Anggun Sasmita adalah seorang gadis desa cantik, polos, suka menolong dan jago berkelahi. Saat ini Anggun berusia 17 tahun. Setelah lulus sekolah menengah pertama, dia tidak melanjutkan sekolahnya karena keterbatasan biaya.
Saat ini Anggun membantu mbah Siti berjualan aneka jajanan pasar dan kue di pasar serta dititipkan di warung-warung.
Anggun tinggal berdua dengan Mbah Siti. Anggun seorang anak yatim yang telah ditinggal pergi oleh ayah tercinta untuk selamanya. Setelah ayah Anggun meninggal, ibunya pergi ke kota untuk mencari pekerjaan dan sampai saat ini tidak ada komunikasi antara Anggun dan ibunya. Anggun telah dititipkan di rumah Mbah Siti ketika Anggun berusia 2 tahun.
"Mbah, Anggun pergi latihan dulu." Pamit Anggun lalu mencuim punggung tangan mbah Siti.
Dengan perasaan gembira, Anggun pergi ke padepokan silat milik pak dhe Rojak.
Ciattt...ciattt...
Terdengar suara anak- anak latihan pencak silat di halaman yang luas depan rumah pak dhe Rojak.
"Selamat pagi pak dhe" ucap Anggun lalu mencium punggung tangan pak dhe Rojak.
" Pagi Anggun, ayo mulai latihannya, pemanasan dulu lalu kamu melatih anak-anak." ucap pak dhe Rojak.
" Baik pak Dhe. Anggun pemanasan dulu." Jawab Anggun.
Setelah selesai latihan, Anggun pulang ke rumah kemudian mandi dan bersiap-siap karena ingin menemui kekasihnya yang saat ini sedang pulang ke desa. Mereka berjanji untuk bertemu di taman yang dekat dengan penginapan yang ada di desa itu.
Ramadhan Setiawan biasa dipanggil Rama. Seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan besar di kota J. Rama berasal dari keluarga sederhana sehingga membuat Rama berusaha keras untuk mencapai cita-cita nya walaupun harus dengan menghalalkan segala cara.
Rama bertemu dengan Anggun saat Rama melakukan KKN di desa yang ditinggali Anggun. Setelah beberapa waktu, keduanya menjadi semakin dekat lalu sepakat untuk mengubah status mereka menjadi sepasang kekasih.
Sebelum datang ke desa, Rama sudah memberitahukan tentang lowongan pekerjaan di kota ketika menghubungi Anggun. Tetapi Anggun masih ragu untuk bekerja di kota. Karena tidak ada kejelasan dari Anggun maka Rama memutuskan untuk membujuk dan mengajak Anggun bekerja di kota.
"Rama... Bagaimana kabarmu? Ucap Anggun sambil tersenyum senang bertemu dengan kekasih hati.
"Hai Anggun...kabarku baik." Ucap Rama.
"Bagaimana pekerjaan mu di kota?" Ucap Anggun.
"Pekerjaan ku di kota sangat baik, bahkan aku sudah naik jabatan sebagai supervisor di sebuah perusahaan besar. Aku pulang ke sini untuk mengajakmu bekerja di kota. Di sana gajinya besar. Ada lowongan pekerjaan untukmu. Bukankah kau sedang mencari pekerjaan? Kita juga bisa jadi sering bertemu." Ucap Rama dengan tersenyum.
" Tapi aku hanya lulusan SMP. Mana ada orang kota yang mau memberi pekerjaan untukku." Ucap Anggun tak percaya diri.
"Kau jago bela diri, di kota ada lowongan pekerjaan dengan syarat jago bela diri dan tidak mensyaratkan tentang lulusan apa. Yang penting bisa baca dan tulis." Ucap Rama menjelaskan.
" Benarkah? Tapi kalau aku ke kota bagaimana dengan Mbah Siti?" Ucap Anggun bingung.
" Dengan ke kota kamu bisa mendapatkan penghasilan lebih banyak sehingga mbah Siti tidak perlu bekerja lagi. Nanti aku akan membantumu di kota." Bujuk Rama.
" Kalau kamu mau 2 hari lagi kita berangkat ke kota. Aku tidak bisa lama-lama berada di sini, masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan." Sambung Rama.
"Baiklah akan ku pikirkan lagi. Nanti aku bilang dulu sama mbah Siti." ucap Anggun.
Lalu mereka berdua pergi makan bersama, menikmati waktu berdua dengan berjalan-jalan setelah hampir 6 bulan tidak bertemu. Ponsel Anggun yang jadul membuat mereka hanya berkomunikasi lewat telepon dan sms. Menjelang senja Rama mengantar Anggun pulang ke rumahnya dan dia kembali ke penginapan.
Sore itu Mbah Siti sedang duduk di teras. Anggun mendekati dan duduk di sebelahnya lalu bercerita tentang pertemuannya dengan Rama kepada mbah Siti.
"Mbah, Rama mengajak Anggun ke kota J untuk mencari pekerjaan. Ada lowongan pekerjaan yang tidak memerlukan ijasah tetapi harus memiliki kemampuan bela diri. Menurut mbah bagaimana?" ucap Anggun.
" Pergilah Nggun, lakukan apa yang ingin kau lakukan. Tapi berhati-hati lah di kota, kamu harus bisa menjaga diri sendiri. Mbah berdoa yang terbaik untukmu." Nasihat Mbah Siti.
"Tapi... " belum selesai Anggun berucap mbah Siti langsung memotong ucapan Anggun.
" Jangan kuatirkan mbah, mbah akan baik- baik di desa. Banyak orang yang menyayangi Mbah di sini. Para tetangga juga baik."
"Baiklah mbah.. Anggun akan pergi ke kota." Ucap Anggun dengan berat hati.
Keesokan harinya pergi ke padepokan untuk berpamitan dengan pak dhe Rojak, teman-teman dan anak-anak yang latihan di padepokan itu.
Siang harinya Anggun memberi kabar ke Rama bahwa dia akan ikut ke kota. Rama langsung mempersiapkan semua keperluan Anggun di kota.
Rama meminta tolong kepada temannya yang ada di kota J untuk mencarikan kos yang murah dan lokasinya tidak jauh dari apartemennya.
Rama juga bersiap-siap untuk pulang ke kota J keesokan harinya. Dia mengemas semua barang-barang yang dibawanya.
Selesai berpamitan Anggun pulang dan mulai mempersiapkan apa saja yang perlu untuk di bawa ke kota besok. Tidak banyak yang dibawa Anggun, hanya beberapa helai pakaian yang layak pakai, handuk, peralatan mandi yang di masukkan menjadi 1 tas dan 1 tas ransel yang berisi dompet, dan ponsel jadulnya.
Para tetangga juga sudah mendengar kabar bahwa Anggun akan pergi ke kota. Mereka memberikan dukungan kepada Anggun dan berjanji akan menjaga mbah Siti.
Anggun merasa lega dan tenang karena ada yang akan menjaga mbah Siti selama dia pergi.
Mentari pagi telah memancarkan sinarnya, semua orang memulai aktivitas mereka. Begitu juga dengan Anggun yang sudah bersiap pergi dengan Rama ke kota menggunakan angkutan umum.
"Mbah, Anggun pergi dulu. Doakan Anggun ya Mbah supaya berhasil di kota." Pamit Anggun.
" Selalu mbah doakan. Kamu hati-hati di kota. Jangan lupa memberi kabar ke mbah." Ucap mbah Siti sembari mengusap air mata yang mengalir di kedua pipinya yang telah keriput.
Setelah berpamitan, keduanya berangkat menuju ke kota J.
Sesampainya mereka berdua di kota J, Rama dan Anggun mencari tempat makan. "Wooaahhh bagusnya, suasana di kota sangat bising dan ramai sekali ya Ram." Ucap Anggun terperanggah melihat pemandangan kota dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi dan kendaraan berlalu lalang. " Memang beginilah di kota. Jadi kamu jangan jauh-jauh dariku nanti bisa hilang dan tersesat." Ucap Rama sambil menggandeng tangan Anggun. Rama memesan taksi online melalui aplikasi di ponsel nya. Tak lama kemudian datanglah mobil itu dan mereka berdua masuk lalu pergi ke kos yang telah dicarikan Rama selama Anggun berada di kota. "Ram, ini di mana?" Tanya Anggun. " Ini tempat tinggal kamu selama di kota. Aku sudah menyewa dan membayarnya untuk 1 bulan ke depan." Ucap Rama sambil memegang tas lalu memasuki kamar kos yang di sewanya untuk Anggun. "Terima kasih" ucap Anggun setelah Rama meletakkan tasnya. Rumah kos itu berbentuk U yang dibangun 2 lantai, di ten
Apartemen Rama Sementara itu kedua sejoli itu masih tidur berbalut selimut tebal tanpa sehelai benang pun mulai mengerjabkan mata mereka karena terusik suara alarm dari ponsel Rama. "Selamat pagi sayang, maaf tidurmu jadi terganggu. Hari ini aku harus bekerja." Ucap Rama kepada seorang wanita seksi yang menginap di apartemen nya yang bernama Luna lalu mencium bibirnya. "Pagi juga sayangku."ucap Luna. "Mandilah lebih dulu, aku pesen dulu sarapan untuk kita." Ucap Rama seraya bangkit dari tempat tidur dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya. Mengambil ponselnya untuk mengorder makanan. Luna berjalan berlenggak lenggok ke kamar mandi dengan tubuh polos menggoda Rama. Rama yang melihat adegan itu, meletakkan ponselnya dan langsung berjalan mengikuti Luna ke kamar mandi. Terjadilah sesuatu yang diinginkan di dalam kamar mandi. Yang seharusnya mandi biasa hanya 30 menit menjadi berjam jam akibat hasrat yang bergelora.
"Loe ikut gue." Ucap Rayhan seraya menunjukkan jarinya kepada Anggun. Anggun berjalan mengikuti langkah Rayhan. Tok..tok ..tok.. "Masuk" terdengar suara dari dalam. "Masuklah tuan Ardy ingin bicara." Ucap Rayhan lalu membuka pinta sebuah ruangan. Aku masuk ke ruangan yang di depan sudah ada meja, kursi, sofa dan sekeliling ruangan itu ada rak yang penuh dengan buku. Dia melirik dengan ekor matanya lalu kembali menatap laptop di depannya melanjutkan pekerjaan nya selama beberapa waktu. "Duduklah. To the point' gue mau loe jadi pacar pura-pura gue. Dan ini perjanjiannya. Baca dulu lalu tandatangani." Ucap Ardy datar. Deg.... "Maksud tuan bagaimana?" " Loe ga usah terlalu banyak tanya. Cukup diam dan ikuti permainan ku. Gue kasih loe gaji tambahan buat sandiwara ini. Perjanjian dimulai dari hari ini. Kita harus mengahadapi para wartawan di depan gedung." Anggun membaca perjanjian tersebut. Dalam per
Di tempat lain, Marko yang melihat acara konferensi pers di televisi mengepalkan tangannya. "Nadine sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Ternyata cintanya kepada Nadine tidak sebesar yang kupikirkan. Ardy,aku akan membuatmu menderita." Geram Marko. "Kau harus membayar yang sudah kau lakukan kepada Stella" seringai licik Marko. "Bas, segera selidiki siapa wanita itu. Aku mau laporan lengkap mengenai wanita itu sore ini sebelum acara pesta pernikahan itu. Aku yakin Ardy dan tunangannya pasti akan datang ke sana." Perintah Marko kepada asisten pribadinya yang bernama Bastian. "Baik tuan segera saya laksanakan." Jawab Bastian seraya keluar dari ruangan. ...... "Nanti malam ikut denganku ke pesta pernikahan rekan Bisnisku. Siapkan dirimu jangan membuatku malu." Perintah Ardy "Baik tuan." Jawab Anggun lalu melangkah masuk ke kamarnya. Ardy masuk ke ruang kerja bersama dengan Rayhan membahas beberapa pekerjaan dan masalah konfe
Ardy yang merasa sudah tidak bisa menahannya lagi, langsung menggendong Anggun dan membaringkannya di ranjang hotel. Dia mengambil ponsel untuk menyalakan video dan meletakkan kembali ponselnya di tempat yang bisa merekam aktivitas mereka. "Setelah dia sadar pasti akan marah besar dan tidak mengingat kejadian ini. Aku harus membuat bukti bahwa dia yang menginginkan semua ini."ucap Ardy dalam hati. Ardy berjalan mendekati Anggun yang terus saja menggeliat. Anggun langsung menarik Ardy hingga terjatuh diatasnya lalu menekan tengkuk Ardy. Ketika bibir keduanya hampir bersentuhan, Ardy menahannya dan bertanya " Sadarlah.. Apakah kamu tahu siapa aku?" "Katakan siapa aku?"Ardy menatap dalam mata Anggun yang terlihat sayu akibat gairahnya. " Ka..kau adalah tu..tuan Ardy." Ucap Anggun terbata-bata menahan hasratnya yang menggebu-gebu akibat obat perangsang yang diberikan Marko. "Kau yakin akan melakukan ini denganku?" "I i iya. Tolong
Setelah kejadian itu Ardy dan Anggun menjadi semakin canggung bila bertemu. Bila mengingat kejadian malam itu Anggun merasa sangat malu. Ardy memperlihatkan rekaman video malam itu, bagaimana dia begitu liar menggoda Ardy......Hari ini Anggun meminta ijin kepada kepala pengurus rumah untuk pergi ke kos yang selama ini dia tempati. Anggun berencana akan berkemas dan mengosongkan kamar kos nya dan akan menemui Rama untuk memutuskan hubungan mereka.Pagi itu Anggun pergi dari rumah mewah itu menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di kos, Anggun langsung beres-beres barangnya yang hanya sedikit karena sebagian pakaian sudah dia bawa di rumah tempat dia bekerja. Setelah selesai dia berpamitan kepada pemilik kos itu dan mengembalikan kunci kamar tersebut. Lalu dengan berjalan kaki menuju apartemen Rama berbekal alamat yang pernah diberikan kepadanya.Anggun sudah menelan Rama berkali-kali namun tidak diangkat-angkat."Permisi pak, numpang
Setelah membersihkan diri, Rama berangkat ke kantor dan Luna pun telah pergi dari apartemen setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Rama telah menggunakan seluruh uang Anggun untuk investasi yang ditawarkan oleh temannya. Uang itu berasal dari hasil gaji yang ditransfer ke rekeningnya dari PT Permata Cemerlang, perusahaan jasa bodyguard tempat Anggun bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Rama tidak tahu jika Anggun telah dibukakan rekening baru oleh Ardy saat dia mulai bekerja sebagai bodyguard pribadi Ardy. Selama ini Rama merasa bahwa Anggun adalah gadis desa yang lugu dan mudah untuk dibohongi. Rama sama sekali tidak merasa bersalah kepada Anggun. Rama bekerja di anak cabang perusahaan milik Ardy. ..... Di tempat lain, Wulan pulang ke mansion utama milik orang tua Ardy dengan perasaan kesal, kaki dihentak-hentakkan dan cemberut. Selama di kota J, Wulan dan mamanya tinggal di mansion utama milik orang tua Ardy. "Kenapa kamu pulang-pu
Keesokan harinya Wulan terus saja membujuk mamanya untuk pergi menemui Ardy di kantornya. Dia mengikuti ke manapun kaki mamanya melangkah dan terus memohon. Akhirnya Mamanya setuju untuk pergi berbicara dengan Ardy. Sesampainya di lobby perusahaan milik Ardy, Wulan menggandeng mamanya menuju lift khusus. Resepsionis yang melihat itu menegur mereka dengan sopan. "Maaf nyonya, lift itu hanya untuk orang-orang tertentu di perusahaan ini. Anda ingin mencari siapa biar saya bantu." "Kami mencari bapak Ardy." Ucap Irma. "Apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan Ardy?" "Saya belum membuat janji, tapi katakan saja jika nyonya Irma mencarinya." "Sebentar nyonya, saya akan menghubungi sekertaris beliau terlebih dahulu. Mohon ditunggu nyonya." Setelah beberapa saat resepsionis itu berkata kepada Irma "Tuan Ardy ada di ruangannya. Tolong untuk menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya." "Kamu!!" Geram Wulan lalu ditahan mamanya. Irma