Share

Bodyguard Hot Milik Nona Muda
Bodyguard Hot Milik Nona Muda
Penulis: Alya Feliz

1. Dijebak

Hawa panas membuat tubuh Elena menggeliat. Keringat mengalir di dahi dan lehernya, membuatnya menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Tiba-tiba ia merasa ada yang aneh. Tubuhnya seperti tidak tertutupi oleh apapun.

Matanya langsung terbuka dan kesadaran membuat kantuknya hilang seketika. Langit-langit ruangan yang tampak asing membuat keningnya mengernyit. Ini bukan kamarnya. Kepalanya sedikit terangkat untuk melihat tubuhnya yang terasa aneh, dan matanya langsung membelalak.

"Apa-apaan?" pekiknya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang tidak tertutupi oleh sehelai benangpun, namun seperti ada yang menahan selimut itu.

Kepalanya dengan cepat menoleh ke sampingnya dan langsung berteriak ketika melihat bodyguardnya berbaring dengan tubuh polos sama seperti dirinya. Hanya bagian bawah pinggul pria itu yang tertutupi oleh selimut, itupun terlihat menonjol karena sesuatu sepertinya tengah "bangun".

"Jack! Apa yang kau lakukan? Brengs*k!" teriaknya murka sambil memukul dada bidang pria itu yang membuat Elena diam-diam menelan ludahnya.

Pria itu langsung terbangun dengan gelagapan dan terlihat linglung selama beberapa detik.

"Apa kau memperkosaku?" bentak Elena dengan wajah memerah karena marah.

Pria itu, Jack Peterson, mengangkat tubuhnya dan berkali-kali mengerjapkan mata sambil memijit kepalanya.

"Aku tidak menyangka kau akan memanfaatkanku," teriak Elena dengan nafas memburu, namun setelah itu menangis.

Hilang sudah mahkota yang mati-matian ia jaga untuk sang kekasih yang akan menikahinya dalam waktu dekat. Rasa nyeri di antara kedua kakinya membuatnya tidak nyaman, ditambah lagi dengan hasrat menggebu untuk mengeluarkan air seni di kamar mandi.

"Tunggu, apa-apaan ini?" Pria itu terlihat benar-benar terkejut ketika melihat kondisi mereka.

Elena menatap pria itu dengan sinis. "Kau pura-pura lupa ternyata. Dasar pria bajingan."

"Tunggu, kukira semalam aku tidur dengan Claire...oh, sial!" Pria itu meremas rambutnya, terlihat begitu putus asa sekaligus malu. "Maafkan aku. Semalam aku sedikit..."

Elena tidak peduli dengan betapa kacaunya pria itu. Ia yang lebih kacau di sini dan sangat dirugikan. Keperawanannya telah hilang dan ia merasa kotor. Bergegas ia berlari ke kamar mandi dengan membawa selimut, meski bagian pribadinya terasa sangat perih.

"Bodyguard sialan!" umpatnya sambil mengusap pipinya dengan kasar.

Setelah mengeluarkan hajatnya, ia menyalakan shower air dingin dan membasahi seluruh tubuhnya yang terasa kotor. Kenapa semua ini bisa terjadi?

Ia ingat kemarin malam tengah bercengkerama dengan beberapa kolega bisnis setelah acara puncak perayaan ulang tahun perusahaan ayahnya. Banyak yang memuji kemampuannya karena telah membuat Greenlake Corporation berhasil mengembangkan sayap dan menambah anak perusahaan di bawah naungan Greenlake Group.

Lalu tiba-tiba semuanya terlihat samar. Ia masih mengingat bagian dimana ia bersulang dengan ayahnya, ibu tirinya, Bella adik tirinya, dan Lucas kekasihnya. Keningnya mengernyit ketika samar-samar ia melihat Jack juga meminum sampanye di sebelahnya. Dan setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi.

Kenapa ia tidak bisa mengingat kejadian setelah itu? Apakah ia mabuk? Tapi ia hanya menyesap minuman itu sedikit karena berencana akan mengunjungi bisnis rahasianya sepulang dari aula hotel.

Dan kenapa tiba-tiba ia berakhir di salah satu kamar hotel dengan Jack Peterson, bodyguard yang baru dua bulan ini menggantikan bodyguard sebelumnya yang tiba-tiba mengundurkan diri?

Perasaan bersalah menyerangnya. Ia telah mengkhianati Lucas, kekasihnya selama 2 tahun.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa seseorang telah meracuni minumanku?" gumamnya sambil memejamkan mata.

Elena bukanlah wanita yang lugu dan polos. Ia tahu banyak musuh yang mengincarnya. Sebagai putri kandung keluarga konglomerat dengan perusahaan dimana-mana, banyak yang berusaha untuk menjatuhkan mereka dan ialah yang menjadi sasaran utama.

Tidak jarang Elena menerima teror dari pesaing bisnis, namun mereka bersikap seolah-olah partner yang begitu mendukung di hadapannya. Ia sudah tidak heran lagi. Jadi apakah ada musuh yang menyelinap dan berusaha untuk meracuninya melalui minumannya? Tapi kenapa Jack juga kena?

"Nona Pierce! Anda baik-baik saja?" teriak Jack sambil menggedor pintu kamar mandi.

Elena membuka mata dan buru-buru menuangkan shampoo ke rambutnya. "Aku baik-baik saja! Pesankan aku makanan!"

"Baik," jawab pria itu, lalu hening setelahnya.

Dengan cepat ia menyelesaikan ritual mandinya karena perutnya benar-benar lapar. Seingatnya semalam ia belum makan sama sekali. Setelah selesai dengan mandinya, Elena keluar dengan hanya mengenakan bathrobe.

Tidak ada Jack dimanapun, membuat Elena menghembuskan nafas lega. Bergegas ia memakai kembali gaunnya semalam meskipun terasa tidak nyaman. Fakta bahwa gaun dan pakaian dalamnya tercecer di lantai membuatnya malu.

Apa Jack melihatnya? Tidak, dia harus segera berpakaian sebelum pria itu tiba-tiba masuk. Setelah selesai berpakaian, ia hendak meletakkan bathrobe itu ke kamar mandi ketika matanya menangkap noda merah yang cukup besar di atas sprei.

Jantungnya seperti mencelos. Satu lagi fakta bahwa ia sudah tidak suci lagi karena kejadian yang tidak ia sadari. Rasa marah, sedih, malu, dan merasa bersalah menggerogoti hatinya.

Tapi tidak seharusnya ia membentak Jack seperti tadi. Pria itu terlihat sama bingungnya dengannya. Bodyguard sebelumnya memang terlihat dingin dan kaku, sama seperti Jack. Hanya saja Jack terlihat terlalu tampan untuk menjadi seorang bodyguard.

Jack Peterson lebih cocok menjadi seorang taipan muda atau kepala polisi yang gagah daripada menjadi seorang bodyguard. Wajah pria itu terlihat bersinar di matanya dan auranya berbeda. Elena yakin pria itu punya kemampuan untuk memimpin ratusan bahkan ribuan orang.

Wajah pria itu juga begitu tampan, bahkan jauh lebih tampan dari Lucas. Bayangan dada bidang dan bahu lebar tadi membuat wajahnya terasa panas. Terlebih lagi mereka tadi malam sudah...

Elena menggelengkan kepalanya sambil memaki dirinya. Apa-apaan dia yang malah sibuk membayangkan tubuh seksi bodyguardnya itu? Tapi dia adalah perempuan normal. Apakah semalam dia memeluk punggung seksi pria itu? Tadi dia sempat melihat beberapa tanda merah di leher dan dada pria itu. Apakah itu semua ulahnya?

"Ya Tuhan, Elena! Kenapa kau malah mesum? Kau sudah punya Lucas," makinya pada diri sendiri.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Jack muncul dan menatapnya dengan sorot mata dingin. Entah kenapa Elena merasa jantungnya berdetak lebih kencang. Tiba-tiba pria itu terlihat berbeda. Rambutnya yang berantakan dan tatapannya membuat sesuatu dalam diri Elena bergetar. Sialan dengan hormonnya yang aneh.

"Maaf," ucap mereka bersamaan, membuat Elena berdeham canggung.

"Maaf aku telah membentakmu tadi," ujar Elena dengan cepat.

Pria itu hanya mengangguk tanpa ekspresi. Selama sesaat mereka hanya saling diam.

"Saya sudah menelepon layanan kamar. Sebentar lagi sarapannya datang." Setelah itu pria itu menuju ke kamar mandi tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

Tanpa sadar Elena telah menahan nafasnya. Ada apa dengannya? Ketika ia hampir menghela nafas lega, tiba-tiba Jack berbalik. Elena langsung membeku.

"Nona Pierce..." Pria itu menghentikan ucapannya, terlihat berpikir. Kemudian menatapnya. "Maaf, tidak jadi. Saya mau mandi dulu. Anda tidak keberatan menunggu?"

"Ya, silahkan. Nikmati waktumu."

Begitu pintu kamar mandi tertutup, Elena baru bisa menghela nafas lega. Tangan kanannya menekan dadanya yang terus berdegup kencang.

"Ck, aku ini kenapa sih? Tidak biasanya aku gugup di depan bodyguardku sendiri," gumamnya. "Bodyguard yang tampan dan seksi."

Suara ketukan di pintu kamar hotelnya membuatnya terlonjak. Siapa yang ingin bertamu ke kamar hotelnya? Mendadak hatinya merasa waswas. Apakah ada yang mengetahui keberadaannya di sini?

Yang menjadi pertanyaannya, siapa yang menyewa kamar hotel ini? Siapa yang membawanya dan Jack ke kamar ini? Tidak mungkin mereka bisa langsung asal masuk tanpa check in terlebih dulu.

Ketukan itu kembali terdengar, membuatnya menelan ludah. Dengan ragu ia mendekati pintu itu, takut jika yang ada di baliknya adalah orang yang dikenalnya. Dalam hati ia berharap bahwa itu adalah layanan kamar yang tadi dipesan oleh Jack.

Ketika suara ketukan itu terdengar sekali lagi, dia langsung membuka pintunya. Tubuhnya mematung saat itu juga ketika melihat bahwa yang berdiri di hadapannya bukanlah staf hotel seperti yang diharapkannya.

"Kukira kemarin aku salah lihat, tapi ternyata memang kau."

Elena tidak bisa berkata-kata. Tubuhnya begitu tegang ketika pria di hadapannya menatapnya dingin.

"Bisa jelaskan kenapa kau berada di sini?"

"A-aku..."

Pintu kamar mandi terbuka, membuat pria di hadapannya membelakkan matanya. Elena hanya bisa pasrah sambil memejamkan mata begitu suara langkah kaki Jack terdengar mendekat.

"Kau tidur dengan bodyguardmu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status