Sesampainya mereka berdua di kota J, Rama dan Anggun mencari tempat makan.
"Wooaahhh bagusnya, suasana di kota sangat bising dan ramai sekali ya Ram." Ucap Anggun terperanggah melihat pemandangan kota dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi dan kendaraan berlalu lalang.
" Memang beginilah di kota. Jadi kamu jangan jauh-jauh dariku nanti bisa hilang dan tersesat." Ucap Rama sambil menggandeng tangan Anggun.
Rama memesan taksi online melalui aplikasi di ponsel nya. Tak lama kemudian datanglah mobil itu dan mereka berdua masuk lalu pergi ke kos yang telah dicarikan Rama selama Anggun berada di kota.
"Ram, ini di mana?" Tanya Anggun.
" Ini tempat tinggal kamu selama di kota. Aku sudah menyewa dan membayarnya untuk 1 bulan ke depan." Ucap Rama sambil memegang tas lalu memasuki kamar kos yang di sewanya untuk Anggun.
"Terima kasih" ucap Anggun setelah Rama meletakkan tasnya.
Rumah kos itu berbentuk U yang dibangun 2 lantai, di tengah-tengah terdapat halaman untuk parkir motor dan jemur pakaian anak-anak kos. Kos-kosan itu sangat besar, ada sekitar 20 kamar dan di masing-masing kamar sudah ada kamar mandi di dalamnya.
" Istirahatlah. Besok aku akan mengantarkanmu ke tempat yang memberikan lowongan kerja itu." Ucap Rama lalu pergi untuk pulang ke apartemen nya.
Anggun membereskan barang-barang nya, meletakkan baju di almari kayu yang ada di sudut kamarnya, lalu mandi dan beristirahat. Kamar dengan ukuran 3x4 meter, sudah ada tempat tidur single bed, meja, kursi, almari dan kamar mandi dalam.
.....
Kring ... Kring.....
Suara alarm dari ponsel Anggun berbunyi menandakan sudah pukul 4.30. Anggun mengambil ponsel dan mematikan alarm nya lalu bangun dan mandi. Setelah rapi, Anggun berjalan keluar dari kos- kosannya untuk mencari tempat makan sebelum Rama menjemput nya.
Warung makan kecil pinggir jalan menjadi alternatifnya sarapan. Selesai makan lalu berjalan kembali ke kos- kosannya.
Tok..tok..tok..
"Anggun, ayo kita berangkat sekarang." Ucap Rama setengah berteriak dibalik pintu. Anggun yang mendengar suara Rama langsung membuka pintu.
"Ayo kita berangkat." Ucap Anggun seraya mengambil tas kecil lalu menutup dan mengunci pintu.
Selama di perjalanan mereka berdua tidak saling berbicara. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Selamat siang, apakah saya bisa bertemu dengan pak Budi? Saya sudah ada janji dengan beliau." Tanya Rama kepada resepsionis.
"Silahkan tunggu sebentar, saya akan menghubungi sekertaris pak Budi terlebih dahulu. Dengan siapa saya berbicara?" Ucap resepsionis ramah.
"Rama" ucapnya.
Resepsionis itu menghubungi sekertaris bapak Budi dan memberitahukan ada tamu yang menunggu di lobby. Resepsionis itu mempersilakan Rama dan Anggun untuk menunggu di ruang tamu lobby. Sebuah ruangan kecil berukuran 2x3 meter dengan sekat kaca dan di ruangan itu terdapat sebuah meja dan 5 kursi.
Setelah beberapa saat menunggu, pak Budi datang dengan beberapa dokumen yang dibawanya. Sebelumnya Rama sudah menghubungi dan memberitahukan akan datang ke kantor bersama dengan Anggun yang akan melamar pekerjaan.
" Pak Budi, selamat siang." Ucap Rama.
" Selamat siang. Perempuan inikah orang yang akan melamar pekerjaan? Apa kamu tidak salah membawa seorang wanita seperti ini? Apakah dia bisa bela diri?"Ucap ragu pak Budi melihat Anggun dari atas sampai bawah.
"Saya bisa pencak silat pak. Saya sudah berlatih sejak kecil." Kali ini Febi langsung menjawab pertanyaan pak Budi.
"Silahkan duduk. Apakah pak Rama sudah menjelaskan tentang pekerjaan yang akan Anda lakukan?" Ucap pak Budi dan mereka bertiga duduk di kursi.
"Belum pak." Ucap Anggun.
"Saya akan mulai menjelaskan. Saya adalah perwakilan dari PT. Permata Cemerlang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa. Kami menyediakan jasa untuk melindungi klien atau biasa di sebut dengan bodyguard. Dan ini adalah daftar kontrak kerjanya dari kami dan ini formulir yang harus anda isi." Jelas pak Budi.
Anggun mengambil dokumen itu dan membacanya. Tidak merasa keberatan dengan isi yang ada di dokumen itu, Anggun langsung menandatanganinya. Anggun mengisi formulir itu yang berisi biodata calon bodyguard dan berhenti pada saat mengisi nomor rekening bank karena Anggun tidak mempunyai rekening bank.
"Ram, ini bagaimana?" Ucap Anggun seraya menunjukkan formulir itu.
"Pakai rekening bank ku saja bagaimana? Nanti aku akan memberikan uangnya kepadamu secara tunai." Ucap Rama.
"Iya begitu saja." Jawab Anggun lalu Rama menulis nomor rekeningnya di formulir itu. Anggun menyerahkan dokumen yang sudah ditandatangani beserta dengan formulir itu.
"Selamat bergabung dengan PT. Permata Cemerlang." Ucap pak Budi sambil berjabat tangan dengan Anggun.
"Besok pagi datanglah ke kantor sebelum jam 8. Akan ada training selama 1 bulan sebelum kamu bekerja. Pakiannya adalah pakaian untuk latihan dan sepatu kets." Sambung pak Budi
Seorang wanita masuk membawa contoh seragam dengan ukuran yang berbeda lalu Anggun mencobanya dan sizenya adalah M. Setelah selesai lalu Anggun berpamitan.
"Terimakasih pak. Permisi." Ucap Anggun seraya keluar dari ruangan itu dan pergi keluar.
Rama dan Anggun pergi dari perusahaan itu lalu pulang ke kos. Setelah mengantar ke kos, Rama langsung melajukan mobilnya untuk pergi dari sana.
Selama berpacaran, mereka hanya pernah bergandengan tangan. Anggun selalu menolak ketika Rama ingin menciumnya. Bahkan untuk berduaan dalam satu ruangan pun Anggun menolaknya, takut ada setan lewat katanya.
.....
Apartemen Rama
Tok...tok..tok
"Masuk sayang." Ucap Rama membuka pintu dan mempersilakan seorang wanita muda yang cantik dan seksi masuk.
Setelah pintu ditutup, wanita itu berjalan mendekati Rama langsung menciumnya, melum*t bibirnya dan mengabsen setiap rongga mulut Rama. Rama pun membalas ciuman itu. Ciuman yang mesra dan lama kelamaan menjadi ciuman panas penuh hasrat. Tangan Rama mulai bergerilya kesana kemari lalu mere**s kedua bukit kembar wanita itu. Wanita mengelus dada Rama lalu membuka satu persatu kancing kemeja Rama. Keduanya sudah panas dingin kemudian menuntaskan hasrat mereka di ruang tamu. Tidak puas hanya keluar 1 kali, Rama dan wanita itu berjalan sambil berciuman mesra menuju kamar untuk melanjutkan ronde berikutnya. Mereka melakukannya berulang kali hingga kelelahan lalu tertidur.
.....
Keesokan harinya Anggun bersiap-siap untuk pergi kerja. Dengan semangat 45 Anggun pergi menjalani hari pertama bekerja.
Saat ini Anggun telah berada di bus karena sudah diberitaku untuk naik angkutan umum menuju alamat kantor yang kemarin.
Sesampainya di kantor itu, Anggun langsung menuju resepsionis.
"Selamat siang, kemarin saya sudah kesini dan berbicara kepada pak Budi. Dan hari ini saya disuruh beliau untuk training. Dimana ruang training nya Bu?" Ucap Anggun.
" Silahkan ikuti saya." Ucap resepsionis lalu mengantar Anggun ke ruangan untuk training pekerja baru.
Di dalam ruangan itu ada 10 orang laki-laki dan 2 orang wanita termasuk Anggun. Tepat jam 8 ada seorang laki-laki berumur 40 an memasuki ruangan dan memulai training nya.
"Selamat siang. Perkenalkan nama saya Toni. Saya sebagai pengawas dalam menjalankan tugas dari klien dan pelatih kalian selama training. Seperti kita tahu bahwa disini kita menyediakan jasa untuk melindungi klien, orang-orang biasa menyebut kita sebagai bodyguard. Kita harus memastikan keselamatan klien. Perlindungan dalam jarak dekat dan perlindungan dari jarak jauh." Ucap Toni lalu mengambil map yang berisi biodata peserta trainee.
"Perkenalkan diri kalian mulai dari nama, usia, kemampuan." Ucap Toni lalu mempersilakan Anggun untuk memperkenalkan diri karena Anggun duduk di depan paling ujung.
" Perkenalkan nama saya Anggun, usia saya 17 tahun, saya belajar pencak silat sejak berumur 5 tahun. Saya bisa menggunakan pisau dan memanah."
"Perkenalkan nama saya Devi, usia saya 20 tahun, saya mempelajari berbagai jenis racun dan menembak."
Perkenalan dilanjutkan hingga semua sudah memperkenalkan diri.
Lalu masuklah seorang wanita membawa seragam berwarna hitam dan biru dongker lalu diberikan kepada Toni.
" Ini adalah seragam kita. Saya akan bagikan kepada kalian. Seragam ini hanya digunakan pada saat menjalankan tugas. Satu orang mendapatkan 2 seragam berwarna hitam dan 2 seragam berwarna biru. Di setiap tas sudah ada namanya."
Lalu setiap peserta training maju untuk mengambil seragamnya.
" Sekarang kita langsung saja latihan." Ucap Toni lalu berjalan menuju tempat latihan.
Tempat latihan itu begitu luas dan terbagi menjadi beberapa bagian. Ada lapangan yang biasa digunakan untuk pemanasan dan latihan bela diri dengan tangan kosong, ada ruang untuk latihan menembak, ada ruang untuk latihan memanah, ada ruang untuk latihan menggunakan alat-alat lain seperti pisau, tongkat, dan lain-lain.
Mereka dibagi menjadi 2 kelompok dan berlatih secara bergantian menggunakan ruang latiahan. Tiap kelompok terdiri dari 6 orang.
Apartemen Rama Sementara itu kedua sejoli itu masih tidur berbalut selimut tebal tanpa sehelai benang pun mulai mengerjabkan mata mereka karena terusik suara alarm dari ponsel Rama. "Selamat pagi sayang, maaf tidurmu jadi terganggu. Hari ini aku harus bekerja." Ucap Rama kepada seorang wanita seksi yang menginap di apartemen nya yang bernama Luna lalu mencium bibirnya. "Pagi juga sayangku."ucap Luna. "Mandilah lebih dulu, aku pesen dulu sarapan untuk kita." Ucap Rama seraya bangkit dari tempat tidur dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya. Mengambil ponselnya untuk mengorder makanan. Luna berjalan berlenggak lenggok ke kamar mandi dengan tubuh polos menggoda Rama. Rama yang melihat adegan itu, meletakkan ponselnya dan langsung berjalan mengikuti Luna ke kamar mandi. Terjadilah sesuatu yang diinginkan di dalam kamar mandi. Yang seharusnya mandi biasa hanya 30 menit menjadi berjam jam akibat hasrat yang bergelora.
"Loe ikut gue." Ucap Rayhan seraya menunjukkan jarinya kepada Anggun. Anggun berjalan mengikuti langkah Rayhan. Tok..tok ..tok.. "Masuk" terdengar suara dari dalam. "Masuklah tuan Ardy ingin bicara." Ucap Rayhan lalu membuka pinta sebuah ruangan. Aku masuk ke ruangan yang di depan sudah ada meja, kursi, sofa dan sekeliling ruangan itu ada rak yang penuh dengan buku. Dia melirik dengan ekor matanya lalu kembali menatap laptop di depannya melanjutkan pekerjaan nya selama beberapa waktu. "Duduklah. To the point' gue mau loe jadi pacar pura-pura gue. Dan ini perjanjiannya. Baca dulu lalu tandatangani." Ucap Ardy datar. Deg.... "Maksud tuan bagaimana?" " Loe ga usah terlalu banyak tanya. Cukup diam dan ikuti permainan ku. Gue kasih loe gaji tambahan buat sandiwara ini. Perjanjian dimulai dari hari ini. Kita harus mengahadapi para wartawan di depan gedung." Anggun membaca perjanjian tersebut. Dalam per
Di tempat lain, Marko yang melihat acara konferensi pers di televisi mengepalkan tangannya. "Nadine sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Ternyata cintanya kepada Nadine tidak sebesar yang kupikirkan. Ardy,aku akan membuatmu menderita." Geram Marko. "Kau harus membayar yang sudah kau lakukan kepada Stella" seringai licik Marko. "Bas, segera selidiki siapa wanita itu. Aku mau laporan lengkap mengenai wanita itu sore ini sebelum acara pesta pernikahan itu. Aku yakin Ardy dan tunangannya pasti akan datang ke sana." Perintah Marko kepada asisten pribadinya yang bernama Bastian. "Baik tuan segera saya laksanakan." Jawab Bastian seraya keluar dari ruangan. ...... "Nanti malam ikut denganku ke pesta pernikahan rekan Bisnisku. Siapkan dirimu jangan membuatku malu." Perintah Ardy "Baik tuan." Jawab Anggun lalu melangkah masuk ke kamarnya. Ardy masuk ke ruang kerja bersama dengan Rayhan membahas beberapa pekerjaan dan masalah konfe
Ardy yang merasa sudah tidak bisa menahannya lagi, langsung menggendong Anggun dan membaringkannya di ranjang hotel. Dia mengambil ponsel untuk menyalakan video dan meletakkan kembali ponselnya di tempat yang bisa merekam aktivitas mereka. "Setelah dia sadar pasti akan marah besar dan tidak mengingat kejadian ini. Aku harus membuat bukti bahwa dia yang menginginkan semua ini."ucap Ardy dalam hati. Ardy berjalan mendekati Anggun yang terus saja menggeliat. Anggun langsung menarik Ardy hingga terjatuh diatasnya lalu menekan tengkuk Ardy. Ketika bibir keduanya hampir bersentuhan, Ardy menahannya dan bertanya " Sadarlah.. Apakah kamu tahu siapa aku?" "Katakan siapa aku?"Ardy menatap dalam mata Anggun yang terlihat sayu akibat gairahnya. " Ka..kau adalah tu..tuan Ardy." Ucap Anggun terbata-bata menahan hasratnya yang menggebu-gebu akibat obat perangsang yang diberikan Marko. "Kau yakin akan melakukan ini denganku?" "I i iya. Tolong
Setelah kejadian itu Ardy dan Anggun menjadi semakin canggung bila bertemu. Bila mengingat kejadian malam itu Anggun merasa sangat malu. Ardy memperlihatkan rekaman video malam itu, bagaimana dia begitu liar menggoda Ardy......Hari ini Anggun meminta ijin kepada kepala pengurus rumah untuk pergi ke kos yang selama ini dia tempati. Anggun berencana akan berkemas dan mengosongkan kamar kos nya dan akan menemui Rama untuk memutuskan hubungan mereka.Pagi itu Anggun pergi dari rumah mewah itu menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di kos, Anggun langsung beres-beres barangnya yang hanya sedikit karena sebagian pakaian sudah dia bawa di rumah tempat dia bekerja. Setelah selesai dia berpamitan kepada pemilik kos itu dan mengembalikan kunci kamar tersebut. Lalu dengan berjalan kaki menuju apartemen Rama berbekal alamat yang pernah diberikan kepadanya.Anggun sudah menelan Rama berkali-kali namun tidak diangkat-angkat."Permisi pak, numpang
Setelah membersihkan diri, Rama berangkat ke kantor dan Luna pun telah pergi dari apartemen setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Rama telah menggunakan seluruh uang Anggun untuk investasi yang ditawarkan oleh temannya. Uang itu berasal dari hasil gaji yang ditransfer ke rekeningnya dari PT Permata Cemerlang, perusahaan jasa bodyguard tempat Anggun bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Rama tidak tahu jika Anggun telah dibukakan rekening baru oleh Ardy saat dia mulai bekerja sebagai bodyguard pribadi Ardy. Selama ini Rama merasa bahwa Anggun adalah gadis desa yang lugu dan mudah untuk dibohongi. Rama sama sekali tidak merasa bersalah kepada Anggun. Rama bekerja di anak cabang perusahaan milik Ardy. ..... Di tempat lain, Wulan pulang ke mansion utama milik orang tua Ardy dengan perasaan kesal, kaki dihentak-hentakkan dan cemberut. Selama di kota J, Wulan dan mamanya tinggal di mansion utama milik orang tua Ardy. "Kenapa kamu pulang-pu
Keesokan harinya Wulan terus saja membujuk mamanya untuk pergi menemui Ardy di kantornya. Dia mengikuti ke manapun kaki mamanya melangkah dan terus memohon. Akhirnya Mamanya setuju untuk pergi berbicara dengan Ardy. Sesampainya di lobby perusahaan milik Ardy, Wulan menggandeng mamanya menuju lift khusus. Resepsionis yang melihat itu menegur mereka dengan sopan. "Maaf nyonya, lift itu hanya untuk orang-orang tertentu di perusahaan ini. Anda ingin mencari siapa biar saya bantu." "Kami mencari bapak Ardy." Ucap Irma. "Apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan Ardy?" "Saya belum membuat janji, tapi katakan saja jika nyonya Irma mencarinya." "Sebentar nyonya, saya akan menghubungi sekertaris beliau terlebih dahulu. Mohon ditunggu nyonya." Setelah beberapa saat resepsionis itu berkata kepada Irma "Tuan Ardy ada di ruangannya. Tolong untuk menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya." "Kamu!!" Geram Wulan lalu ditahan mamanya. Irma
"Keluar kalian dari mobil." Gertak beberapa orang preman kepada orang yang berada dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam. Di dalam mobil itu ada 2 bodyguard, 1 asisten pribadi, dan seorang pria paruh baya pemilik mobil itu. Sedangkan diluar ada banyak sekali preman. Ada 4 mobil yang menghadang mereka, 2 mobil menghadang di depan, 1 mobil di samping kanan dan 1 mobil menghadang di belakang sehingga mobil sedan yang berada di tepi jalan itu tidak bisa bergerak ke mana pun. "Tuan jangan keluar biarkan saja mereka. Biar kami saja yang keluar. Tuan di dalam mobil saja, dan tunggu bantuan datang. Jumlah mereka terlalu banyak. Saya sudah menelepon untuk meminta bantuan. Kami akan berusaha mengulur waktu" Ucap seorang seorang bodyguard yang berada dalam mobil itu. Sebenarnya ada 2 mobil lagi yang berangkat bersama mobil sedan itu tetapi entah mengapa ditengah jalan mereka terpisah. Beberapa preman terus saja menggedor-gedor kaca mobil agar orang di dalam mob