Share

Pijit

Nathan menghela napas panjang ketika sudah sampai di kamar, duduk bersandar bantal di punggung, sambil mengelus-elus kepala sang istri yang ada di pahanya.

"Capek ya, mas?"

"Lumayan, sayang. Ayamnya lari mulu. Susah nangkepnya."

"Lagian ngapain mas beli ayam hidup? Mana nggak ngomong dulu sama aku lagi," ucap Leona sambil memainkan kuku jari.

"Maaf, sayang. Niat mas cuma pengin nurutin ngidam kamu pingin makan ayam goreng kampung. Tapi karena keinget acara 4 bulanan, mas pikir sekalian aja beli ayamnya. Kan lebih enak kalau menyembelih sendiri."

"Astaghfirullah." Leona refleks bangkit dari rebahannya.

"Kenapa, sayang?"

"Mas udah sembelih ayamnya?" Mimik Leona berubah cemas.

"Belum."

"Mas tau nggak?"

Nathan menggeleng polos. "Tau apa, sayang. Kamu kan belum ngomong apa-apa."

"Mas, kalau istrinya lagi hamil itu pamali menyakiti hewan apalagi sampai membunuh."

"Serius, sayang?" Nathan baru tau.

"Serius, mas. Jadi jangan pernah mas berpikirin buat sembelih ayam sendiri, ya? Aku nggak mau
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status