Share

Bisikan Tengah Malam
Bisikan Tengah Malam
Author: Adrena Rhafani

Episode 1

"Mahh toooolllloooonnnggg maahhh..."

"Maaaaahhhhh! mama," lirih Risa dengan suara serak dan sesek. Iya baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Matanya sudah terbuka lebar menatap ke langit-langit kamar, namun tubuhnya masi terdiam kaku di atas tempat tidur. Iya berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan tubuhnya namun tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki terasa ada yang menindihnya. Untuk mengangkat tangannya saja sangat berat baginya sehingga iya kesulitan untuk meminta pertolongan dari mamanya yang masi terlelap di sampingnya. Iya terus mengerang semampu yang iya bisa tetapi sekeras apapun iya mencoba tubuhnya malah akan lebih terasa ditekan keras oleh sesuatu yang tak iya lihat.

"Risaaaaa!" Seru mama Risa sembari memukul paha anaknya. Risa terlonjak kaget dengan pukulan mamanya barusan. Pukulan itu berhasil membebaskan dirinya dari tindihan sesuatu yang tak dilihatnya. Risa dengan nafas yang masi terengah-engah pun bangun dari tidurnya. Iya langsung duduk di samping mamanya dengan keringat yang sedikit bercucuran.

"Ada apa? Ini minum dulu,"kata mama Risa seraya memberi segelas air putih yang ada di samping meja tempat tidur. Risa segera meraih dan meneguk habis air putih pemberian mamanya. Iya terlihat sangat kehausan di tengah malam seperti ini.

"Kamu tuh kenapa?"tanya wanita berusia kisaran empat puluan tahunan di sampingnya.

"Sekarang jam berapa mah?" Tanya Risa balik.

Mamanya melirik jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya.

"Sekarang jam dua pas sayang, ada apa si kok kau aneh begitu?" Tanya mamanya balik.

"Entahlah mah, sudah hampir seminggu ini Risa terbangun tengah malam begini. Setiap Risa bangun pasti ada saja sesuatu yang menindih Risa, tapi Risa gak tahu itu apa?" Jelas Risa.

"Jadi ini alasannya,kenapa kau meminta mama tidur di kamarmu malam ini," ucap mama Risa mengerti permintaan anaknya yang memintanya untuk tidur bersamanya malam ini.

"Emmm sebenarnya iya sih mah. Risa tuh jadi takut mah, masa hampir tiap malam Risa bangun dijam yang sama dan lagi kerena merasakan tindihan yang sangat keras dari atas tubuh Risa. Ini kan aneh pasti ada sesuatu," jelasnya.

"Sudahlah ini hanya kebetulan saja"

"Kebetulan gimana mah? Ini loh Risa udah ngerasain kejadian aneh ini hampir seminggu,"

"Sudahlah ini sudah malam, ayo tidur lagi. Mama saranin jangan tidur terlentang, dan juga baca doa dulu sebelum tidur,"kata mamanya sambil membaringkan tubuhnya di kasur lagi. Iya tak mau membahas kejadian yang menimpa anaknya selama semingguan itu. Risa pasti akan terus bertanya sampai akar akarnya dan itu akan membutuhkan waktu sampai pagi. Risa kemudian berbaring lagi dan menarik selimut putih tebal untuk menyelimuti tubuhnya.

**

Keesokan paginya Risa terbangun dari tidurnya, iya menggeliat sembari melihat ke arah tempat mamanya tidur semalam. Terlihat mamanya sudah bangun terlebih dahulu, iya pun segera bergegas menuju kamar mandi mengingat iya juga akan ke kampus hari ini.

Sementara di meja makan terlihat papa Risa sedang menikmati secangkir kopi sebelum berangkat ke kantor. Di kantor iya menjabat sebagai seorang manager hingga mampu memberikan penghidupan yang cukup kaya terhadap istri serta anak semata wayangnya yaitu Risa yang masi harus menempuh pendidikan di kampus terfavorit di Jakarta.

"Pah ini tas kerjanya"kata mama Risa menghampiri suaminya yang sedang serius melihat secarik koran di tangannya.

"Makasih mah,"kata papa Risa sembari meletakkan koran di tangannya lalu kembali menyeruput kopinya.

"Bi sajikan makananya."ujar Bu Delia mamah Risa.

"Baik Bu"sahut Bi Maya menghentikan pekerjaannya yang tadinya sedang membersihkan sebingkai foto keluarga majikannya.

Tak lama kemudian Risa keluar dari kamarnya, iya segera menyusuri anak tangga untuk menghampiri kedua orang tuanya. Risa terlihat sudah lengkap dengan pakaian kampusnya yang terlihat sederhana saja. Risa memakai celana jeans hitam panjang serta baju putih polos yang diluarnya iya pakaikan jaket kulit berwarna hitam. Dengan rambut panjang yang diurai serta tas mini bag yang iya kenakan iya terlihat biasa saja meski kedua orang tuanya cukup kaya untuk menghidupinya.

"Pagi Mah, pagi Pah,"sapa Risa yang melihat kedua orangtuanya sedang bercengkrama di meja makan.

"Pagi juga, "balas mamanya.

"Pagi sayang,"balas papanya, Darwin.

Risa langsung mengambil kursi dan duduk bersebelahan papanya. Di meja makan terlihat beberapa makanan yang sudah tersaji. Keluarga kecil harmonis itu langsung menikmati makanan yang ada. 

Risa selesai dengan sarapannya iya langsung berpamitan dengan kedua orangtuanya dan segera berangkat ke kampus menggunakan mobil yang telah difasilitasi oleh papanya.

Di sisi lain, terlihat dua orang wanita sedang duduk di kantin untuk menikmati sarapan paginya. Mereka adalah Jessy dan Shela. Tak lama kemudian tiga orang pria menghampirinya. Dia adalah Radit pacar Risa dan kedua temannya Rangga dan Adrian.

"Risa mana," tanya Radit menghampiri dua sahabat pacarnya.

"Yaelah belum juga datang, udah dicariin aja," sindir Shela.

"Hhahaha kaya pasangan Romeo and Juliet aja ahahah,"ejek Jessy.

"Tauni si Adit, diotaknya tuh cuma ada Risa Risa dan Risa hahaha," tambah Adrian.

"Lohh lohh lohh emang salah kalo gue nyariin pacar sendiri yah enggak kan?" Terang Radit.

"Betul tuh, kan sudah seharusnya Radit nyariin Risa kan dia pacar nya "bela Rangga.

"Yaelah, bukannya tadi loh juga ikut ngejek si Radit. Tapi kok sekarang loh malah belaian dia?" 

"Yah kan memang harusnya begitu" 

"Nah ini nih, sahabat sejati gue. Si Rangga yang selalu belain kawannya"puji Radit iya sembari menepuk nepuk pundak Rangga.

"Iya dong,Rangga gituloh"

"Tapi boong hahahahah"ujar Radit seketika tertawa lepas bersama Adrian. Dia tertawa puas karena berhasil mengerjai sahabatnya Rangga.

Shela dan Jessy hanya menggeleng kepala melihat kelakar tiga orang sahabat itu. Ketiganya menjadi pusat perhatian di tengah keramaian kantin kampus pagi itu.

Tak lama kemudian Risa pun datang. Iya memarkirkan mobilnya kemudian turun. Risa langsung melangkahkan kakinya ke arah kantin, karena sebelumnya ia telah mendapat pesan dari Shela yang menunggunya di kantin bersama teman-teman yang lainnya.

"Nah tuh, Risa datang."tunjuk Shela kepada sosok sahabatnya yang tengah berjalan menuju tongkrongannya.

"Hai teman-teman,"sapa Risa yang baru datang

"Hai juga Risa"balas Radit tersenyum lebar.

"Hahaha salah tuh ucapannya, seharusnya tuh kayak gini. Hai sayang, lagi ngapain, sudah makan belum, udah bobok belum? Hahhaha " ledek Adrian. Satu tim itu kembali tertawa terpingkal-pingkal dengan perkataan Adrian barusan. Beda halnya dengan Shela yang hanya menampakan senyum tipis di wajahnya.

"Sudah-sudah, kalian ini,"kata Risa menghentikan tawa teman-temannya. Iya tidak mengambil hati sepatah kata pun perkataan para sahabatnya. Baginya itu hanyalah lelucon saja.

"Emang tugas fisika kalian sudah kelar? Dengan santainya kalian duduk manis dan tertawa di sini,"ujar Risa sembari duduk di samping Jessy.

"Ih tugas fisika nya nanti saja dibahas, ada berita yang lebih menarik loh hari ini,"sela Jessy

"Berita apaan sih?"tanya Risa seraya membuka tutup botol air mineral kemudian meminumnya

"Kemarin, Lisa meninggal,"Ungkap Jessy.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status