Share

Brondong, I'm in Love
Brondong, I'm in Love
Author: Cold_Writer

Klub Malam

“Ah! Gila! Bisa-bisanya sih gue malah jadi lupa begini,” keluh Ayla. Wanita yang berprofesi menjadi dosen dan kini dia masih mencoba untuk bertahan duduk sembari menatap wajah-wajah tua yang dipenuhi keseriusan.

“Ibu Ayla, ada yang ingin disampaikan?”

Mendengar suara Dekan dengan kacamata yang membingkai matanya pun membuatnya terperanjat. Akhirnya dia hanya bisa diam dan menggeleng. Dia paling malas untuk ditanya tentu saja.

“Tidak ada Bu,” ucapnya dengan nada rendah

Semua orang memandangnya. Para dosen wanita memandang iri dengan kecantikan dan kemolekan Ayla, tapi para dosen pria memandang kagum dan ekspresinya bercampur dengan ekspresi lain yang dia paham ke mana mata mereka memandang.

Ayla merenggangkan tangannya perlahan. Dia tak bisa untuk menetap. “Ibu-ibu saya pergi duluan ya?” pamitnya segera melesat pergi sambil membetulkan kacamata yang membingkainya.

Seseorang sudah menghubunginya terus menerus. Kenapa juga pria itu terlalu cerewet?!

Segera wanita itu mengambil ponslenya dan menempelkannya di telinga kanannya dan bahunya menjepitnya sehingga dia bisa berbicara dengan temannya itu. Sedangkan tangannya membuka pintu mobil dan tangan lainnya menenteng tas hitam miliknya.

“Halo! Iya gue ke sana! Lo bawel amat sih!” semprotnya saat temannya belum juga mengeluarkan kalimat apa pun.

“Ish! Sialan!” makinya masih dengan berusaha untuk membuka blouse sopan yang membalut tubuhnya.

Kini menyisakan dia yang hanya berbalur bra saja. Dia mencari satu dress yang akan dipakainya untuk pergi ke klub temannya itu. Di sana sedang ada ulang tahun kedua atas berdirinya klub malam itu.

“Akhirnya!” Ayla memekik kegirangan.

Usai gaun itu berhasil membalut tubuhnya. Dia segera melepaskan pengait rok span hitam yang dipakainya saat rapat itu.

Lantas dia melepaskan juga kaus kakinya berganti dengan sepatu heels tinggi yang mendukung kaki jenjang nan mulusnya.

Dia segera menyalakan mobilnya dan melajukannya menuju alamat tempat tujuannya.

Ia bisa berganti baju di dalam mobil karena memang mobilnya dilapisi kaca film khusus berwarna hitam yang tak bisa dilihat dari luar namun dia bisa melihat keluar tentu saja. Jadi dia bebas akan melakukan apa saja di dalam mobil.

Perjalanan yang memakan waktu satu jam cukup membuatnya bernapas lega. Dia segera masuk ke dalam tempat hiburan malam di mana akan menjumpai manusia yang tumpah ruah di dalamnya itu.

Kakinya membawanya menuju toilet wanita. Dia segera mengeluarkan clutch kecil yang terlihat fancy dan elegan. Jelas, harga clutch itu dia dapatkan dengan tak sedikit jumlahnya. Jutaan! Dia mendapatkannya dari salah satu pria yang pernah berkencan dengannya.

Dia mulai merapikan rambut hitamnya yang panjang dengan sisir kecil yang selalu dibawanya. Lalu dia memoleskan bedak untuk sedikit merapikan wajahnya serta lipstik merah menyala yang glossy mulai terpoles di bibir tipis miliknya.

Setidaknya eye liner itu masih bertahan seharian ini. Eye liner badai yang mempertegas garis kelopak matanya. Serta irisnya terpasang kontak lensa berwarna coklat karamel.

“Oke! Lets find Barga!” serunya segera keluar dari toilet wanita.

Dia tak peduli dengan pemandangan yang terjadi di sini.

Segera dia mencari Barga, teman yang mengundangnya. Dia melihat bagaimana pria itu tengah berjoget di dance floor.

Segera dia menghampirinya dan memesan sebotol minuman beralkohol pada bartender.

“Hey!” sapanya setengah berteriak sambil menepuk bahu dari temannya itu.

Pria itumenoleh dan tersenyum sumringah begitu mendapati wanita cantik yang berdiri di belakangnya. Tangannya segera merengkuhnya. “Halo! Finally you come, my Ayla!” serunya dengan kegirangan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Enok Wulandari
Penasaran sama alurnya semoga bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status