Share

Brondong, I'm in Love
Brondong, I'm in Love
Penulis: Cold_Writer

Klub Malam

Penulis: Cold_Writer
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-05 20:02:36

“Ah! Gila! Bisa-bisanya sih gue malah jadi lupa begini,” keluh Ayla. Wanita yang berprofesi menjadi dosen dan kini dia masih mencoba untuk bertahan duduk sembari menatap wajah-wajah tua yang dipenuhi keseriusan.

“Ibu Ayla, ada yang ingin disampaikan?”

Mendengar suara Dekan dengan kacamata yang membingkai matanya pun membuatnya terperanjat. Akhirnya dia hanya bisa diam dan menggeleng. Dia paling malas untuk ditanya tentu saja.

“Tidak ada Bu,” ucapnya dengan nada rendah

Semua orang memandangnya. Para dosen wanita memandang iri dengan kecantikan dan kemolekan Ayla, tapi para dosen pria memandang kagum dan ekspresinya bercampur dengan ekspresi lain yang dia paham ke mana mata mereka memandang.

Ayla merenggangkan tangannya perlahan. Dia tak bisa untuk menetap. “Ibu-ibu saya pergi duluan ya?” pamitnya segera melesat pergi sambil membetulkan kacamata yang membingkainya.

Seseorang sudah menghubunginya terus menerus. Kenapa juga pria itu terlalu cerewet?!

Segera wanita itu mengambil ponslenya dan menempelkannya di telinga kanannya dan bahunya menjepitnya sehingga dia bisa berbicara dengan temannya itu. Sedangkan tangannya membuka pintu mobil dan tangan lainnya menenteng tas hitam miliknya.

“Halo! Iya gue ke sana! Lo bawel amat sih!” semprotnya saat temannya belum juga mengeluarkan kalimat apa pun.

“Ish! Sialan!” makinya masih dengan berusaha untuk membuka blouse sopan yang membalut tubuhnya.

Kini menyisakan dia yang hanya berbalur bra saja. Dia mencari satu dress yang akan dipakainya untuk pergi ke klub temannya itu. Di sana sedang ada ulang tahun kedua atas berdirinya klub malam itu.

“Akhirnya!” Ayla memekik kegirangan.

Usai gaun itu berhasil membalut tubuhnya. Dia segera melepaskan pengait rok span hitam yang dipakainya saat rapat itu.

Lantas dia melepaskan juga kaus kakinya berganti dengan sepatu heels tinggi yang mendukung kaki jenjang nan mulusnya.

Dia segera menyalakan mobilnya dan melajukannya menuju alamat tempat tujuannya.

Ia bisa berganti baju di dalam mobil karena memang mobilnya dilapisi kaca film khusus berwarna hitam yang tak bisa dilihat dari luar namun dia bisa melihat keluar tentu saja. Jadi dia bebas akan melakukan apa saja di dalam mobil.

Perjalanan yang memakan waktu satu jam cukup membuatnya bernapas lega. Dia segera masuk ke dalam tempat hiburan malam di mana akan menjumpai manusia yang tumpah ruah di dalamnya itu.

Kakinya membawanya menuju toilet wanita. Dia segera mengeluarkan clutch kecil yang terlihat fancy dan elegan. Jelas, harga clutch itu dia dapatkan dengan tak sedikit jumlahnya. Jutaan! Dia mendapatkannya dari salah satu pria yang pernah berkencan dengannya.

Dia mulai merapikan rambut hitamnya yang panjang dengan sisir kecil yang selalu dibawanya. Lalu dia memoleskan bedak untuk sedikit merapikan wajahnya serta lipstik merah menyala yang glossy mulai terpoles di bibir tipis miliknya.

Setidaknya eye liner itu masih bertahan seharian ini. Eye liner badai yang mempertegas garis kelopak matanya. Serta irisnya terpasang kontak lensa berwarna coklat karamel.

“Oke! Lets find Barga!” serunya segera keluar dari toilet wanita.

Dia tak peduli dengan pemandangan yang terjadi di sini.

Segera dia mencari Barga, teman yang mengundangnya. Dia melihat bagaimana pria itu tengah berjoget di dance floor.

Segera dia menghampirinya dan memesan sebotol minuman beralkohol pada bartender.

“Hey!” sapanya setengah berteriak sambil menepuk bahu dari temannya itu.

Pria itumenoleh dan tersenyum sumringah begitu mendapati wanita cantik yang berdiri di belakangnya. Tangannya segera merengkuhnya. “Halo! Finally you come, my Ayla!” serunya dengan kegirangan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Enok Wulandari
Penasaran sama alurnya semoga bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Brondong, I'm in Love   Gelisah

    Aylaberusaha untuk tetap bersembunyi sampai waktu yang ia tak tahu kapan. Kedua matanya terus memantau pergerakan Halbert. Tingkah Aylayang seperti ini seperti sedang menjadi buronan polisi. Untungnya tak banyak pengunjung kafe yang memperhatikan tingkah Ayla. Hanya segelintir orang saja, namun mereka bersikap masa bodoh. Dalam kondisi yang seperti ini, ia masih sempat untuk melirik minuman yang masih tersisa. Rasanya ingin sekali meneguk minumannya sampai habis kemudian lari dari sini, pikir Ayla. Bagaimana pun caranya, ia harus keluar dari kafe secepat mungkin. Tatapan Halberttertuju pada seluruh penjuru kafe. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang aneh. Ia dilanda kebingungan. Halbertmemesan secangkir kopi panas. Sambil menunggu pesanannya datang, ia masih menatap ke sekeliling secara tajam. Namun, detik ini entah keberuntungan atau kebetulan berada di pihak Ayla. Aylasedikit bernapas l

  • Brondong, I'm in Love   Selalu Ada Dirinya

    Aylamenjadi terkejut bukan main saat yang dilihatnya adalah Halbert. Ia memastikan bahwa ia masih mengenakan pakaian yang lengkap seperti semalam. Aylamerasa lega. Ia mengambil tas dan kunci mobil yang berada di atas meja. Sebelum pria itu bangun, dia kabur begitu saja. Halbertsebenarnya menyadari pergerakan Ayla. Ia tahu bahwa wanita yang tidur bersamanya sudah bangun. Namun, ia memilih untuk berpura-pura masih tidur. Mata coklatnya sedikit terbuka ketika Aylamembuka pintu dan pergi meninggalkannya. Kemudian, ia terlelap kembali. Aylaberjalan terburu-buru sambil sesekali melihat ke belakang untuk memastikan bahwa Halberttidak mengikutinya. Ia merapihkan rambut yang berantakan. Aylamerutuki dirinya sendiri karena tidak sempat ke kamar mandi untuk cuci muka terlebih dahulu. Ketika pintu lift terbuka, ternyata sudah ada tiga orang di dalamnya. Aylapun masuk sambil menundukkan wajah bantalnya. Dia menghiraukan tatapan mere

  • Brondong, I'm in Love   Menahan Hasrat

    Menahan Hasrat Ketika mereka berdua larut dalam hasrat masing-masing, Aylamulai bertingkah. Dia membuka bajunya. Tingkah Aylayang seperti itu menjadi sebuah cobaan yang berat untuk Halbert. Halbertmeneguk saliva dan mencoba mengalihkan pandangannya dari bagian atas tubuh Aylayang hanya terbalut dengan bra berwarna merah. Namun, tidak bisa. Hasrat Ayladan Halbertsemakin meningkat. Halbertmemejamkan matanya sejenak. Namun, suara kegelisahan Aylaterdengar oleh kedua telinga Halbert. Pengaruh dari minuman yang Aylategak mulai muncul. Halbertyang paham akan situasi Aylapun langsung membuka kedua mata coklatnya. Dan menangkap kedua tangan Aylayang sedang mencoba untuk melepas tali bra. Sesekali Halbertmengumpat dalam hatinya. Mana ada pria yang dapat menahan hasrat jika dihadapkan dengan wanita seperti Ayla. “Harusnya kamu bersikap seperti ini disaat kita sudah di a

  • Brondong, I'm in Love   Terjerat dalam Perangkapnya

    Pucuk di cinta, ulampun tiba. Begitulah istilahnya, Halbertberpura-pura kesakitan usai kepalanya membentur lantai karena Ayla. Aylayang tadinya tidak peduli pun langsung mendekati Halbert. “Duh, bagaimana ini?” tanya Aylakepada dirinya sendiri yang dilanda kepanikan. Dia yang merasa bersalah dan parnoan pun segera membawa Halbertkeluar dari pub. Ayladan Halbertberjalan perlahan diantara para muda-mudi yang sedang berdansa. Aylasebenarnya merasa berat ketika tangan Halbertberada di pundaknya. Namun, dia tetap berusaha semampunya demi yang terbaik untuk Halbert. Karena ini semua salahnya. Ayladengan sabar memapah Halbert. Sedangkan tanpa Aylasadari, Halbertsebenarnya sedang tersenyum kemenangan. ‘Ternyata begitu mudahnya untuk mempermainkan wanitaku,’ batin Halbert. Halbertselalu mengatakan Aylaadalah wanitanya. Namun, ia sama sekali belum pernah meminta Aylamenjadi wani

  • Brondong, I'm in Love   Menyulut Api Cemburu

    Aylamerasa bersyukur bisa menikmati kebahagiaan bersama teman-teman terdekatnya. Namun, entah mengapa ia tidak bisa melupakan Halbertdalam satu detik saja. Ia merasa bahwa Halbertselalu menghantui pikirannya. Ia merasa gengsi jika menceritakan hal yang sedang dialaminya kepada teman-temannya. Mereka pasti akan mentertawakannya. Jika mengingat tentang Halbert, ia pun jadi teringat dengan Elang. Apakah Elang sekarang sudah baik-baik saja? Ia tidak berani untuk menghubungi Elang terlebih dahulu semenjak kejadian di malam itu. Saat malam itu, ia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya. Memang dari dulu juga ia tidak bisa menghargai perasaan Elang. Ia yang meminta bantuan Elang, namun ia juga yang menghancurkannya dalam satu waktu. Seharusnya dia berterima kasih karena Elang selalu ada saat ia sedang membutuhkan bantuannya. Untuk meminta maaf pun Aylamerasa malu. Aylabisa tertawa bahagia, namun kedua matanya ti

  • Brondong, I'm in Love   Hot Stalker

    Warna langit mulai berubah menjadi jingga. Aylasudah selesai mengajar di kampus. Ketika sedang bersiap untuk pulang, terdengar suara notifikasi pesan masuk. Ternyata ia mendapatkan pesan dari salah satu temannya. Pesan tersebut berisi tentang mengingatkan Aylabahwa hari ini akan ada perayaan ulang tahun di pub. Aylapun ingat kalau ia memiliki janji dengan teman-temannya untuk berkumpul di sebuah mall dan berangkat menuju pub bersama-sama. Tanpa Aylasadari, Halbertsedang mengikutinya dari belakang. Aylasebenarnya melihat sebuah mobil yang berada di belakang mobilnya. Namun, Aylatidak tahu kalau itu adalah mobil milik Halbert. Dia sama sekali tidak ambil pusing. Sedangkan Halbertyang berada di dalam mobil pun menerka-nerka tempat yang akan dituju oleh Ayla. Namun, kemanapun Aylapergi, Halbertakan terus mengikutinya. Halbertmasih mengikuti Aylayang sedang berada di mall. Ternyata tujuan Aylait

  • Brondong, I'm in Love   Wanita Sempurna

    Tidak hanya Aylayang selalu memikirkan Halbert. Di saat yang bersamaan, Halbertpun memikirkan Ayla. Dia selalu terbayang akan sosok Ayla. Rasa penasaran menggelayuti pikirannya. Halbertsemakin ingin mengetahui bagaimana kelakuan Ayladi luar sana ketika Aylatidak sedang menjalankan tugasnya sebagai dosen. Halbertmemberanikan diri untuk mencari-cari informasi tentang Aylakepada teman-teman mahasiswanya. Teman-teman yang diminta untuk memberikan informasi tentang Aylapun ada yang malah penasaran sama Halbert. Karena, dia tiba-tiba meminta informasi seorang wanita. Sedangkan selama ini, Halberttidak pernah meminta informasi tentang wanita manapun selain Ayla. Namun, Halbertsama sekali mengabaikan rasa penasaran mereka. Tetapi ada juga yang langsung dengan semangat memberikan informasi tentang Ayla. Kebanyakan dari teman-teman Halbertyang memberikan informasi mengatakan bahwa Aylaadalah seorang wanita y

  • Brondong, I'm in Love   Terngiang-Ngiang

    Selama proses bimbingan, Aylaberusaha untuk fokus supaya bisa langsung memberikan laporan kepada Bu Monika dengan tepat waktu. Namun, berbeda dengan Halbertyang menjadi mahasiswa bimbingannya, ia sangat terlihat tidak seperti biasanya. Ia biasanya terlihat sangat cuek, cool, sibuk sendiri dengan laptopnya. Kini, Halbertsesekali menyindir Ayla, namun Aylatidak memberi tanggapan. “Sepertinya wanita itu bermuka dua,” sindir Halbertsambil melihat ke arah Ayladan tangannya bertopang di dagu. Aylahanya fokus dengan proposal yang Halberttelah selesaikan. Sesekali ia mencatat poin-poin yang akan dijadikan bahan laporan untuk diserahkan kepada Bu Monika. Biasanya, Aylalah yang selalu menatap Halbert. Namun, kini malah sebaliknya. Aylasama sekali tidak berani untuk menatap Halbert. Tanpa Halbertketahui sebenarnya Aylamenyembunyikan salah satu tanggannya yang sedang gemetar. “DIa sangat berbeda seka

  • Brondong, I'm in Love   Gagal Menghindar

    Aylamasih ingin menikmati waktu berendamnya di dalam bathtube lebih lama lagi, namun karena Bi Tijah sudah memberitahu bahwa sarapannya sudah siap, ia pun mau tak mau harus menyelesaikan proses berendamnya. Aylamembasuh setiap anggota tubuhnya perlahan. Ia tidak lupa untuk menggosok giginya dan mencuci muka, lalu membalut tubuh indahnya dengan handuk yang lembut. Aylalangsung menuju walk in closet dan mengambil pakaian formal yang biasa ia pakai untuk kerja. Setelah memakai pakaian formal yang rapi, ia pun merapihkan rambutnya dan merias wajahnya yang eksotis. Perut Aylaberbunyi pertanda minta jatah makanan. Aylalangsung menuruni tangga dengan terburu-buru dan bergegas menuju ruang makan. Ia langsung melahap makanan yang telah disediakan di atas meja makan. Semalam ia tidak menyantap makanan sama sekali, ia hanya meminum rose wine dengan jumlah yang sangat banyak. Setelah menghabiskan makanannya, ia langsung memakai pantofel heel

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status