Share

Bittersweet Love
Bittersweet Love
Penulis: nura0484

1

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-28 23:02:55

“Putus!?”

Teriak ketiga sahabat Audrey yaitu Icha, Rima, dan Yuli. Audrey hanya menganggukkan kepalanya sekali lagi, Audrey menceritakan apa yang terjadi pada hubungan dirinya dan sang kekasih, Eza.

“Eza nggak ada membela kamu gitu?” tanya Icha.

“Aku yang melarang, bagaimanapun orang tua itu paling penting.” Audrey menjawab dengan santai “Mbak Eva dari lama udah nggak suka sama aku.”

“Aneh sih kalau mama secara tiba-tiba nggak suka sama kamu.” Yuli menyahut langsung “Kalian ingat nggak?” mereka bertiga langsung menggelengkan kepalanya. “Aish...kalian ini. Mbak Eva dari awal kan memang nggak suka sama kamu, tapi mama? Dia awalnya welcome loh sama kamu terus kenapa tiba-tiba nggak setuju? Papa sih sejauh aku lihat nggak ada masalah.”

Diam, semuanya diam mendengar kata-kata Yuli. Audrey dari awal sudah curiga beberapa hal, tapi mencoba menghilangkan pikiran-pikiran negatif, tidak menjadi istri Eza bukan masalah besar. Mereka berdua masih bisa menjadi sahabat, selama ini mereka berawal dari sahabat dan berakhir dengan kekasih hampir lima tahun.

Eza mengatakan niatnya saat lulus dari kuliah, Audrey hanya menganggukkan kepalanya saja. Tidak terlalu berharap lebih dengan ajakan Eza menikah, sampai akhirnya mamanya Eza berbicara langsung dengan Audrey agar meninggalkan anaknya karena penyakit yang Audrey derita. Orang terdekat Audrey tahu tentang penyakit yang di derita, tapi mereka tidak tahu sakit yang seperti apa. Audrey sendiri tidak pernah menjelaskan detail tentang penyakitnya, bukan tidak bisa tapi Audrey bingung menjelaskannya bagaimana. Eza seringkali membantu Audrey dengan membeli obat-obatan untuk penderita jantung, tapi saat Audrey membawa obat itu pulang orang tua dan kakaknya melarang meminum obat itu karena memang tidak ada kaitan dengan sakit jantung yang dirasakannya.

“Eza itu cinta sama kamu, aku yakin dia akan melakukan segala macam cara agar kalian bersama.” Yuli berkata dengan penuh keyakinan.

“Aku malah berharap Eza tidak melakukan apa-apa, membiarkan semua keputusan terjadi. Restu orang tua lebih penting dibandingkan yang lain, aku nggak mau menikah kalau orang tua tidak merestui.”

“Bagus!” Rima memberikan jempol pada Audrey. “Pembicaraan ditutup, sekarang kita membahas mau kerja dimana setelah lulus ini? Sampai sekarang nggak dapat kerja mulu.”

“Aku nggak perlu kerja, suami sudah siap dengan uangnya.” Icha mengatakan dengan penuh kebahagiaan.

“Tetap aja cewek itu harus kerja, harus bisa apapun. Kalau ada apa-apa sama suami kita setidaknya bisa berdiri sendiri.” Rima memulai ceramahnya.

“Penting sekarang aku sudah menikah, kalau masalah itu memang benar tapi balik lagi kompromi dengan pasangan, komunikasi itu penting.” Icha memberikan kata-kata bijaknya.

“Udah...debat nggak penting kalian.” Audrey mengangkat kedua tangannya mengarah pada wajah Rima dan Icha.

“Aku udah keterima kerja, dibantu sama orang tuanya Bram.” Yuli melanjutkan dengan santai.

“Kalau gitu tinggal kita berdua ini yang belum kerja,” ucap Rima menatap Audrey.

“Aku kan udah keterima kerja di KAP, masa lupa? Terus bukannya kamu keterima di hotel?” Audrey menatap Mega bingung.

“Berhenti gue, lelah.” Rima mengatakan dengan nada malasnya.

“Juragan kaya kamu nggak usah kerja, tinggal terusin aja itu bisnis sapi papa. Duitnya banyak apalagi pas Qurban.” Yuli memberikan solusi dengan nada menggoda “Kamu sendiri kenapa kerja, Drey? Papa juga udah banyak uang tinggal minta selesai.”

“Mau pegang uang sendiri, biar tahu gimana susahnya cari uang.” Audrey menjawab dengan kesal pada Yuli.

“Udah...ahh...aku mau pulang.” Icha berdiri setelah membereskan barang-baranya “Kamu jangan sedih loh.”

Audrey memutar bola matanya malas, tidak lama Yuli juga pulang dijemput Bram. Rima menunggu Audrey, lebih tepatnya pulang bersama. Mereka berdua sudah berteman sejak putih abu-abu, memegang rahasia masing-masing diantara mereka berdua dan selalu pergi kemana-mana bersama.

“Memang kerja dimana?” tanya Rima penasaran.

“Punya senior di kampus, masih baru sih.” Audrey menjawab sambil lalu “Bukan yang full time begitu, tapi tetap aja kerja di KAP pasti buat pusing dan harus lembur.”

“Cowok yang pernah dekatin kamu dulu ada? Siapa namanya? Haduh...aku lupa namanya.” Rima mencoba mengingat nama pria yang pernah mendekati Audrey.

“Ishak.”

“Nah...itu dia...ada disana juga?” tanya Rima.

“Kayaknya nggak deh.” Audrey mencoba mengingat tentang Ishak “Dia udah jadian tahu sama adik kelas.”

Perjalanan mereka diisi dengan cerita tentang Ishak, pria yang pernah berusaha mendekati Audrey. Sayangnya tidak bisa karena masih ada Eza, Audrey sendiri bukan wanita yang bisa dengan mudah masuk kedalam pesona pria lain. Hubungannya dengan Eza memang sudah lama, bermula dari teman dan berakhir menjadi mantan, tapi mereka sudah berjanji akan tetap menjadi teman sampai kapanpun.

Audrey dan Rima masih ingat bagaimana dulu Ishak berusaha mendekati Audrey, hasil yang didapat nihil. Perjuangannya berakhir dengan kegagalan, perasaan bersalah membuat Audrey mencarikan pengganti atau lebih tepatnya wanita yang tepat bagi Ishak dan ternyata hubungan mereka sudah berjalan sudah mendekati setahun.

“Kalau dia tahu kamu putus pastinya masih mau sama kamu tu.” Rima mengatakan kata-kata yang membuat Audrey hanya menggelengkan kepalanya “Ahh....aku ingat satu lagi cowok yang pernah buat kamu hampir lupain Eza.”

“Apa sih? Daritadi bahas cowok mulu, kamu sendiri sama Dika gimana?” Audrey mengalihkan pembicaraan.

Pria yang akan disebut Rima akan membuat wajah Audrey memerah, pengalaman pada masa lalu membuat Audrey tidak bisa berkata-kata. Pada saat itu hubungannya dengan Eza berhenti sementara karena fokus dengan kegiatan awal kuliah, pria yang disebut Rima tidak lain adalah senior kampus Audrey.

Pria ini sangat baik, perhatian dan membantu semua mahasiswa baru, termasuk Audrey. Awalnya mengira jika pria ini menyukai dirinya, tapi ternyata salah besar. Senior atau pria ini hanya menganggap mereka semua adik, termasuk Audrey. Sejak itu mulai membatasi diri dengan seniornya ini, walaupun beberapa kali Audrey merasakan perhatian yang diberikan padanya berbeda dengan temannya yang lain.

Tidak lama setelah itu hubungan Audrey dan Eza berjalan kembali dan baik-baik saja sampai kemarin, Audrey melupakan seniornya dan memulai hidup dengan hubungan bersama Eza. Audrey sendiri tidak tahu kabar dari seniornya sama sekali, walaupun Audrey tahu jika mereka memiliki ketertarikan satu sama lain.

“Kalau kamu diberikan kesempatan ketemu sama dia, apa yang akan kamu katakan?” tanya Rima yang menyadarkan Audrey dari lamunannya.

“Entah, aku nggak ada pikiran kesana.” Audrey mengangkat bahu tanda jika dirinya memang tidak tahu harus bagaimana.

“Kalau dia bilang suka sama kamu saat itu, apa kamu terima?” tanya Rima.

“Dulu adalah dulu, sekarang adalah sekarang yang harus dijalani. Sekarang, setelah semua yang terjadi dengan Eza membuatku nggak yakin ada orang tua pria yang mau anaknya menikahi aku.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bittersweet Love   37

    BEDRESTSatu kata yang dibuat Wisnu untuk membuat kandungan Audrey baik-baik saja sebelum pemeriksaan selanjutnya, tidak mau membantah Audrey lagi-lagi mengikuti perkataan Wisnu dan meminta ijin pada Joseph agar bisa bekerja di rumah yang langsung disetujui begitu saja. Wisnu sendiri lebih banyak di rumah menemani Audrey bekerja, walaupun sudah ada asisten rumah tangga yang diminta dari rumah orang tua Wisnu.“Mas kerja aja nggak papa.” Audrey memberikan pengertian pada Wisnu.“Aku kerja ini.” Wisnu menjawab tanpa mengalihkan pandangan “Lagian kita sama-sama kerja, jadi jangan berisik.”Audrey memutar bola matanya malas mendengar jawaban Wisnu, mengambil ponselnya menatap percakapan yang dilakukannya bersama dengan Derry dan Fifi tentang keadaan kantor selama Wisnu tidak datang. Audrey tahu jika pekerjaan mereka di saat seperti ini sedang banyak-banyaknya dan Wisnu tidak datang ke kantor.“Mas bukannya pekerjaan kamu lagi banyak

  • Bittersweet Love   36

    Pertanyaan yang Audrey berikan membuat Wisnu kesal, semua dilakukannya untuk tahu tentang bagaimana keadaannya selama hamil, tidak hanya itu Audrey ingin memastikan jika apa yang dikatakan ibunya Eza tidak benar.“Kenapa kamu bertanya seperti itu, sayang?” Wisnu membuka suaranya.“Aku hanya bertanya.” Audrey menjawab sambil lalu.“Kamu nggak senang kalau hamil?”“Senang.” Audrey menjawab cepat “Senang dan rasa ingin tahu adalah dua hal berbeda, aku hanya takut kalau memang apa yang aku bayangkan benar terjadi.”“Memang apa yang kamu bayangkan? Kamu masih mendengarkan kata-kata ibunya Eza? Buktinya kamu bisa hamil jadi yang dia bilang itu nggak benar.”“Antarkan aku pulang, mas.”“Aku akan cari asisten rumah tangga agar kamu tidak terlalu capek.”Audrey memilih tidak menghiraukan kata-kata Wisnu, semua yang didapatnya hari ini benar-benar mengejutkan. Audrey tahu jika menikah pastinya akan hamil,

  • Bittersweet Love   35

    “Kamu akan bekerja, Drey?” Audrey menganggukkan kepalanya “Aku antar Galih dulu baru kerja.”“Sayang, kapan kamu terakhir menstruasi?” Audrey mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Wisnu “Masalah yang kita hadapi kayaknya buat kamu lupa kapan menstruasi.”Langkah Wisnu yang semakin mendekat tidak disadari Audrey, menarik pinggang Audrey membuat tubuh mereka berdekatan, mengangkat dagu Audrey mencium bibirnya lembut tanpa ada perlawanan sama sekali. Wisnu tersenyum kecil diantara ciumannya, setidaknya melakukan dengan kilat dan cepat sebelum berangkat bisa membuat mereka lebih semangat. Audrey hanya pasrah ketika Wisnu membuka pakaian bawahnya, mengangkat kakinya dan memasukkan miliknya kedalam membuat mereka mendesah diantara sisa waktu yang ada.“Makasih, sayang.” Wisnu mencium singkat bibir Audrey setelah mencapai klimaksnya “Kamu bersihin dulu sana.”Audrey beranjak menuju kamar mandi dengan membawa pakaian bawahnya, mem

  • Bittersweet Love   34

    Impian Audrey adalah menatap apa yang ada dihadapannya sambil bekerja, pekerjaannya telah selesai beberapa menit yang lalu sebelum Galih pulang dan sekarang berada di rumah membuat makanan kesukaan Galih yang duduk tidak jauh darinya untuk melihat apa yang sedang dibuat.“Tante apain itu ikannya?” tanya Galih lagi yang membuat Audrey tersenyum.“Nanti Galih coba makan kalau nggak enak bilang ya.” Galih menganggukkan kepalanya.Audrey membuat ikan bakar madu, melihat resepnya di video dan mencoba membuatnya. Saat melihat video yang ada di kepala Audrey adalah ekspresi Galih saat menikmati hasil masakannya, membayangkan itu sudah membuat Audrey langsung semangat membuatnya. Sesekali pandangannya mengarah pada Galih yang hanya diam melihat, walaupun Audrey tahu jika sudah sangat gatal ingin membantu atau mencobanya.mereka berdua yang terlalu asyik tidak menyadari Wisnu yang masuk kedalam rumah, pemandangan yang dilihatnya membuat Wisnu terdi

  • Bittersweet Love   33

    “Kamu yakin kerja disini? Kamu bisa jadi asisten aku kaya dulu.” Wisnu tetap dengan keras kepalanya mengantarkan Audrey ke tempat kerjanya yang baru, tidak lain adalah cafe milik mantannya. Audrey tidak akan memberitahukan hubungan masa lalunya dengan Joseph, bagaimanapun itu sudah masa lalu yang sangat lalu. Keputusannya bekerja sudah diberitahukan pada Joseph yang langsung menyambut dengan tangan terbuka, posisi yang dipegangnya juga hal baru bagi Audrey.“Kamu benar...”“Lebih baik aku disini daripada sama mas di kantor, belum kalau Retno datang buat merusak suasana hati.” Audrey memotong perkataan Wisnu yang sudah tidak terhitung “Aku keluar, mas hati-hati di jalan.”Audrey mengambil tangan Wisnu untuk mencium punggung tangannya, Wisnu menarik wajah Audrey mencium bibirnya sekilas. Memperbaiki hubungan termasuk dengan hal-hal kecil seperti ciuman, terutama adanya Galih yang pastinya nanti akan membandingkan antara rumah mereka dengan

  • Bittersweet Love   32

    “Kamu mau kerja?” tanya Wisnu mengerutkan keningnya.“Ya,” jawab Audrey singkat.Membahas tentang hal lain, terutama membahas keinginan Audrey yang akan bekerja di tempat Joseph. Membahas masalah pekerjaan membuat Audrey tidak memikirkan tentang permasalahannya dengan Wisnu, masalah dengan Wisnu hanya bisa diselesaikan oleh Wisnu sendiri dan bekerja adalah solusi yang membuat Audrey tidak memikirkannya.“Balik ke tempatku?” tanya Wisnu dengan nada sedikit ragu.“Nggak.” Audrey menjawab tegas.“Lalu? Kenapa nggak di tempatku saja?” “Aku ingin mencari suasana baru dan sudah dapat pekerjaannya.” Audrey menjawab santai pertanyaan Wisnu “Satu lagi aku nggak mau berada didalam satu ruangan sama kamu, Mas. Apalagi membayangkan Retno datang kesana membahas kehamilannya atau keinginannya bersama kamu.”Wisnu mengangkat alisnya mendengar jawaban Audrey “Secepat itu? Dimana?” mencoba tidak peduli ketika nama Retno di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status