Aku mendengar suara pintu di buka dan yakin itu pasti Davian, jadi dia memutuskan untuk kembali? Huh jangan harap aku akan memberikannya padamu. Aku segera membaringkan tubuhku dan menutupnya dengan selimut hingga ke leher, aku segera menutup mataku saat ku dengan langkah kaki Davian semakin mendekat.
Clek
Aku membuka mataku sedikit dan kulihat pintu kamar mandi baru saja di tutup.
"Ciih, dasar pria menyebalkan!! Ganteng sih!! Tapi kalo nyebelin ya buat apa huh" omelku
Aku tak mengerti dengan pola fikir nya itu, aku tak yakin dia mencintaiku!! Huh jika dia benar benar mencintaiku dia akan melakukan banyak hal agar aku terkesan padanya.
Allahuakbar Allahuakbar
Azan magrib sudah berkumandang namun aku masih menutup mataku dan menunggu Davian hingga keluar.
Clek
Pintu kamar mandi tampak terbuka aku segera menutup mataku lagi.
"Nissa bangun, ayo kita solat magrib dahulu" ucap Davian menggoyahkan tubuhku.
Aish sekarang aku harus apa? Aku masih malu prihal kejadian tadi sore. Aku hanya berdehem dan masih pura pura tidur "Hmm .."
"Udah magrib ayo bangun" ucap Davian lagi
"Diam" aku masih diam dan tak bergeming sama sekali.
"Kalo kamu ga bangun aku cium yah" ancam Davian
Aku sontak membuka mataku dan membulatkan mataku ke arah Davian.
Aku menyipitkan mataku ke arahnya "Mesum" ucapku lalu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.
Davian tampak terkekeh "Mesum juga sama istri sendiri" ucap Davian lagi namun aku menghiraukan nya masuk ke mandi dan menutup rapat pintu.
Aku keluar kamar mandi dan mengambil mukena yang menjadi mahar pernikahanku. Aku bukan wanita shalehah aku juga jarang sekali solat, jika sekarang aku solat ya itu karna aku malu pada Davian.
Aku tak seperti Ka Clara yang menutup kepalanya dengan kerudung untuk menutup aurat, Bunda beberapa kali menyuruhku namun aku selalu menolaknya.
Davian sudah menghamparkan dua sejadah aku berdiri tegak di belakangnya dan memulai solat berjamaah.
Saat solat magrib sudah selesai aku hendak melepaskan mukena yang aku pakai, namun Davian mencegahku melepaskannya. "Jangan di lepas dulu Nis, ga akan lama lagi solat isya jadi biar sekalian, mending kamu baca Al Qur'an atau Dzikir" ucap Davian
Baca Al Qur'an? Aku tak bisa membacanya!! Sudah lama sekali aku tak membacanya dan aku sudah lupa cara membacanya.
Davian tampak menatapku heran aku tak tahu apa dia mengerti atau tidak ia kemudian menyuruhku berdzikir saja.
Apa yang akan dia fikirkan jika tahu aku tak bisa mengaji yah? Ahh apa perduliku soal itu, jika dia tak bisa menerimaku aku tak masalah jika dia meninggalkan aku.
Allahuakbar Allahuakbar
Adzan isya sudah berkumandang kami kembali melaksanakan solat berjamaah, setelah selesai aku hendak melepaskan mukena namun Davian menyodorkan tangannya, awalnya aku bingung namun aku baru sadar jika aku istrinya jadi sehabis solat aku harus mencium punggung tangannya.
Davian tengah melipat sejadahnya dan menyimpannya di lemari kembali, ia lalu merogoh saku celananya dan mengambil sebuah ponsel. Aku duduk di kursi menyisir rambut sepunggungku kemudian sesekali melihat wajahnya dari arah cermin.
"Kamu ga laper?" tanyaku basa basi
"Lumayan" ucapnya dingin dan masih fokus pada ponselnya
"Mau makan apa?" tanyaku lagi
"Terserah" ucapnya lagi dingin dan masih setia pada ponselnya itu
Aish harus yah kayak gtu nyebelin banget sih, istrinya ngomong malah sibuk sama ponselnya.
"Yaudah aku turun kebawah dulu, nanti kalo udah siap aku panggil" ucap Anisa lalu berjalan membuka pintu dan menutupnya kembali
Tap tap tap
"Ka Clara ngapain disini?" tanya Anissa ketika melihat Kakak nya ada di dapur.
"Ehm hai Niss, ahh ini Kakak lagi masak buat kita semua" ucap Clara
"Oh padahal niatnya Nisa tadi mau masak" ucap Anisa "Oh iya perasaan dari tadi pagi sampe siang Nisa ga liat Kakak di pernikahan Nisa!! Kakak kemana? tanya Anisa saat mengingat bahwa ia tak melihat sosok Clara saat pernikahannha tadi pagi
"Maaf ya Niss, Kakak bukannya gak mau hadir kenikahan kamu tapi Kakak tadi ada kerjaan dan Kakak juga ga bisa ngambil cuti, maaf yah." ucap Clara merapatkan tangannya di dada
"Oh gitu iya ga apa apa Ka" ucap Anisa lagi
"Yuk makan!! Panggil suami kamu turun" perintah Clara
"Iyah, Nissa ke atas dulu yah" ucap Anisa lalu kembali naik ke atas
Tap tap tap
Clek
"Makan malem nya udah siap" ucap Anissa
"Ko cepet sih?" tanya Davian dan kini wajah nya menatap Anisa
"Tadi pas mau masak ternyata Kak Clara udah masak buat semuanya, dan saya di suruh manggil kamu" ucap Anisa kemudian badannya berbalik hendak turun ke bawah
Davian kemudian bangkit dan berjalan ikut turun ke bawah.
Keduanya menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan.
Tap tap tap
Disana sudah ada Lidya Handoko dan Clara yang sudah duduk menunggu Nisa dan Davian untuk makan bersama.
"Sa, Nak Davian sini duduk kita makan malam bersama" ucap Lidya
"Iyah, Bund" ucap Davian lalu duduk di kursi dan di sebelahnya ada Nisa yang ikut duduk juga.
Tak ada pembicaraan apapun saat itu, mereka tampak fokus dengan makan malam saat itu hingga akhir. Makan malam sudah selesai Handoko meminta Davian dan Nissa untuk ke ruang keluarga karna ada hal yang ingin di bicarakan.
Akhirnya Anissa dan Davian menuju ruang keluarga, disana juga ada Lidya yang sudah duduk di samping Handoko.
"Ayah sama Bunda mau bicara apa?" ucap Anissa
Handoko tampak memasang wajah serius menatap menantu baru nya itu. "Nak Davian yakin akan membawa Nisa kerumahmu? Apa tidak sebaiknya kalian tinggal disini saja" ucap Handoko
Davian tampak menghela nafasnya sebelum memulai pembicaraan nya.
"Sebelumnya saya minta maaf, saya tetap akan membawa Nissa kerumah saya lagi pula sekarang kan Nisa sudah menjadi tanggung jawab saya. Jarak dari sini ke kantor juga lumayan jauh, jika kami tinggal disini ada kemungkinan saya akan jarang pulang kerumah, tapi jika Nisa mau disini saya tidak akan memaksa mungkin saya akan datang berkunjung jika saya ada waktu" ucap Davian tegas.
Aku menatap Davian sinis mataku kian menyipit kala mendengar setiap ucapannya. Apa dia sudah gila, seenaknya melakukan hal itu padaku tentu saja aku akan mengikutinya kemanapun dia pergi. "Nissa akan ikut kemanapun Davian pergi" ucapku tiba tiba, Davian tampak menatapku heran.
"Apa ada yang salah dengan ucapan Nisa? Davian kan suami Nissa mana mungkin Nisa membiarkannya pergi sendiri" ucapku memberi penjelasan
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan kalian Ayah akan mendukung keputusan kalian" ucap Handoko
"Kalian harus sering mampir kesini yah" timpal Lidya
"Iyah bund pasti" ucapku lalu Davian tampak tersenyum menatap Lidya
"Hari ini saya akan penginap disini, mungkin besok kami mulai pindah kerumah saya" ucap Davian
"Baiklah" ucap Handoko dan Lidya
"Yaudah kalian istirahat aja yah" ucap Lidya
Aku lalu bangkit dan berpamitan untuk naik ke atas ku lihat Davian mengikutiku Naik ke atas. Lagi pula aku sudah sangat ngantuk sekali terlebih badan ku juga sangat pegal.
Mungkin karna aku terlalu banyak berdiri saat di pelaminan tadi.
Clek
Aku merebahkan tubuhku di ranjang kemudian Davian berjalan ke arahku dan mengambil bantal, aku mengerutkan alisku bingung jangan jangan dia mau tidur di sofa.
"Kamu mau tidur di sofa?" tanyaku pada Davian
"Hmm .. Iyah!!" ucap Davian
"Apa menurutmu tubuhku bau atau menjijikan hingga kamu tidak mau tidur di samping ku" ucapku kesal apa yang dia fikirkan apa ini karna aku sudah ternoda hingga Membuatnya enggan untuk tidur bersamaku
"Huhh aku sama sekali tak berfikir sejauh itu Nissa!! Aku hanya menghargai mu" ucap Davian
"Kamu yakin ingin menjadikan aku Aisyahmu? Aku tak berfikir begitu!! Jika kamu menganggap ku sebagai Aisyahmu kamu tidak akan memperlakukan ku seperti ini!!" ucapku mulai tersulut emosi
Davian tampak membuang kasar nafasnya.
"Kenapa kamu selalu memulai perdebatan yang tidak penting!!" ucap Davian ikut kesal dengan tingkah Anisa yang menurutnya ke kenak kanak kan
"Apa menurutmu hal semacam ini tidak penting!! Aku sudah bertanya padamu sejak awal kan apa kamu yakin akan menikahi aku!! Jika begini caramu memperlakukan aku. Maka aku yakin keputusanku menolakmu itu tidak salah" ucapku setengah berteriak
Wajah Davian kini mulai memerah matanya juga tak bersahabat ia mendekati ku perlahan. Apa dia akan memukulku!! Apa dia yang sebenarnya seperti ini!!
Aku memejamkan mataku kala tubuhnya semakin mendekat ke arahku. Hingga pelukannya menghangatkan tubuhku, Davian memelukku dengan sangat erat. Benarkah dia memelukku? Aku mulai membuka mataku perlahan, pria ini benar benar memeluk dengan sangat erat "Jangan marah lagi!! Aisyahku tak boleh jadi wanita pemarah!! Aku akan tidur di samping mu jika itu yang kamu inginkan" ucap Davian lalu meregangkan pelukannya. Ia mulai menarik tubuhku hingga ke ranjang
"Ini sudah malam, aku juga yakin Aisyahku ini sudah mengantuk jadi kita tidur saja yah" ucapnya lalu mulai merebahkan tubuhnya di ranjang.
Wajah Davian kini mulai memerah matanya juga tak bersahabat ia mendekati ku perlahan. Apa dia akan memukulku!! Apa dia yang sebenarnya seperti ini!!Aku memejamkan mataku kala tubuhnya semakin mendekat ke arahku. Hingga pelukannya menghangatkan tubuhku, Davian memelukku dengan sangat erat. Benarkah dia memelukku? Aku mulai membuka mataku perlahan, pria ini benar benar memeluk dengan sangat erat "Jangan marah lagi!! Aisyahku tak boleh jadi wanita pemarah!! Aku akan tidur di samping mu jika itu yang kamu inginkan" ucap Davian lalu meregangkan pelukannya. Ia mulai menarik tubuhku hingga ke ranjang"Ini udah malem, aku juga yakin Aisyahku ini sudah mengantuk jadi kita tidur saja yah" ucapnya lalu mulai merebahkan tubuhnya di ranjang.Seolah aku mulai terbuai oleh kata kata nya dan entah kenapa saat Davian mengatakan jika aku Aisyah nya hatiku mulai berdebar tak menentu. Hei jantung !! Berdetak dengan sewajarnya saja atau kau akan membuatku mati kar
Kamu mau pergi jauh ataupun dekat kamu harus tetep izin sama aku yah Nis, aku itu suami kamu sekarang jadi kalo kamu mau pergi kemanapun aku harus tau dan kamu harus izin dulu sebelum pergi" ucap Davian"Yaelah mau keluar bentar aja ribet amat sih" ucap Anissa, ia kemudian menutup telfon nya secara sepihak.Aku tuh ga ngerti yah emang jadi Istri seseorang itu kaya gini yah? Mending kalo gw cinta sama tuh cowok lah ini kenal aja baru beberapa hari udah so ngatur ngatur gw, nyebelin banget sih.Sepanjang perjalanan Anissa terus menggerutu kesal membicarakan Davian yang menurutnya sangat over protektif terhadapnya."Pak saya turun disini aja yah" ucap Anissa pada sang sopir taksi."Iyah Mbak" ucap sang sopir ia pun segera mengerem kan mobilnya.Setelah memberikan ongkos taksi Anissa segera keluar dari mobil.Anissa tampak berhenti di sebuah tempat makan yang cukup terkenal disana.Dertt"Euhh pasti cowok itu lag
Aku segera beranjak pergi meninggalkan kantor saat tau Anissa sedang berada di luar, wanita itu benar benar tak bisa mematuhi Suaminya.Apakah menikahinya adalah suatu kebodohan yang ku buat sendiri? Bisa bisanya aku meminta segera di nikah kan dengan wanita pemarah dan egois seperti dia.Seharusnya dia mendengarkan aku, bukankah sekarang aku adalah Suaminya.Aku segera beranjak menuju lift dan turun ke bawah, setalah nya aku berjalan ke arah parkiran dan membawa mobilku dengan kecepatan normal.Aku merogoh saku di Jas ku dan mengambil handpone yang ada disana, aku segera mengecek lokasi Anissa dengan melihat GPS, "ahh akhirnya ketemu"."Sedang apa dia restoran? Apa jangan jangan dia bertemu seseorang atau teman teman nya yang biasa mengajaknya ke club malam"."Aku tidak bisa membiarkan Istriku bergaul dengan teman teman nya yang sekarang, aku bukan nya mau mengatur hidupnya, tapi jika sampai harus bergaul dengan hal yang tidak b
Pranggg Anissa melempar foto pernikahan nya dengan Davian ke lantai hingga kaca yang terpasang di foto itu hancur dan berserakan di lantai. "Maksud kamu apa ngelempar foto penikahan kita huh" ucap lelaki itu sembari menujuk ke arah istrinya. "Kenapa?" Tanya wanita itu, ia menjeda kalimatnya sebelum melanjutkan nya kembali. "Kamu ga suka? Baru tau kan kalo sifat aku kaya gini!! Nyesel?" Tanya wanita itu. Rasanya kepala Davian mau pecah saja saat istri yang ia anggap anggun ternyata bisa se bar bar ini. "Kamu istri saya Anissa!!" Ucap lelaki itu penuh penekanan. Anissa berkali kali membuang nafas nya kasar. Ia berjalan ke arah kasur kemudian duduk di sisi kiri. Tak lama lalaki yang bergelar suaminya itu menghampiri nya dan ikut duduk di samping nya. Ia berusaha mencairkan es yang ada dalam diri istrinya itu. "Niss, aku suami kamu kan?" Tanya laki laki itu, matanya berbinar ada ada
Yang awalnya menyakinkan akan terus bersamapun tetap pergi. Pada akhirnya tidak ada jalan lain selain bertahan atau mengakhirinya.***Davian berjalan dari kamar mandi menuju ranjang dimana istrinya masih tertidur.Sehelai handuk masih menempel di bawah pinggangnya, mempelihatkan dada bidang laki laki itu.Perlahan ia mendekat, duduk di samping gadis itu.FuhhhDavian tampak meniup wajah Anissa hingga beberapa helai rambut panjang gadis itu bergerak.ErrgghhAnissa tampak mengerang saat hembusan nafas laki laki benar benar terasa menerpa wajahnya.Beberapa detik kemudia gadis itu tampak memerjapkan matanya, memperlihatkan wajah Davian yang begitu dekat dengan wajah nya."Astagfirullah .." ucap gadis itu kaget.Davian spontan menjauhkan wajah nya, ia kemudian berdiri tegak di samping istrinya.
"Mau aku ceritain gak? cerita yang menurut aku nempel banget di hati aku gak?" ucap gadis itu tiba-tiba."Kisah apa?" tanya Davian."Iya mau gak? Jawab aja dulu, kalo mau entar aku ceritain" ucao Anissa "Iyah .. boleh""Aku ceritain dari awal yah" "Jadi yah aku tuh punya saudara dari keluarga bunda. Yang menurut aku kisahnya gak seberuntung kisah yang aku jalanin saat ini" Davian tampak serius mendengarkan istri nya bercerita. "Namanya ka Mia, jadi dia tuh bukan saudara yang kaya pada umum nya gitu. Dari kecil ka Mia tuh gak tau siapa orangtua kandung nya. Jadi waktu umur 2 tahun atau berapa gitu aku lupa lagi soalnya. om sama tante aku tuh adopsi dia dari panti asuhan ...." "terus orangtua nya gimana?" Tanya Davian memotong ucapan istrinya."Iya bentar kali" "Hehe .. yaudah lanjut deh aku dengerin"."Nah waktu umur nya 15 tahun om sama tante aku tuh meninggal dalam kecelakaan gitu terus karena ka Mia ini anak tunggal mereka dan yang paling mereka sayang akhirnya semua harta nya
Aku memang bodoh kalo berfikir Alex juga mencintaiku " ucap Meysa sambil tertidur memeluk gulingnya. "Aku harus bagaimana sekarang rasanya Aku ingin memukulnya dengan keras dan berkata kamu jahat Lex kamu benar benar brengsek ." gerutu Meysa. Dertt pesan masuk ... "Kamu lagi dimana Sya aku di depan rumahmu kita jalan jalan yu" begitu pesan yang di kirim Alex Meysa tampak masih berfikir apakah dya harus membalas pesan dari Alex atau jangan namun Meysa akhirnya membalas pesan Alex. "Aku ngga mau Aku sibuk!" balas Meysa. "Yaelah sombong amat di ajak keluar malah bilang sibuk!" Sibuk apa sih sibuk tidur atau jangan jangan sibuk mikirin Aku yah ckck" balas Alex dengan sedikit mengeluarkan candaan recehnya. "Ga lucu " balas Meysa singkat. "Aku udah pegel banget Sya sini dong Aku dobrak yah pintunya!" balas Alex. "Iih jangan yaudah tunggu disitu Aku bukain pintunya" balas Meysa cepat. Tap tap tap Klekk Meysa membukakan pintu untuk Alex ... "Ada apa sih Lex?" Kamu ga liat di luar
Ada banyak hal bisa membuat kita tertawa tersenyum dan bahagia mungkin salah satunya juga ketika melihat taman di halaman rumah. Yah, pagi ini setelah sibuk begulat di dapur dan mempersiapkan keperluan Davian sebelum berangkat ke kantor.Aku bergegas ke halaman rumah dan melihat pemandangan baru disana. Yah, bunga-bunga yang ku sukai telah mekar dan tumbuh begitu cantik nya.Sedari dulu aku memang suka bunga, mereka sangat indah saat mekar. keindahan mengalahkan segala hal yang ada di dunia ini. Agak berlebihan memang tapi karna memang bunga-bunga itu seindah itu.CkitTerlihat sebuah mobil berwarna hitam tampak berhenti tepat di depan gerbang rumah Anissa. Tak lama sang punya mobil keluar dari mobil."NISSA ...AA" teriak seorang gadis, dan di susul dua orang lainnya yang ikut memanggil gadis itu. "Anita, Galang ..." gadis itu mengerucutkan bibirnya saat tau ada galang diantara Anita dan entah siapa yang satu lagi. Dia begitu asing belum pernah dia temui sebelumnya. "ketiganya ber