Allen memegang sebuah mesin serut kayu yang biasa disebut mesin ketam atau planer, yang berguna untuk menghaluskan permukaan kayu yang tidak rata.
Tapi bukan kayu yang akan Allen jadikan sebagai bahan media, melainkan kulit tubuh manusia pengkhianat itu.
"Balikkan tubuhnya!" titah Allen pada dua algojonya.
"A-apa yang mau kau lakukan?!" ujar pengkhianat itu mulai ketakutan.
"Tidak ada … aku hanya ingin bermain-main saja denganmu. Sudah lama aku tidak pernah bermain lagi seperti ini," sahut Allen tersenyum penuh arti.
Mesin di tangannya sudah dinyalakan, dengan Allen yang berjalan mendekati pengkhianat itu.
Sang Bos Mafia memulai permainannya dari punggung belakang dengan menancapkan kuat mesin planer tersebut, ke kulit lelaki pengkhianat itu.
Teriakan kesakitan langsung terdengar menggema di seluruh penjuru ruang penyekapan i
Allen beranjak meninggalkan Rose di atas ranjang dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sekaligus menyelesaikan sesuatu yang sejak tadi meronta ingin di lepaskan. Lelaki itu membiarkan Rose menangis disana sendirian, bukannya tidak mau meminta maaf ataupun membujuk sekretarisnya itu. Tapi Allen tidak tahu harus bagaimana, dia bukan tipe orang yang suka membujuk wanita. Apalagi sampai meminta maaf, dia tidak pernah melakukannya sebelumnya. Rose menangis hingga dia tertidur di ruang pribadi Allen, karena terlalu lelah dengan kegiatan dia hari ini. Belum lagi dengan kejadian yang dia lihat dan menimpanya, membuat wanita berbibir seksi itu terguncang dan syok karenanya. Allen keluar dari dalam kamar mandi setelah menyelesaikan kegiatan tangannya di dalam sana, dengan menggunakan handuk untuk menutupi keperkasaan dia. Sedikit melirik Rose ya
"Lepaskan aku!"Rose terus meronta melepaskan tangannya dari genggaman lelaki bertubuh kekar itu, dengan langkah kaki yang berat.Tidak ingin semakin kesal karena tingkah wanita ini, Allen berhenti dan menggendong tubuh Rose ala bridal style.Spontan Rose melingkarkan kedua tangannya ke leher lelaki, yang dia labeli sebagai tukang perintah."Apa yang kamu lakukan Al! Turunkan aku!""Diam jika tidak mau aku bawa ke kamarku!" ancam Allen dengan suara beratnya.Rose seketika terdiam mendengar ucapan Allen, dia tidak ingin dibuat macam-macam lagi oleh bosnya ini. Sudah cukup tadi, pikirnya.Menuju taman belakang mansion yang cukup jauh dari pintu utama, Allen harus menggendong Rose memutari hampir seluruh ruangan mansion hingga mereka tiba di sana.Wangi aroma Citrus dari tubuh lelaki yang tengah menggen
"Apa? Wanita itu tinggal bersama Allen di mansion?""Iya Nona … menurut informasi yang saya dapatkan, tadi malam sekretaris tuan Allen itu ada disana dan juga makan malam romantis bersama beliau.""Shit!" maki Juliet marah.Bahkan aku saja tidak pernah dibawa Allen kesana, gumamnya dalam hati.Juliet membayar orang untuk mengikuti gerak gerik Allen bersama Rose di kantor.Sudah dua Minggu setelah Juliet datang ke perusahaan A, Corp dia tidak pernah bertemu lagi dengan Allen. Lelaki itu benar-benar tidak mempedulikan dirinya setelah menemukan mainan baru.Apalagi setelah mendapatkan ancaman dari asisten kepercayaannya Ace, Juliet semakin yakin kalau Allen sengaja tidak pernah mengunjungi dia lagi di apartemen, karena asik bersama dengan wanita barunya itu."Siapa nama wanita itu?""Namanya Rose White
"Kamu kemana saja Rose? Sejak dua hari lalu aku mencarimu, tapi kata Dad Alex kamu tidak pulang karena ada pekerjaan dengan bosmu." Rose menghembuskan nafas panjang, lelaki tukang perintah dan pemaksa itu mengurung dia selama tiga hari di mansion mewah miliknya. Selama itu juga, Allen mengabari ayahnya kalau dia sedang ada pekerjaan di luar daerah bersama. Bos Mafia itu bertindak seenaknya tanpa bertanya dan meminta izin pada Rose. "Aku di kurung Sonya…." "Hah? Dikurung?" Rose mengangguk. "Siapa yang mengurungmu? Bukannya kamu sedang ada pekerjaan dengan bosmu, kan?" "Itu dia … aku bukannya ada pekerjaan dengan si brengsek itu So. Tapi, aku dikurung selama tiga hari di mansionnya!" "Si brengsek?" sahut Sonya tidak mengerti. "Allen … Allen bosku di kantor!" "Apa?" kaget Sonya. "Untuk apa dia mengu
"Kita mau kemana Al?" "Mansion…," jawab lelaki berjambang itu singkat. "Apa? Untuk apa kita kesana lagi?" "Mulai sekarang kamu akan tinggal bersama denganku." "Apa?" kaget Rose lagi. "Kau gila! Turunkan aku!" teriaknya kesal. Melihat tingkah sekretarisnya yang mulai menggila di kursi samping, Allen malah tertawa geli. "Aku hanya bercanda Rose … kita memang akan kesana sebentar, dan nanti malam aku akan mengantarkanmu pulang kerumah." "Tidak, aku tidak percaya lagi dengan perkataanmu! Kamu terlalu banyak berbohong selama berapa hari ini padaku!" sengit Rose menghentak-hentakkan kakinya di dalam mobil yang tengah melaju kencang. "Percayalah, kali ini aku tidak akan berbohong padamu Rose. Kamu hanya perlu menemaniku sebentar disana dan makan malam bersamaku, setelahnya aku akan mengantarkanmu
"Bos…." "Ada apa?" "Ada yang ingin bertemu denganmu Bos." "Siapa?" Ace bingung harus menjawab bagaimana pertanyaan bosnya ini, lelaki itu masih sibuk dengan beberapa berkas yang ada di atas meja. Merasa ada yang aneh dengan sikap sekretaris kepercayaannya ini, Allen pun meletakkan pena yang dia pegang dan menatap Ace dengan penuh tanda tanya. "Katakan siapa yang ingin bertemu denganku!" "Dia adalah … tuan Robert, Bos." Mendengar nama itu Allen tersentak, dan bangkit berdiri berbalik menatap pemandangan pantai dari balik kaca jendela ruangannya. Sudah selama ini, lelaki itu baru datang mengunjungi aku setelah bertahun-tahun lamanya? "Dimana pria itu?" "Dia baru saja tiba dan meminta bertemu denganmu pada resepsionis di bawah Bos."
"Aku kesini karena ingin bertemu dengan Amberd, mommy-mu.""Mommy?""Iya … sudah lama aku tidak bertemu dengannya Al. Tidak tahu bagaimana kondisi dia sekarang, apa dia baik-baik saja saat ini?"Allen terdiam, dia semakin curiga dengan maksud kedatangan saudara kembar ayahnya ini.Apalagi mendengar lelaki itu akan menemui Amberd ibunya, membuat Allen bertanya-tanya dalam hati.Sejak dia meninggalkan rumah Robert dan berhasil mengumpulkan uang, Allen mengambil ibunya dari rumah sakit jiwa dan mengurusnya sendiri tanpa sepengetahuan lelaki yang duduk di depan dia ini.Meski wali ibunya saat masuk rumah sakit adalah Robert, namun atas bantuan Liam dan beberapa rekannya. Amberd berhasil dibawa Allen ke tempat yang lebih aman.Kondisi Amberd saat itu sangat memprihatinkan, dia seakan tidak diurus dengan baik di rumah sakit tersebu
Rose tiba bersama Allen di ruko toko bunga milik ayahnya Alex. Keadaan disana sangat berantakan, banyak pecahan kaca serta beberapa bunga yang siap dikirim ikut hancur saat pelemparan terjadi.Polisi setempat sementara melakukan olah TKP dan mengambil keterangan dari beberapa saksi, serta mengecek cctv yang ada disekitar toko dan yang ada di dalam toko.Melihat kedatangan Allen Clarck, salah satu orang berpengaruh di kota mereka. Membuat para petugas kepolisian itu bertanya-tanya, ada hubungan apa pemilik toko bunga yang diserang ini dengannya."Apa sudah ada hasil penyelidikannya Sir?" tanya Allen mendekati pemimpin anggota polisi yang bertugas."Masih sedang kami selidiki Tuan, kalau boleh saya tahu … Tuan ada hubungan apa dengan pemilik toko bunga ini?""Anak perempuannya bekerja sebagai sekretaris di perusahaanku," jawab Allen dingin. "Jika kalian membutuhkan ban