Home / Romansa / Brondong, I'm in Love / Ayla yang Cantik

Share

Ayla yang Cantik

Author: Cold_Writer
last update Last Updated: 2021-04-05 20:05:56

“Barga! Finally, dua tahun ya klub lo ini, lo traktir gue sampe puas pokoknya!” seru wanita dengan rambut yang sudah tergerai indah itu. Tangannya merangkul tubuh pria yang tegap berbalut jaket denim dan senyumnya terukir indah.

“Ya, gue traktir lo sampe puas. Awas, jangan make out di ruang terbuka!” seru Barga yang sudah memisahkan pelukan mereka.

Ayla tertawa mendengarnya. Dia masih saja menari, membuat tubuh indahnya berguncang perlahan seiring dengan hentakan yang diberikan oleh kakinya itu.

Suara musik berdentam hebat, ditambah dengan pengunjung yang histeris dengan kehadiran DJ terkenal. Mereka ikut menghitung untuk mendengarkan musik yang dimainkan oleh DJ tersebut.

“Wow, siapa dia? Lo enggak kasih tahu gue soal cowok itu!” seru Ayla masih dengan matanya memandangi pria bule yang berdiri di panggung.

“Dia kan guest star yang gue pilih buat merayakan hari jadi aja, lo enggak bisa embat dia!” tegas pria itu sambil menyeret Ayla pergi menuju bar.

Tequila sudah dipesankan oleh Barga sementara Ayla menatap sekelilingnya. Matanya masih awas menatap satu per satu pria yang ada di sana, dia tengah berburu tentu saja. Menyunggingkan senyuman nakal saat ada mata pria mulai menatapnya. Lalu ….

“Ini.” Barga menyodorkan gelas berkaki yang cawannya bak payung terbalik lalu ada potongan limau yang tertancap di pinggirnya.

Warna minumannya indah, biru dan hijau. Sambil menerima tequila itu, Ayla tersenyum dan mengangkat gelasnya lalu meminumnya dalam sekali tenggak.

Asam, manis dan pahit karena beralkohol tentu saja.

“Gue enggak pernah tahu lo bisa pesanin minuman enak ini,” pujinya.

“Buat cewek secantik elo apa sih yang enggak, sayang aja lo enggak mau official sama gue,” balas Barga sambil tertawa.

Ayla menggelengkan kepalanya, “sorry to say. But you are not my type,” bisiknya lantas terkekeh.

Dia pergi begitu saja setelahnya.

Kembali dengan bersemangat Ayla menggoyangkan tubuhnya. Dia tak peduli dengan beberapa pria yang mengerubunginya dan kini tangan mereka kurang ajar membelai bagian tubuhnya itu. Bahkan pria di belakangnya malah menggesekkan tubuhnya.

Ayla yang merasa bahwa pria mata keranjang itu sudah keterlaluan. Dia berbalik, tersenyum nakal dan matanya berkedip menggoda. Dia semakin mendekat pada pria bertubuh gempal itu, lantas semakin mendekat. Masih dengan pinggul yang sengaja dia goyang pun tangannya meraih tengkuk pria itu. Membuat yang disentuh tak bisa tenang dan mulai bergerak bak cacing kepanasan.

Tangan Ayla perlahan turun, segera merayap semakin ke bawah dan tiba pada daerah aset pria itu yang nampaknya menegang sempurna.

Lalu ….

Dug!

“Saya bukan orang yang bisa kamu nikmati tanpa izin!” desisnya.

Pria itu segera menahan rasa sakitnya, merasakan begitu nyeri pada asetnya. Bukannya tegang mungkin sudah membengkak akibat lutut wanita cantik itu membenturnya kencang.

Ayla mengibaskan rambutnya, tersenyum semringah dan segera berlalu meninggalkan pria bermata keranjang yang sedang berusaha untuk tak mengeskpresikan kesakitannya. Dia bahkan terbungkuk-bungkuk. Ayla puas menyaksikannya.

“Cih! Dasar kucing garong!” desisnya kesal sembari menjauh dai dance floor.

Brug!

Tubuhnya tak sengaja membentur dada bidang pria yang ada di depannya. Dia tak bisa melihat dengan baik sampai-sampai menabrak seseorang.

“Maaf,” ucapnya segera berlalu.

Pria yang ditabraknya itu bahkan belum membalas kata-katanya namun dia sudah berlalu begitu saja.

Ayla dengan cepat pun mengabaikannya. Dia memilih mencari di mana Barga berada, setidaknya dia harus menikmati keramaian ini dengan seorang teman, minimalnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Brondong, I'm in Love   Gelisah

    Aylaberusaha untuk tetap bersembunyi sampai waktu yang ia tak tahu kapan. Kedua matanya terus memantau pergerakan Halbert. Tingkah Aylayang seperti ini seperti sedang menjadi buronan polisi. Untungnya tak banyak pengunjung kafe yang memperhatikan tingkah Ayla. Hanya segelintir orang saja, namun mereka bersikap masa bodoh. Dalam kondisi yang seperti ini, ia masih sempat untuk melirik minuman yang masih tersisa. Rasanya ingin sekali meneguk minumannya sampai habis kemudian lari dari sini, pikir Ayla. Bagaimana pun caranya, ia harus keluar dari kafe secepat mungkin. Tatapan Halberttertuju pada seluruh penjuru kafe. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang aneh. Ia dilanda kebingungan. Halbertmemesan secangkir kopi panas. Sambil menunggu pesanannya datang, ia masih menatap ke sekeliling secara tajam. Namun, detik ini entah keberuntungan atau kebetulan berada di pihak Ayla. Aylasedikit bernapas l

  • Brondong, I'm in Love   Selalu Ada Dirinya

    Aylamenjadi terkejut bukan main saat yang dilihatnya adalah Halbert. Ia memastikan bahwa ia masih mengenakan pakaian yang lengkap seperti semalam. Aylamerasa lega. Ia mengambil tas dan kunci mobil yang berada di atas meja. Sebelum pria itu bangun, dia kabur begitu saja. Halbertsebenarnya menyadari pergerakan Ayla. Ia tahu bahwa wanita yang tidur bersamanya sudah bangun. Namun, ia memilih untuk berpura-pura masih tidur. Mata coklatnya sedikit terbuka ketika Aylamembuka pintu dan pergi meninggalkannya. Kemudian, ia terlelap kembali. Aylaberjalan terburu-buru sambil sesekali melihat ke belakang untuk memastikan bahwa Halberttidak mengikutinya. Ia merapihkan rambut yang berantakan. Aylamerutuki dirinya sendiri karena tidak sempat ke kamar mandi untuk cuci muka terlebih dahulu. Ketika pintu lift terbuka, ternyata sudah ada tiga orang di dalamnya. Aylapun masuk sambil menundukkan wajah bantalnya. Dia menghiraukan tatapan mere

  • Brondong, I'm in Love   Menahan Hasrat

    Menahan Hasrat Ketika mereka berdua larut dalam hasrat masing-masing, Aylamulai bertingkah. Dia membuka bajunya. Tingkah Aylayang seperti itu menjadi sebuah cobaan yang berat untuk Halbert. Halbertmeneguk saliva dan mencoba mengalihkan pandangannya dari bagian atas tubuh Aylayang hanya terbalut dengan bra berwarna merah. Namun, tidak bisa. Hasrat Ayladan Halbertsemakin meningkat. Halbertmemejamkan matanya sejenak. Namun, suara kegelisahan Aylaterdengar oleh kedua telinga Halbert. Pengaruh dari minuman yang Aylategak mulai muncul. Halbertyang paham akan situasi Aylapun langsung membuka kedua mata coklatnya. Dan menangkap kedua tangan Aylayang sedang mencoba untuk melepas tali bra. Sesekali Halbertmengumpat dalam hatinya. Mana ada pria yang dapat menahan hasrat jika dihadapkan dengan wanita seperti Ayla. “Harusnya kamu bersikap seperti ini disaat kita sudah di a

  • Brondong, I'm in Love   Terjerat dalam Perangkapnya

    Pucuk di cinta, ulampun tiba. Begitulah istilahnya, Halbertberpura-pura kesakitan usai kepalanya membentur lantai karena Ayla. Aylayang tadinya tidak peduli pun langsung mendekati Halbert. “Duh, bagaimana ini?” tanya Aylakepada dirinya sendiri yang dilanda kepanikan. Dia yang merasa bersalah dan parnoan pun segera membawa Halbertkeluar dari pub. Ayladan Halbertberjalan perlahan diantara para muda-mudi yang sedang berdansa. Aylasebenarnya merasa berat ketika tangan Halbertberada di pundaknya. Namun, dia tetap berusaha semampunya demi yang terbaik untuk Halbert. Karena ini semua salahnya. Ayladengan sabar memapah Halbert. Sedangkan tanpa Aylasadari, Halbertsebenarnya sedang tersenyum kemenangan. ‘Ternyata begitu mudahnya untuk mempermainkan wanitaku,’ batin Halbert. Halbertselalu mengatakan Aylaadalah wanitanya. Namun, ia sama sekali belum pernah meminta Aylamenjadi wani

  • Brondong, I'm in Love   Menyulut Api Cemburu

    Aylamerasa bersyukur bisa menikmati kebahagiaan bersama teman-teman terdekatnya. Namun, entah mengapa ia tidak bisa melupakan Halbertdalam satu detik saja. Ia merasa bahwa Halbertselalu menghantui pikirannya. Ia merasa gengsi jika menceritakan hal yang sedang dialaminya kepada teman-temannya. Mereka pasti akan mentertawakannya. Jika mengingat tentang Halbert, ia pun jadi teringat dengan Elang. Apakah Elang sekarang sudah baik-baik saja? Ia tidak berani untuk menghubungi Elang terlebih dahulu semenjak kejadian di malam itu. Saat malam itu, ia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya. Memang dari dulu juga ia tidak bisa menghargai perasaan Elang. Ia yang meminta bantuan Elang, namun ia juga yang menghancurkannya dalam satu waktu. Seharusnya dia berterima kasih karena Elang selalu ada saat ia sedang membutuhkan bantuannya. Untuk meminta maaf pun Aylamerasa malu. Aylabisa tertawa bahagia, namun kedua matanya ti

  • Brondong, I'm in Love   Hot Stalker

    Warna langit mulai berubah menjadi jingga. Aylasudah selesai mengajar di kampus. Ketika sedang bersiap untuk pulang, terdengar suara notifikasi pesan masuk. Ternyata ia mendapatkan pesan dari salah satu temannya. Pesan tersebut berisi tentang mengingatkan Aylabahwa hari ini akan ada perayaan ulang tahun di pub. Aylapun ingat kalau ia memiliki janji dengan teman-temannya untuk berkumpul di sebuah mall dan berangkat menuju pub bersama-sama. Tanpa Aylasadari, Halbertsedang mengikutinya dari belakang. Aylasebenarnya melihat sebuah mobil yang berada di belakang mobilnya. Namun, Aylatidak tahu kalau itu adalah mobil milik Halbert. Dia sama sekali tidak ambil pusing. Sedangkan Halbertyang berada di dalam mobil pun menerka-nerka tempat yang akan dituju oleh Ayla. Namun, kemanapun Aylapergi, Halbertakan terus mengikutinya. Halbertmasih mengikuti Aylayang sedang berada di mall. Ternyata tujuan Aylait

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status