aku berencana untuk membawakan kotak makan untuknya. Aku yakin dia akan senang jika aku perhatian padanya, baiklah waktunya masak yang enak Anissa. Aku mulai berjalan ke dapur dan bergelut dengan kompor, aku hanya akan memasak ayam goreng dan perkedel saja itu adalah makanan favorit Davian sejauh yang aku tahu. Waktu sudah menunjukan pukul 11.20 jarak menuju kantor hanya 30 menit itu pun jika tidak macet jika macet mungkin hanya 40 atau 45 menit. Baiklah aku harus segera berganti pakaian dan memesan taksi juga. Titt Ku dengar suara klakson berbunyi sepertinya itu taksi yang ku pesan tadi, baiklah aku juga sudah siap, aku segera turun kebawah dan tak lupa membawa makan siang untuk Davian. Sebelum berangkat aku terlebih dulu masuk ke kamar Naura dan memberitahu nya jika aku akan pergi sebentar. Tok tok tok "Woy Naura, lu ada di dalem?" "Apasih?" tanya gadis itu sebal, nadanya kini meringkuk memeluk guling sembari memainkan ponselnya. " Rebahan Mulu lu kaya anak muda jompo aja,
Setelah apa yang dilakukan Davian dan wanita yang tak ia kenal sebelumnya aku tak mungkin tinggal di atap yang sama dengan Davian, Aish pria yang ku nikahi itu benar benar brengsek! gerutu gadis itu kesal, aku ingin pergi ke rumah Anita namun aku yakin Davian pasti akan kesana jika tau aku tak ada di rumah.Aku tak punya pilihan lain selain rumah sahabatku itu, bunda? ayah? aku tidak mungkin kesana. Davian pasti akan langsung kesana jika tau aku tidak ada di rumah. Haish Naura arrgghhh. gadis itu kini berteriak kesal mengacak ngacak rambutnya frustasi. iyahh Naura ada di rumah ini bagaimana bisa dia meninggalkan Naura disini dia pasti akan sangat tidak nyaman. tapi persetan dengan semuanya aku sudah muak dan tidak kuat lagi. Siang itu gadis itu pergi hanya membawa tas kecil nya dan telepon genggam saja. ***"Tadi sebelum kesini gue sempat pulang hanya sekedar untuk mengambil baju tapi gak jadi deh, gue cuma bawa ini" ucap gadis itu sembari memperlihatkan hp dan tas kecil yang isi ny
Kejadian beberapa Minggu lalu antara Davian dan Naura membawa dampak baik, Apa yang di lakukan Naura mungkin sulit untuk di maafkan namun hal itu juga yang membuat Anissa dan Davian semakin dekat bahkan semakin intim saja. uwek uwek semalaman Anissa tak bisa tidur karna mual dan pusing yang di rasakan selama beberapa terakhir ini. "Kamu masih mual Nisa?" tanya Davian. "Masih Mas perut aku gak enak banget mungkin karna masuk angin kali yah" jawab Anissa yang kini memegang perutnya yang begitu tak enak. "Yaudah kita kerumah sakit aja yah" Ajak Davian, ia tak bisa berbuat apa apa selain mengelus punggung dan perut istrinya. "Iyah Mas" ucap Anissa lagi. Siang harinya Anissa dan Davian akhirnya pergi kerumah sakit, setelah sampai di rumah sakit akhirnya Anissa masuk ke ruangan priksa dan Davian juga ikut masuk untuk memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. Dokter itu pun mulai memeriksa Anissa wajah nya tampak tersenyum mengarah ke arah Anissa dan juga Davian. "Bu Anissa baik-baik sa
beberapa bulan sudah berlalu, usia kandungan Anissa kini memasuki bulan ke 8. banyak hal sudah berubah menjadi lebih baik. Davian yang begitu penyayang dan perhatian, kedua orangtua Anissa yang lebih sering menginap di rumah terutama akhir akhir ini adalah kelahiran cucu pertama mereka. aku sudah melakukan USG dan bayi pertama aku dan Davian ternyata seorang perempuan, betapa bahagia nya aku dan Davian setelah tau bahwa bayi dalam kandunganku ternyata seorang bayi cantik. pagi ini aku melenggangkan kedua kakiku menuju dapur memasak sesuatu untuk sarapan Davian sebelum berangkat ke kantor. iya ... Davian beberapa kali melakukan pekerjaan rumah termasuk memasak, tapi apa boleh buat ini jadi salah satu hobi ku setelah menikah. aku jadi lebih suka memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lain nya ya meskipun pada akhirnya aku sering mengalami sakit pinggang akhir-akhir ini atau tiba-tba engap dan sulit untuk bernafas karna perutku yang sudah cukup besar. Davian berdiri setelah sarapan
"Sudah puluhan kali aku masuk rumah kamu, tapi tetep aja kalo ke sini betah banget. Apalagi di sini tamannya indah banget." ucap Meysa sembari melihat bunga yang ada di depannya."Lex aku rindu kedua orangtuaku, apa mereka sekarang udah bahagia di atas sana?" tanya mesya dengan wajah yg terlihat sendu"Aku yakin, Sya. orangtua kamu sekarang udah bahagia di sana, tugas kamu yang masih di sini hanya mendoakan mereka dan berusaha yang terbaik untuk diri kamu sendiri" ucap Alex sembari mengelus punggung Mesya lembut."makasih ya Lex kamu selalu ada buat aku, aku beruntung banget aku punya temen sekaligus sahabat sebaik kamu" ucap Meysa"Aahh ... kamu kaya ke siapa aja, Sya. Aku ini sahabat kamu dan kamu ga perlu seperti itu aku akan selalu ada buat kamu" ucap Alex menatap lembut MeysaMeysa menatap sendu ke arah Alex matanya mulai berkaca kaca "Aku mencintaimu Lex, andai saja semudah itu untuk mengucapkannya mungkin akan lebih mudah untuk kita menjalani hubungan ini tapi aku ga yakin kamu
"Aku memang bodoh kalo berfikir Alex juga mencintaiku " ucap Meysa sambil tertidur memeluk gulingnya"Aku harus bagaimana sekarang rasanya Aku ingin memukulnya dengan keras dan berkata kamu jahat Lex kamu benar benar brengsek ." gerutu MeysaDertt pesan masuk ... "Kamu lagi dimana Sya aku di depan rumahmu kita jalan jalan yu" begitu pesan yang di kirim AlexMeysa tampak masih berfikir apakah dya harus membalas pesan dari Alex atau jangan namun Meysa akhirnya membalas pesan Alex"Aku ngga mau Aku sibuk!" balas Meysa" Yaelah sombong amat di ajak keluar malah bilang sibuk!" Sibuk apa sih sibuk tidur atau jangan jangan sibuk mikirin Aku yah ckck" balas Alex dengan sedikit mengeluarkan candaan recehnya"Ga lucu " balas Meysa singkat"Aku udah pegel banget Sya sini dong Aku dobrak yah pintunya!" balas Alex"Iih jangan yaudah tunggu disitu Aku bukain pintunya" balas Meysa cepatTap tap tapKlekkMeysa membukakan pintu untuk Alex ..."Ada apa sih Lex?" Kamu ga liat di luar panas banget gini
"Aku mau pulang!!"ucap Meysa merengek ingin pulang"Iya ... nanti sebentar lagi Sya aku belum ngobrol apa apa sama Dimas kan ga enak , lagian kamu tuh bukan anak kecil lagi masa pengen pulang aja sampe ngerengek kaya gini sih .. malu tuh Dimas ngeliatin kamu"ucap AlexMendengar namanya disebut Dimas menatap wajah Alex dan Meysa sembari menunjukan tangan ke arah nya"Apa ?? Aku ...! Ngga aku ga ngeliatin dya ko" ucap Dimas membela diri"Hahaha ... gw bercanda kali Dim santai aja napa kaya kesiapa aja lo"ucap Alex sembari menepuk pelan bahu DimasDimas hanya tersipu malu sambil sesekali berdehem karna suasa yang begitu tidak nyaman.Dimas menatap ke arah Meysa sepertinya gadis itu benar benar ingin pulang dan tidak nyaman karna ada dirinya"Lo pulang aja lah Lex gw ga apa apa ko lagian kita bisa ketemu lagi nantikan kasian cewe lo kayanya pengen pulang dari tadi" ucap Dimas"Lo yakin Lex " ucap Alex tidak enak"Iya bener gw ga apa apa ko santai aja kali" ucap Dimas"Ayo"Ucap Meysa menari
"Dari tadi aku bertanya padamu kenapa kamu tidak meresponku?? tau dari mana kamu alamat rumahku dan tujuanmu datang kemari untuk apa ?"tanya Meysa"Kamu dari tadi ngomong terus jadi gimana bisa aku menjawab pertanyaan pertanyaanmu itu, pertama tama perkenalkan namaku Dimas Dirga Hanggara aku yakin kamu mengingat nama itu"ucap Dimas santai"Aku tidak bertanya siapa namamu!!"ucap Meysa yang sedikit menekan ucapannya"Aku hanya ingin tau dari mana kamu tau alamat rumahku ?? Ahhh .. iya aku tau Alex pasti memberi tahu kamu dimana alamatku kan Shittt !!! dasar Alex brengsek katanya dya sudah tidak mau lagi mencampuri masa depanku tapi ini apa ?" desis Meysa kesal"Dari kemaren kamu marah marah terus ga cape emang btw aku pegel banget kamu ga mau gtu nawarin aku masuk dulu paling ga duduk dulu disini"ucap Dimas sembari membukukkan tubuhnya dan memijit pelan betisnya"Hahh ... pertama gw ga tau mksud lo datang kesini buat apa terus sekarang lo minta gw buat nyuruh lo duduk disini" ucap Meysa