Share

3

Author: nura0484
last update Last Updated: 2023-01-13 22:59:23

“Sudah siap semua? Nggak ada yang ketinggalan?” tanya Wisnu menatap Audrey yang meletakkan barang-barang.

“Mudah-mudahan nggak ada, mas. Mas Derry sama Mbak Fifi kemarin bantu ngecekin.” Audrey menjawab dengan menatap Wisnu yang hanya menganggukkan kepala.

Wisnu masuk kedalam mobil di balik setir, Audrey bingung harus duduk dimana. Gerakan tangan Wisnu membuat Audrey masuk kedalam dengan duduk disamping Wisnu, memastikan sabuk pengaman terpasang mereka berangkat meninggalkan kantor.

Perjalanan yang cukup panjang, tampaknya Audrey harus mengucapkan terima kasih pada pemerintah yang membangun jalan tol, setidaknya tidak perlu terlalu lama berada didalam tempat bersama Wisnu yang tidak tahu harus berbicara apa, kepribadiannya yang tertutup membuat Audrey tidak tahu memulai pembicaraan.

“Kamu angkatan berapa?” tanya Wisnu membuka suaranya setelah beberapa menit jalan dan sedikit jauh dari kantor.

“Empat tahun dibawah Mas Wisnu,” jawab Audrey yang hanya diangguki Wisnu “Kita pernah ketemu, mas dulu kan masih aktif di kampus.”

“Mungkin, tapi mahasiswa banyak jadi aku nggak terlalu perhatian. Kita beli makan dulu, kamu mau apa?”

Mereka berhenti di restoran cepat saji, membeli dengan menggunakan layanan drive thru. Audrey memesan yang tidak terlalu rumit roti, kentang dan minuman. Wisnu sendiri memesan yang tidak jauh berbeda dengan Audrey, perjalanan selanjutnya diisi mereka yang memakan makanan yang baru dibeli, beberapa kali Audrey membantu Wisnu membuka bungkus makanan atau memegang kentangnya.

“Perjalanannya lumayan jauh, tapi kita berangkat pagi bisa sampai dengan cepat.” Wisnu membuka suaranya.

“Terima kasih buat pemerintah yang membuat jalan tol.” Audrey berkata dengan senyum kecilnya yang hanya diangguki Wisnu. “Apa kita nggak terlalu pagi?”

“Bukan masalah besar, kita bisa pelajari beberapa. Kamu membawa berkas mereka bulan lalu, kan?”

Audrey menganggukkan kepalanya “Mbak Fifi bilangnya begitu.”

Mereka selanjutnya tidak ada yang membuka suara, pembicaraan mereka tadi hanya pembicaraan normal. Wisnu sendiri fokus dengan keadaan jalan, tidak terlalu tahu tempat perusahaan karena memang Audrey tidak pernah keluar jauh, inipun keluar karena masalah pekerjaan. Keluarganya sangat protektif pada dirinya yang memiliki sakit ini, walaupun Audrey sudah menekankan berkali-kali jika dirinya baik-baik saja.

“Kita sampai.”

Suara Wisnu mengagetkan Audrey yang membuatnya menatap sekitar, mereka sudah memasuki perusahaan yang masih sepi. Wisnu merapikan penampilannya dan langsung diikuti Audrey, tidak lama mereka keluar dari mobil menuju pos satpam untuk melaporkan kedatangan dan maksud kedatangannya.

“Memang terlalu pagi.” Wisnu membuka suara setelah mereka duduk di ruang tamu.

Audrey tidak menghiraukan Wisnu, tatapannya mengarah sekitar. Menatap ruang tamu perusahaan, satu per satu dilihat dan tidak tahu apa yang dilihatnya tapi terpenting adalah tidak langsung berinteraksi dengan Wisnu. Perasaan tidak tenang dan tidak nyaman bersama dengan orang yang tidak dikenal atau belum pernah interaksi.

“Kamu introvert?” tanya Wisnu langsung.

“Hah...apa mas? Introvert? Aku?” Wisnu menganggukkan kepalanya “Nggak tahu, mas.”

“Anggap aku sebagai kakak bukan atasan, kita disana sudah kekeluargaan tapi tetap tahu tempatnya.” Wisnu memberikan nasehat yang diangguki Audrey.

Tidak tahu harus memberikan respon atau tanggapan apa atas apa yang dikatakan Wisnu. Karyawan perusahaan datang tidak lama kemudian, Wisnu memperkenalkan diri dan mereka mulai bekerja audit perusahaan sampai hal yang paling kecil. Wisnu membandingkan hasil yang mereka kerjakan dulu dengan sekarang, beberapa kali ada kesalahan yang membuat Audrey harus memulainya dari awal.

Badan Audrey sudah memberikan signal lelah, tapi tetap bertahan dengan beberapa kali minum air yang sudah disediakan. Tetap fokus pada apa yang harus dilakukan, bekerja sendiri sedangkan Wisnu berada di ruangan berbeda.

“Mbak, mau minuman dingin?” tanya salah satu karyawan pada Audrey.

“Boleh kalau tidak merepotkan, terima kasih.” Audrey menjawab dengan menatap sekilas.

Bekerja kembali tanpa peduli dengan keadaan sekitar, minuman yang datang tidak lama kemudian sudah habis dalam beberapa kali minum. Tidak melihat tanda-tanda Wisnu mendatanginya membuat Audrey bisa fokus dengan pekerjaannya, waktu istirahat hanya Audrey pakai untuk ibadah dan makan.

“Bagaimana?” tanya Wisnu yang sudah ada disamping Audrey.

“Sudah hampir selesai, mas.” Audrey menjawab menatap Wisnu sekilas.

“Ada yang beda dengan bulan lalu?” tanya Wisnu sambil menarik kursi untuk duduk disamping Audrey.

“Kalau aku lihat sejauh ini belum ada, mas.” Audrey menjawab tanpa menatap Wisnu sama sekali.

“Kamu minum banyak banget, nggak pipis terus itu?”

“Haus, pastinya pipis tapi kerjaan belum selesai.”

“Kamu tahan pipis?” Audrey mengangguk pelan dengan sedikit takut. “Kamar mandi sana, aku nggak mau kamu nanti sakit.”

“Tapi ini udah mau selesai, nanggung dikit lagi selesai.” Audrey mengalihkan pandangan kearah Wisnu dengan tatapan memohon.

“Aku yang selesaikan, kamu istirahat sebentar buat ibadah juga.”

Tidak bisa membantah lagi, Audrey memilih mengikuti kata-kata Wisnu. Beranjak dari tempatnya yang langsung diganti Wisnu, melihat itu artinya sudah tidak ada kesempatan lagi untuk membantah. Mengalah dengan melakukan apa yang dikatakan Wisnu, hembusan nafas lega dikeluarkannya saat sedikit tenang dari pekerjaan.

Ibadah dan kamar mandi, waktu yang diberikan Wisnu dimanfaatkan dengan baik oleh Audrey, setelah memastikan dirinya sudah sedikit lebih baik memilih kembali ke ruangan dimana Wisnu berada. Langkahnya terhenti saat melihat Wisnu akan menutup laptop, mendekati dengan tatapan bingung atas apa yang Wisnu lakukan.

“Sudah selesai, kamu melakukan dengan baik. Kita pulang dan bahas ini besok di kantor,” ucap Wisnu menjelaskan pada Audrey yang belum membuka suaranya.

Mencerna perkataan Wisnu dengan pelan, seketika membelalakkan matanya setelah memahami maksud dari perkataannya. Membantu Wisnu yang membereskan barang-barangnya, memastikan tidak ada yang tertinggal baru membawanya kedalam mobil, mereka berpamitan pada pimpinan perusahaan dan karyawan yang menemani mereka selama sehari.

Masuk kedalam mobil tidak ada yang membuka suaranya, Audrey memilih menatap jalanan dengan Wisnu yang fokus mengemudikan mobil. Suasana hening didalam mobil, hanya suara kendaraan dari luar yang mengisi keheningan mereka.

“Alamat rumahmu.” Wisnu membuka suaranya terlebih dahulu.

“Jangan, mas. Aku minta supir buat jemput.” Audrey langsung menolak.

“Aku antar sudah malam, aku nggak papa.” Wisnu tetap dengan pendiriannya “Supir kamu bisa istirahat, sekali-sekali istirahat nggak antar jemput kamu.”

“Beneran biar dijemput jadi mas nggak perlu repot antar aku.” Audrey meyakinkan Wisnu.

“Alamat rumahmu.” Wisnu memberikan nada suara tegas yang membuat Audrey terdiam.

Menyebutkan alamat rumahnya, mendengar Audrey menyebutkan alamat rumahnya membuat sudut bibir Wisnu terangkat keatas. Mobil berjalan dengan sedikit cepat agar bisa sampai rumah Audrey tidak terlalu malam.

“Terima kasih, mas.” Audrey menundukkan kepalanya.

“Istirahat, jangan main ponsel saja. Kesehatanmu harus dijaga, jangan sampai kamu pingsan dan hilang kesadaran. Selamat malam sampaikan salam buat keluargamu, besok jangan lupa kita membahas tentang perusahaan tadi.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bittersweet Love   37

    BEDRESTSatu kata yang dibuat Wisnu untuk membuat kandungan Audrey baik-baik saja sebelum pemeriksaan selanjutnya, tidak mau membantah Audrey lagi-lagi mengikuti perkataan Wisnu dan meminta ijin pada Joseph agar bisa bekerja di rumah yang langsung disetujui begitu saja. Wisnu sendiri lebih banyak di rumah menemani Audrey bekerja, walaupun sudah ada asisten rumah tangga yang diminta dari rumah orang tua Wisnu.“Mas kerja aja nggak papa.” Audrey memberikan pengertian pada Wisnu.“Aku kerja ini.” Wisnu menjawab tanpa mengalihkan pandangan “Lagian kita sama-sama kerja, jadi jangan berisik.”Audrey memutar bola matanya malas mendengar jawaban Wisnu, mengambil ponselnya menatap percakapan yang dilakukannya bersama dengan Derry dan Fifi tentang keadaan kantor selama Wisnu tidak datang. Audrey tahu jika pekerjaan mereka di saat seperti ini sedang banyak-banyaknya dan Wisnu tidak datang ke kantor.“Mas bukannya pekerjaan kamu lagi banyak

  • Bittersweet Love   36

    Pertanyaan yang Audrey berikan membuat Wisnu kesal, semua dilakukannya untuk tahu tentang bagaimana keadaannya selama hamil, tidak hanya itu Audrey ingin memastikan jika apa yang dikatakan ibunya Eza tidak benar.“Kenapa kamu bertanya seperti itu, sayang?” Wisnu membuka suaranya.“Aku hanya bertanya.” Audrey menjawab sambil lalu.“Kamu nggak senang kalau hamil?”“Senang.” Audrey menjawab cepat “Senang dan rasa ingin tahu adalah dua hal berbeda, aku hanya takut kalau memang apa yang aku bayangkan benar terjadi.”“Memang apa yang kamu bayangkan? Kamu masih mendengarkan kata-kata ibunya Eza? Buktinya kamu bisa hamil jadi yang dia bilang itu nggak benar.”“Antarkan aku pulang, mas.”“Aku akan cari asisten rumah tangga agar kamu tidak terlalu capek.”Audrey memilih tidak menghiraukan kata-kata Wisnu, semua yang didapatnya hari ini benar-benar mengejutkan. Audrey tahu jika menikah pastinya akan hamil,

  • Bittersweet Love   35

    “Kamu akan bekerja, Drey?” Audrey menganggukkan kepalanya “Aku antar Galih dulu baru kerja.”“Sayang, kapan kamu terakhir menstruasi?” Audrey mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Wisnu “Masalah yang kita hadapi kayaknya buat kamu lupa kapan menstruasi.”Langkah Wisnu yang semakin mendekat tidak disadari Audrey, menarik pinggang Audrey membuat tubuh mereka berdekatan, mengangkat dagu Audrey mencium bibirnya lembut tanpa ada perlawanan sama sekali. Wisnu tersenyum kecil diantara ciumannya, setidaknya melakukan dengan kilat dan cepat sebelum berangkat bisa membuat mereka lebih semangat. Audrey hanya pasrah ketika Wisnu membuka pakaian bawahnya, mengangkat kakinya dan memasukkan miliknya kedalam membuat mereka mendesah diantara sisa waktu yang ada.“Makasih, sayang.” Wisnu mencium singkat bibir Audrey setelah mencapai klimaksnya “Kamu bersihin dulu sana.”Audrey beranjak menuju kamar mandi dengan membawa pakaian bawahnya, mem

  • Bittersweet Love   34

    Impian Audrey adalah menatap apa yang ada dihadapannya sambil bekerja, pekerjaannya telah selesai beberapa menit yang lalu sebelum Galih pulang dan sekarang berada di rumah membuat makanan kesukaan Galih yang duduk tidak jauh darinya untuk melihat apa yang sedang dibuat.“Tante apain itu ikannya?” tanya Galih lagi yang membuat Audrey tersenyum.“Nanti Galih coba makan kalau nggak enak bilang ya.” Galih menganggukkan kepalanya.Audrey membuat ikan bakar madu, melihat resepnya di video dan mencoba membuatnya. Saat melihat video yang ada di kepala Audrey adalah ekspresi Galih saat menikmati hasil masakannya, membayangkan itu sudah membuat Audrey langsung semangat membuatnya. Sesekali pandangannya mengarah pada Galih yang hanya diam melihat, walaupun Audrey tahu jika sudah sangat gatal ingin membantu atau mencobanya.mereka berdua yang terlalu asyik tidak menyadari Wisnu yang masuk kedalam rumah, pemandangan yang dilihatnya membuat Wisnu terdi

  • Bittersweet Love   33

    “Kamu yakin kerja disini? Kamu bisa jadi asisten aku kaya dulu.” Wisnu tetap dengan keras kepalanya mengantarkan Audrey ke tempat kerjanya yang baru, tidak lain adalah cafe milik mantannya. Audrey tidak akan memberitahukan hubungan masa lalunya dengan Joseph, bagaimanapun itu sudah masa lalu yang sangat lalu. Keputusannya bekerja sudah diberitahukan pada Joseph yang langsung menyambut dengan tangan terbuka, posisi yang dipegangnya juga hal baru bagi Audrey.“Kamu benar...”“Lebih baik aku disini daripada sama mas di kantor, belum kalau Retno datang buat merusak suasana hati.” Audrey memotong perkataan Wisnu yang sudah tidak terhitung “Aku keluar, mas hati-hati di jalan.”Audrey mengambil tangan Wisnu untuk mencium punggung tangannya, Wisnu menarik wajah Audrey mencium bibirnya sekilas. Memperbaiki hubungan termasuk dengan hal-hal kecil seperti ciuman, terutama adanya Galih yang pastinya nanti akan membandingkan antara rumah mereka dengan

  • Bittersweet Love   32

    “Kamu mau kerja?” tanya Wisnu mengerutkan keningnya.“Ya,” jawab Audrey singkat.Membahas tentang hal lain, terutama membahas keinginan Audrey yang akan bekerja di tempat Joseph. Membahas masalah pekerjaan membuat Audrey tidak memikirkan tentang permasalahannya dengan Wisnu, masalah dengan Wisnu hanya bisa diselesaikan oleh Wisnu sendiri dan bekerja adalah solusi yang membuat Audrey tidak memikirkannya.“Balik ke tempatku?” tanya Wisnu dengan nada sedikit ragu.“Nggak.” Audrey menjawab tegas.“Lalu? Kenapa nggak di tempatku saja?” “Aku ingin mencari suasana baru dan sudah dapat pekerjaannya.” Audrey menjawab santai pertanyaan Wisnu “Satu lagi aku nggak mau berada didalam satu ruangan sama kamu, Mas. Apalagi membayangkan Retno datang kesana membahas kehamilannya atau keinginannya bersama kamu.”Wisnu mengangkat alisnya mendengar jawaban Audrey “Secepat itu? Dimana?” mencoba tidak peduli ketika nama Retno di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status