Share

Misteri Riris Mustika 

Penulis: Suwito Sarjono
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-26 02:01:11

“Kisanak Suro Joyo..., aku memang bukan Riris Manik,” ucap perempuan berparas cantik yang berpakaian mewah layaknya putri kerajaan itu. 

Suro Joyo semakin dibuat kaget karena gumamannya yang lirih ternyata didengar perempuan berparas memikat itu. Dalam benaknya, Suro Joyo merasa heran sekaligus curiga. Jangan-jangan, perempuan yang masih tersenyum itu bukan manusia sembarangan.

“Kalau begitu..., Putri ini siapa?” tanya Suro Joyo untuk menghilangkan rasa penasarannya.

“Aku Riris Mustika,” jawab perempuan muda yang berwajah jelita itu. “Berasal dari Kerajaan Mayangdupa.”

“Kerajaan Mayangdupa...?”

“Iya, Kisanak.”

“Baru sekarang aku mendengar nama kerajaan itu. Di mana letaknya?”

“Letaknya jauh sekali dari hutan ini. Ke arah barat daya sana.”

Suro Joyo berpikir keras untuk mengingat-ingat Kerajaan Mayangdupa. Namun semakin berpikir, semakin yakin bahwa dirinya belum pernah mendengar nama kerajaan tersebut.

“Nama yang aneh...,” Suro Joyo membatin. “Seingatku, tidak ada nama Kerajaan Mayangdupa. Nama itu kok mirip tempat tempat tinggal para siluman. Jangan-jangan....”

“Jangan berpikir yang bukan-bukan, Kisanak Suro Joyo!” tegur Riris Mustika. “Aku manusia, Kisanak. Bukan siluman atau makhluk halus lainnya.”

“Bukannya aku tidak percaya, Putri, tapi hanya belum pernah dengar nama kerajaan itu,” sanggah Suro Joyo. “Bisa saja aku pernah mendengar nama Kerajaan Mayangdupa, tapi lupa. Maafkan kalau terkesan meragukan keberadaan kerajaan Putri Riris Mustika. Kalau boleh tahu, bagaimana ceritanya kok Putri Riris Mustika bisa sampai di tengah Hutan Jiwangkara?”

Riris Mustika menghela napas panjang. “Ceritanya panjang, rumit, dan berliku, Kisanak. Intinya, aku diusir dari Kerajaan Mayangdupa karena tidak tunduk pada perintah Ayahanda. Aku anak tunggal. Walaupun perempuan, aku mewarisi tahta Kerajaan Mayangdupa. Namun aku menolak keinginan Ayahanda untuk menggantikan beliau yang sudah uzur. Penolakan ini menjadikan beliau murka, lalu dengan kesaktian yang beliau miliki, aku dibuang menggunakan ajian sapu angin. Dalam tiga kejapan mata, aku sudah berada di hutan ini tadi malam. Semalam aku tidur di sebuah pohon kecil yang berdekatan dengan pohon ini.”

Suro Joyo memandangi wajah Riris Mustika dengan perasaan takjub. “Kita memiliki prinsip yang sama tentang menolak menjadi raja. Apa alasan Putri?”

“Aku merasa tidak sanggup mengemban tugas berat sebagai seorang raja,” jawab Riris Mustika. “Daripada memaksakan diri melakukan sesuatu yang tidak mampu dikerjakan, aku menolak mandat dari Ayahanda.”

“Akibatnya, Putri Riris Mustika dibuang ke sini.”

“Iya. Dengar-dengar Kisanak Suro Joyo sedang ada masalah. Kerajaan Krendobumi direbut oleh oran yang tidak punya hak atas tahta kerajaan itu.” 

“Benar, Putri. Namanya Badas Wikatra. Maaf, dari mana Putri tahu namaku dan juga tentang perebutan tahta oleh Badas Wikatra?”

Riris Mustika tersenyum manis. “Nama Kisanak sangat dikenak di jagat persilatan. Keharuman nama Kisanak tersebar di seluruh penjuru mata angin. Aku kebetulan pernah melihat Kisanak di sebuah tempat, aku lupa namanya. Orang-orang menyebut Kisanak bernama Suro Joyo. Dari situlah aku bisa mengenali Kisanak.”

Cerita yang masuk akal membuat Suro Joyo mengangguk-angguk. Terkesan memahaminya. 

“Apakah Putri sekarang?”

“Aku sendiri bingung mau berbuat apa, Kisanak. Misalnya kembali ke Kerajaan Mayangdupa, pasti akan ditangkap prajurit, lalu dipenjara karena sudah tidak dianggap anak lagi oleh Ayahanda.”

Riris Mustika menghela napas sejenak. “Kalau diperbolehkan, aku ingin membantu Kisanak Suro Joyo untuk merebut kembali tahta Krendobumi.”

 Wajah Suro Joyo berbinar. Secercah harapan yang lebih besar dari sebelumnya kembali mekar. Semangatnya yang membaja, semakin kokoh dengan adanya dukungan dari Riris Mustika. Meskipun dia terusir dari kerajaannya, tapi pasti punya kemampuan linuwih sebagai pewaris tahta Kerajaan Mayangdupa.

Sebagai putri mahkota kerajaan, tentu memiliki berbagai kemampuan yang tidak dipunyai masyarakat pada umumnya. Tata perang, tata krama, dan berbagai kemampuan ketatanegaraan, pasti dia miliki. Ketika Suro Joyo nanti menggempur pasukan Badas Wikatra, butuh orang-orang yang punya kemampuan mumpuni dalam peperangan. Suro Joyo yakin, Riris Mustika punya kemampuan di atas rata-rata. Para pelatih dan guru dari Kerajaan Mayangdupa pasti menyiapkan Riris Mustika menjadi ratu yang hebat kalau kelak tiba saatnya menduduki tahta kerajaan tersebut.

“Terima kasih atas perhatiannya, Putri,” Suro Joyo menanggapi. “Tapi aku tidak berjanji akan bisa melindungi Putri dari bahaya yang mungkin datang ketika berada di hutan ini beberapa hari ke depan. Masih ada lima hari yang harus kulalui sebelum diperbolehkan keluar oleh guruku.”

“Jangan khawatir, Kisanak!” sahut Riris Mustika. “Aku bisa melindungi diriku sendiri dari bahaya yang akan datang. Aku siap menghadapi bahaya apa pun yang menghadang.”

Keduanya berjalan ke arah timur. Mereka berjalan berdampingan sambil bercakap-cakap tentang kerajaan masing-masing.

Suro Joyo merasa senang bisa bertukar pengalaman dengan orang lain yang sama-sama berasal dari istana. Ternyata Riris Mustika punya kesamaan dengan Suro Joyo dalam memandang rakyat di sebuah wilayah kerajaan atau negara. Bagi mereka, rakyat menjadi tujuan utama bagi mereka ketika memiliki kewenangan. Mereka memang tidak ingin menjadi raja, tetapi memiliki tujuan mulia, yakni menjamin rasa keadilan bagi rakyat di kerajaan wilayah masing-masing. Selain itu, mereka ingin menunjuk orang yang bisa dipercaya untuk menjadi pelaksana sebagai raja di kerajaan masing-masing, yakni di Krendobumi dan Kerajaan Mayangdupa. Orang yang ditunjuk menjadi pelaksana tugas raja, harus bisa menjamin kesejahtaraan dan kemakmuran rakyat di wilayah Krendobumi dan Kerajaan Mayangdupa.

Sebelum Riris Mustika menyampaikan niat baiknya tersebut, dirinya keburu dibuang dari Kerajaan Mayangdupa. Dia tidak bisa melaksanakan keinginannya tersebut kalau kelak yang menjadi raja di Kerajaan Mayangdupa bukan sosok yang dia inginkan.

Sedangkan Suro Joyo sekarang sedang masa awal perjuangan untuk menggalang kekuatan. Dimulai dari diri sendiri, nantinya akan diperluas dengan minta dukungan dari banyak pihak untuk merebut tahta Krendobumi  dari tangan orang yang tidak punya hak atas singgasana kerajaan tersebut.

Siang hari Suro Joyo mengajak Riris Mustika istirahat sejenak di bawah pohon mandira yang lebat daunnya. Di dekat pahon ada danau kecil airnya sangat bening. Berbagai jenis ikan  warna-warni terlihat berenang ke sana kemari dengan riangnya. Di sekeliling danau ada berbagai macam tanama bunga yang indah.

“Bunga itu sepertinya ada yang menanam secara sengaja,” komentar Suro Joyo. “Siapa kira-kira yang menanam bunga itu, Putri?”

“Aku tidak tahu, Kisanak,” jawab Riris Mustika. “Kan aku bukan penghuni hutan ini.”

“O iya ya, aku lupa.”

Suro Joyo ke tepi danau. Dia ambil air yang bening untuk mencuci muka. Riris Mustika tertarik untuk melakukan hal yang sama. Dia berada di samping kiri Suro Joyo untuk melakukan kegiatan yang sama. Perempuan cantik itu membasuk wajahnya dengan air bening. Wajah cantiknya semakin kemilau diterpa sinar matahari.

Selama beberapa saat Suro Joyo terpukai oleh kecantikan Riris Mustika. Sebagai laki-laki, wajar kalau terpesona dengan kecantikan seorang perempuan. Perempuan yang masih gadis. Belum punya suami.

Namun kekaguman Suro Joyo pada kecantikan Riris Mustika tiba-tiba memudar. Diam-diam dia melihat ke danau. Bayangan wajah Riris Mustika tidak terlihat di sana!

Suro Joyo terperanjat, tapi berusaha disembunyikan. Dia berupaya terlihat tidak kaget karena kenyataan di luar dugaan. Kenyataan bahwa Riris Mustika ternyata bukan manusia!

Tanpa sepengetahuan Suro Joyo, mendadak jari-jari kedua tangan Riris Mustika tumbuh kuku-kuku yang tajam. Sangat tajam, setajam ujung belati baja! Kuku-kuku tajam itu siap merobek-robek tubuh Suro Joyo!

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Calon Pewaris Ilmu Ki Tambung

    Giliran Suro Joyo yang kaget mendapat pertanyaan dari Tambung. Selama hidup baru pertama kali mendengar nama Braja Pakering. Suro Joyo menjadi semakin kaget karena nama itu dijadikan bahan pertanyaan. Suro Joyo bingung untuk menjawab.“Maaf, Ki,” kata Suro Joyo terbata-bata, “saya tidak tahu apa yang Ki Tambung maksud. Saya mendengar nama Ki Braja Pakering dari Ki Tambung.”“O…, begitu. Kamu ketemu Ki Pandansekti kan?”“Iya, pagi ini. Baru saja. Pokoknya belum lama tadi.”“Ki Pandansekti lebih dikenal sebagai Manusia Lumut.”“Benar, Ki. Memang wujud badannya seperti warna hijau lumut.”“Apa beliau tidak menyebutkan nama Braja Pakering?”“Tidak, Ki.”“Rupanya daya ingat beliau sudah rusak parah. Masa nama sendiri sampai tidak ingat?”“Apa Ki Tambung kenal Ki Pandansekti?”“Ki Pandansekti itu nama aslinya Braja Pakering. Beliau kakak seperguruanku di Padepokan Langit Panglon. Di padepokan itu kami pernah belajar banyak ilmu, termasuk Ajian Lontarmaruta. Bedanya, beliau berhasil menguasa

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Dilontarkan ke Padepokan Carang Giring

    “Sekarang Kisanak membuka mata kembali!” ucap Pandansekti kepada Suro Joyo.Pendekar muda berwajah tampan rupawan itu masih setengah sadar akibat terkena semacam sengatan serangga di ujung kepala. Dia membuka kedua mata pelan-pelan. Bisa mata terbuka, wajah Suro Joyo memucat pasi! Dia sekarang bisa melihat berbagai macam makhluk halus di sekelilingnya!“Tenang, Kisanak, tenang…,” Pandansekti berupaya meredam rasa panik yang diperlihatkan Suro Joyo. “Mereka sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang hidup berdampingan dengan kita, tetapi beda alam. Mereka tidak akan mengganggu kita kalau kita tidak mengganggu keberadaan mereka.”“Mengapa mereka menampakkan diri pada kita, Ki?” Suro Joyo merasa terusik. “Apakah mereka ada niat jahat pada kita.”“Kisanak…, bukan mereka yang menampakkan diri kepada kita, tapi kita berdua punya kemampuan untuk melihat alam gaib!”“Maksud Ki Pandansekti, saya bisa melihat alam gaib? Mampu mengetahui dunia lelembut?”“Betul, Kisanak. Tapi jangan khawatir! Ada cara

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Manusia Lumut Memang Ada

    “Maaf..., Kisanak siapa ya?” tanya Suro Joyo sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru.“Aku Pandansekti, tinggal di tengah danau,” jawab suara yang tadi menyahut perkataan Suro Joyo.Antara percaya dan tidak percaya, Suro Joyo menajamkan pandangan mata ke tengah danau.“Mana mungkin ada manusia yang bisa hidup di bawah air?” tanya Suro Joyo dalam hati. “Manusia tidak bisa bernapas ketika berada di dalam air. Kalau ada sosok yang mengaku tinggal di tengah danau, dalam arti di dalam danau, rasanya tidak mungkin. Tidak masuk akal.”Kata hati Suro Joyo bertolak belakang dengan kenyataan yang terpampang di depan mata. Dari tengah danau muncul sosok laki-laki tua yang sudah kakek-kakek. Semua tubuhnya berwarna hijau seperti warna lumut. Semula yang muncul kepala, pundak, badan, dan kaki scrutuh. Lalu laki-laki tua itu berjalan di atas air mendekati Suro Joyo.Kakek tua yang menyebut dirinya Pandansekti itu menunduk hormat, yang langsung dibalas oleh Suro Joyo.“Selamat datang di Huta

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Serangan Siluman Mayangdupa

    Ada hawa dingin sedingin salju menyambar wajah Suro Joyo. Secara naluriah pendekar muda berwajah tampan itu menyadari ada bahaya yang mengancam jiwa. Hawa dingin itu khas menebar dari sosok makhluk halus. Riris Mustika!Sejak menyadari bahwa Riris Mustika bukan manusia, Suro Joyo langsung waspada. Waspada penuh, sepenuh-penuhnya. Bagaimana pun juga, Hutan Jiwangkara bukan hutan sembarangan. Apa saja bisa terjadi di luar nalar manusia. Sosok cantik menawan yang mewujud sosok Riris Mustika, ternyata siluman.Dia siluman jahat atau baik, tidak dipikir Suro Joyo. Yang penting, dia langusng siaga kalau ada sesuatu yang tak terduga menimpanya. Begitu ada hawa dingin menerpa, Suro Joyo buru-buru menjauh. Saat itu, ternyata Riris Mustika siap menggunakan ujung kuku-kuku tajam jari-jari tangan kanan untuk menusuk jantung Suro Joyo!Tusukan itu hanya mengena tempat kosong. Suro Joyo langsung jaga jarak dengan kuda-kuda kokohnya un

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Misteri Riris Mustika 

    “Kisanak Suro Joyo..., aku memang bukan Riris Manik,” ucap perempuan berparas cantik yang berpakaian mewah layaknya putri kerajaan itu.Suro Joyo semakin dibuat kaget karena gumamannya yang lirih ternyata didengar perempuan berparas memikat itu. Dalam benaknya, Suro Joyo merasa heran sekaligus curiga. Jangan-jangan, perempuan yang masih tersenyum itu bukan manusia sembarangan.“Kalau begitu..., Putri ini siapa?” tanya Suro Joyo untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Aku Riris Mustika,” jawab perempuan muda yang berwajah jelita itu. “Berasal dari Kerajaan Mayangdupa.”“Kerajaan Mayangdupa...?”“Iya, Kisanak.”“Baru sekarang aku mendengar nama kerajaan itu. Di mana letaknya?”“Letaknya jauh sekali dari hutan ini. Ke arah barat daya sana.”Suro Joyo berpikir keras untuk mengingat-ingat Kerajaan Mayangdupa. Namun semakin berpikir,

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Manusia Berwatak Serigala

    “Ini serigala jenis apa ya?” kata Suro Joyo agak keras untuk menggertak segerombol binatang pemakan daging yang menggeram-geram di bawah sana, berjarak sepuluh tombak. “Mengapa besarnya hampir sebesar kerbau? Apa makanan yang ada di hutan ini membuat bentuk tubuhnya menjadi lebih besar dari asal-usulnya? Warna bulunya juga hitam lebam, berbeda dari serigala pada umumnya.”Suro Joyo memperhatikan pergerakan binatang-binatang itu yang berputar-putar mengitari pohon sambil menggeram penuh nafsu memangsa calon korban. Di antara mereka ada yang menggonggong ke arah Suro Joyo seolah-olah menggertak agar mentalnya jatuh. Ketika calon korban jatuh mental, mudah sekali untuk diterkam. Dijadikan mangsa, dijadikan satapan pagi!Lidah-lidah mereka yang menjulur meneteskan liur menggambarkan nafsu makannya sangat tinggi. Pagi-pagi seperti sekarang, makhluk hidup apa pun butuh makanan untuk disantap. Sur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status