Share

8. Kejadian Sebenarnya Malam Itu

Ezekiel membaringkan tubuh Lika ke atas kasur. Gadis itu masih bicara tak jelas sambil berusaha untuk menyentuh pipi, dada dan kepala Ezekiel. Diraihnya kedua tangan Lila dan dia tahan dengan satu tangan. Sementara tangan yang lain menarik selimut untuk menutupi tubuh Lila. 

"Pak Ezekiel, bapak ganteng banget, sih," kekeh Lila. 

"Kamu mabok berat. Sebaiknya kamu tidur," perintahnya seraya beranjak dari duduknya. Namun lengannya tiba-tiba dicekal oleh Lila. Gadis itu menariknya cukup kuat sehingga dia rebah ke atas kasur. Ezekiel terkesiap saat Lila menimpa sebagian badannya dari samping. 

"Sini aja, Pak. Temenin aku," rengek Lila seraya memeluknya erat. Bahkan bagian dada gadis itu terasa kenyal menyentuh lengan bagian atas. Sedang lutut Lila menimpa area pribadinya di bawah sana. Parahnya lagi, gadis itu menggesek-gesekkan lututnya di sana. Laki-laki mana yang tidak tergelitik nalurinya saat diperlakukan semacam itu oleh seorang perempuan cantik dan cukup seksi.

"Lila, hei!" Ezekiel berusaha mendorong tubuh Lila tapi tubuh gadis itu menempel kuat padanya. 

"Lila? Kamu sadar nggak kamu lagi ngapain saya?" tanyanya seraya menggoncang bahu gadis itu. 

"Mmm," gumam Lila menyahut pertanyaan Ezekiel. 

"Kalau saya nggak bisa nahan diri, bukan salah saya, ya?" 

"Mmmm." Lila kembali bergumam. Bahkan tangannya meraba-raba dada kokoh Ezekiel hingga tak sengaja menyentuh area sensitifnya. Ezekiel berusaha menahan rasa yang menggelitik memainkan hasrat kelelakiannya. Gadis ini benar-benar memancing-mancingnya untuk berbuat yang tidak-tidak. 

Ezekiel menghela napas dalam-dalam. Pelan tangannya menyentuh punggung Lila dan mengelusnya. Seperti dininabobokkan, beberapa  saat kemudian, terdengar dengkuran halus Lila, menandakan kalau dia sudah terlelap. Ezekiel pusing tujuh keliling. Mana yang di bawah sana begitu tegang dan tak bisa diajak berkompromi.

Sebenarnya bisa saja dia dengan mudah melepaskan diri dari Lila, hanya saja, sebagian besar keinginan dalam dirinya justru menikmati momen itu. Sudah lama dia tidak bersentuhan dengan wanita. Bukan karena tidak ada yang berminat berhubungan dengannya, tapi selama ini dia terlalu fokus menjalankan tanggung jawabnya menjalankan bisnis keluarganya itu. 

Ezekiel berusaha menahan gejolak hasrat yang menggelora di dalam dada. Namun suara lenguhan Lila membuatnya terjebak dalam sebuah godaan yang amat besar. Dia lalu menggeser tubuh ramping Lila hingga terbaring terlentang di sampingnya. Posisi Lila yang begitu pasrah dengan gaunnya yang sedikit turun di bagian dada menghasilkan pemandangan yang begitu indah. Lila terlihat begitu cantik dengan mata terpejam 

"Sialan!" maki Ezekiel. 

Dia memosisikan badannya di atas Lila seraya pandangan matanya menelusuri setiap bagian tubuh gadis itu. Ezekiel mendekatkan wajahnya ke wajah Lila. Saat itu lah Lila membuka matanya. 

"Pak Ezekiel," ucap Lila yang terdengar seperti desahan. Ezekiel tak kuasa untuk tidak menerkam bibir ranum itu. Lila sudah benar-benar membuat akal sehatnya menghilang. Yang di bawah sana sudah tidak bisa dikendalikan lagi. 

Sebuah pagutan bibir yang panas pun terjadi. Lila, yang entah sadar entah tidak, menyambut ciuman Ezekiel dengan liar. Tangan Ezekiel semakin berani bergerilya di seluruh lekuk tubuh Lila. Gadis itu bahkan tidak menolak saat Ezekiel nakal meremas dadanya. Bagai gayung bersambut, Ezekiel menurunkan gaun Lila hingga ke pinggang. Matanya terpukau melihat keindahan di depan mata. Hasratnya sudah sampai ubun-ubun. 

"Pak Ezekiel," desah Lila seraya mengalungkan lengannya di leher Ezekiel. "Aduh, pusing banget, Pak," keluh Lila sambil memegangi kepalanya. Ezekiel yang sedang berada di awang-awan seketika kembali ke bumi saat mendengar keluhan Lila.

"Pak, pingin muntah," ucap Lila seraya menahan dada Ezekiel. 

"Apa?" Ezekiel menaikkan kembali gaun Lila dan membawa gadis itu ke kamar mandi. Di sana, Lila memuntahkan isi perutnya hingga tak tersisa. Lila terkulai dengan kepala menghadap ke lubang toilet. Ezekiel yang menyaksikan itu menghela napas dalam-dalam. Dia pandangi miliknya di bawah sana yang menyembul di balik celana. 

"Kamu sudah selesai?" tanya Ezekiel seraya menepuk pundak Lila.

"Hmm." Lila hanya melenguh dan mengangguk. Ezekiel menghela napasnya kembali. Dia yang masih berusaha mengendalikan gejolak hasrat dalam dirinya, masih pula harus mengurus gadis mabuk yang merepotkan. 

Ezekiel meraih tangan Lila dan memapah gadis itu kembali ke kasur. Di sana, dia baringkan Lila yang sudah terkulai lemas. Saat Lila membuka mata dan menatapnya, gadis itu tersenyum. 

"Pak Ezekiel masih di sini?" kikiknya pelan.

"Mana tega aku ninggalin kamu," sahut Ezekiel.

"Ih, sweet banget sih, Pak. Ternyata bapak orangnya sweet, ya. Padahal kalau di kantor kelihatannya galak banget." Lila masih terkikik tak jelas. 

"Aku nggak sweet," protes Ezekiel. . 

Bibir Lila manyun. "Kalau senyum tambah ganteng loh, sumpah."

Ezekiel menaikkan alisnya. "Kamu suka sama aku?" pancingnya.

"Siapa cewek yang nggak suka sama bapak. Bu Kayla aja kalau ditanya suka sama bapak aja pasti bilangnya juga suka." 

Ezekiel melipat kedua lengan di depan dada seraya mata elangnya menatap Lila lekat. "Jadi, kesan kamu sama aku gimana?" 

"Ya itu, bapak ganteng, karismatik, tapi ... galaaaakk," kekeh Lila. 

"Jadi, kamu suka nggak sama aku?" 

"Emang kalau aku bilang suka, bapak mau apa?" 

Ezekiel mengangkat kedua tangan. "Terserah kamu maunya diapain," jawabnya. 

"Ya bapak mau ngapain?" desak Lila seraya membuka selimut yang menutupi badannya. Ezekiel yang sedari tadi mati-matian menahan hasratnya segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Pasalanya, gaun yang dipakai Lila sedikit turun hingga sebagian dadanya terlihat. 

"Kamu jangan mancing-mancing aku, ya, Lil," ucap Ezekiel memperingatkan. 

Lila meloloskan tawanya. "Siapa yang mancing sih, Pak?" 

"Itu, naikin baju kamu. Atau aku nggak bisa nahan nafsu terus aku kerjain kamu, mau?" ancam Ezekiel. 

"Ooh." Lila terkikik seraya menaikkan gaunnya. "Kalau bapak suka nggak sama aku?" tanyanya. 

"Menurut kamu?" 

"Kayaknya nggak sih, karena Pak Ezekiel di kantor ngerjain aku mulu. Inget nggak waktu bapak nyuruh aku pertama kali bikin kopi?" 

Ezekiel menarik sudut bibirnya. Waktu itu dia memang ingin mengerjai Lila karena telah berani marah-marah padanya saat mereka bertabrakan di lobby. 

"Sengaja ya, ngerjain aku?" 

"Karena kamu nggak punya sopan santun."

"Ish! Aku kan nggak tahu kalau bapak itu dirut baru."  Lila menguap lebar. "Udah, ah ... aku ngantuk." Lila merebahkan kembali badannya dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Tak butuh waktu lama, Lila sudah mendengkur halus. 

Ezekiel menggeleng seraya menghela napas. Tanpa pikir panjang dia selimuti gadis itu dengan selimut tebalnya. Ezekiel tertegun sejenak memandangi Lila yang tertidur dengan lelap. Begitu cantik, begitu damai. Itulah yang Ezekiel rasakan saat menandangi wajah gadis itu. 

Malam itu Ezekiel hanya duduk di tepi kasur dan memandangi Lila tidur. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status