Share

Jaga Matamu Ace!

Rose tertidur di kursi sofa dalam kamar hotel bosnya, setelah menyelesaikan tugas yang diberikan Allen padanya tadi.

Allen yang tidak tega melihat sekretarisnya yang tampak sangat kelelahan, mengangkat tubuh Rose keatas ranjang dan menidurkan dia disana.

Sekilas Allen begitu menikmati wajah Rose yang mulus tanpa cela itu, dengan bibir yang merah merekah alami.

Tanpa sadar lelaki itu mengusap dahi Rose dan memberikannya ciuman selamat malam.

Astaga … apa yang aku lakukan? Gumam Allen dalam hati dan berdiri menjauh dari ranjang kamar hotelnya, dimana Rose sedang tertidur pulas.

Lelaki itu merutuki dirinya sendiri karena berbuat hal yang menurutnya sangat aneh. Dia tidak pernah mencium seorang wanita dalam kondisi yang sedang tidur seperti ini.

Ada apa dengannya? Pikiran-pikiran itu terus menghantui isi dalam kepalanya semenjak Rose bekerja dan dekat dengan dia.

Allen pun memutuskan tidur dikamar Rose sebelum pikirannya menjadi semakin aneh gumamnya.

Bunyi jam weker di atas meja nakas berbunyi nyaring, hingga membuat Rose terkejut dan terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

"Selamat pagi putri tidur…," sapa Allen yang sudah siap dengan setelan jas ditubuhnya.

Lelaki itu baru saja selesai bersiap untuk mengunjungi klien mereka di kota ini.

"Astaga … kenapa aku bisa ada disini?!" sahut Rose terkejut dan mengatur rambutnya yang berantakan.

"Kamu tidur seperti orang pingsan, bahkan sejak tadi aku membangunkan kamu. Untung saja jam weker itu bisa membangunkanmu!" 

"Ma-maaf Bos," sahut Rose berdiri dari ranjang. "A-aku akan segera bersiap Bos…," jawabnya lagi dan berjalan cepat keluar dari kamar bosnya.

Dasar bodoh! Kenapa aku bisa tertidur di kamarnya semalam? Dia tidak berbuat apa-apakan padaku? Monolog Rose dan terlihat memeriksa tubuhnya sendiri.

Tidak ada yang sakit, bajuku juga masih terpakai rapi. Syukurlah … gumamnya lagi.

"Waktumu hanya sepuluh menit Rose!" teriak Allen dari dalam kamar, dia tahu kalau wanita itu masih berdiri di pintu depan kamarnya.

"I-iya Bos!" teriak Rose lagi dan berlari masuk ke kamar hotel dimana segala perlengkapan dia sudah tersedia.

Rose hanya sempat mencuci rambut dan wajahnya lalu segera bersiap-siap untuk ikut dengan Allen, pergi bertemu dengan salah satu klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka pagi ini.

Memakai kemeja berwarna putih dengan rok hitam bergaris dan heels hitam setinggi tujuh senti, membuat penampilan Rose benar-benar terlihat sangat berbeda.

Rambut hitam panjangnya diikat Bun keatas, dengan make up tipis yang membuat penampilan Rose terlihat lebih segar.

Allen senang melihat Rose yang selalu tampak cantik jika sedang memakai baju kantor seperti ini.

Entah kenapa aura seorang Rose White terlihat benar-benar berbeda, dan Allen suka berlama-lama menatapnya.

"Jadi bagaimana Bos?" 

"Bagaimana apanya maksudmu Ace?" sahut Allen masih menatap Rose yang berjalan mendekati mereka dimana kedua lelaki tampan itu sedang menunggu dirinya di lobby hotel.

Mengetahui kalau bos besarnya tidak mendengarkan penjelasan dia tentang laporan pengiriman barang milik mereka ke Las Vegas, Nevada membuat Ace menghembuskan nafas panjang.

Dia mengikuti arah pandang mata Allen dan ikut terpesona melihat sosok sekretaris wanita yang baru sebulan ini bekerja dengan mereka berdua.

"Jaga matamu Ace!" sentak Allen tidak suka melihat Ace ikut-ikutan menatap Rose yang kini sudah berdiri di depan mereka berdua, dan tersenyum ceria.

"Aku belum terlambat, kan?"

Allen menatap arloji mahal yang melingkar di tangan kanannya. "Kamu terlambat dua menit! Ayo pergi…."

Bos Mafia itu berdiri dan berjalan lebih dulu meninggalkan asisten dan sekretarisnya yang saling tersenyum satu sama lain.

"Cepatlah Ace!" sentak Allen lagi tidak suka lelaki itu dekat-dekat dengan Rose.

Entah kenapa hatinya terasa panas dan kesal, dia tidak rela ada orang lain yang ikut menikmati kecantikan Rose pagi ini.

"Bos kamu kenapa Ace?" bisik Rose ikut berjalan dengan Ace disampingnya.

"Datang bulan mungkin…," kekeh Ace mengangkat kedua bahunya.

Ish … Bos dan asisten sama saja, sama-sama aneh! Gumam Rose dalam hati.

Pertemuan dengan klien bisnis mereka berlangsung dengan sangat baik. Rose yang diberi tugas untuk memaparkan presentasi yang dia buat semalam di depan klien yang hadir, melakukannya dengan lancar tanpa rasa gugup sedikitpun.

Allen bahkan tidak bisa mengalihkan perhatiannya pada sosok wanita cantik yang berdiri di depan, dan tersenyum tipis melihat Rose yang sesekali bertemu pandang dengannya.

Klien mereka sangat puas dan berjanji akan mengirimkan surat kontrak untuk kerjasama perusahaan mereka secepatnya.

"Berapa lama kita akan berada di Negara ini Bos?" tanya Rose setelah mereka duduk berdampingan di kursi belakang mobil.

"Kenapa memangnya? Apa pacarmu sedang menunggu kamu pulang hm?"

"Pacar? Saya tidak punya pacar Bos, tidak ada waktu untuk hal yang seperti itu!" sahut Rose tertawa geli.

Allen manggut-manggut sendiri merasa senang karena sekretarisnya ini ternyata tidak memiliki kekasih.

Ace yang mendengar pembicaraan keduanya dari depan, melirik sekilas melalui kaca spion dan memperhatikan bagaimana wajah sang Bos Mafia terlihat berbeda saat mendengar ucapan Rose tadi.

Dia semakin yakin kalau pria yang tidak pernah jatuh cinta itu, kini sedang merasakan perasaan yang lain untuk seorang Rose White.

"Lalu kenapa kamu bertanya seperti itu?" ujar Allen dengan wajah yang kembali dingin seperti biasa.

Cepat sekali wajah bos berubah, gumam Ace tersenyum tipis dari balik kursi kemudi.

"Saya ingin jalan-jalan sebentar Bos, sudah sejauh ini pergi keluar negeri tapi malah diam di hotel saja. Rugikan Bos … turunkan saja aku di halte bus, aku bisa pergi menggunakan bus untuk menikmati pemandangan di kota ini."

"Tidak perlu, kita akan jalan-jalan kalau begitu. Ace…."

"Iya Bos?"

"Putar balik dan pergi ke salah satu destinasi wisata di kota ini sekarang!" perintah Allen pada asisten pribadinya di depan.

"Tapi Bos, berbahaya untuk Bos berkeliaran tanpa penjagaan yang-"

"Putar balik saja Ace!" potong Allen cepat. "Jangan membantah!" sambungnya lagi menatap tajam lelaki yang sedang menatap dia dari kaca spion depan.

"Apa tidak apa-apa Bos?" timpal Rose tidak enak.

Allen menggeleng. "Duduk diam saja disitu dan kita akan pergi jalan-jalan sesuai kemauanmu…."

Rose mengangguk senang karena bisa mendapatkan tumpangan gratis dari bosnya, dan tidak perlu membuang-buang uang untuk berwisata di kota ini.

Untung saja dia sempat browsing tadi malam mencari destinasi wisata yang ada di kota Rotterdam, Belanda.

Wanita itu sudah tidak sabar ingin mengambil foto yang banyak dan menunjukkannya pada ayah dia dan juga sahabatnya Sonya.

Sonya pasti akan sangat iri melihat foto-foto aku nanti, gumam Rose dalam hati dengan senyum yang terus merekah diwajahnya.

Allen yang duduk disamping Rose tersenyum tipis ikut merasa bahagia bisa membuat sekretarisnya ini senang. Mudah sekali untuk membuat dia bahagia pikirnya.

Vanda Anastasia Adam

Jangan lupa untuk selalu tinggalkan rate dan komen yah guys.. Terima kasih 🌹🌹🌹🌹

| 7
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Gadih Paragiah
cerita nya asik.tapi koin nya yg gk asik
goodnovel comment avatar
Airasya
udah bayar koin tp ttp g bs terbuka...
goodnovel comment avatar
Hamisah Mdisa
menarik skali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status