Home / Romansa / Bintang Kesayangan CEO Tampan / Bab 74 Malu-Malu Kucing

Share

Bab 74 Malu-Malu Kucing

Author: Namaria
last update Last Updated: 2025-06-01 21:10:03

Cahaya pagi menyusup lewat celah tirai, menghangatkan ruangan yang masih diselimuti keheningan. Titan membuka mata perlahan. Seketika rasa nyeri menyergap tubuhnya, terutama di bagian bawah. Ia mengerang pelan, lalu menoleh ke sisi ranjang.

Gallen masih tertidur pulas di sampingnya, napasnya teratur, wajahnya terlihat jauh lebih tenang daripada semalam. Titan memperhatikan pria itu dalam diam, napasnya tercekat saat kenangan semalam menyergap.

"Titan!" Gadis itu menepuk kepalanya sendiri, merasa bodoh. "Menyerahkan diri apanya, mungkin itu memang keinginanku yang terpendam," gumamnya geli.

Perlahan, Titan duduk, menarik selimut hingga menutupi dadanya. Ia mengingat satu momen dari masa lalu—pertemuan mereka di kamar hotel, malam ketika ia terbangun tanpa ingatan dan mengira sesuatu telah terjadi antara mereka. Dulu ia percaya, Gallen tak menyangkal karena itu benar. Tapi sekarang... dia mulai meragukannya.

Dengan hati-hati, Titan mencoba turun dari tempat tidur, tapi sebelum k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 79 Ada Kamu... yang Selalu Di sisiku

    Satu Minggu setelah konferensi pers itu, Titan mengistirahatkan pikirannya sejenak, gadis itu duduk bersandar di sofa rumah Vega, menatap kosong ke depan. Secangkir teh hangat di tangannya sudah tak tersentuh. "Aku kira aku sudah cukup kuat," bisiknya lirih. Vega duduk di sebelahnya, memegang tangan Titan dengan lembut. "Kamu kuat, Tan. Tapi bahkan yang paling kuat pun butuh tempat bersandar." Titan menghela napas. "Kenapa mereka selalu menyerangku? Aku tidak pernah mengganggu siapa pun." Vega menatapnya penuh kasih. "Karena kamu bersinar. Dan sinar yang terang selalu menarik bayangan." Seketika air mata menggenang di mata Titan. Tapi kali ini, ia tidak merasa lemah. Ia merasa... manusiawi. Rumah Vega berada di pinggiran kota. Halamannya luas, rindang, dengan pohon mangga tua yang selalu berbunga meski musim tak menentu. Di sanalah Titan menemukan sejenak ketenangan. Sudah tiga hari ia tinggal di sana. Tiga hari tanpa sorotan kamera, tanpa ponsel yang tak henti bergeta

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 77 Adhara Mulai Terpojok

    Panggung utama sudah disiapkan. Kamera dari berbagai media siaran langsung ke seluruh platform. Wartawan memadati ruangan. Tagar nama Titan bertengger di urutan pertama trending—dengan berbagai spekulasi yang masih liar. Tepat pukul tiga sore, Gallen Alpha Pratama, CEO muda paling disorot di dunia hiburan, melangkah ke podium dengan setelan jas hitam yang rapi, ekspresi wajahnya tegas, sorot matanya menusuk. Di belakangnya, layar LED besar menyala, menampilkan foto yang selama dua hari terakhir membuat kekacauan. Foto Titan dan Rigel di atas ranjang. "Sebelum saya bicara," suara Gallen memenuhi ruangan, "saya minta kalian semua menatap layar di belakang saya." Beberapa detik kemudian, layar membagi dua gambar: Di kiri: foto skandal yang viral. Di kanan: foto asli, dengan dua orang model luar negeri yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Titan maupun Rigel. "Ini adalah rekayasa. Foto yang kalian terima dan viralkan telah diedit secara manipulatif. "Ini—" ia menga

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 78 Bersatu Melawan

    Hari berikutnya, publik kembali dikejutkan oleh pengumuman resmi dari Big Space Entertainment, agensi besar yang menaungi Rigel. Undangan konferensi pers mereka tersebar cepat ke media. Ruangan penuh sesak oleh wartawan. Logo Big Space Entertainment tampak gagah berdiri di belakang podium, mempertegas keseriusan mereka dalam menangani kasus ini. Tepat pukul 10 pagi, CEO Big Space, seorang wanita paruh baya tegas bernama Ms. Venus, naik ke panggung bersama Rigel dan tim hukum mereka. "Kami tidak akan tinggal diam ketika nama baik artis kami dihancurkan demi kepentingan pribadi pihak tertentu," ujar Ms. Venus dengan suara bulat dan penuh karisma. "Rigel adalah artis kami selama hampir tiga tahun, dan kami tahu betul integritasnya. Berita dan foto yang beredar adalah hasil rekayasa digital jahat, dan kami memiliki bukti kuat untuk mendukung klaim ini." Layar besar di belakang menampilkan perbandingan antara foto editan yang menyudutkan Titan dan Rigel, serta foto asli dua indiv

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 76 Kenapa Selalu Aku???

    Beberapa hari setelah konfrontasi... Adhara duduk di balik layar laptopnya, senyum puas mengembang di wajahnya. Di layar, terpampang hasil editan profesional—foto Titan dan Rigel, seolah-olah tengah berada di dalam kamar hotel, duduk berdekatan di atas ranjang, Titan tampak tertunduk dan Rigel menatapnya intens. Cahaya temaram membuat suasana tampak ambigu dan sangat bisa disalahartikan. "Aku ingin ini viral besok pagi," ucap Adhara kepada seorang jurnalis infotainment bayaran, sambil menyerahkan flashdisk. "Ini... parah banget, Mba Adhara. Kalau ternyata hoaks—" "Bayaranmu sudah lunas. Aku tidak minta kamu validasi moral. Cukup unggah." Esoknya, berita menyebar cepat di media sosial: BREAKING GOSIP! "Titan dan Rigel Tertangkap Kamera di Kamar Hotel? Bukti Baru Hubungan Gelap Muncul ke Permukaan!" Foto itu jadi viral. Netizen terbelah. Ada yang percaya, ada yang bertanya-tanya. Tapi yang jelas, nama Titan kembali diguncang. Di lokasi syuting, Titan sedang bersiap den

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 75 Kesabaran yang Terus Diuji

    Hari ini ada yang berbeda di kantor Alpha Star Entertainment. Bukan karena jadwal meeting yang berubah. Tapi karena… senyum Gallen. Iya, senyum. CEO muda yang biasanya datang dengan ekspresi datar bak papan catur—senyumnya tipis, setipis kesabaran emak-emak menghadapi anak yang minta jajan padahal baru makan—tiba-tiba pagi ini datang dengan wajah sumringah, menyapa semua orang dengan senyum full HD. "Selamat pagi," sapanya pada satpam yang biasa dia lewati begitu saja. "Selamat pagi, Pak Gallen," balas satpam dengan raut bingung. Di lobi, dua wanita yang berdiri di balik meja resepsionis hampir menjatuhkan tablet saat Gallen lewat dan mengangguk padanya sambil tersenyum lebar. "Astaga, Bos senyum. Aku harus catat ini di kalender!" bisik salah satu wanita itu berbicara pada rekan di sampingnya. Semakin hari berjalan, semakin banyak karyawan yang merasa ada yang tidak beres. "Ada apa sih? Biasanya kalau dia senyum itu pas project sukses atau pas marah dalam diam sebelum ng

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 74 Malu-Malu Kucing

    Cahaya pagi menyusup lewat celah tirai, menghangatkan ruangan yang masih diselimuti keheningan. Titan membuka mata perlahan. Seketika rasa nyeri menyergap tubuhnya, terutama di bagian bawah. Ia mengerang pelan, lalu menoleh ke sisi ranjang. Gallen masih tertidur pulas di sampingnya, napasnya teratur, wajahnya terlihat jauh lebih tenang daripada semalam. Titan memperhatikan pria itu dalam diam, napasnya tercekat saat kenangan semalam menyergap. "Titan!" Gadis itu menepuk kepalanya sendiri, merasa bodoh. "Menyerahkan diri apanya, mungkin itu memang keinginanku yang terpendam," gumamnya geli. Perlahan, Titan duduk, menarik selimut hingga menutupi dadanya. Ia mengingat satu momen dari masa lalu—pertemuan mereka di kamar hotel, malam ketika ia terbangun tanpa ingatan dan mengira sesuatu telah terjadi antara mereka. Dulu ia percaya, Gallen tak menyangkal karena itu benar. Tapi sekarang... dia mulai meragukannya. Dengan hati-hati, Titan mencoba turun dari tempat tidur, tapi sebelum k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status