Saat menjadi wanita metropolitan yang sukses di bidang karir, maka Ayla menjadi salah satunya. Wanita itu memiliki dunia yang berbeda180 derajat dalam dunia kerja dan dunia sehari-harinya, terutama dunia malam.Bagi Ayla, pekerjaan dan kehidupannya tidaklah harus sejalan. Dia suka bersenang-senang maka itu akan dia lakukan. Mendidik dan bersenang-senang menjadi satu ciri baginya, hanya saja, semuanya menjadi kabur saat dia melihat Halbert.Mahasiswa baru yang menjadi mahasiswa bimbingannya. Dalam sekejap dia benar-benar jatuh hati pada Halbert. Saat dia harus memberikan bimbingan untuk Halbert dan saat dia bertemu dengan Halbert di klub malam, semuanya benar-benar menjadi berantakan. Hidup dan juga hatinya.Bagaimana Ayla akan mengatasi rasa cintanya pada sang Brondong?
View More“Ah! Gila! Bisa-bisanya sih gue malah jadi lupa begini,” keluh Ayla. Wanita yang berprofesi menjadi dosen dan kini dia masih mencoba untuk bertahan duduk sembari menatap wajah-wajah tua yang dipenuhi keseriusan.
“Ibu Ayla, ada yang ingin disampaikan?”
Mendengar suara Dekan dengan kacamata yang membingkai matanya pun membuatnya terperanjat. Akhirnya dia hanya bisa diam dan menggeleng. Dia paling malas untuk ditanya tentu saja.
“Tidak ada Bu,” ucapnya dengan nada rendah
Semua orang memandangnya. Para dosen wanita memandang iri dengan kecantikan dan kemolekan Ayla, tapi para dosen pria memandang kagum dan ekspresinya bercampur dengan ekspresi lain yang dia paham ke mana mata mereka memandang.
Ayla merenggangkan tangannya perlahan. Dia tak bisa untuk menetap. “Ibu-ibu saya pergi duluan ya?” pamitnya segera melesat pergi sambil membetulkan kacamata yang membingkainya.
Seseorang sudah menghubunginya terus menerus. Kenapa juga pria itu terlalu cerewet?!
Segera wanita itu mengambil ponslenya dan menempelkannya di telinga kanannya dan bahunya menjepitnya sehingga dia bisa berbicara dengan temannya itu. Sedangkan tangannya membuka pintu mobil dan tangan lainnya menenteng tas hitam miliknya.
“Halo! Iya gue ke sana! Lo bawel amat sih!” semprotnya saat temannya belum juga mengeluarkan kalimat apa pun.
“Ish! Sialan!” makinya masih dengan berusaha untuk membuka blouse sopan yang membalut tubuhnya.
Kini menyisakan dia yang hanya berbalur bra saja. Dia mencari satu dress yang akan dipakainya untuk pergi ke klub temannya itu. Di sana sedang ada ulang tahun kedua atas berdirinya klub malam itu.
“Akhirnya!” Ayla memekik kegirangan.
Usai gaun itu berhasil membalut tubuhnya. Dia segera melepaskan pengait rok span hitam yang dipakainya saat rapat itu.
Lantas dia melepaskan juga kaus kakinya berganti dengan sepatu heels tinggi yang mendukung kaki jenjang nan mulusnya.
Dia segera menyalakan mobilnya dan melajukannya menuju alamat tempat tujuannya.
Ia bisa berganti baju di dalam mobil karena memang mobilnya dilapisi kaca film khusus berwarna hitam yang tak bisa dilihat dari luar namun dia bisa melihat keluar tentu saja. Jadi dia bebas akan melakukan apa saja di dalam mobil.
Perjalanan yang memakan waktu satu jam cukup membuatnya bernapas lega. Dia segera masuk ke dalam tempat hiburan malam di mana akan menjumpai manusia yang tumpah ruah di dalamnya itu.
Kakinya membawanya menuju toilet wanita. Dia segera mengeluarkan clutch kecil yang terlihat fancy dan elegan. Jelas, harga clutch itu dia dapatkan dengan tak sedikit jumlahnya. Jutaan! Dia mendapatkannya dari salah satu pria yang pernah berkencan dengannya.
Dia mulai merapikan rambut hitamnya yang panjang dengan sisir kecil yang selalu dibawanya. Lalu dia memoleskan bedak untuk sedikit merapikan wajahnya serta lipstik merah menyala yang glossy mulai terpoles di bibir tipis miliknya.
Setidaknya eye liner itu masih bertahan seharian ini. Eye liner badai yang mempertegas garis kelopak matanya. Serta irisnya terpasang kontak lensa berwarna coklat karamel.
“Oke! Lets find Barga!” serunya segera keluar dari toilet wanita.
Dia tak peduli dengan pemandangan yang terjadi di sini.
Segera dia mencari Barga, teman yang mengundangnya. Dia melihat bagaimana pria itu tengah berjoget di dance floor.
Segera dia menghampirinya dan memesan sebotol minuman beralkohol pada bartender.
“Hey!” sapanya setengah berteriak sambil menepuk bahu dari temannya itu.
Pria itumenoleh dan tersenyum sumringah begitu mendapati wanita cantik yang berdiri di belakangnya. Tangannya segera merengkuhnya. “Halo! Finally you come, my Ayla!” serunya dengan kegirangan.
Aylaberusaha untuk tetap bersembunyi sampai waktu yang ia tak tahu kapan. Kedua matanya terus memantau pergerakan Halbert. Tingkah Aylayang seperti ini seperti sedang menjadi buronan polisi. Untungnya tak banyak pengunjung kafe yang memperhatikan tingkah Ayla. Hanya segelintir orang saja, namun mereka bersikap masa bodoh. Dalam kondisi yang seperti ini, ia masih sempat untuk melirik minuman yang masih tersisa. Rasanya ingin sekali meneguk minumannya sampai habis kemudian lari dari sini, pikir Ayla. Bagaimana pun caranya, ia harus keluar dari kafe secepat mungkin. Tatapan Halberttertuju pada seluruh penjuru kafe. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang aneh. Ia dilanda kebingungan. Halbertmemesan secangkir kopi panas. Sambil menunggu pesanannya datang, ia masih menatap ke sekeliling secara tajam. Namun, detik ini entah keberuntungan atau kebetulan berada di pihak Ayla. Aylasedikit bernapas l
Aylamenjadi terkejut bukan main saat yang dilihatnya adalah Halbert. Ia memastikan bahwa ia masih mengenakan pakaian yang lengkap seperti semalam. Aylamerasa lega. Ia mengambil tas dan kunci mobil yang berada di atas meja. Sebelum pria itu bangun, dia kabur begitu saja. Halbertsebenarnya menyadari pergerakan Ayla. Ia tahu bahwa wanita yang tidur bersamanya sudah bangun. Namun, ia memilih untuk berpura-pura masih tidur. Mata coklatnya sedikit terbuka ketika Aylamembuka pintu dan pergi meninggalkannya. Kemudian, ia terlelap kembali. Aylaberjalan terburu-buru sambil sesekali melihat ke belakang untuk memastikan bahwa Halberttidak mengikutinya. Ia merapihkan rambut yang berantakan. Aylamerutuki dirinya sendiri karena tidak sempat ke kamar mandi untuk cuci muka terlebih dahulu. Ketika pintu lift terbuka, ternyata sudah ada tiga orang di dalamnya. Aylapun masuk sambil menundukkan wajah bantalnya. Dia menghiraukan tatapan mere
Menahan Hasrat Ketika mereka berdua larut dalam hasrat masing-masing, Aylamulai bertingkah. Dia membuka bajunya. Tingkah Aylayang seperti itu menjadi sebuah cobaan yang berat untuk Halbert. Halbertmeneguk saliva dan mencoba mengalihkan pandangannya dari bagian atas tubuh Aylayang hanya terbalut dengan bra berwarna merah. Namun, tidak bisa. Hasrat Ayladan Halbertsemakin meningkat. Halbertmemejamkan matanya sejenak. Namun, suara kegelisahan Aylaterdengar oleh kedua telinga Halbert. Pengaruh dari minuman yang Aylategak mulai muncul. Halbertyang paham akan situasi Aylapun langsung membuka kedua mata coklatnya. Dan menangkap kedua tangan Aylayang sedang mencoba untuk melepas tali bra. Sesekali Halbertmengumpat dalam hatinya. Mana ada pria yang dapat menahan hasrat jika dihadapkan dengan wanita seperti Ayla. “Harusnya kamu bersikap seperti ini disaat kita sudah di a
Pucuk di cinta, ulampun tiba. Begitulah istilahnya, Halbertberpura-pura kesakitan usai kepalanya membentur lantai karena Ayla. Aylayang tadinya tidak peduli pun langsung mendekati Halbert. “Duh, bagaimana ini?” tanya Aylakepada dirinya sendiri yang dilanda kepanikan. Dia yang merasa bersalah dan parnoan pun segera membawa Halbertkeluar dari pub. Ayladan Halbertberjalan perlahan diantara para muda-mudi yang sedang berdansa. Aylasebenarnya merasa berat ketika tangan Halbertberada di pundaknya. Namun, dia tetap berusaha semampunya demi yang terbaik untuk Halbert. Karena ini semua salahnya. Ayladengan sabar memapah Halbert. Sedangkan tanpa Aylasadari, Halbertsebenarnya sedang tersenyum kemenangan. ‘Ternyata begitu mudahnya untuk mempermainkan wanitaku,’ batin Halbert. Halbertselalu mengatakan Aylaadalah wanitanya. Namun, ia sama sekali belum pernah meminta Aylamenjadi wani
Aylamerasa bersyukur bisa menikmati kebahagiaan bersama teman-teman terdekatnya. Namun, entah mengapa ia tidak bisa melupakan Halbertdalam satu detik saja. Ia merasa bahwa Halbertselalu menghantui pikirannya. Ia merasa gengsi jika menceritakan hal yang sedang dialaminya kepada teman-temannya. Mereka pasti akan mentertawakannya. Jika mengingat tentang Halbert, ia pun jadi teringat dengan Elang. Apakah Elang sekarang sudah baik-baik saja? Ia tidak berani untuk menghubungi Elang terlebih dahulu semenjak kejadian di malam itu. Saat malam itu, ia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya. Memang dari dulu juga ia tidak bisa menghargai perasaan Elang. Ia yang meminta bantuan Elang, namun ia juga yang menghancurkannya dalam satu waktu. Seharusnya dia berterima kasih karena Elang selalu ada saat ia sedang membutuhkan bantuannya. Untuk meminta maaf pun Aylamerasa malu. Aylabisa tertawa bahagia, namun kedua matanya ti
Warna langit mulai berubah menjadi jingga. Aylasudah selesai mengajar di kampus. Ketika sedang bersiap untuk pulang, terdengar suara notifikasi pesan masuk. Ternyata ia mendapatkan pesan dari salah satu temannya. Pesan tersebut berisi tentang mengingatkan Aylabahwa hari ini akan ada perayaan ulang tahun di pub. Aylapun ingat kalau ia memiliki janji dengan teman-temannya untuk berkumpul di sebuah mall dan berangkat menuju pub bersama-sama. Tanpa Aylasadari, Halbertsedang mengikutinya dari belakang. Aylasebenarnya melihat sebuah mobil yang berada di belakang mobilnya. Namun, Aylatidak tahu kalau itu adalah mobil milik Halbert. Dia sama sekali tidak ambil pusing. Sedangkan Halbertyang berada di dalam mobil pun menerka-nerka tempat yang akan dituju oleh Ayla. Namun, kemanapun Aylapergi, Halbertakan terus mengikutinya. Halbertmasih mengikuti Aylayang sedang berada di mall. Ternyata tujuan Aylait
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments