"Tiara ini mobil kamu?" Cila bertanya dengan heboh. Dilihatnya mobil mewah berwarna hitam itu dengan mulut terbuka. Tanpa ada rasa malu, gadis itu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan meminta Zia untuk mengambil gambarnya. Zia hanya patuh mengikuti perintah teman barunya. Ia mengambil gambar Cila dengan berbagai pose. "Cila, ini sudah banyak." Zia mulai lelah. "Satu kali lagi, buat video reels." Pintanya dengan tersenyum.Dengan sangat sabar Zia mengikuti permintaan temannya. "Sudah," ucapnya sambil memberikan ponsel Cila."Tunggu, satu lagi, video tiktok." Cila kembali merayu temannya. Zia menuruti kehendak temannya. Dengan sabar mengambil rekaman video tiktok. Entah sudah berapa kali gadis itu mengambil video tiktok dan menunggu Cila mengupdate dan kemudian mengambil lagi. Yunaindra tersenyum geli melihat Cila yang bertingkah udik. Melihat tingkah gadis-gadis itu, membuatnya hanya tertawa kecil. Namun secara diam-diam Yunaindra ikut serta mengambil video Zia dan Cila. Lumay
"Maaf Mr, saya ada pekerjaan untuk besok pagi. Jadi saya harus segera pulang untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Apa saya bisa minta tolong untuk mengantarkan teman-teman saya pulang? Namun jika Mr sibuk, tidak apa, saya akan menghubungi taksi." Tiara berkata dengan sedikit berbisik di dekat daun telinga Yunaindra agar perkataannya tidak di dengar oleh kedua temannya."Oh tidak, aku tidak sibuk. Pulanglah, selesaikan perjalanan mu." Pria bermata sedikit sipit itu tersenyum. "Terimakasih Mr." Tiara beranjak dari duduknya. "Tiara mau ke mana?" Tanya Zia."Maaf, aku ada pekerjaan untuk besok pagi. Jadi aku pamit dulu ya. Kalian akan di antar Mr Yuna pulang." Tiara berkata dengan tersenyum. Sebelum kedua temannya berbicara, Tiara sudah pergi lebih dulu. Tiara langsung pergi dan masuk ke dalam mobil. Senyum mengembang di bibir tipisnya saat melihat 40 pesan dari Rafael. [Gimana di kampus?][Ingat ya, jangan pandang-pandang cowok.][Selesai kuliah langsung pulang.][Telpon Abang kalau s
"Saya juga ingin jalan-jalan di Indonesia, jadi anggap saja saat ini sedang jalan-jalan." Yunaindra kembali membujuk kedua gadis tersebut. Ke dua gadis itu pastinya tidak percaya dan canggung dengan orang yang baru di kenal seperti dirinya."Mengapa kalian sepertinya takut denganku, yakinlah aku ini orang baik dan tidak pemakan manusia." Pria berwajah tampan itu terkekeh. Menghadapi anak kecil, diperlukan kesabaran yang ekstra tinggi dan itulah yang saat ini dilakukannya. Dengan sabar meyakini kedua gadis yang masih berdiri dengan sorot mata penuh keraguan. Yunaindra hanya diam dan memandang kedua gadis yang saling berbisik. "Baiklah tapi saya minta saya diantar pulang duluan ya Om," pinta Zia. Berdua saja di dalam mobil dengan lawan jenis yang baru saja di kenal, tentu membuat Zia tidak nyaman. "Tidak masalah." Pria tampan itu tersenyum lega. Tidak masalah siapa yang diantar lebih dulu, yang penting kedua gadis itu mau diantarkan pulang, sehingga ia tidak merasa bersalah terhada
Rafael memandang Tiara dengan tersenyum. pagi ini, gadis itu terlihat sangat cantik dan segar dengan memakai stelan blazer berwarna pink muda dan baju kaos putih di dalamnya. Baru melihat senyum manis Tiara saja, hatinya sudah sangat senang dan berbunga-bunga. Degup jantungnya semakin cepat, ketika tatapan matanya bertemu dengan Rafael. Dengan cepat Tiara mengalihkan pandanganya ke arah yang lain. Ia tidak ingin Elizabeth atau Faizal merasa curiga melihat sikapnya."Ayo Tiara, duduk." Elizabeth menarik tangan gadis Cantik tersebut."Iya Bu," jawab Tiara. Sikap baik Elizabeth yang seperti ini, membuat Tiara semakin merasa bersalah. Bahkan sang majikannya itu meletakkan daging bakar ke dalam piringnya. "Bagaimana kuliahnya semala" tanya Rafael. Meskipun obrolan tentang kegiatan perkuliahan dan seperti apa saat di kampus, sudah dibahas, namun tetap saja Rafael bertanya untuk mencari topik obrolan di meja makan. "Baru permulaan pak jadi masih tahap beradaptasi," jawab Tiara dengan sedi
"Apa dia sudah jalan ke sini?" Faisal memandang Rafael."Iya dad, kita tunggu sebentar." Rafael sedikit tersenyum. Meskipun menu sudah terhindar, namun ia ingin makan siang bersama-sama dengan sahabatnya. Sekalian akan mengenalkan Daddy, dan menceritakan tentang hubungannya dengan sang bodyguard.Tiara memandang ke arah pintu masuk. Jantungnya berdegup cepat saat melihat sosok yang dikenalnya. "Rhoma," panggil Faisal. Rhoma tersenyum dan berjalan ke arah Faisal."Enggak nyangka bisa jumpa di sini. Bagaimana kabar kamu, nak?" Faisal bertanya dengan tersenyum. Rhoma adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupnya, karena sudah menyelamatkan nyawa istri dan dirinya sendiri. Faisal pernah berniat untuk menjalin kerjasama membuka coffee shop dengan Rhoma, namun pada akhirnya pemuda itu menolak dengan alasan begitu sibuk takut tidak terhandle lagi."Alhamdulillah baik pak Faisal." Rhoma tersenyum. Rafael kenalin ini Rhoma yang dulu pernah menyelamat Daddy dan mommy saat di serang oleh o
Tara Aulia gadis cantik yang memiliki tinggi badan 170 cm dengan kilit putih dan hidung yang mancung. Paras cantik gadis itu semakin sempurna dengan bibir kecil dan juga tipis.Gadis cantik itu memberanikan dirinya untuk ke Jakarta. Tiara naik bus dari daerah asalnya menuju ibukota dengan harapan bisa mencapai cita-citanya di kota besar tersebut. Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam akhirnya Tiara sampai di ibu kota. Tiara datang ke ibu kota Jakarta dengan bermodal ijazah SMAnya. Gadis Berusia 18 tahun itu baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Tiara begitu sangat bingung kemana dirinya akan pergi. Tidak ada tempat tujuan yang akan ditujunya.Tiara turun dari dalam bus yang berhenti di terminal.Tiara sangat kesal ketika begitu banyak yang menarik-narik tangannya menawarkan jasa mengantarkan ke alamat. Tiara tidak tahu apakah orang itu benar-benar tukang ojek atau tidak karena dari
"Bang Apa boleh saya minta tolong?" tanya Tiar."Apa?" ucap Firman."Saya itu baru datang ke sini Bang, jadi butuh tempat kos-kosan. Apa Abang tahu di daerah mana saya bisa mencari tempat kos-kosan?" ucap Tiar menjelaskan.Firman sedikit menolehkan kepalanya memandang gadis polos yang saat ini duduk di belakangnya. Ada rasa cemas ketika Firman memandang ke arah gadis tersebut. "Kamu tahu ini Jakarta?" ucapnya."Tau bang," jawab Tiara."Jakarta ini tingkat kejahatan tinggi," ucap Firman."Iya Bang Tiara tahu, karena itu harus hati-hati ," ucap Tiara yang tersenyum dibelakang punggung pria tersebut.Firman hanya diam ketika mendengar ucapan gadis itu."Gimana Bang, Apa bisa bantu carikan kos-kosan?" tanya Tiara yang mengulang kembali pertanyaannya.Firman menganggukkan kepala
"Saya bener nggak enak Bang, nanti gara-gara saya Abang nggak dapat uang setoran," ucap Tiara memandang Firman."Gak apa tadi Abang banyak dapat rezeki," jawab Firman santai."Alhamdulillah kalau begitu," ucap Tiara yang tersenyum lega."Ini ya nak, teh es manisnya" ucap ibu pemilik warung yang meletakkan teh es manis di atas mejaTerima kasih ya buk," ucap Tiara yang mengambil teh es tersebut. Tiara meminum Teh es manis itu dengan sedotan. Tiara merasa tenggorokannya yang terasa sangat segar ketika merasakan air dingin yang memiliki rasa manis itu lolos di rongga tenggorokannya.Firman mengangukan kepalanya. "Ayo makan," ucap firman saat ibuk warung meletakkan pesanannya.Iya bang sudah lapar sekali," ucap Tiara.Tiara memasukkan nasi kedalam mulutnya. "Masakannya Enak Bang," ucap Tiara yang memakan nasi dengan ayam goren