Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Hari ini adalah waktunya.Jam sudah menunjukan jam 6 pagi, hanya 2 jam lagi akad akan dimulai.Kayla yang sudah bangun sejak pukul 3 pagi tengah dirias oleh para petugas yang telah ditunjuk sebagai makeup pengantin."Kakak skincare nya apa kalau boleh tau?" Tanya Sofi, salah satu petugas rias.Terlihat dari cermin, Kayla mengkerutkan alisnya. "Hm, apa ya? Aku cuman pakai sabun cuci muka aja.""Heh, Serius?" Petugas yang lain terkejut.Kayla bingung dengan sikap petugas yang terkejut itu."Tapi kok bisa semulus ini wajahnya, kayak perawatan." Puji petugas yang terkejut itu, namanya Tere."Kayla itu menjaga makanannya Kak. Tiap pagi dia hanya mengonsumsi buah-buahan dan jarang maHai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Akad telah usai.Kini, mereka tengah bersiap ke hotel untuk istirahat dan mempersiapkan acara resepsi besok.Keluarga Wafa sengaja booking hotel untuk keluarga besar agar dapat beristirahat seusai lelahnya acara akad yang didatangi banyak orang.Apalagi masing-masing keluarga baik keluarga Wafa dan Kayla saling memiliki kerabat dan teman dengan jumlah yang banyak.Rata-rata tamu didominasi oleh kerabat dari Ayah Wafa dan almarhum Ayah Kayla.Wafa dan Kayla juga mengundang beberapa teman dekatnya.Ada sekitar 75 orang teman Wafa yang datang ke acara akad karena kebetulan dilaksanakan pada hari kerja, sementara ada 10 orang teman Kayla yang merupakan teman kuliahnya.Tidak banyak yang Kayl
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Ternyata melakukan hal romantis dengan pasangan halal itu menyenangkan.Perasaan takut akan dosa seketika hilang begitu saja.Seperti Wafa yang merasa nyaman untuk memandangi wajah istrinya dengan waktu yang lama.Bahkan, hal itu termasuk ibadah."Fa, kamu kenapa memandangiku terus sih? Apakah ada yang salah dengan mukaku?" Tanya Kayla yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk.Wafa menggeleng, senyumannya tersungging. "Ngga ada yang salah kok, justru karena kamu sangat cantik. Jadi, aku senang memandangimu."Bibir Kayla mendadak cemberut. "Kalau aku ngga cantik kamu ngga mau memandangiku?""Masalahnya kamu cantik.""Wafa..." Kayla menatap gemas kepada suaminya yang tidak be
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Ponsel Wafa terlempar begitu saja di atas kasur. Pria itu mendengus kesal dan tangannya membasuh wajah. Ia menahan emosi.Ponselnya kembali berbunyi. Ada notifikasi lagi.Masih dari pengirim yang sama.Tampaknya pengirim itu belum berhenti sebelum Wafa benar-benar membalasnya.Kembali, jemarinya mengetik di keyboard. Wafa memilih untuk mengabaikan pesan dan mengalihkan pandangan dengan membaca dokumen yang masuk ke e-mailnya."Assalamu'alaikum Fa." Akhirnya Kayla sudah balik dari kamar Bundanya. Sambil membawa kantung plastik berisi makanan, Wafa nampak lega."Akhirnya," Gumam Wafa dalam hati. "Wa'alaikumus salam Key, kamu bawa apa?" Sorot matanya terlihat antusias."Kak Dinda dan Kak Di
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Afdhal dan Raihan saling celingukan. Mereka tengah memastikan keadaan.Padahal hari ini adalah resepsi pernikahan Kayla dan Wafa. Seharusnya mereka tidak membebani pikiran Wafa dengan masalah, terlebih seputar Diana.Tapi masalahnya sudah tidak bisa ditawar lagi. Wanita itu harus dibantu."Assalamu'alaikum." Afdhal mengetuk pintu kamar Kayla dan Wafa. Jam menunjukan pukul 10 pagi."Wa'alaikumsalam" Kayla membalas salam. "Hei ada kalian, ada apa?""Wafa ada?" Tanya Afdhal spontan. Ia terlihat buru-buru.Kening Kayla seketika berkerut. Wanita itu bingung dengan ekspresi kedua sahabat suaminya yang terlihat mencari sesuatu."Ehm, Wafa ngga ada disini. Dia lagi keluar temenin Kakaknya. Katan
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca.🌼🌼🌼"Wafa kok belom balik daritadi?" Tanya Adila setelah kuah sup masuk ke kerongkongannya."Oh, sedang keluar tadi dengan Afdhal dan Raihan." Jawab Kayla seadanya. Ia takut Adila akan marah jika alasan kepergian mereka untuk Diana.Kata Wafa, Adila adalah orang yang paling depan menolak hubungan mereka berdua.Saat masih dekat dulu, Adila selalu menghalangi Wafa untuk menemui Diana. Firasatnya, Diana bukan wanita yang baik.Entahlah."Ngapain? Kok lama banget. Dia kan baru nikah, udah ninggalin kamu gitu aja. Besok kan kamu dan Wafa sudah saling sibuk." Cibir Adila.Kayla harus memutar otak. "Kami kan akan tinggal satu atap Kak. Jadi, pasti akan tetap bertemu gimana pun juga." Ujarnya.Adila
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎----------------------------------‐----"Hai Fa, kamu sudah pulang daritadi?" Tanya Kayla yang terkejut melihat suaminya sudah duduk sofa dan tengah berkutat dengan laptop.Wafa mengangkat wajahnya. "Iya Key. Aku minta duplikat kunci biar kita bisa saling megang. Maaf lupa bilang.""Ngga papa kok" Kayla bisa mengerti. "Oh iya, gimana? Lancar semuanya?" Tanyanya sambil duduk di sebelah Wafa.Wafa menoleh, wajahnya nampak kusut. "Aman kok."Mata Kayla menyipit. Sepertinya suaminya tengah berbohong. "Ada apa? Mungkin ada yang bisa ku bantu."Mendengar tawaran Kayla dan nada suaranya yang meneduhkan membuat pertahanan Wafa runtuh. Ia membasuh mukanya, bingung."Keluarga Diana masih belum menerimanya. Dia sendirian disana." Tu
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎----------------------------------‐----Tangan Kayla sudah tidak sanggup memegang tas belanjaan. Ini sudah 5 tas yang dia pegang.Sedangkan Adila masih akan mengunjungi toko berikutnya. "Kak, sepertinya udah banyak yang kita beli. Cukup kali ya." Ujar Kayla.Langkah Adila diperlambat, ia membalikan setengah badan ke arah Kayla. "Buat orang lain aja belum kita beli Key.""Jadi 5 ini untuk aku?" Kayla terkejut.Adila mengangguk, matanya tersenyum. "Bajumu ku lihat sedikit banget. Cardigan yang kamu pakai itu-itu lagi kan? Celana kulot juga, rok seringnya warna hitam atau putih terus."Nafas Adila sedikit terengah-engah karena membawa 5 tas, mengikuti langkah Adila, sekarang makin sulit mengatur nafas akibat terkeju
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎----------------------------------‐----Terdengar suara tangisan samar-samar dari balik pintu. Seperti rintihan yang sengaja ditahan dengan menutup mulut agar orang lain tidak mengetahuinya.Membuat langkah Wafa seketika berhenti. Datangnya dari arah kamar mandi wanita.Pikiran Wafa menjadi liar. Apakah itu suara Diana? Selepas kejadian tadi, ada air mata wanita itu jatuh membasahi pipi. Sedikit tapi tetap terekam oleh Wafa.Tangan Wafa mengacak-acak rambutnya sendiri dan matanya terpejam sesaat, merasa menyesal.Wafa mengatur nafas. Lalu tubuhnya merapat ke tembok dekat kamar mandi. Menunggu pemilik suara itu keluar.Harap-harap cemas menunggunya. Jantung Wafa sedikit berdegup kencang saat memastikan seseorang y