan masuk. Tentu saja karena dia sudah janjian dengan orang tersebut. Kakaknya, Vino.Mobil mereka tampak melaju menerjang hiruk pikuknya malam keramat untuk muda-mudi. Sampai akhirnya mobil mereka masuk ke halaman rumah yang cukup luas. Sudah lama sekali mereka tidak masuk ke rumah itu. Yah, mungkin setahun sekali seperti ini.Naomi dan Vino masuk ke dalam rumah. Naomi menyapukan seluruh pandangan ke tiap ruangan yang dia lewati.

  • Bilur Bulir Bertaut   Masa Lalu

    “Seseorang yang aku kenal,” jawab Naomi, nadanya dibuat seringan mungkin. “Kebetulan dia ada urusan di kantor, jadi kami bicara sebentar.”Ia segera mengalihkan topik, cepat, dan tanpa jeda. “Mau makan di mana kita? Aku sudah lapar.”Leon menatapnya sejenak, tatapan itu seolah mengukur kebenaran dari setiap kata, sebelum akhirnya mengendur. Ia terkekeh pelan. “Kamu mengenal banyak orang, ya?”Tawa Leon seharusnya menenangkan, tetapi justru membuat perut Naomi terasa mual. Ia tahu Leon hanya bercanda, tetapi ia merasa seperti penipu. Senyum tipis yang ia pasang di wajahnya terasa dingin dan kaku, sebuah upaya keras untuk menyembunyikan kegelisahan yang terjadi.Leon tidak boleh tahu. Belum. Pintu menuju masa lalu dan kerumitan keluarganya adalah babak yang belum siap ia buka untuk siapa pun, terutama untuk Leon. Ia hanya bisa berdoa semoga Leon tidak bertanya lebih jauh.Keesokan harinya, tepat setelah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status