Beranda / Romansa / Bos, Jangan! Nanti Ketahuan / Bab 8. Pak, Ini Di Kantor

Share

Bab 8. Pak, Ini Di Kantor

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-16 16:32:27

“Aku tidak akan menyakitimu.”

Tangan Haris memegang dagu Selena, mengangkat wajah itu agar menatapnya.

Tatapan keduanya bertemu, Selena merasakan getaran hebat dalam dadanya. Dia tahu ini salah, tapi kenapa tatapan Haris begitu menenangkan? Apalagi untuk dirinya yang sedang patah hati.

Haris mendekatkan wajahnya, otomatis Selena menjauh.

“Pak, ini di kantor,” ujar Selena berusaha berdiri.

Tapi, tangan Haris begitu kuat menahannya.

“Aku tahu.”

“Nanti ada yang melihat dan berpikiran macam-macam.”

“Berarti, kalau tidak di kantor aku bisa memilikimu?” tanya Haris dengan penuh harap.

Wajah Selena memerah. Haris begitu terus terang.

Selena menggeleng. Ini salah, dia tidak boleh melakukannya. Meskipun Anton selingkuh, tapi dia tidak akan melakukan kesalahan. Itulah yang dia pikirkan saat ini.

“Aku akan menaikkan gajimu,” ujar Haris lagi.

Haris semakin mendekatkan wajahnya kepada Selena. Bahkan tangannya menahan kepala Selena agar semakin mendekat.

Nafas Haris begitu dekat, Selena ingin meng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bos, Jangan! Nanti Ketahuan   Bab 13. Nama Wanita Lain Di Bibirmu

    “Mas, aku perlu ngomong,” ujar Selena.Selena baru saja keluar dari kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Rasa lapar di perutnya sudah hilang begitu saja. Tapi, ada hal yang harus Selena bahas. Dia ingin Anton jujur, mengapa dia berbohong pada keluarganya mengatakan Selena yang bermasalah untuk hamil?Tapi…ZZzzz! Zzzz!Saat Selena menoleh ke atas tempat tidur, suaminya sudah terlelap. Anton sama sekali tidak merasa bersalah. “Padahal tadi aku sudah bilang, jangan tidur dulu,” gumam Selena sembari mengeringkan rambutnya.Hilang sudah kesempatan untuk berbicara. Di hari kerja, Anton pasti akan pulang terlambat. Apalagi semenjak naik jabatan, selalu alasan kalau sekarang dia semakin sibuk.Saat weekend?Tidak akan ada waktu. Anton akan bermain ke rumah orang tua nya seharian. Bahkan mungkin itu hanya alasan saja. Mungkin dia menghabiskan waktu bersama Citra.“Kenapa rumah tanggaku jadi seperti ini?” tanya Selena pada dirinya sendiri.Tidak ada pilihan lain, selain merebahkan diri di sam

  • Bos, Jangan! Nanti Ketahuan   Bab 12. Kamu Mandul?

    “Mas Anton yang ngizinin aku kerja, Ma,” ujar Selena mencoba membela diri.“Atau jangan-jangan kamu mandul?” tanya Susan.Deg!Selena yang mendengar itu langsung menoleh. Hatinya sakit, siapa sih yang tidak ingin punya anak. Tapi, kalau belum rezekinya, mau bagaimana lagi?“Aku sudah periksa dan sehat, Kak,” jawab Selena tegas.Mata Selena melirik kearah Anton yang sedang sibuk memberikan keponakannya beberapa lembar uang seratus ribuan. Aldi minta uang, katanya untuk membeli game playstation empat.Dan sebenarnya yang bermasalah adalah Anton, menurut dokter dari hasil tes yang mereka lakukan bahwa sperma Anton mayoritas abnormal dan sangat lemah, kemampuan pergerakannya untuk membuahi itu sangat lamban.Bahkan dokter mengatakan kalau kemungkinan Selena bisa hamil itu dibawah dua persen. Tapi, bukan hal yang mustahil.Dan kehamilan bukanlah sesuatu yang bisa diburu-buru.“Alasan saja. Kamu mau bilang Anton yang mandul?” tanya Susan sinis.“Aku tidak bilang begitu, kak.”“Anton sudah c

  • Bos, Jangan! Nanti Ketahuan   Bab 11. Tanda Merah

    “Mas, aku…”“Apa? Katakan sekarang apa maumu, hah?” tanya Anton dengan mata menatap tajam kearah Selena.“Tidak ada, Mas.”Anton berdecak kesal, dia menepis wajah Selena dengan kasar. “Tidak ada perayaan apapun, aku sibuk!”“Iya, Mas.”Mobil Anton berlalu dengan meninggalkan suara decitan ban. Selena menghapus air matanya dan merapikan kembali make upnya.“Pagi, Bu Selena.” Beberapa karyawan yang datang bersamaan dengannya menyapa ketika Selena tiba di kantor.Masih setia dengan ojek online, Selena selalu menyunggingkan senyuman ramahnya pada setiap karyawan yang dijumpainya.“Bu Selena itu ramah ya,” bisik beberapa karyawan.“Cantik lagi.”“Cocok kalau jadian sama Pak Bos.”Selena yang mendengar itu hanya menghela nafas berat. Seandainya mereka tahu kalau Selena adalah istri Anton, entah apa tanggapan mereka.Suasana di dalam lift cukup ramai, maklumlah sebentar lagi jam kerja akan dimulai. Semua orang terburu-buru masuk. Termasuk Selena yang ikut di dalam lift itu.Dan seperti hal u

  • Bos, Jangan! Nanti Ketahuan   Bab 10. Penting Bagiku

    “Pak…”Selena ingin protes, tapi Haris sudah lebih dulu membungkam mulut Selena dengan ciumannya.Selena mengeratkan tangannya di leher Haris, karena ciuman Haris benar-benar membuatnya melayang.Kamar tidur Haris, bernuansa lebih lembut, dengan tempat tidur king size berlapis sprei putih rapi.Haris menurunkan Selena cukup hati-hati, begitu lembut seolah takut retak seperti kaca. Tapi, dia tidak pernah melepaskan ciumannya.“Aku menginginkanmu, Selena,” ujar Haris saat melepaskan ciumannya sebentar untuk meraup oksigen.Perlahan tapi pasti Haris sudah berhasil melucuti kaos yang dikenakan Selena. Kini, dia bisa melihat kedua gunung kembar milik Selena yang dilapisi bra hitam.Haris menciumi leher Selena, dan terus menurun hingga ke dada. Klik!Satu gerakan tangan Haris sudah berhasil membuka pengait di belakang punggung Selena. Kini di depannya kedua dada Selena tanpa tertutup apapun. Titik kecil di tengahnya sudah mengeras.Haris tidak mampu menahan dirinya lagi, dia meraup salah

  • Bos, Jangan! Nanti Ketahuan   Bab 9. Hasrat yang Belum Tuntas

    “Aku lelah, Mas,” gumam Selena.“Itulah resikonya kerja. Selama ini, kau selalu merengek mau kerja, sekarang setelah bekerja kau lelah? Baru juga sehari!” tanya Anton kesal.“Tapi—““Bersiaplah! Jangan sampai Pak Haris marah!”Anton lebih mementingkan jabatannya, jangan sampai Haris marah daripada perasaan istrinya. Atau, dia sama sekali tidak curiga dengan niat Haris? Ataukah semua demi jabatan?“Aku akan menghubungi Pak Haris kalau aku gak bisa,” jawab Selena.“Selena!” bentak Anton dan merebut ponsel dari tangan Selena.Selena sampai kebingungan, ada apa dengan Anton? Begitu takutnya dia dengan Haris?“Kau itu baru bekerja satu hari, membantah bos itu akan berpengaruh pada performa kerjamu. Lagian Pak Haris hanya memintamu menemaninya makan malam, bukankah kau juga tadi bilang lapar? Lebih baik kau makan diluar dengannya daripada masak.”Selena menghela nafas berat dan akhirnya beranjak menuju kamar mandi. Sedangkan Anton, dia tampak sibuk dengan ponselnya berbalas chat sambil seny

  • Bos, Jangan! Nanti Ketahuan   Bab 8. Pak, Ini Di Kantor

    “Aku tidak akan menyakitimu.”Tangan Haris memegang dagu Selena, mengangkat wajah itu agar menatapnya.Tatapan keduanya bertemu, Selena merasakan getaran hebat dalam dadanya. Dia tahu ini salah, tapi kenapa tatapan Haris begitu menenangkan? Apalagi untuk dirinya yang sedang patah hati.Haris mendekatkan wajahnya, otomatis Selena menjauh.“Pak, ini di kantor,” ujar Selena berusaha berdiri.Tapi, tangan Haris begitu kuat menahannya.“Aku tahu.”“Nanti ada yang melihat dan berpikiran macam-macam.”“Berarti, kalau tidak di kantor aku bisa memilikimu?” tanya Haris dengan penuh harap.Wajah Selena memerah. Haris begitu terus terang. Selena menggeleng. Ini salah, dia tidak boleh melakukannya. Meskipun Anton selingkuh, tapi dia tidak akan melakukan kesalahan. Itulah yang dia pikirkan saat ini.“Aku akan menaikkan gajimu,” ujar Haris lagi.Haris semakin mendekatkan wajahnya kepada Selena. Bahkan tangannya menahan kepala Selena agar semakin mendekat.Nafas Haris begitu dekat, Selena ingin meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status