Share

Broken Home Or Posesif Man
Broken Home Or Posesif Man
Penulis: YL

1. Perjodohan Singkat

Mengingat Aya Sharma membuat Lucy selalu tersenyum. Fikirannya terus terbayang oleh sosoknya sejak pulang tadi. Lucy mengingatnya ketika ia baru saja mendapat pukulan wajah. Tak hanya itu, ia juga baru saja menerima pukulan telak berupa perjodoan yang tak pernah ia harapkan.

***

Bagi Lucy, Aya adalah sosok teman terbaik yang Lucy miliki. Ia memandangi kepergian Aya yang membawa sepedanya setelah mengantar Lucy pulang. Gadis ini tersenyum dengan manisnya.

“Masih ada hari esok," pikirnya melihat Aya buru-buru pergi. Dengan langkah pasti ia menuntun sepedanya memasuki halaman rumahnya. Terlihat di situ sudah ada mobil besar namun nampaknya Lucy tidak terlalu memperhatikan.

Dengan pakaian seragam putih abu-abu yang dikenakannya, Lucy langsung saja masuk. Dilihatnya ada tamu di situ. Terlihat sang Ayah dan sang ibu tengah mengobrol dengan 3 orang lainnya. Satu orang pemuda gagah dengan dua orang yang lebih tua.

Setelah ia akan segera ke kamar, sang ibu tiba-tiba saja memanggil Lucy.

“Sayang sini dulu!" pinta wanita itu.

Lucy mengangkat sebelah alisnya, tidak pernah rasanya ia dipanggil sayang sebelumnya. Bahkan dianggapnya anak pun dia sudah  sangat beruntung sekali. 

“Ada apa?" tanya gadis itu dengan suara ketus. 

“Bian, dia sangat ingin berkenalan denganmu," terang sang Ayah kali ini menambahkan. 

Akhirnya Lucy beringsut untuk duduk di samping sang ibu. 

“Wuah ... Ternyata putri kalian ini cantik juga ya," seloroh seorang wanita dengan kalung besar di lehernya itu tersenyum dengan manisnya menatap sosok Lucy yang nampak berdandan natural tanpa make-up. 

Kedua orangtua beranak satu itu pun tersenyum. Senyuman manis yang jarang Lucy temui sebelumnya. Hati Lucy kali ini terus bertanya sebenarnya ada apa dengan kedua orang tuanya yang tidak pernah menganggapnya selama ini.  Ia hanya terdiam saja sembari mengikuti permainan yang mereka mainkan.

“Kenalkan, dia putra kami namanya Bian." wanita itu menuturkan kepada Lucy. 

“Owh," Lucy hanya berkata dengan singkat. 

“Hai Lucy, aku sudah melihat banyak tentangmu,"  terang pria itu tersenyum manis meski Lucy acuh.

“Oh ya? Bahkan aku tidak pernah merasa bertemu denganmu," sahut Lucy tanpa memandang ke arah pria yang tidak membuatnya menarik itu.

Bagi Lucy ini sangat membosankan.

Lucy sudah bisa mengartikan raut kedua orang tuanya yang tak suka. Jika mereka tidak ada mungkin Lucy sudah habis.

“Makanya itu kalian berkenalan dulu. Lucy, ajak Bian untuk jalan-jalan ke sekitar rumah," ucap Tery yang gemas ketika harus menahan emosinya.

Kali ini Lucy menampakkan wajah protes nya, “Tapi ...."

“Ayolah!" ucap Rich, Ayahnya yang seolah memandang Lucy dengan penuh ancaman.

Terpaksa akhirnya Lucy pun melakukannya daripada nanti dirinya yang terkena masalah. Akhirnya ia langsung saja beranjak dari tempat duduknya dan mendahului Bian yang kali ini berjalan di belakangnya. 

Kali ini keduanya mulai berjalan-jalan di belakang dengan Lucy yang sebenarnya malas. Ia lebih memilih untuk duduk di dekat kolam ikannya mana kolam ikan warna-warni ditumbuhi dengan pohon teratai di sana.

“Sejak kapan kamu mengenalku?" tanyanya dengan  pandangannya lebih memilih kepada ikan-ikan kecil yang selalu menghibur kesepian nya. 

Pria di sampingnya itu tersenyum misterius, “Kamu pasti akan melupakannya. Ingatkah kamu? Hari dimana sepeda motor tabrak mobil?" tanya pria itu mengingatkan Lucy.

Lucy mengangkat sebelah alisnya, “Tunggu dulu!" Gadis itu kali ini mulai mengingat-ingat sesuatu. Baru sebulan ini kejadian itu terjadi.

Tampak ia berfikir lebih dalam, Lucy langsung saja mengingatnya.

***

Hari itu dimana Lucy tengah pulang sekolah, ia mengejar sepeda yang dikayuh oleh Aya dengan cepat. Wanita itu nampaknya begitu ahli mengendarai sepedanya.

Tentu saja Lucy tidak bisa mengejarnya, nampaknya Aya dan sahabat sekaligus saudaranya yaitu suichi  saling berlomba satu sama lain untuk menuju ke rumah pohon. 

Lucy bahkan tidak bisa mengejar keduanya, karena saking terfokus nya untuk mengejar mereka berdua, Lucy tidak memperhatikan ketika jalan raya yang semula sepi terdapat mobil yang melaju dengan kencang. Bahkan ia tidak menyangka jika dirinya akan tertabrak mobil namun justru dirinya selamat. 

Sepeda yang Lucy bawa seketika oleng karena sebuah mobil yang seolah mendorongnya. Sebelum mobil itu menabrak nya, suara decit rem yang diinjak dengan paksa sehingga mobil itu tidak terlalu kencang setelah menabrak sepeda Lucy.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status