Share

5. Coffee shop

Tiara berdiri di depan coffee shop Tiara memandang Coffee shop  yang cukup  ramai dengan pengunjung. Walaupun  Coffee shop itu tidak begitu besar, hanya satu ruko. Namun mampu membuat coffee shop ini menjadi tempat tujuan utama pengunjung untuk bersantai dan melepaskan Lelah Setelah lelah bekerja. 

Tiara memberanikan diri untuk masuk ke dalam coffee shop dengan membawa amplop exlusif di tangan nya. "Permisi mas, apa saya boleh berjumpa dengan pemilik coffee shop ini," ucap Tiara yang bertanya dengan pria yang menjadi barista di coffee shop.

"Mau ketemu sama bang  Roma," ucap  pria berwajah manis tersebut.

"Iya," jawab Tiara.

"Bang, ada yang cari," ucap barista tersebut saat melihat pemilik coffee shop itu melintas di depannya.

"Siap Dik?" Ucap Roma kepada baris yang yang bernama Dicky.  

"Adek ini," ucap Dicky senyum memandang Tiara.

Pria yang mengenakan kemeja hitam panjang tangan dan celana jean berwarna biru itu memandang ke arah Tiara.

"Selamat sore Pak?" ucap Tiara menyapanya. 

Roma sedikit menganggukkan kepalanya. "Iya sore ada apa mencari saya?" ucap Roma ramah.  

"Saya ingin mengantarkan lamaran Pak. Saya ingin mendaftar menjadi karyawan Bapak," ucap Tiara.

Roma sedikit menganggukkan kepalanya dan memandang ke sekeliling coffee shop miliknya. "Kita bicara di ruangan saya saja di lantai 2 karena di sini penuh," ucap Roma yang tidak melihat ada  kursi yang kosong.

"Baik Pak boleh," ucap Tiara yang tersenyum.

"Mari langsung ikuti saya," ucap Roma yang berjalan menuju ke lantai 2 coffee shop nya

Tiara masuk kedalam ruangan yang memiliki desain wallpaper berwarna silver. Tiara duduk di kursi yang berada di depan meja Roma.

“Nama kamu siapa,” ucap Roma yang menjadi pemilik coffee shop tersebut.

“Tiara Aulia Pak,” jawab gadis tersebut dengan sangat sopan. Ini Pak berkas surat lamarannya. Saya sudah langsung  bawa, hanya saja saya belum membuat nama coffee shop ini. Karena saya memang baru saja di sini Jadi belum tahu tadi nama coffee shop nya apa," ucap Tiara menjelaskan dan menyenangkan surat lamaran miliknya.

"Om dut coffee," jawab Roma yang mengambil surat lamaran yang diberikan oleh Tiara. Roma mengeluarkan surat lamaran itu dari dalam amplopnya dan melihat CV kemudian membaca surat lamaran. Roma memeriksa persyaratan yang lainnya yang sudah disiapkan oleh gadis tersebut. "Nilai ujian sekolah kamu sangat tinggi,"ucap Roma.

"Iya pak, saya mendapat peringkat pertama nilai USBN tertinggi dari provinsi asal saya," ucap Tiara. 

"Memiliki sertifikat ilmu beladiri pencak silat.  Sudah mendapatkan Sabuk Merah Tingkat XI  / Guru Utama," ucap Roma yang membaca sertifikat milik Tiara. 

"Iya pak," jawab Tiara yang sedikit tersenyum

"Apa itu makna dari sabuk merah?" Ucap Roma yang sedikit ingin menguji gadis yang duduk di depannya

"Merah melambangkan keberanian dalam membela kebenaran, berjiwa besar, mawas diri, pemaaf dan mengutamakan kepentingan umum dan dapat menjadi panutan," ucap Tiara dengan lugas.

Roma tersenyum ketika mendengar jawaban Tiara.  Roma yang memiliki kemampuan bela diri begitu sangat tahu makna makna dan juga simbol dari ilmu beladiri. 

Saya di kampung sudah diangkat menjadi guru, saya juga selalu terkirim menjadi atlet pencak silat dari provinsi saya untuk utusan dari sekolah,* ucap Tiara menjelaskan.

Roma menganggukkan kepalanya. "Jadi cewek cantik itu jangan mau lemah harus kuat supaya tidak mudah tertindas," ucap Roma yang tersenyum.

Tiara menganggukkan kepalanya ketika mendengar apa yang disampaikan oleh pria tersebut. "Dulu ayah dan juga bunda itu sama-sama atlet beladiri sehingga kami anak-anaknya diberi bekal ilmu beladiri ," ucap Tiara. 

"Sangat luar biasa saya suka mendengarnya," ucap Roma yang tersenyum. Roma memandang kagum gadis cantik di depannya.

“Kamu bisa bekerja bagian apa di sini? Balista, pelayan atau pencuci piring?” tanya Roma. Melihat Tiara yang tidak memiliki pengalaman kerja sama sekali, sehingga  Roma terlihat ragu memandang gadis yang masih remaja tersebut. 

Dengan cepat gadis tersebut menganggukkan kepalanya. “Saya bisa bekerja sebagai pelayan pak, sebagai pencuci piring juga bisa pak. Untuk jadi barista saya tidak bisa pak soalnya saya tidak memiliki keterampilan dan juga tidak pernah mengikuti kursus untuk menjadi barista” ucap Tiara menjelaskan.

Roma memandang Gadis itu dari atas hingga ke bawah. Gadis itu berwajah sangat cantik dengan postur tubuh yang tinggi, kulit yang putih dan langsing. Melihat kelebihan yang dimiliki gadis itu Ramo begitu sangat ingin mengambilnya menjadi pelayan karena itu akan membuat pengunjung semakin banyak yang datang ke tempatnya.

“Kerja coffee shop itu capek, apa kamu sanggup?"

“Sanggup pak. Saya sudah biasa kerja Pak. Saya janji bakalan kerja dengan rajin,” ucap gadis tersebut penuh harap.

Roma kemudian menganggukkan kepalanya. “Baiklah kamu bisa menjadi pelayan, kebetulan saya masih butuh satu orang pelayan dan satu hal lagi, panggil saja saya abang Roma, saya belum tua kok, menikah aja belum,” ucap Roma dengan sedikit tersenyum. 

“Baik Bang,” jawab Tiara sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya. 

"Kerja di sini gajinya tidak besar. Disini Saya membayar gaji mingguan yang mana Kalau untuk pelayan itu gajinya per minggu Rp 450.000. Jam kerja mulai dari jam 10 pagi Hingga jam 17.00 wib dan sip kedua itu dari jam jam 17:00  Hingga jam 12 malam," ucap roma menjelaskan.

"Kalau boleh memilih,  saya minta yang sore bang," ucap Tiara. Tiara begitu sangat berharap bisa bekerja di sore hari hingga malam karena dia akan mengantarkan surat-surat lamarannya ke perusahaan lain di saat pagi hingga siang hari

"Bila Taira mau seperti itu boleh, tidak apa," ucap Roma. Walaupun tidak begitu yakin, Roma memberikan kesempatan untuk gadis tersebut bekerja di coffee shop miliknya.

"Kapan Bang, Tiara mulai bekerja?" tanya Tiara.

"Terserah Tiara aja, kalau mau hari ini langsung juga tidak masalah," jawab Roma.

"Boleh bang langsung masuk?" tanya Tiara seakan tidak percaya ketika mendengar ucapan pria didepannya. Mata Tiara terbuka lebar memandang wajah pria tersebut.

"Boleh dan disini kita pakai baju seragam. Ini baju seragamnya," ucap Roma yang mengambil baju seragam untuk karyawannya dari dalam lemari yang ada di sampingnya. Di sini usaha coffee shop Abang belum terlalu lama karena itu semuanya untuk urusan manajer dan keuangan itu Abang langsung yang megang," ucap Roma memberi penjelasan kepada gadis yang duduk di depan.

"Memang sebaiknya seperti itu bang, usaha itu sebaiknya kita sendiri yang mengolah karena walau bagaimanapun yang dikelola sendiri berbeda dengan hasil yang dikelola orang lain," ucap Tiara.

Roma tersenyum saat mendengar jawaban gadis cantik tersebut. 

"Bila Tiara bisa bekerja sekarang. Hari ini bisa langsung di mulai,' ucap Roma. 

"Iya Bang terima kasih," jawab Tiara. Tiara begitu sangat senang ketika pemilik coffee shop itu tidak meminta banyak syarat darinya.  Bahkan dia bisa langsung bekerja hari ini juga.   Mendengar gaji yang akan diterimanya per minggu membuat Tiara sangat bersemangat. Uang gajinya nanti bisa dipakai untuk membeli perlengkapan yang sangat dibutuhkannya seperti tikar dan bantal. Tiara juga memiliki uang untuk biaya  hidup di Jakarta.  

  "Terima kasih ya bang,  saya akan langsung bekerja. Saya janji akan bekerja dengan sangat rajin,"" Ucap Tiara yang begitu sangat senang .

****

Tiara berdiri di depan coffee shop Tiara memandang Coffee shop  yang cukup  ramai dengan pengunjung. Walaupun  Coffee shop itu tidak begitu besar, hanya satu ruko. Namun mampu membuat coffee shop ini menjadi tempat tujuan utama pengunjung untuk bersantai dan melepaskan Lelah Setelah lelah bekerja. 

Tiara memberanikan diri untuk masuk ke dalam coffee shop dengan membawa amplop exlusif di tangan nya. "Permisi mas, apa saya boleh berjumpa dengan pemilik coffee shop ini," ucap Tiara yang bertanya dengan pria yang menjadi barista di coffee shop.

"Mau ketemu sama bang  Roma," ucap  pria berwajah manis tersebut.

"Iya," jawab Tiara.

"Bang, ada yang cari," ucap barista tersebut saat melihat pemilik coffee shop itu melintas di depannya.

"Siap Dik?" Ucap Roma kepada baris yang yang bernama Dicky.  

"Adek ini," ucap Dicky senyum memandang Tiara.

Pria yang mengenakan kemeja hitam panjang tangan dan celana jean berwarna biru itu memandang ke arah Tiara.

"Selamat sore Pak?" ucap Tiara menyapanya. 

Roma sedikit menganggukkan kepalanya. "Iya sore ada apa mencari saya?" ucap Roma ramah.  

"Saya ingin mengantarkan lamaran Pak. Saya ingin mendaftar menjadi karyawan Bapak," ucap Tiara.

Roma sedikit menganggukkan kepalanya dan memandang ke sekeliling coffee shop miliknya. "Kita bicara di ruangan saya saja di lantai 2 karena di sini penuh," ucap Roma yang tidak melihat ada  kursi yang kosong.

"Baik Pak boleh," ucap Tiara yang tersenyum.

"Mari langsung ikuti saya," ucap Roma yang berjalan menuju ke lantai 2 coffee shop nya

Tiara masuk kedalam ruangan yang memiliki desain wallpaper berwarna silver. Tiara duduk di kursi yang berada di depan meja Roma.

“Nama kamu siapa,” ucap Roma yang menjadi pemilik coffee shop tersebut.

“Tiara Aulia Pak,” jawab gadis tersebut dengan sangat sopan. Ini Pak berkas surat lamarannya. Saya sudah langsung  bawa, hanya saja saya belum membuat nama coffee shop ini. Karena saya memang baru saja di sini Jadi belum tahu tadi nama coffee shop nya apa," ucap Tiara menjelaskan dan menyenangkan surat lamaran miliknya.

"Om dut coffee," jawab Roma yang mengambil surat lamaran yang diberikan oleh Tiara. Roma mengeluarkan surat lamaran itu dari dalam amplopnya dan melihat CV kemudian membaca surat lamaran. Roma memeriksa persyaratan yang lainnya yang sudah disiapkan oleh gadis tersebut. "Nilai ujian sekolah kamu sangat tinggi,"ucap Roma.

"Iya pak, saya mendapat peringkat pertama nilai USBN tertinggi dari provinsi asal saya," ucap Tiara. 

"Memiliki sertifikat ilmu beladiri pencak silat.  Sudah mendapatkan Sabuk Merah Tingkat XI  / Guru Utama," ucap Roma yang membaca sertifikat milik Tiara. 

"Iya pak," jawab Tiara yang sedikit tersenyum

"Apa itu makna dari sabuk merah?" Ucap Roma yang sedikit ingin menguji gadis yang duduk di depannya

"Merah melambangkan keberanian dalam membela kebenaran, berjiwa besar, mawas diri, pemaaf dan mengutamakan kepentingan umum dan dapat menjadi panutan," ucap Tiara dengan lugas.

Roma tersenyum ketika mendengar jawaban Tiara.  Roma yang memiliki kemampuan bela diri begitu sangat tahu makna makna dan juga simbol dari ilmu beladiri. 

"Saya di kampung sudah diangkat menjadi guru, saya juga selalu terkirim menjadi atlet pencak silat dari provinsi saya untuk utusan dari sekolah,* ucap Tiara menjelaskan.

"Jadi cewek cantik itu jangan mau lemah harus kuat supaya tidak mudah tertindas," ucap Roma yang tersenyum.

Tiara menganggukkan kepalanya ketika mendengar apa yang disampaikan oleh pria tersebut. "Dulu ayah dan juga bunda itu sama-sama atlet beladiri sehingga kami anak-anaknya diberi bekal ilmu beladiri ," ucap Tiara. 

"Sangat luar biasa saya suka mendengarnya," ucap Roma yang tersenyum. Roma memandang kagum gadis cantik di depannya.

“Kamu bisa bekerja bagian apa di sini? Balista, pelayan atau pencuci piring?” tanya Roma. Melihat Tiara yang tidak memiliki pengalaman kerja sama sekali, sehingga  Roma terlihat ragu memandang gadis yang masih remaja tersebut. 

Dengan cepat gadis tersebut menganggukkan kepalanya. “Saya bisa bekerja sebagai pelayan pak, sebagai pencuci piring juga bisa pak. Untuk jadi barista saya tidak bisa pak soalnya saya tidak memiliki keterampilan dan juga tidak pernah mengikuti kursus untuk menjadi barista” ucap Tiara menjelaskan.

Roma memandang Gadis itu dari atas hingga ke bawah. Gadis itu berwajah sangat cantik dengan postur tubuh yang tinggi, kulit yang putih dan langsing. Melihat kelebihan yang dimiliki gadis itu Ramo begitu sangat ingin mengambilnya menjadi pelayan karena itu akan membuat pengunjung semakin banyak yang datang ke tempatnya.

“Kerja coffee shop itu capek, apa kamu sanggup?"

“Sanggup pak. Saya sudah biasa kerja Pak. Saya janji bakalan kerja dengan rajin,” ucap gadis tersebut penuh harap.

Roma kemudian menganggukkan kepalanya. “Baiklah kamu bisa menjadi pelayan, kebetulan saya masih butuh satu orang pelayan dan satu hal lagi, panggil saja saya abang Roma, saya belum tua kok, menikah aja belum,” ucap Roma dengan sedikit tersenyum. 

“Baik Bang,” jawab Tiara sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya. 

"Kerja di sini gajinya tidak besar. Disini Saya membayar gaji mingguan yang mana Kalau untuk pelayan itu gajinya per minggu Rp 450.000. Jam kerja mulai dari jam 10 pagi Hingga jam 17.00 wib dan sip kedua itu dari jam jam 17:00  Hingga jam 12 malam," ucap roma menjelaskan.

"Kalau boleh memilih,  saya minta yang sore bang," ucap Tiara. Tiara begitu sangat berharap bisa bekerja di sore hari hingga malam karena dia akan mengantarkan surat-surat lamarannya ke perusahaan lain di saat pagi hingga siang hari

"Bila Taira mau seperti itu boleh, tidak apa," ucap Roma. Walaupun tidak begitu yakin, Roma memberikan kesempatan untuk gadis tersebut bekerja di coffee shop miliknya.

"Kapan Bang, Tiara mulai bekerja?" tanya Tiara.

"Terserah Tiara aja, kalau mau hari ini langsung juga tidak masalah," jawab Roma.

"Boleh bang langsung masuk?" tanya Tiara seakan tidak percaya ketika mendengar ucapan pria didepannya. Mata Tiara terbuka lebar memandang wajah pria tersebut.

"Boleh dan disini kita pakai baju seragam. Ini baju seragamnya," ucap Roma yang mengambil baju seragam untuk karyawannya dari dalam lemari yang ada di sampingnya. Di sini usaha coffee shop Abang belum terlalu lama karena itu semuanya untuk urusan manajer dan keuangan itu Abang langsung yang megang," ucap Roma memberi penjelasan kepada gadis yang duduk di depan.

"Memang sebaiknya seperti itu bang, usaha itu sebaiknya kita sendiri yang mengolah karena walau bagaimanapun yang dikelola sendiri berbeda dengan hasil yang dikelola orang lain," ucap Tiara.

Roma tersenyum saat mendengar jawaban gadis cantik tersebut. 

"Bila Tiara bisa bekerja sekarang. Hari ini bisa langsung di mulai,' ucap Roma. 

"Iya Bang terima kasih," jawab Tiara. Tiara begitu sangat senang ketika pemilik coffee shop itu tidak meminta banyak syarat darinya.  Bahkan dia bisa langsung bekerja hari ini juga.   Mendengar gaji yang akan diterimanya per minggu membuat Tiara sangat bersemangat. Uang gajinya nanti bisa dipakai untuk membeli perlengkapan yang sangat dibutuhkannya seperti tikar dan bantal. Tiara juga memiliki uang untuk biaya  hidup di Jakarta.  

  "Terima kasih ya bang,  saya akan langsung bekerja. Saya janji akan bekerja dengan sangat rajin,"" Ucap Tiara yang begitu sangat senang .

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status